Hari itu, sinar matahari terasa lebih terik, meskipun pepohonan rindang hutan mencoba menghalanginya. Renn berjalan perlahan di jalur setapak yang mulai menanjak. Ember, si rubah emas, setia mengikutinya di samping, sesekali berhenti untuk mengendus tanah atau melompat ke semak-semak kecil.
"Berapa jauh lagi ke Windfell, Sistem?" Renn bertanya sambil mengusap peluh di dahinya.
"Sekitar dua hari perjalanan jika tidak ada hambatan besar."
"Semoga saja tidak ada," gumam Renn, meskipun dia tahu harapan itu mungkin terlalu muluk.
Mereka melanjutkan perjalanan hingga tiba di sebuah bukit kecil. Dari atas sana, Renn bisa melihat sebagian besar hutan yang telah mereka lewati. Namun, sesuatu di kejauhan menarik perhatiannya—asap hitam mengepul dari arah barat.
"Ember, kau lihat itu?" Renn menunjuk ke arah asap.
Rubah kecil itu menggeram pelan, bulunya berdiri.
"Sistem, apa yang terjadi di sana?"
"Deteksi energi magis besar dari arah tersebut. Kemungkinan besar itu adalah aktivitas makhluk kuat atau pertempuran besar."
Renn terdiam, mencoba mempertimbangkan apa yang harus dilakukan. Asap itu jelas menandakan bahaya, tetapi di sisi lain, dia merasa penasaran.
"Ayo kita lihat. Kalau terlalu berbahaya, kita mundur."
Ember tampak ragu, tetapi akhirnya mengikuti Renn yang mulai menuruni bukit, menuju arah asap.
---
Saat Renn mendekati lokasi asap, dia mendengar suara gemuruh yang menggetarkan tanah. Pohon-pohon di sekitar tampak hancur, seperti baru saja dilalui sesuatu yang besar. Bau darah dan daging terbakar memenuhi udara.
"Apa yang terjadi di sini?" Renn berbisik, mencoba tetap waspada.
Dia mengintip dari balik pohon besar dan melihat pemandangan yang membuatnya terkejut. Di tengah area terbuka, sesosok makhluk raksasa berdiri. Tingginya hampir tiga meter, dengan kulit hijau tebal yang penuh bekas luka. Tangan besarnya menggenggam gada berduri, dan matanya merah menyala penuh amarah. Itu adalah seekor orc besar.
Di sekitarnya, mayat-mayat hewan hutan berserakan. Beberapa masih mengepulkan asap, menunjukkan bahwa mereka baru saja dibantai.
"Sistem, apa ini?" Renn bertanya sambil menahan napas.
"Makhluk ini adalah Orc Titan, salah satu varian orc terkuat. Kemampuan utama: regenerasi otomatis, kekuatan fisik luar biasa, dan daya tahan tinggi terhadap serangan elemen biasa. Bahaya: Tingkat tinggi."
Renn menelan ludah. "Dan kau pikir aku bisa melawannya?"
"Jika Anda ingin bertahan, hindari konfrontasi langsung. Serangan biasa tidak akan efektif kecuali Anda menemukan cara untuk menghentikan regenerasinya."
Renn mundur perlahan, tetapi langkahnya membuat ranting kecil patah. Suara itu cukup untuk menarik perhatian Orc Titan. Makhluk itu berbalik, menatap langsung ke arah Renn dengan tatapan penuh kebencian.
"Ya ampun," Renn mengumpat sambil bersiap. "Kau benar-benar mendengarnya!"
---
Orc Titan melompat ke arah Renn dengan kecepatan yang mengejutkan untuk tubuh sebesar itu. Tanah bergetar saat kakinya menghantam tanah. Renn berhasil menghindar dengan kemampuan 'Lonjakan Cepat', tetapi makhluk itu tidak memberi waktu untuk bernapas. Gada besarnya menghantam pohon di samping Renn, membuatnya hancur berkeping-keping.
"Aku butuh rencana, Sistem!" Renn berteriak sambil berlari menghindar.
"Gunakan lingkungan sekitar. Makhluk ini memiliki tubuh besar, sehingga gerakannya terbatas di area sempit."
