Pagi itu, udara di kota Beijing terasa sejuk dan segar. Cahaya matahari pagi menerobos celah-celah dedaunan, menciptakan suasana yang damai. Di sebuah rumah sederhana namun nyaman, Wang Liu duduk di meja makan bersama kedua orang tuanya. Di atas meja, berbagai hidangan khas sarapan tersaji, memenuhi ruangan dengan aroma yang menggugah selera.
"Liu, makan yang banyak. Kau butuh energi untuk menghadapi harimu di sekolah," kata ibunya sambil menambahkan sepotong daging ke piring Wang Liu.
Wang Liu tersenyum kecil. "Terima kasih, Bu. Aku tidak akan lupa makan."
Ayahnya, yang duduk di ujung meja, memperhatikan Wang Liu dengan serius. "Liu, ingat apa yang selalu aku katakan. Jangan biarkan dirimu terbawa suasana. Fokuslah pada tujuanmu di akademi."
Wang Liu mengangguk sambil meneguk teh hangat dari cangkirnya. "Aku tahu, Ayah. Jangan khawatir."
Setelah selesai makan, Wang Liu berdiri dan bersiap-siap untuk berangkat. Ia mengenakan seragam akademi dengan rapi, menyampirkan tas di bahunya. Sebelum melangkah keluar, ia berpamitan kepada kedua orang tuanya.
"Bu, Ayah, aku berangkat," ucap Wang Liu.
Ibunya melambai dengan senyum lembut. "Hati-hati di jalan, Liu."
Ayahnya hanya mengangguk pelan. "Jaga dirimu."
Wang Liu melangkah keluar, membiarkan udara pagi yang sejuk menyambutnya. Jalanan kota Beijing sudah mulai ramai dengan aktivitas pagi, tetapi ia tetap berjalan dengan tenang menuju Akademi Huaxia.
---
Ketika Wang Liu tiba di akademi, suasana terasa berbeda dari hari sebelumnya. Bisik-bisik dan tatapan penasaran dari para murid lainnya langsung tertuju padanya.
"Itu dia, Wang Liu! Anak yang menghancurkan hologram kemarin!"
"Bagaimana mungkin seseorang dengan Qi Awal 40 bisa melakukan itu?"
"Apa mungkin dia hanya beruntung?"
Wang Liu mengabaikan semua komentar itu. Ia tetap tenang, melangkah dengan mantap menuju gedung kelas elite. Tatapan penuh rasa ingin tahu dari para murid lainnya tidak memengaruhi ekspresi wajahnya sedikit pun.
Di dalam kelas elite, suasananya lebih teratur. Hanya ada sekitar 20 siswa di kelas itu, semuanya adalah individu berbakat yang telah membuktikan kemampuan mereka di ujian masuk. Wang Liu masuk ke ruangan dengan santai, mencari tempat duduk.
"Wang Liu, di sini!" suara lembut Yue memanggilnya.
Wang Liu menoleh dan melihat Yue melambaikan tangan ke arahnya. Ia duduk di sebelah gadis itu tanpa ragu. Yue tersenyum padanya, tetapi ada sorot penasaran di matanya.
"Kau benar-benar membuat kejutan besar kemarin," kata Yue sambil menatap Wang Liu. "Aku tidak menyangka kau memiliki kekuatan sebesar itu."
Wang Liu hanya tersenyum tipis. "Aku hanya melakukan yang terbaik."
"Kau rendah hati sekali," kata Yue sambil terkekeh pelan.
Meskipun Wang Liu telah menyegel sebagian besar kekuatannya, ia tetap terlihat unggul dalam banyak hal. Kemampuannya untuk tetap tenang di bawah tekanan, cara berpikirnya yang cerdas, dan pemahamannya yang mendalam tentang pelajaran membuatnya segera menarik perhatian para guru dan siswa lainnya.
Saat pelajaran dimulai, guru pertama yang masuk ke kelas elite adalah seorang pria tua bernama Master Zhang, seorang ahli spiritual yang terkenal di seluruh negeri. Dengan jubah panjangnya yang berwarna putih dan rambutnya yang sudah memutih, Master Zhang memancarkan aura kebijaksanaan dan wibawa.
"Selamat pagi, siswa kelas elite," ucap Master Zhang dengan suara tenang namun penuh kekuatan. "Kalian adalah yang terbaik dari yang terbaik. Namun, berada di kelas ini bukan berarti kalian boleh merasa puas. Kalian harus terus berjuang untuk menjadi lebih baik."
Semua siswa mendengarkan dengan serius, termasuk Wang Liu yang tetap fokus pada setiap kata yang diucapkan oleh Master Zhang.
"Pelajaran pertama hari ini adalah tentang pengendalian spiritual," lanjut Master Zhang. "Sebagai individu yang memiliki kekuatan spiritual tinggi, kalian harus belajar bagaimana mengendalikan energi kalian dengan baik. Jika tidak, kekuatan itu bisa menjadi bumerang bagi kalian sendiri."
Master Zhang kemudian mulai menjelaskan teori-teori tentang pengendalian spiritual, diselingi dengan contoh-contoh praktis. Wang Liu menyerap semua informasi itu dengan cepat, meskipun sebagian besar dari apa yang diajarkan sebenarnya sudah ia pahami sejak lama.
Ketika tiba saatnya untuk praktik, Yue terlihat agak gugup. "Wang Liu, aku tidak terlalu pandai dalam pengendalian energi. Bisakah kau membantuku nanti?" tanyanya dengan nada ragu.
"Tentu," jawab Wang Liu tanpa ragu.
Yue tersenyum lega. Ketika giliran Yue untuk mempraktikkan pengendalian energi, Wang Liu memberikan beberapa saran sederhana namun efektif. Dengan bantuan Wang Liu, Yue berhasil menunjukkan pengendalian energi yang jauh lebih baik daripada sebelumnya.
"Terima kasih, Wang Liu. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi tanpa bantuanmu," kata Yue dengan senyum tulus.
Di akhir pelajaran, Master Zhang mengamati setiap siswa dengan cermat. Ketika ia berbicara kepada Wang Liu, nada suaranya penuh arti.
"Wang Liu, kau memiliki potensi besar. Namun, aku merasa kau menyembunyikan sesuatu," kata Master Zhang sambil menatapnya tajam.
Wang Liu tetap tenang. "Master Zhang, saya hanya berusaha untuk belajar dan berkembang seperti siswa lainnya."
Master Zhang tidak mengatakan apa-apa lagi, tetapi sorot matanya menunjukkan bahwa ia masih penasaran dengan rahasia Wang Liu.
---
Ketika bel tanda akhir pelajaran berbunyi, Wang Liu merasa lega. Ia mengemasi buku-bukunya dan bersiap untuk pulang. Yue berjalan di sampingnya, tampak lebih santai daripada pagi tadi.
"Wang Liu, kau benar-benar luar biasa. Bukan hanya kuat, tetapi juga sangat cerdas," kata Yue sambil tersenyum.
Wang Liu hanya tersenyum kecil. "Aku hanya berusaha melakukan yang terbaik."
Yue tertawa kecil. "Kau selalu merendah."
Dalam perjalanan pulang, pikiran Wang Liu kembali melayang ke segel yang ia buat semalam. Meskipun segel itu berhasil mengunci sebagian besar kekuatannya, ia tahu bahwa perjalanan di akademi ini baru saja dimulai. Akan ada banyak tantangan yang harus ia hadapi, dan rahasianya harus tetap tersembunyi—setidaknya untuk saat ini.