Chereads / The Redeemer's System / Chapter 10 - Bab 11: Keberanian yang Teruji

Chapter 10 - Bab 11: Keberanian yang Teruji

Matahari mulai terbenam, menyisakan langit jingga yang perlahan gelap. Renn dan Ember duduk di tepi sungai kecil yang mereka temukan setelah pertarungan sengit dengan Orc Titan. Airnya jernih, memantulkan wajah lelah Renn yang dipenuhi luka kecil dan kotoran. Ember, dengan bulunya yang keemasan, terlihat lebih santai, meski tubuh kecilnya juga menyimpan bekas pertempuran.

"Aku tidak percaya kita berhasil," gumam Renn sambil mencelupkan tangannya ke dalam air, membasuh wajahnya.

Ember menatapnya, mengeluarkan suara pelan seperti setuju.

Sistem berbicara, memecah keheningan. "Kemajuan luar biasa, Renn. Pertarungan tadi membuktikan bahwa Anda mampu menghadapi ancaman besar, meskipun risiko tetap tinggi."

"Risiko tinggi? Itu hampir bunuh diri," balas Renn sambil menghela napas panjang. "Kalau Ember tidak membantu, aku mungkin sudah mati."

Ember menatap Renn, seolah ingin mengatakan bahwa itu adalah tugasnya.

"Bagaimanapun, kita harus terus maju. Aku tidak tahu apa yang akan kita temui di depan, tapi Windfell semakin dekat." Renn berdiri, merapikan peralatannya yang sederhana.

Namun, saat malam mulai merambat, sebuah suara dari balik pepohonan membuat mereka terdiam. Langkah berat yang menyeret, disertai dengan erangan rendah, terdengar semakin mendekat.

Renn langsung siaga, mengangkat tangan kanannya untuk memanggil energi bayangan. Ember berdiri di depan Renn, bulunya berdiri lagi, siap menghadapi ancaman.

Dari balik semak-semak, muncul sosok manusia—atau setidaknya, mirip manusia. Tubuhnya kurus kering, dengan kulit pucat yang tampak seperti lilin. Matanya kosong, tidak ada kehidupan, tetapi gerakannya tetap agresif. Itu adalah Ghoul, makhluk yang dikenal sebagai hasil dari sihir hitam yang mengerikan.

"Sistem, ini apa lagi?" Renn bertanya dengan nada putus asa.

"Makhluk ini adalah Ghoul. Mereka biasanya muncul di dekat daerah dengan energi magis negatif tinggi. Bahaya: Rendah hingga menengah, tetapi dalam jumlah besar bisa sangat mematikan."

"Jadi, ini bukan pertarungan satu lawan satu lagi?" Renn memperhatikan sekitar, memastikan tidak ada lagi makhluk yang muncul.

Sayangnya, dari balik pohon, dua Ghoul lain muncul, bergerak lambat tetapi jelas berbahaya.

"Luar biasa. Selalu saja lebih dari satu," Renn menggerutu sambil mundur perlahan.

---

Salah satu Ghoul melompat ke arah Renn dengan gerakan cepat, cakarnya terangkat tinggi. Renn menghindar dengan menggunakan 'Lonjakan Cepat', lalu melemparkan bola bayangan kecil ke tubuh makhluk itu. Serangan itu membuat Ghoul terhuyung, tetapi tidak cukup untuk mengalahkannya.

"Makhluk ini lebih keras kepala dari kelihatannya," Renn bergumam.

Ember, yang berada di sisi lain, menyerang salah satu Ghoul dengan gigitan di leher. Makhluk itu mengeluarkan erangan mengerikan sebelum akhirnya jatuh ke tanah, tidak bergerak.

"Bagus, Ember!" Renn memuji, tetapi dia tidak punya waktu untuk bersantai. Dua Ghoul yang tersisa menyerang bersamaan, memaksa Renn untuk bertarung lebih agresif.

Dia mengumpulkan energi magisnya, menciptakan bayangan yang lebih besar dan melemparkannya ke salah satu Ghoul. Serangan itu langsung menghancurkan tubuh makhluk itu menjadi abu.

"Cuma satu lagi," gumam Renn sambil terengah-engah.

Ghoul terakhir tampak lebih marah. Makhluk itu melompat lagi, kali ini lebih cepat. Renn tidak sempat menghindar sepenuhnya, sehingga cakarnya berhasil melukai bahu kirinya.

"Agh!" Renn mundur sambil memegang lukanya.

Ember kembali menyerang, menggigit kaki makhluk itu untuk menghentikan gerakannya. Kesempatan ini dimanfaatkan Renn untuk menyerang dengan energi bayangan terakhirnya. Serangan itu langsung menghantam kepala Ghoul, menghancurkannya seketika.

