Renn terbangun dengan kepala yang terasa sedikit berat. Cahaya bulan menembus jendela kecil di kamarnya, menerangi Ember yang tidur melingkar di sampingnya. Namun, malam itu berbeda.
Di kepalanya, suara sistem terdengar lebih pelan, hampir seperti berbisik. "Peningkatan sistem dimulai. Mohon bersabar. Fungsi utama akan dinonaktifkan selama proses berlangsung."
"Peningkatan?" gumam Renn, masih setengah sadar. "Kenapa sekarang?"
"Data yang terkumpul selama perjalanan Anda memungkinkan aktivasi fungsi baru. Proses ini penting untuk membantu Anda lebih efektif dalam dunia ini."
Renn ingin bertanya lebih banyak, tetapi suara sistem menghilang. Kepalanya mendadak terasa kosong, seperti kehilangan teman yang selalu hadir di pikirannya.
"Ini buruk," pikirnya. Sistem adalah satu-satunya penuntunnya di dunia ini. Tanpanya, Renn merasa seperti berjalan dalam kegelapan.
---
Pagi datang, dan kota Windfell mulai hidup kembali. Renn memutuskan untuk tetap melanjutkan rutinitasnya, meskipun tanpa bantuan sistem. Dia pergi ke pasar untuk membeli beberapa perbekalan dengan uang yang tersisa.
Namun, perasaan aneh terus menghantuinya. Dia merasa diawasi, seperti ada mata-mata yang mengintainya dari bayangan.
Ember juga merasakan hal yang sama. Rubah kecil itu terus gelisah, telinganya berdiri dan matanya menatap tajam ke arah tertentu.
"Kau juga merasa ada yang aneh, Ember?" Renn bertanya sambil mengelus kepala rubah itu. Ember mengangguk kecil, mengeluarkan suara lirih.
Renn memutuskan untuk kembali ke penginapan lebih awal. Dia ingin fokus mempelajari buku mantra yang dibelinya kemarin. Jika sistem tidak aktif, dia harus mengandalkan dirinya sendiri.
---
Saat malam tiba, Renn duduk di lantai kamarnya dengan buku mantra terbuka di depannya. Ember duduk di dekatnya, sesekali mengawasi pintu.
"Baik, mari kita coba mantra 'Cahaya' ini," gumam Renn, membaca instruksi di buku itu.
Dia mengangkat tangannya, memusatkan pikirannya pada energi di sekitarnya. Perlahan, bola cahaya kecil muncul di telapak tangannya. Cahaya itu berkilauan, menerangi ruangan dengan lembut.
"Berhasil," katanya dengan senyum tipis.
Namun, sebelum dia sempat merayakan keberhasilannya, suara langkah kaki terdengar di luar kamarnya. Ember segera berdiri, mengeluarkan suara geraman pelan.
Renn berdiri, mengambil pisau kecil yang dia sembunyikan di sabuknya. "Siapa di sana?" teriaknya.
Tidak ada jawaban. Langkah kaki itu berhenti di depan pintu, menciptakan suasana yang semakin mencekam.
---
Tiba-tiba, pintu terbuka dengan keras, dan seorang pria berjubah hitam masuk dengan cepat. Wajahnya tersembunyi di balik tudung, tetapi auranya memancarkan niat buruk.
"Kau Renn, bukan?" suara pria itu terdengar dingin dan penuh ancaman.
Renn menggenggam pisaunya erat-erat. "Siapa kau? Apa yang kau inginkan?"
Pria itu tertawa kecil. "Aku hanya seorang pengamat. Tapi atasan kami ingin tahu lebih banyak tentangmu."
"Atasan kalian?" Renn menyipitkan mata. "Aku tidak punya urusan dengan kalian."
"Benarkah?" pria itu melangkah maju, dan aura gelap mulai mengalir dari tubuhnya. "Seorang anak dengan energi aneh yang menyelamatkan pedagang di hutan? Kau menarik perhatian yang salah, bocah."
Renn merasa tubuhnya menegang. Sistem masih belum aktif, dan dia tahu dia harus menghadapi ini sendiri.
Pria itu mengangkat tangan, dan bola energi hitam muncul di telapak tangannya. "Kau seharusnya tidak datang ke Windfell."
Namun, sebelum pria itu sempat menyerang, Ember melompat maju, mengeluarkan bola api kecil yang langsung mengenai pria itu.
"Agh!" pria itu mundur, menepuk jubahnya yang terbakar.
"Bagus, Ember!" Renn berteriak, menggunakan kesempatan itu untuk menyerang dengan pisaunya.
Dia mengayunkan pisaunya ke arah pria itu, tetapi serangan itu ditangkis dengan mudah. Pria itu tertawa, mendorong Renn mundur dengan gelombang energi gelap.
"Anak bodoh. Kau terlalu lemah untuk melawan kami."
Namun, saat Renn hampir kehilangan harapan, suara sistem tiba-tiba terdengar di kepalanya. "Peningkatan selesai. Fungsi baru aktif. Mode pertempuran diaktifkan."
Renn merasakan lonjakan energi yang luar biasa. Tubuhnya terasa lebih ringan, dan pikirannya lebih fokus.
"Saran: Gunakan energi bayangan untuk menciptakan perisai. Kombinasikan dengan serangan Ember untuk menjatuhkan musuh."
"Baik!" Renn berteriak, mengangkat tangannya. Energi bayangan muncul di sekitarnya, membentuk perisai yang kokoh.
Ember menyerang lagi, kali ini dengan bola api yang lebih besar. Pria itu terkejut, tidak menyangka Renn bisa melawan balik.
Renn menggunakan kesempatan itu untuk menyerang. Dia mengayunkan perisai bayangannya ke arah pria itu, menghantamnya dengan keras hingga pria itu terlempar ke dinding.
"Tidak mungkin..." pria itu bergumam, darah mengalir dari sudut mulutnya.
"Kau sudah salah memilih lawan," kata Renn dingin, matanya menyala dengan semangat baru.
Pria itu berdiri dengan susah payah, lalu melemparkan benda kecil ke lantai. Asap hitam memenuhi ruangan, dan ketika asap itu menghilang, pria itu sudah lenyap.
---
Renn terjatuh ke lantai, napasnya terengah-engah. Ember mendekatinya, menggosokkan kepalanya ke lengan Renn.
"Pertempuran selesai. Sistem kini memiliki fungsi pertahanan otomatis untuk membantu melindungi Anda dalam situasi darurat."
"Terima kasih... kau datang tepat waktu," gumam Renn, meskipun dia tahu sistem hanyalah alat.
Dia menatap pintu yang rusak dan dinding yang retak. Bahaya baru saja dimulai, dan Renn tahu bahwa dia harus lebih kuat untuk menghadapi ancaman yang akan datang.
Namun, untuk pertama kalinya, dia merasa yakin bahwa dia tidak sendirian. Dengan sistem yang kini lebih kuat dan Ember di sisinya, Renn siap menghadapi apa pun yang menantinya.