Chereads / The Birth of a God / Chapter 12 - Bab 11: Jian Shen, Pedang Roh dari Dewa, Volume 2

Chapter 12 - Bab 11: Jian Shen, Pedang Roh dari Dewa, Volume 2

Pagi itu, sinar matahari menembus tirai kamar Wang Liu, membangunkannya dari tidur. Ia bangun, membersihkan diri, dan berjalan menuju ruang makan. Di meja, sarapan sederhana telah tertata rapi. Ayah dan ibunya menunggu dengan senyuman hangat.

"Selamat pagi, Wang Liu," sapa ibunya.

"Selamat pagi," jawab Wang Liu sambil duduk.

Mereka menikmati sarapan dengan tenang. Setelah selesai makan, ayahnya berdiri dan memberi isyarat kepada Wang Liu untuk mengikutinya. "Ada sesuatu yang penting untukmu hari ini," katanya dengan nada serius.

Mereka berjalan ke gudang tua di belakang rumah, tempat yang jarang Wang Liu kunjungi. Ayahnya membuka pintu gudang dan melangkah masuk, lalu berhenti di depan sebuah peti kayu yang disegel dengan rantai emas.

"Ini adalah peninggalan keluarga yang sangat penting. Hari ini adalah waktu yang tepat untuk menyerahkannya kepadamu," kata ayahnya sambil membuka segel peti tersebut.

Dari dalam peti, ayahnya mengeluarkan sebuah pedang dengan panjang sedang, yang diselubungi kain sutra putih berkilauan. Saat kain itu dibuka, pedang itu memancarkan cahaya emas lembut, serupa dengan Aura Jin Guang yang sering muncul dari tubuh Wang Liu.

"Ini adalah Jian Shen," kata ayahnya. "Pedang roh yang diwariskan oleh leluhur kita. Pedang ini memiliki kekuatan spiritual yang luar biasa, bahkan dikatakan sekuat kekuatan seorang dewa."

Wang Liu menerima pedang itu dengan penuh kehati-hatian. Saat tangannya menyentuh gagang pedang, ia merasakan aliran energi yang begitu kuat dan murni, seolah pedang itu hidup.

"Jaga pedang ini dengan baik," pesan ayahnya. "Ini bukan hanya sebuah senjata, melainkan bagian dari perjalananmu sebagai seorang kultivator."

Wang Liu mengangguk pelan. "Aku akan menghormati kepercayaan ini."

---

Dalam perjalanan menuju Akademi Huaxia, Wang Liu membawa Jian Shen yang tersimpan rapi dalam sarung pedangnya. Meskipun disembunyikan, auranya tetap terasa oleh makhluk-makhluk spiritual di sekitarnya.

Di tengah perjalanan, suara lembut namun penuh wibawa bergema di pikirannya.

"Guru, akhirnya aku menemukanmu," suara itu berkata.

Wang Liu menoleh dengan tenang. "Jadi kau adalah roh di dalam Jian Shen?"

"Benar," jawab suara itu. "Aku telah menunggumu selama 7.000 tahun, Guru. Kau adalah orang yang ditakdirkan untuk menjadi tuanku."

Wang Liu tersenyum tipis. "Kau bisa menyebutku tuan jika itu membuatmu nyaman, tetapi jangan terlalu berlebihan. Dan satu hal lagi, jangan muncul secara tiba-tiba. Itu bisa menimbulkan masalah."

Jian Shen tertawa kecil. "Baiklah, Guru. Tetapi, aku sangat ingin menunjukkan kekuatanku."

"Kesempatan itu akan datang," jawab Wang Liu.

---

Setibanya di Akademi Huaxia, suasana sudah ramai. Murid-murid berkumpul di halaman depan, berbicara tentang latihan pedang roh yang akan mereka jalani hari ini.

Saat Wang Liu mendekati gerbang, Yue, Ming, dan Xing melihatnya dan segera menyapanya.

"Wang Liu!" seru Xing dengan semangat.

Yue berjalan mendekat sambil memperhatikan sarung pedang yang dibawa Wang Liu. "Wang Liu, apakah itu pedang rohmu?" tanyanya dengan nada penasaran.

