"KRING… KRING… KRIIING…" (Bunyi suara jam berdering).
Terbangunlah Andre dari tidurnya dan langsung mencari handphone.
(Pukul 08.00 pagi)
Setelah bersantai beberapa saat Andre pun langsung bergegas mandi dan bersiap – siap karena hari ini ia akan mengunjungi kebun binatang. Ia menyiapkan semuanya dan tidak lupa ia pun membawa kameranya itu.
Andre yang telah rapih dan selesai menyiapkan barang – barangnya itu pun turun dari kamarnya untuk pergi ke meja makan. Ketika ia ingin makan, ia melihat sebuah surat di atas meja tersebut. Akhirnya Andre pun membuka surat itu dan membacanya ;
"Untuk Andre,
Ibu nampaknya ada tugas keluar kota selama dua minggu ini, mohon maaf tidak memberitahukanmu karena ibu juga mendapat perintah mendadak dari atasan ibu malam tadi. Ibu sudah buatkan sarapan buatmu ya, jangan lupa mengunci pintu bila kau sedang keluar atau sekolah dan jangan lupa untuk membersihkan rumah ya.
Maaf ibu tidak membangunkanmu karena ibu lihat kau lagi tidur dengan sangat pulas sekali.
Ibu sayang padamu."
Setelah Andre membaca surat itu ia pun langsung makan sarapannya tersebut dan bergegas untuk pergi. Tak lupa ia juga mengunci pintu seperti apa yang di katakan ibunya tersebut.
Ia pergi menggunakan motor listrik miliknya itu karena jarak kebun binatang itu tidak terlalu jauh dari rumahnya.
Tak lama kemudian Andre pun sampai di kebun binatang tersebut. Ia menyiapkan kamera dan barang – barangnya dan kemudian Andre pun masuk kedalam kebun binatang itu.
(Pukul 10.00 pagi)
(Suara keramaian di kebun binatang itu)
"Wah…, cukup ramai ya tempat ini, mungkin karena hari ini adalah hari libur juga" ucap Andre dalam hatinya.
Andre pun mulai mengunjungi kandang – kandang hewan yang ada di kebun binatang itu satu persatu. Dan mengabadikan foto seluruh hewan tersebut.
"(Menghala nafas)…, sudah lama aku tidak merasa seperti ini ?" ucap Andre dalam hatinya karena merasa senang melihat hewan – hewan itu.
"Wah…, gajah itu besar ya ayah" teriakkan salah satu anak pengunjung sambil menunjuk kearah gajah tersebut dengan sangat gembira.
Andre pun terkejut mendengar suara itu dan memalingkan pandangannya kearah suara tersebut. Kemudian ia mendapati bahwa itu adalah suara seorang anak laki – laki yang tengah bersama keluarganya, ada ayah, ibu dan seorang anak kecil perempuan.
Andre pun tiba – tiba terdiam dan merenung melihat keluarga kecil itu dari kejauhan. Ia teringat akan masa kecilnya dimana ayah dan adiknya masih hidup. Mereka pergi ke kebun binatang yang sama. Kala itu Andre merasa sangat senang menghabiskan waktu bersama mereka.
"Kenangan ini…," ucap Andre dalam hatinya sambil menitikkan air mata.
"Mengapa waktu berlalu begitu cepat ?" lanjut Andre.
"Rasanya ingin sekali kembali ke masa itu, aku sangat rindu pada kalian" ucap Andre dalam hatinya sambil tersenyum.
Kemudian tanpa ia sadari, ada seorang anak perempuan yang cantik dan lucu menghampiri dan menarik – narik celananya.
"Ini untukmu kakak," ucap sang anak kecil itu sambil memberikannya permen gulali.
"Jangan bersedih lagi ya" lanjut anak itu sambil tersenyum ceria.
Andre pun terkejut dengan apa yang dilakukan oleh anak kecil tersebut. Kemudian Andre pun menghapus air matanya.