Saat semuanya berakhir, Renn jatuh terduduk di tanah, napasnya tersengal. Ember berlari ke arahnya, menggonggong kecil seolah bertanya apakah dia baik-baik saja.

"Aku baik-baik saja, Ember. Terima kasih sudah membantuku lagi," kata Renn sambil mengusap kepala rubah itu.

"Pertarungan selesai. Energi magis yang tersisa dari Ghoul dapat diserap untuk memperkuat kemampuan Anda."

"Baiklah, lakukan saja," kata Renn dengan nada lelah.

Dia merasakan energi mengalir ke tubuhnya, menyembuhkan luka di bahunya dan memberikan rasa segar yang baru.

"Kemampuan baru diperoleh: 'Aura Anti-Negatif'. Anda kini dapat menciptakan penghalang yang melindungi dari energi magis negatif."

Renn tersenyum kecil. "Setidaknya ada sesuatu yang bagus dari semua ini."

---

Malam itu, Renn dan Ember beristirahat di bawah pohon besar. Renn menyalakan api kecil untuk menghangatkan diri, sementara Ember berbaring di dekatnya, terlihat tenang.

"Dunia ini benar-benar penuh bahaya, ya?" Renn berbicara pelan, lebih kepada dirinya sendiri.

Dia teringat keluarganya—Nira dan Lyla. Perjalanan ini bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk mereka. Dia harus menjadi lebih kuat agar bisa melindungi mereka dari apa pun yang akan datang.

"Ember, kita harus terus maju. Tidak peduli seberapa sulitnya."

Rubah kecil itu mengangkat kepalanya, menatap Renn dengan tatapan penuh pengertian.

Angin malam membawa ketenangan sementara, tetapi Renn tahu bahwa tantangan yang lebih besar menunggu di depan. Dan dia harus siap untuk menghadapi semuanya.

---

Malam semakin larut, namun pikiran Renn terus bergolak. Angin dingin menyapu hutan, membuat api unggun kecil yang dia buat berkedip-kedip. Ember, yang tertidur di sampingnya, sesekali bergerak gelisah, mungkin bermimpi tentang pertarungan yang baru saja mereka lalui.

Renn menyandarkan tubuhnya ke batang pohon, matanya menatap langit malam yang dipenuhi bintang. Hutan yang tadi siang penuh dengan suara kini terasa sunyi, hanya terdengar gemericik air sungai di kejauhan.

"Sistem, kenapa dunia ini terasa seperti mimpi buruk yang tidak pernah selesai?" Renn berbisik.

"Dunia ini memiliki keseimbangan yang rumit, Renn. Bahaya dan peluang selalu berjalan beriringan. Semakin besar tantangan yang Anda hadapi, semakin besar pula kekuatan yang bisa Anda dapatkan."

"Ya, tapi aku tidak bisa terus hidup seperti ini. Selalu bertarung, selalu merasa ada sesuatu yang mengincar." Renn menghela napas panjang. "Aku ingin hidup normal. Setidaknya sedikit damai."

Sistem terdiam sejenak sebelum menjawab. "Kedamaian mungkin sulit dicapai di dunia ini, tetapi tujuan Anda untuk melindungi keluarga adalah alasan yang cukup kuat untuk terus bertahan. Fokus pada itu."

Kata-kata sistem itu, meski sederhana, memberikan Renn sedikit ketenangan. Dia menarik napas dalam, mencoba meyakinkan dirinya bahwa semua ini tidak sia-sia.

Namun, malam itu tidak memberinya kesempatan untuk benar-benar beristirahat.

---

Tiba-tiba, Ember bangkit dengan cepat, bulunya berdiri tegak. Rubah kecil itu mengeluarkan suara geraman rendah, menatap ke arah kegelapan.

"Ada apa, Ember?" Renn segera siaga, mengambil posisi bertahan.

Hutan yang tadinya sunyi kini dipenuhi suara langkah berat, gemerisik dedaunan, dan gemuruh yang menggetarkan tanah. Dari balik pepohonan, muncul bayangan besar yang membuat jantung Renn berdegup kencang.

Seekor Dire Bear, beruang raksasa dengan bulu hitam pekat dan mata merah menyala, keluar dari kegelapan. Ukurannya jauh lebih besar daripada Orc Titan yang mereka lawan sebelumnya, dengan cakar yang cukup besar untuk menebas pohon dalam satu ayunan.

"Sistem, apa ini?!" Renn berbisik dengan panik.

"Ini adalah Dire Bear, salah satu predator puncak di hutan ini. Bahaya: Sangat Tinggi. Kemampuan utama: kekuatan fisik luar biasa, kecepatan tinggi, dan naluri bertahan hidup yang kuat."

"Jadi kau menyuruhku melawan monster ini?!"

"Saran terbaik: lari. Kemampuan Anda saat ini tidak cukup untuk mengalahkan makhluk ini."

