Chereads / The Redeemer's System / Chapter 19 - Bab 19: Pertarungan di Pegunungan dan Langkah Awal Pencarian

Chapter 19 - Bab 19: Pertarungan di Pegunungan dan Langkah Awal Pencarian

Pegunungan dekat Windfell terbentang di depan mata Renn, dengan puncak-puncak curam dan udara dingin yang menusuk. Suara angin yang berdesir di antara pepohonan memberikan suasana mencekam, seolah mengingatkan bahwa tempat ini bukan untuk mereka yang lemah.

"Serigala Besi, ya?" Renn bergumam sambil memeriksa gulungan misi di tangannya. "Kau yakin ini misi yang cocok untukku, Astra?"

"Tidak ada yang cocok atau tidak, Renn," balas Astra dengan nada tenang. "Ini tentang keberanian dan persiapan. Serigala Besi memiliki kulit keras seperti baja di beberapa bagian tubuhnya, tapi mereka juga memiliki kelemahan di sekitar leher dan perut. Fokus di sana, dan kau akan baik-baik saja."

Renn menarik napas dalam, menggenggam pisaunya lebih erat. Ember di pundaknya tampak gelisah, telinganya bergerak-gerak mendeteksi suara di sekitar.

"Baiklah. Mari kita mulai."

---

Renn bergerak hati-hati melalui jalur berbatu, matanya mengawasi setiap gerakan di semak-semak. Tidak butuh waktu lama sebelum dia menemukan jejak serigala: bekas cakar di tanah dan bulu abu-abu gelap yang menempel di batang pohon.

"Ada di sekitar sini," bisiknya.

"Benar. Aku mendeteksi lima Serigala Besi dalam radius 30 meter," kata Astra. "Tiga di antaranya dewasa, dua lainnya tampaknya masih muda. Tapi jangan remehkan mereka. Serigala Besi selalu berburu dalam kelompok."

Renn menyiapkan diri. Dia tahu ini bukan pertarungan mudah. Tiba-tiba, suara gemerisik terdengar dari semak-semak di depannya. Seekor serigala besar dengan bulu berkilau seperti logam muncul, menatap Renn dengan mata merah menyala.

"Dia datang," gumam Renn, bersiap dalam posisi bertahan.

Serigala itu menggeram rendah sebelum melompat ke arahnya dengan kecepatan luar biasa. Renn menghindar ke samping, pisaunya terayun cepat ke arah perut serigala. Namun, pisaunya hanya meninggalkan goresan kecil.

"Kulitnya terlalu keras di area itu. Fokus pada leher atau celah di sekitar kakinya," saran Astra.

Serigala itu berbalik dengan cepat, mencakar ke arah Renn. Dia mengangkat Bayangan Perisai, menahan serangan itu dengan susah payah. Ember melompat dari pundaknya, menembakkan bola api kecil ke arah serigala. Bola api itu mengenai kaki belakang serigala, membuatnya terhuyung.

Renn tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dia berlari ke arah serigala, melompat ke punggungnya, dan menusukkan pisaunya ke leher. Kali ini, pisaunya menembus kulit keras itu, membuat serigala itu mengeluarkan raungan menyakitkan sebelum akhirnya roboh.

---

Namun, sebelum Renn sempat bernapas lega, empat serigala lainnya muncul dari semak-semak. Dua di antaranya lebih besar daripada yang pertama, dan mereka tampak jauh lebih agresif.

"Ini akan sulit," gumam Renn.

"Gunakan strategi. Jangan biarkan dirimu terkepung," kata Astra.

Renn bergerak cepat, mencoba memancing salah satu serigala keluar dari kelompoknya. Ember terus menembakkan bola api untuk mengganggu mereka, tetapi serigala-serigala itu tampaknya belajar dari kesalahan sebelumnya. Mereka bergerak dengan koordinasi yang menakutkan, mencoba mengepung Renn.

Salah satu serigala melompat ke arahnya, sementara yang lain menyerang dari samping. Renn menggunakan Bayangan Perisai untuk menahan serangan pertama, lalu berguling ke samping untuk menghindari serangan kedua. Dia membalas dengan serangan ke perut serigala yang lebih kecil, berhasil melukainya cukup dalam.

Namun, serigala terbesar tiba-tiba menyerang dengan kekuatan luar biasa, menjatuhkan Renn ke tanah. Ember berusaha membantu dengan menyerang kepala serigala itu, tetapi serigala besar itu mengayunkan cakar besarnya, membuat Ember terlempar ke samping.

"Ember!" Renn berteriak, matanya melebar.

Melihat Ember terkapar, sesuatu dalam diri Renn terbakar. Dia merasakan energi yang berbeda mengalir melalui tubuhnya, seolah-olah amarah dan kekhawatirannya memicu sesuatu yang baru.

"Renn, tenang! Fokus pada pertarungan!" teriak Astra.

Dengan gerakan cepat, Renn memanggil Bayangan Perisai lagi, tetapi kali ini, dia menambahkan serangan baru: Bayangan Tombak. Sebuah tombak gelap muncul di tangannya, dan tanpa ragu, dia melemparkannya ke arah serigala besar itu. Tombak itu menembus dada serigala, membuatnya roboh seketika.

Sisa serigala yang melihat pemimpinnya mati mulai mundur dengan rasa takut. Mereka menghilang ke dalam hutan, meninggalkan Renn dan Ember di tengah medan pertempuran.

---

Renn berlutut di samping Ember, memeriksa kondisinya. Untungnya, Ember hanya terluka ringan.

"Maafkan aku," gumam Renn sambil mengelus kepala Ember.

"Kau berhasil, Renn," kata Astra. "Tapi ini baru permulaan. Pertarungan ini membuktikan bahwa kau semakin kuat, tetapi juga bahwa dunia ini penuh bahaya."

Renn mengangguk, mengambil napas dalam untuk menenangkan diri. Dia mengumpulkan gigi dan kulit dari serigala besar itu sebagai bukti dan bahan untuk dijual.

"Satu langkah lagi," gumamnya. "Aku harus terus maju. Demi ibu, kakak, dan… mencari ayah."

Dengan tekad baru, Renn berjalan kembali menuju kota, membawa hasil pertarungannya sebagai bukti kekuatannya yang semakin tumbuh. Perjalanannya baru saja dimulai, tetapi dia tahu, langkah-langkah kecil ini akan membawanya lebih dekat ke tujuan besar yang dia impikan.