"Terima kasih ya" ucap Andre sambil tersenyum pada anak itu dan menerima permen gulali yang di berikan anak itu.
Tiba – tiba terdengar suara dari kejauhan.
"Alice, kau dari mana saja" sahut seorang wanita kearah anak kecil itu.
"Aku melihat kakak ini menangis dan memberinya gulali" ucap Alice sambil tersenyum pada wanita itu.
"Maaf, maaf kan anakku ya" ucap wanita itu kepada Andre.
"Tidak, tidak apa – apa" ucap Andre.
"Ayo Alice kita pulang" ucap sang ibu sambil menuntun tangan anaknya dan mengajak anaknya itu pulang.
"Kakak, aku pulang dulu ya" ucap Alice sambil melambaikan tangannya pada Andre lalu pergi.
Lalu Andre teringat akan masa lalunya karena perkataan anak itu.
"Kakak, aku pulang dulu ya" kata – kata terakhir yang Andre ingat dari adiknya.
Andre pun berusaha tegar dan tersenyum.
Setelah momen itu, Andre pun bersiap – siap untuk pulang. Pada saat perjalanan pulang meninggalkan kebun binatang itu Andre tiba – tiba mengalami batuk darah kembali. Ia pun berusaha kuat menghadapi penyakitnya itu dan tetap berusaha merahasiakan semua ini dari siapapun.
Namun tanpa diduga Cyntia yang ternyata sedang berada di kebun binatang itu pun tak sengaja melihat Andre yang sedang batuk darah. Tetapi Cyntia tidak menghampirinya, ia hanya mengamat – amatinya dari kejauhan.
"Apa yang dia pikirkan ?!" ucap Cyntia dalam hatinya karena merasa kesal pada Andre yang tidak mau terbuka akan penyakitnya.
"Kalau Adeline tahu hal ini, pasti ia akan sangat sedih" lanjut Cyntia.
Sementara itu,
Setelah Andre sampai ke rumah, ia pun langsung menuju ke kamarnya.
"Hei Andre, kau sudah pulang ?" tanya sang ibu yang sedang menyiapkan makan siang.
Andre pun terkejut melihat ibunya dan berkata ;
"Bukannya ibu hari ini pergi keluar kota ?" tanya Andre yang terheran – heran.
"Oh itu, ternyata jadwal keberangkatan ibu di geser ke besok malam, hehe" jawab sang ibu Andre.
"Lalu bagaimana kau bisa masuk, kan kunci pintunya aku bawa ?" tanya Andre kembali pada sang ibu.
"Aku punya kunci cadangan, untuk berjaga – jaga" ucap ibunya sambil tersenyum dan menunjukkan kunci cadangan tersebut pada Andre.
"Oh ya ini untukmu, bu" jawab Andre sambil memberikan sang ibu gulali yang ia bawa tadi.
"Wah, tumben sekali kau membawakanku sesuatu" ucap ibu Andre dengan senang hati.
"Pada saat aku di kebun binatang tadi, aku tiba – tiba teringat wajahmu" ucap Andre.
"Dasar anakku yang satu ini, bilang saja kalau kau kangen padaku kan ?" ucap sang ibu sambil tertawa kecil.
Kemudian Andre pun langsung memeluk sang ibu dan berkata ;
"Aku sayang padamu, ibu" ucap Andre.
Sang ibu pun terkejut dengan perlakuan Andre, ia hanya tersenyum dan memeluk anaknya dengan erat.
"Kau tahu Andre, apapun yang kau lakukan atau apapun yang terjadi, kau akan tetap menjadi putra kecilku yang lucu" ucap sang ibu sambil berusaha menenangkan Andre.
"Terima kasih ya bu untuk semua yang telah kau lakukan" ucap Andre dengan mata yang berkaca – kaca.
"Aku yang harusnya berterima kasih Andre, kehadiranmu yang selalu ada untuk menemani ibu itu saja sudah cukup" jawab sang ibu dengan lembut.
