Ketika Renn kembali ke gubuk, matahari sudah hampir tenggelam di balik pepohonan. Tubuhnya terasa lelah, tetapi hatinya lega karena dia berhasil membawa pulang sesuatu. Selain inti magis yang sudah dia serap, dia juga membawa bangkai serigala bayangan yang telah dia kalahkan.
Layla bergegas keluar begitu melihat adiknya. Wajahnya cemas saat melihat luka di tubuh Renn.
"Renn! Apa yang terjadi padamu? Kau terluka lagi!" katanya sambil memegang bahu adiknya.
"Aku baik-baik saja, Layla," jawab Renn dengan senyum tipis. "Tapi aku membawa sesuatu yang mungkin bisa membantu kita."
Layla mengerutkan kening saat melihat tubuh serigala bayangan di belakang Renn.
"Makhluk apa itu?"
"Serigala magis," jawab Renn singkat. "Aku pikir kita bisa memanfaatkan dagingnya."
Layla tampak ragu. "Dagingnya aman untuk dimakan?"
Sebelum Renn menjawab, sistem langsung memberikan analisis.
"Daging serigala bayangan mengandung energi magis yang tinggi. Jika dimasak dengan benar, daging ini tidak hanya aman untuk dimakan, tetapi juga dapat meningkatkan stamina dan kekuatan tubuh."
Renn mengangguk kepada Layla. "Sistem bilang daging ini aman jika dimasak dengan benar. Dan ini mungkin bisa membuat tubuh kita lebih kuat."
Layla masih tampak tidak yakin, tetapi dia tidak punya banyak pilihan. Makanan sangat sulit didapatkan, dan jika daging ini benar-benar bergizi, maka itu adalah keberuntungan besar.
---
Malam itu, mereka memotong-motong daging serigala dengan hati-hati. Layla menggunakan pisau kecil yang tumpul untuk mengiris daging, sementara Renn membantu membersihkan sisanya.
Mereka memasak daging itu di atas api kecil yang menyala di tengah gubuk. Bau harum mulai memenuhi ruangan, membuat perut mereka berbunyi kelaparan.
Layla memandang Renn dengan khawatir. "Kau yakin ini aman, Renn?"
Renn tersenyum kecil. "Aku yakin. Aku akan mencobanya dulu."
Setelah daging itu matang, Renn mengambil sepotong kecil dan menggigitnya. Rasanya sedikit kenyal, tetapi ada rasa manis yang samar dan aroma asap yang kuat.
Dia mengunyah perlahan, merasakan kehangatan menyebar di tubuhnya.
"Sistem, ini benar-benar aman, kan?" tanyanya dalam hati.
"Benar. Energi magis dari daging telah meresap ke dalam tubuh Anda. Stamina Anda akan meningkat secara bertahap setelah mengonsumsinya."
Renn tersenyum lega. "Rasanya enak, Layla. Coba kau makan."
Layla masih ragu, tetapi akhirnya dia mengambil sepotong daging dan mencicipinya. Matanya melebar saat dia mengunyah.
"Rasanya… tidak seperti daging biasa. Ini jauh lebih enak!" katanya.
Ibu mereka, yang selama ini hanya diam di sudut, juga akhirnya mencoba sepotong. Wajahnya yang lelah tampak sedikit lebih cerah setelah mencicipinya.
Malam itu, untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, mereka makan dengan kenyang.
---
Setelah makan, Renn merasa tubuhnya jauh lebih bertenaga. Luka-luka kecil di tubuhnya bahkan mulai sembuh lebih cepat dari biasanya.
"Sistem, apakah daging ini benar-benar bisa mempercepat pemulihan?"
"Benar. Kandungan energi magis dalam daging membantu regenerasi sel dan meningkatkan vitalitas tubuh pengguna."
Renn merasa semakin yakin bahwa berburu makhluk magis adalah cara terbaik untuk memperkuat tubuhnya dan membantu keluarganya bertahan hidup.
Namun, dia juga tahu bahwa semakin kuat makhluk magis yang dia hadapi, semakin besar pula risikonya.
Dia menatap Layla yang sedang membereskan sisa-sisa makanan.
"Layla," katanya pelan, "aku ingin terus berburu makhluk magis."
Layla langsung menatapnya dengan ekspresi khawatir. "Renn, kau sudah terluka cukup parah hari ini. Kau tidak bisa terus-menerus mempertaruhkan nyawamu seperti ini."
"Tapi kita butuh makanan, Layla. Dan daging makhluk magis bisa membuat kita lebih kuat."
Layla menggeleng. "Aku tidak peduli seberapa kuat daging itu. Aku tidak mau kehilanganmu, Renn."
Renn terdiam. Dia tahu Layla hanya ingin melindunginya, tetapi dia juga tahu bahwa dia tidak bisa berhenti sekarang.
"Aku berjanji akan lebih berhati-hati," katanya akhirnya. "Dan aku akan memastikan bahwa aku cukup kuat sebelum menghadapi makhluk yang lebih kuat."
Layla tidak menjawab, tetapi tatapannya menunjukkan bahwa dia masih belum setuju sepenuhnya.
---
Malam itu, setelah semua orang tertidur, Renn duduk sendirian di depan api unggun kecil. Dia memikirkan perjalanan yang ada di depannya, bahaya yang akan dia hadapi, dan kekuatan yang harus dia kumpulkan untuk melindungi keluarganya.
"Sistem," bisiknya, "apakah ada cara untuk mengetahui makhluk magis mana yang paling cocok untuk diburu?"
"Sistem dapat memindai area sekitar dan memberikan rekomendasi makhluk berdasarkan kemampuan dan kebutuhan pengguna."
Renn tersenyum tipis. "Itu akan sangat membantu."
Dia menatap langit malam yang penuh bintang. Di dalam hatinya, dia berjanji untuk menjadi lebih kuat, tidak peduli seberapa berat perjalanan itu.
Hari ini, dia telah mengambil langkah besar, tetapi dia tahu bahwa masih banyak rintangan yang harus dia hadapi. Dunia ini penuh dengan bahaya, tetapi juga penuh dengan peluang bagi mereka yang cukup berani untuk mengambilnya.
Renn memejamkan mata, membayangkan masa depan di mana dia tidak lagi hanya bertahan hidup, tetapi juga mampu melindungi orang-orang yang dia cintai.
---