Wang Liu mengangguk. "Iya. Pedang ini bernama Jian Shen."

"Jian Shen?" ulang Yue dengan kagum. "Nama yang luar biasa."

Ming tertawa kecil. "Aku yakin pedang itu pasti memiliki kekuatan luar biasa, sama seperti pemiliknya."

Wang Liu hanya tersenyum tipis, tidak menanggapi lebih jauh.

---

Setelah jam pelajaran selesai, semua murid kelas elite diarahkan ke arena latihan. Guru mereka berdiri di tengah arena, menunggu semua murid berkumpul.

"Hari ini," kata sang guru dengan suara lantang, "kalian akan memulai latihan dasar pedang roh. Bagi yang belum memiliki pedang roh, kami akan memberikan pedang sementara. Tetapi bagi yang sudah memiliki pedang roh, gunakanlah pedang kalian sendiri."

Beberapa murid terlihat gugup, sementara yang lain antusias. Yue, Ming, dan Xing berdiri di dekat Wang Liu. Yue tampak percaya diri dengan pedang roh miliknya, yang baru ia dapatkan beberapa bulan lalu.

"Latihan pertama adalah memanggil roh dari pedang kalian," lanjut guru itu. "Pedang roh adalah cerminan dari kekuatan spiritual kalian. Jika kalian bisa memanggil rohnya, itu berarti kalian memiliki hubungan yang kuat dengan pedang kalian."

Satu per satu, murid mencoba memanggil roh pedang mereka. Beberapa berhasil, menunjukkan roh dalam bentuk burung, naga kecil, atau bentuk lainnya. Tetapi ada juga yang gagal, hanya menghasilkan sedikit kilatan cahaya tanpa bentuk.

Ketika giliran Yue tiba, ia melangkah maju dengan percaya diri. Ia memegang pedang roh miliknya dan memfokuskan energinya. Cahaya biru terang muncul dari pedangnya, membentuk sosok seekor burung phoenix kecil yang melayang di udara.

Semua murid bersorak. "Yue luar biasa!" teriak salah satu murid.

Setelah Yue, giliran Wang Liu. Ia melangkah maju dengan tenang, membawa Jian Shen yang masih tersimpan dalam sarungnya.

"Wang Liu, silakan memanggil roh pedangmu," kata sang guru.

Wang Liu mengangguk, lalu menarik Jian Shen dari sarungnya. Cahaya keemasan langsung memenuhi arena, membuat semua orang terkejut. Ia memejamkan mata dan berbisik pelan, "Jian Shen, tunjukkan dirimu."

Dari pedangnya, cahaya emas yang terang benderang memancar. Sebuah sosok besar mulai terbentuk di udara, jauh lebih besar dibandingkan roh pedang lainnya. Sosok itu adalah seorang pria dengan menggunakan jubah panjang berwarna putih dgn motif biru dan Kuning Emas, memancarkan aura kekuatan yang luar biasa.

Semua murid terdiam, bahkan sang guru pun terpana. "Itu… itu roh pedang kelas dewa!"

Jian Shen berbicara dengan suara yang bergema di seluruh arena. "Aku adalah Jian Shen, pelindung yang telah menunggu selama 7.000 tahun. Wang Liu adalah tuanku yang sejati."

Wang Liu menyentuh gagang pedangnya dengan lembut. "Cukup, Jian Shen. Kau telah membuat pernyataanmu."

Jian Shen menghilang kembali ke dalam pedang, meninggalkan semua orang dalam kebingungan dan kekaguman.

Setelah latihan selesai, Yue, Ming, dan Xing menghampiri Wang Liu.

"Wang Liu, pedangmu luar biasa!" kata Ming dengan penuh semangat.

"Dan roh pedangmu… dia sangat kuat," tambah Yue dengan mata berbinar.

Wang Liu hanya tersenyum kecil. "Aku hanya beruntung memilikinya."

Tetapi di dalam hatinya, ia tahu bahwa Jian Shen adalah lebih dari sekadar pedang. Ia adalah sekutu yang akan membantunya menghadapi takdir besar yang menunggunya di masa depan.