"Ketika ayah dan adik pergi, ibu merasa itu adalah akhir dari dunia untuk ibu" ucap sang ibu dengan mata yang berkaca – kaca.
"Namun saat ibu mencoba menenangkan diri kemudian ibu melihatmu menangis di depan makam ayah dan adikmu, pada saat itu ibu berpikir kau masih ada harapan ibu untuk hidup" lanjutnya.
"Harapan itu ialah aku berharap dapat melihatmu tumbuh dewasa dengan sehat, melihatmu lulus dari sekolah itu, melihatmu berhasil dalam menggapai cita – citamu dan melihatmu dapat memiliki sebuah keluarga yang harmonis nanti…, itu semua adalah harapan yang terus membuatku hidup sampai hari ini" ucap sang ibu pada Andre sambil tersenyum.
"Aku tidak akan mengecewakanmu, ibu" ucap Andre sambil kembali memeluk ibunya.
"Baiklah, selama ini kau memang tidak pernah mengecewakanku kan" ucap ibu Andre sambil tertawa dan mencubit hidung Andre.
Setelah selesai, Andre pun masuk ke kamarnya, merapihkan barang bawaannya dan membersihkan dirinya.
Tak lama setelah Andre selesai mandi, ia pun langsung berpakaian dan makan siang bersama dengan sang ibu di meja makan. Andre pun bercerita pada sang ibu tentang kebun binatang tadi.
(Pukul 02.00 siang)
Setelah mereka selesai bercerita. Andre pun langsung bergegas ke toko kamera dan mencetak hasil fotonya itu seperti biasa.
Setelah selesai Andre pun kembali pulang kerumahnya dan beristirahat. Ia pun menghabiskan waktu dengan menonton televisi dan membaca buku dan komik yang ia punya. Ia juga tidak lupa meluangkan waktunya untuk belajar karena ujian sudah dekat.
(Pukul 09.00 malam)
"Bu, aku tidur dulu ya" sahut Andre pada ibunya.
"Baiklah, selamat tidur" jawab sang ibu padanya.
Andre pun masuk kedalam kamarnya dan menutup pintu kamarnya. Ia menyiapkan keperluan sekolahnya untuk esok hari dan tidak lupa ia memasukkan foto – foto tersebut kedalam tasnya. Kemudian ia langsung tertidur dengan pulas.
Tak lama setelah itu ibu Andre pun membuka pintu kamar Andre dan untuk melihat anaknya itu.
"Kau akan tetap menjadi putra kecilku, Andre" ucap sang ibu sambil melihat kearah Andre yang telah tertidur.
"Ia sudah semakin mirip denganmu," ucap sang ibu sambil melihat kearah foto keluarga yang di kamar Andre.
(Komposisi Foto : Ayah Andre, Ibu, Andre dan Adiknya)
"Andai kau bisa melihatnya langsung" lanjut sang ibu sambil tersenyum.
Kemudian ibu Andre pun kembali menutup pintu kamar Andre.
(Handphone ibu Andre berdering)
Ia pun turun dari kamar Andre sambil menjawab telepon tersebut.
Andre pun terbangun mendengar suara dering handphone tadi. Namun ia hanya buka matanya sebentar kemudian ia kembali tertidur.
"Maaf aku harus menyembunyikan penyakitku ini darimu ibu" ucap Andre dalam hatinya.
"Aku tidak mau kau khawatir karena ini" lanjut Andre.
Andre sangat menyayangi ibunya karena ia tahu bahwa keluarganya saat ini hanyalah tinggal ibunya seorang karena kecelakaan yang terjadi pada masa lalu telah merenggut ayah dan adiknya dan ia sadar bahwa ibunya telah bekerja luar biasa keras untuk menghidupi keluarga kecilnya itu.
"Adeline…, aku tak sabar ingin melihatmu lagi besok" ucap Andre kembali dalam hatinya lalu ia kembali tidur.