Chereads / The Birth of a God / Chapter 2 - Bab 1: Awal dari Sebuah Keajaiban

Chapter 2 - Bab 1: Awal dari Sebuah Keajaiban

Kota Beijing di siang hari adalah pemandangan yang penuh warna. Jalanan dipenuhi kendaraan, suara klakson menggema, dan para pejalan kaki sibuk dengan urusan masing-masing. Namun, bagi seorang anak laki-laki berusia lima tahun bernama Wang Liu, dunia ini terasa seperti taman bermain yang luas.

Dengan kantong kecil tergantung di pundaknya, Wang Liu melangkah keluar dari sebuah toko kelontong. Tangannya memegang erat botol susu yang baru saja dibelinya. Mata beningnya memandang ke sekeliling, penuh rasa ingin tahu seperti anak-anak pada umumnya. Tetapi, siapa pun yang melihat Wang Liu lebih dekat akan merasakan sesuatu yang berbeda darinya. Ada aura misterius yang terpancar dari tubuh kecil itu—sesuatu yang tidak dimiliki anak-anak lain.

Di kejauhan, suara gaduh mulai terdengar. Orang-orang di jalanan mulai menoleh, beberapa berteriak, dan sebagian besar lari terbirit-birit. Wang Liu mengernyit, mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi.

"Apa itu…?" gumamnya pelan, matanya menangkap bayangan besar yang mendekat dari arah jalan raya.

Sebuah makhluk raksasa dengan tubuh hitam berlapis sisik mengerikan muncul dari balik gedung tinggi. Monster itu mengaum keras, suaranya bergema hingga membuat kaca-kaca jendela pecah. Orang-orang yang masih berada di sekitar jalanan berhamburan, berusaha menyelamatkan diri.

Wang Liu berdiri di tempatnya, memandang makhluk itu dengan tenang. Alih-alih merasa takut seperti anak-anak lain seusianya, ia justru tampak penasaran. "Makhluk apa ini? Kenapa ada di sini?" pikirnya.

Monster itu bergerak mendekat, menghancurkan mobil-mobil di sepanjang jalan. Saat ia mengaum lagi, Wang Liu bisa merasakan getaran di udara. Ini bukan makhluk biasa. Aura gelap yang menyelimutinya terasa seperti kekuatan spiritual yang liar dan tak terkendali.

Tanpa pikir panjang, Wang Liu meletakkan botol susunya di atas trotoar. Ia mengepalkan tangannya, merasakan energi hangat yang mengalir dari dalam tubuhnya. Ini bukan pertama kalinya ia merasakan kekuatannya, tetapi setiap kali ia menggunakannya, rasanya seperti bagian alami dari dirinya—seperti bernafas.

"Sepertinya aku harus menghentikan ini sebelum dia menyakiti lebih banyak orang," gumam Wang Liu.

Monster itu menyadari kehadirannya. Mata merah menyala makhluk itu menatap langsung ke arah Wang Liu, seolah-olah mengenali ancaman dari bocah kecil itu. Ia mengaum sekali lagi, lalu menyerang dengan cakar besar yang tajam.

Namun, Wang Liu tidak bergerak. Ia berdiri dengan tenang, menunggu serangan itu mendekat. Saat cakar monster hampir menyentuhnya, Wang Liu mengangkat tangannya. Dalam sekejap, sebuah penghalang energi berwarna keemasan muncul, menghentikan serangan monster itu dengan mudah.

"Aku tidak punya waktu untuk bermain," katanya dengan nada datar.

Dengan satu gerakan tangan, Wang Liu mengarahkan serangan balasan. Dari telapak tangannya, semburan energi spiritual melesat cepat, menghantam tubuh monster itu. Makhluk besar itu terhuyung ke belakang, melolong kesakitan. Luka besar muncul di sisiknya, mengeluarkan cairan hitam pekat.

Orang-orang yang bersembunyi di balik gedung mulai mengintip, mata mereka membelalak melihat seorang anak kecil melawan monster raksasa. Beberapa bahkan mengeluarkan ponsel untuk merekam kejadian itu, meskipun tangan mereka gemetar.

"Siapa anak itu?" salah satu dari mereka berbisik. "Bagaimana dia bisa melakukan itu?"

Sementara itu, Wang Liu melangkah mendekat. Ia menatap monster itu dengan mata dingin, seperti seorang hakim yang memutuskan hukuman. "Kau tidak seharusnya berada di sini," katanya pelan. "Pergilah, atau aku akan memastikan kau tidak pernah kembali."

Monster itu tampak ragu sejenak, tetapi kemudian mengaum lagi, mencoba menyerang Wang Liu sekali lagi. Kali ini, serangan itu bahkan lebih ganas, dengan cakar dan ekor makhluk itu mengarah langsung ke tubuh kecilnya.

Namun, Wang Liu hanya mengangkat tangannya lagi. Dalam sekejap, energi spiritual yang lebih besar keluar dari tubuhnya, membentuk gelombang yang menghancurkan serangan monster itu dan melumpuhkannya dalam sekali pukul. Makhluk itu terjatuh, tubuhnya mulai hancur menjadi partikel-partikel kecil yang menghilang di udara.

Keheningan menyelimuti jalanan. Orang-orang yang menyaksikan kejadian itu tidak bisa berkata apa-apa. Bocah kecil itu baru saja mengalahkan monster raksasa yang bisa saja menghancurkan seluruh kota.

Wang Liu memungut botol susu yang tadi ia letakkan di trotoar. Ia menatap orang-orang yang masih tertegun, lalu tersenyum kecil. "Jangan khawatir. Semuanya sudah aman," katanya santai, sebelum melangkah pergi seperti tidak terjadi apa-apa.

Di sebuah gedung tinggi tidak jauh dari tempat kejadian, seorang pria berjubah hitam menyaksikan semua itu dengan mata tajam. "Anak itu… dia sudah menunjukkan kekuatannya," gumamnya. "Tapi ini baru permulaan. Kita lihat, sejauh apa takdir akan membawanya."

Sementara itu, Wang Liu melanjutkan langkahnya menuju rumah. Di kepalanya, tidak ada kebanggaan atau rasa puas. Baginya, ini hanyalah hari biasa. Namun, di balik kepolosannya, sebuah kekuatan yang luar biasa terus tumbuh—kekuatan yang kelak akan mengguncang dunia.