Pagi itu, langit Beijing tampak cerah, diselimuti awan tipis yang bergerak perlahan. Wang Liu duduk di meja makan bersama kedua orang tuanya, menikmati sarapan hangat yang telah disiapkan ibunya.
"Liu, makan yang banyak. Hari ini pasti akan menjadi hari yang sibuk untukmu," ujar ibunya dengan senyum lembut, sambil menuangkan teh hangat ke cangkir Wang Liu.
Wang Liu mengangguk. "Terima kasih, Bu. Aku akan pastikan semuanya berjalan lancar."
Ayahnya, seperti biasa, memperhatikan Wang Liu dengan tatapan tegas. "Kau harus tetap rendah hati, Liu. Jangan biarkan pujian membuatmu lupa tujuanmu."
Wang Liu tersenyum tipis. "Aku mengerti, Ayah. Aku akan menjaga sikapku."
Setelah selesai makan, Wang Liu berdiri, mengenakan tasnya, dan berpamitan kepada kedua orang tuanya.
"Ayah, Ibu, aku berangkat," katanya sambil melangkah keluar pintu.
"Jaga dirimu baik-baik," sahut ibunya.
---
Di perjalanan menuju Akademi Huaxia, Wang Liu memutuskan untuk singgah di sebuah toko kecil. Ia membeli susu favoritnya dan menikmati rasa manisnya sambil berjalan santai.
Saat mendekati gerbang akademi, suasana terlihat berbeda. Kerumunan siswa berkumpul di depan papan pengumuman sekolah, berbicara dengan antusias.
"Apa yang sedang terjadi?" gumam Wang Liu, penasaran.
Ia mendekati kerumunan itu, tetapi tidak ingin bergabung terlalu dekat. Dari kejauhan, ia mendengar potongan percakapan para siswa.
"Kau lihat itu? Wang Liu masuk berita nasional!"
"Dia benar-benar menyelamatkan kota dari naga raksasa kemarin. Itu luar biasa!"
"Tapi kenapa dia tidak pernah bilang kalau dia sekuat itu?"
Ketika kerumunan siswa mulai bubar, Wang Liu berjalan mendekat untuk melihat apa yang tertulis di papan pengumuman. Sebuah poster besar terpampang di sana, menampilkan foto dirinya saat melempar naga ke dalam portal. Judul besar di atasnya berbunyi: "Penyelamat Kota Beijing: Siswa Akademi Huaxia yang Misterius!"
Wang Liu menghela napas pelan. "Seharusnya aku lebih hati-hati," gumamnya sambil tersenyum tipis.
Tiba-tiba, suara akrab menyapa dari belakangnya.
"Wang Liu!"
Ia menoleh dan melihat Yue, Ming, dan Xing—teman-temannya dari kelas elite—berjalan mendekat.
"Kau benar-benar luar biasa, Wang Liu," kata Yue sambil tersenyum lebar. "Aku tidak percaya kau sekuat itu. Kenapa kau tidak pernah memberi tahu kami?"
Ming, seorang pria tinggi dengan rambut pendek rapi, menambahkan, "Aku pikir kau hanya siswa biasa yang pendiam, tapi ternyata kau menyembunyikan kekuatan luar biasa."
Xing, pria berpostur besar dengan sikap santai, menepuk bahu Wang Liu. "Kau benar-benar membuat seluruh sekolah ini terkejut. Bahkan guruku membahas tentangmu pagi ini."
Wang Liu hanya tersenyum kecil. "Aku tidak ingin menarik perhatian. Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan."
Ketiganya tertawa kecil. Yue kemudian berkata, "Kau memang rendah hati. Tapi sekarang seluruh sekolah tahu tentangmu. Bersiaplah untuk jadi pusat perhatian."
Setelah berbincang sejenak, mereka berempat berjalan bersama menuju kelas elite. Di sepanjang perjalanan, Wang Liu merasakan tatapan dari siswa-siswa lain yang penuh rasa ingin tahu dan kekaguman. Beberapa bahkan berbisik ketika ia lewat.
"Lihat, itu dia, Wang Liu!"
"Aku tidak percaya dia bisa mengalahkan naga sebesar itu."
"Dia pasti akan jadi legenda di akademi ini."
---
Setibanya di kelas elite, suasana tampak lebih formal. Semua siswa sudah duduk di tempat mereka masing-masing, tetapi ada sesuatu yang berbeda di depan kelas. Sebuah plakat penghargaan diletakkan di atas meja guru, dikelilingi oleh bunga dan pita.
Guru mereka, Master Zhang, berdiri di depan kelas dengan ekspresi serius namun bangga.
"Selamat pagi, semua," kata Master Zhang dengan suara tegas. "Hari ini, kita memiliki sesuatu yang istimewa untuk dirayakan."
Semua siswa memperhatikan dengan seksama, sementara Master Zhang melanjutkan.
"Seperti yang mungkin sudah kalian ketahui, salah satu dari kita telah melakukan sesuatu yang luar biasa kemarin. Ia menyelamatkan kota ini dari kehancuran dengan mengalahkan seekor naga raksasa. Tindakan ini bukan hanya menunjukkan kekuatan, tetapi juga keberanian dan rasa tanggung jawab yang besar."
Master Zhang kemudian menoleh ke arah Wang Liu. "Wang Liu, maju ke depan."
Semua siswa langsung bertepuk tangan dengan meriah, membuat ruangan dipenuhi dengan sorak-sorai. Wang Liu berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke depan kelas dengan tenang.
"Ini untukmu," kata Master Zhang sambil menyerahkan plakat penghargaan itu. Plakat itu bertuliskan: "Penghargaan Khusus: Wang Liu, Penyelamat Kota Beijing."
Wang Liu menerimanya dengan sikap tenang dan sopan. "Terima kasih, Master Zhang. Saya hanya melakukan apa yang harus saya lakukan."
"Kerendahan hatimu adalah salah satu hal yang membuatmu luar biasa," kata Master Zhang sambil tersenyum tipis. "Tapi ingat, kekuatan besar selalu datang dengan tanggung jawab besar. Gunakan kekuatanmu dengan bijak."
Wang Liu mengangguk. "Saya akan mengingatnya, Master."
Setelah penghargaan itu diberikan, pelajaran dimulai seperti biasa. Namun, suasana di kelas terasa lebih hidup. Teman-teman sekelas Wang Liu terus membicarakan aksinya, sementara Yue, Ming, dan Xing tak henti-hentinya memujinya.
---
Saat bel akhir pelajaran berbunyi, Wang Liu merasa lega. Ia mengemasi barang-barangnya dan bersiap untuk pulang. Yue berjalan di sampingnya.
"Wang Liu, kau benar-benar luar biasa hari ini," kata Yue dengan senyum lembut.
"Terima kasih, Yue," jawab Wang Liu singkat.
Ming dan Xing juga ikut mendekat.
"Kami bangga bisa menjadi temanmu," kata Ming sambil tersenyum.
"Kau benar-benar mengubah cara pandangku tentang kekuatan," tambah Xing.
Wang Liu hanya tersenyum kecil. Ia tahu bahwa hidupnya di akademi ini tidak akan pernah sama lagi setelah hari ini. Tetapi ia juga tahu bahwa rahasia kekuatannya harus tetap tersembunyi, setidaknya untuk sementara waktu.
Dengan langkah tenang, Wang Liu meninggalkan akademi bersama teman-temannya, siap menghadapi apa pun yang akan terjadi di hari-hari mendatang.