Renn tidak perlu diberitahu dua kali. Dia meraih Ember dan berlari sekuat tenaga ke arah yang berlawanan. Namun, Dire Bear segera mengejar, langkah-langkahnya membuat tanah bergetar.

"Sial, dia cepat!" Renn menggertakkan giginya.

Dia memanggil kemampuan 'Lonjakan Cepat' untuk meningkatkan kecepatannya, tetapi Dire Bear tidak menunjukkan tanda-tanda melambat. Bahkan dengan Ember di pelukannya, Renn merasa napasnya semakin berat.

Sistem berbicara lagi. "Gunakan lingkungan untuk memperlambatnya. Hutan ini penuh dengan medan sulit yang bisa Anda manfaatkan."

Renn melihat ke sekeliling, mencari sesuatu yang bisa digunakan. Dia menemukan sebuah tebing kecil dengan banyak pohon tumbang di bawahnya.

"Itu bisa berhasil," gumam Renn.

Dia berlari menuju tebing, memastikan Dire Bear terus mengejarnya. Saat dia tiba di tepi tebing, Renn melompat ke bawah, menggunakan bayangan untuk mengurangi dampak jatuhnya.

Beruang raksasa itu mengikuti, tetapi berat tubuhnya membuatnya sulit mengendalikan arah. Saat melompat, tubuhnya menabrak pohon-pohon tumbang, membuatnya kehilangan keseimbangan dan terjatuh dengan keras.

"Berhasil!" Renn berseru, tetapi dia tahu ini hanya sementara.

Dire Bear menggeram marah, perlahan bangkit meskipun tubuhnya penuh luka akibat pohon-pohon tumbang. Makhluk itu jelas tidak akan berhenti sampai Renn dan Ember menjadi mangsanya.

---

Renn memutuskan untuk bertahan. Dia menurunkan Ember dan berdiri di depan rubah kecil itu, menatap Dire Bear yang semakin mendekat.

"Sistem, ada rencana?"

"Gunakan kemampuan baru Anda, 'Aura Anti-Negatif'. Itu mungkin cukup untuk melindungi Anda dari serangan langsung."

Renn mengangguk, meskipun dia tidak sepenuhnya yakin. Dia memanggil energi magisnya, menciptakan penghalang tipis yang memancarkan cahaya gelap. Aura itu melingkupi dirinya dan Ember, memberikan sedikit rasa aman.

Saat Dire Bear melompat ke arah mereka, Renn mengarahkan energi bayangan dan api ke depan, menciptakan serangan gabungan yang meledak tepat di wajah makhluk itu. Ledakan itu cukup untuk membuat Dire Bear mundur beberapa langkah, mengeluarkan raungan marah.

Namun, Renn tahu dia tidak punya cukup energi untuk melanjutkan serangan seperti itu.

"Ini tidak akan berhasil," gumamnya, merasa putus asa.

Tiba-tiba, Ember melangkah maju, berdiri di depan Renn. Tubuh kecil rubah itu bersinar, memancarkan cahaya emas yang terang.

"Ember? Apa yang kau lakukan?"

Sistem berbicara dengan nada mendesak. "Energi magis Ember sedang teraktivasi. Kemungkinan besar ini adalah bentuk perlindungan terakhirnya."

Rubah kecil itu melompat ke udara, cahaya emasnya semakin terang. Dalam sekejap, energi itu menyelimuti tubuh Dire Bear, membuat makhluk raksasa itu mengerang kesakitan. Cahaya itu seperti pedang yang menusuk langsung ke inti keberadaan Dire Bear, menghancurkannya dari dalam.

Ketika cahaya mereda, Dire Bear terjatuh ke tanah, tidak lagi bergerak. Ember kembali ke tanah, tubuhnya lemah tetapi masih hidup.

Renn segera berlari ke arahnya, memeluk rubah kecil itu dengan hati-hati.

"Ember, kau luar biasa. Kau menyelamatkan kita."

Sistem berbicara lagi. "Selamat. Anda berhasil mengatasi ancaman besar lainnya. Energi yang tersisa dari Dire Bear dapat diserap untuk meningkatkan kemampuan Anda."

Renn mengangguk, membiarkan sistem menyerap energi tersebut. Kali ini, dia merasa tubuhnya lebih kuat, dan sebuah kemampuan baru muncul di pikirannya.

"Kemampuan baru diperoleh: 'Perisai Bayangan'. Anda kini dapat menciptakan penghalang yang lebih kuat untuk melindungi diri Anda dan orang lain."

Malam itu, Renn dan Ember akhirnya bisa beristirahat dengan tenang. Meskipun tubuh mereka lelah, kemenangan ini memberikan harapan baru. Di dunia yang penuh bahaya ini, mereka belajar bahwa keberanian dan kerja sama adalah kunci untuk bertahan hidup...