Renn melirik ke sekeliling dan melihat beberapa pohon besar yang tumbuh berdekatan. Itu mungkin bisa digunakan.
"Ember, ke sini!" Renn memanggil rubahnya, yang tampak ketakutan tetapi tetap berlari ke arahnya.
Renn memancing Orc Titan ke area dengan pohon-pohon besar itu. Seperti yang dia duga, tubuh raksasa makhluk itu mulai kesulitan bergerak di antara pepohonan yang rapat.
"Bagus, sekarang apa?" Renn bertanya lagi.
"Serangan elemen bayangan Anda mungkin bisa memperlambat regenerasinya. Fokus pada bagian yang sudah terluka."
Renn mengangguk, mengangkat tangannya untuk memanggil energi bayangan. Dia mengarahkan serangan itu ke dada Orc Titan, di mana salah satu luka besar terlihat. Bayangan itu menyelimuti luka tersebut, membuat makhluk itu mengeluarkan raungan marah.
"Berhasil!" Renn tersenyum, tetapi senyum itu tidak bertahan lama. Luka itu mulai menutup lagi, meskipun lebih lambat dari sebelumnya.
"Ini tidak cukup," gumamnya.
Tiba-tiba, Ember melompat ke depan, menghindari gada Orc Titan, dan menggigit salah satu kakinya. Serangan itu membuat makhluk itu kehilangan keseimbangan sejenak.
"Ember! Kau hebat!" Renn mengambil kesempatan itu untuk menyerang lagi, kali ini menggabungkan bayangan dan api. Bola energi gelap yang berkilauan dengan api kecil meluncur ke arah kepala Orc Titan.
Ledakan terjadi, membuat makhluk itu mundur dengan wajah penuh luka bakar.
Namun, sebelum Renn bisa merasa lega, luka-luka itu mulai pulih kembali.
"Ini benar-benar mustahil," Renn mengeluh.
"Makhluk ini memiliki inti regenerasi di tubuhnya. Jika Anda menghancurkan inti tersebut, regenerasinya akan berhenti."
"Di mana intinya?"
"Di dada bagian kiri, dekat jantungnya."
Renn menatap bagian itu, tetapi melawan makhluk ini dari dekat adalah bunuh diri. Dia harus menemukan cara untuk menyerang dari kejauhan.
"Aku butuh waktu. Ember, kau bisa mengalihkan perhatiannya?"
Rubah kecil itu menatap Renn, lalu berlari ke arah Orc Titan, menggonggong keras. Makhluk itu, yang marah karena gigitan sebelumnya, langsung mengejar Ember.
Renn menggunakan kesempatan itu untuk mempersiapkan serangan terakhir. Dia mengumpulkan semua energi magisnya, menciptakan bola api besar yang diselimuti bayangan pekat. Energi itu terasa berat di tangannya, tetapi dia tahu ini adalah satu-satunya cara.
"Ember, minggir sekarang!" Renn berteriak.
Rubah itu melompat ke samping tepat saat Renn melemparkan serangan itu ke dada Orc Titan. Bola energi itu menembus kulit tebal makhluk itu dan langsung menghantam inti regenerasinya.
Raungan terakhir Orc Titan menggema di seluruh hutan. Tubuhnya yang besar perlahan jatuh ke tanah dengan dentuman keras.
Renn terjatuh, kelelahan, sementara Ember berlari ke arahnya, menjilat tangannya dengan khawatir.
"Ya, aku baik-baik saja," Renn berkata sambil tersenyum lelah. "Kau hebat sekali, Ember."
"Selamat. Anda telah mengalahkan Orc Titan. Energi magis yang tersisa dapat diserap untuk meningkatkan kemampuan Anda."
Renn menyentuh tubuh makhluk itu, merasakan energi magisnya diserap oleh sistem. Sebuah kemampuan baru muncul di pikirannya.
"Kemampuan baru diperoleh: Regenerasi Minor. Anda kini dapat memulihkan luka ringan secara otomatis."
"Ini akan sangat berguna," gumam Renn.
Dia berdiri perlahan, menatap tubuh Orc Titan yang tak lagi bergerak. Perjalanan ini semakin berbahaya, tetapi Renn merasa semakin siap untuk menghadapi apa pun yang ada di depan.