Felza menghela napas panjang, matanya terpaku pada layar komputer di depannya. Tangannya berhenti mengetik, dan ruang yang semula dipenuhi dengan suara ketikan cepat kini menjadi sunyi.
Ia merasa seperti terperangkap dalam suatu lingkaran tak berujung. Setiap klik yang ia buat, setiap kode yang ia masukkan, seolah membawa ia lebih dalam ke dalam dunia yang penuh kebohongan dan konspirasi. Dunia yang telah merenggut Cecilia darinya.
Cecilia. Nama itu kembali bergema di dalam pikirannya, mengganggu konsentrasinya. Felza bisa mengingat dengan jelas bagaimana ia dan Cecilia bersama-sama merencanakan segalanya.
Mereka bekerja untuk tujuan yang lebih besar, sebuah tujuan yang diyakini akan memberikan dampak positif bagi banyak orang. Tetapi semuanya runtuh dalam sekejap.
Kematian Cecilia bukan hanya kehilangan pribadi baginya. Tapi itu adalah sebuah peringatan. Peringatan bahwa kebenaran yang mereka cari lebih berbahaya daripada yang mereka bayangkan.
Felza kembali membuka file-file yang pernah ia dan Cecilia kumpulkan. Di antara ribuan data yang ada, satu hal yang jelas, korupsi yang mereka telusuri bukanlah sekadar kejahatan kecil.
Ini adalah sebuah jaringan besar yang mencakup pejabat-pejabat tinggi, perusahaan-perusahaan besar, dan tokoh-tokoh yang memiliki kekuatan lebih dari yang ia duga.
Cecilia selalu mengatakan bahwa untuk mengungkap kebenaran, mereka harus berhati-hati.
Tetapi bagaimana bisa berhati-hati ketika segala sesuatu yang ia hadapi adalah kebohongan dan manipulasi yang lebih besar dari dirinya?
Felza merasa marah, perasaan itu mengalir seperti api di dalam dirinya. Ia mengingat kata-kata Cecilia: "Jika kita mundur sekarang, semuanya sia-sia."
Itu adalah pesan yang ia pegang teguh, tetapi seiring waktu, kata-kata itu terasa semakin berat.
Setiap langkah yang ia ambil, setiap jejak yang ia temukan, membawa ia lebih dekat kepada kekuatan yang jauh lebih besar daripada dirinya.
Ia berbalik dari layar dan melihat ke sekitar ruang kerjanya yang kini berantakan. Semua benda yang dulunya menjadi bagian dari kehidupan sehari-harinya kini terasa tidak penting.
Buku-buku, alat-alat elektronik, dan catatan-catatan yang bertebaran di meja tidak lagi berarti apa-apa. Felza tahu bahwa ia harus melangkah lebih jauh, lebih dalam, dan berani mengambil langkah yang lebih besar.
Menggali kebenaran adalah satu-satunya cara untuk melanjutkan perjuangannya. Namun, bagaimana bisa ia melakukannya sendirian?
Saat ia merenung, tiba-tiba layar komputernya kembali menyala. Ada pesan baru yang masuk.
Felza merapatkan pandangannya pada pesan itu. Pesan yang muncul di layar datang dari sumber yang tidak ia kenal. Ia membuka pesan itu dengan hati-hati.
"Felza, kami tahu apa yang kau cari. Jangan berani-berani mendekati mereka sendirian."
Felza membaca pesan itu berkali-kali, mencoba mencerna maksudnya. Siapa yang mengirimkan pesan ini? Bagaimana mereka tahu tentang pencariannya? Suatu perasaan aneh muncul di dalam dirinya.
Pesan ini bisa saja jebakan, atau mungkin, hanya orang yang mencoba memperingatkan dirinya.
Namun, sesuatu dalam pesan itu membuatnya merasa seperti ada lebih banyak hal yang tersembunyi. Sebuah teka-teki yang lebih besar dari yang ia bayangkan.
Ia memutuskan untuk menyelidiki pengirim pesan itu. Felza membuka terminal dan mulai menyusuri jejak digital. Dengan keahliannya, ia bisa melacak alamat IP pengirim pesan dan menemukan sumbernya.
Setelah beberapa menit mencari, akhirnya ia menemukan sebuah server yang terhubung ke jaringan internasional. Server itu memiliki tingkat keamanan yang sangat tinggi, jauh melampaui apa yang bisa ia akses dengan kemampuan normal.
Felza tahu ini bukan pekerjaan yang bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Ini bukan sekadar menyusup ke dalam jaringan yang biasa ia lakukan.
Ini adalah sebuah tantangan besar, dan ia harus berhati-hati. Ia harus bekerja dengan cepat, tetapi tetap menjaga ketenangannya. Setiap langkah yang ia ambil bisa jadi berisiko tinggi.
Sambil menunggu kesempatan untuk menyusup ke dalam server itu, Felza melanjutkan dengan menganalisis data yang sudah ia kumpulkan.
Semakin dalam ia menggali, semakin ia menemukan bukti-bukti yang mengarah pada sebuah konspirasi besar.
Namun, ada sesuatu yang membuatnya ragu. Di balik data yang ia temukan, ada kekuatan yang tak terlihat. Sebuah jaringan yang sangat tersembunyi yang bisa menghancurkan siapa saja yang mencoba mengungkapnya.
Setelah berjam-jam bekerja, akhirnya ia menemukan celah di dalam sistem. Sebuah celah kecil, yang meskipun tampak sepele, bisa membawanya lebih dekat ke kebenaran.
Ia dengan hati-hati mengakses server itu, menembus sistem keamanan yang rumit dan mulai menyaring informasi yang ada.
Di sana, ia menemukan lebih banyak bukti. Bukti yang mengarah langsung pada para pejabat pemerintah, korporasi besar, dan individu-individu yang memiliki kendali atas banyak aspek kehidupan di Indonesia.
Mereka semua terlibat dalam skema manipulasi yang sangat terorganisir. Felza merasa dirinya semakin terperangkap dalam sebuah labirin yang tak bisa ia hindari.
Setiap jejak yang ia temukan, membawa ia lebih jauh ke dalam ancaman yang tak terbayangkan.
Namun, ia juga tahu bahwa ia tidak bisa mundur sekarang. Cecilia selalu mengatakan bahwa mereka hanya akan berhasil jika mereka bersatu.
Sekarang, ia merasa lebih dari sebelumnya bahwa ia membutuhkan bantuan. Ia tidak bisa menghadapi ini sendirian.
Dengan tekad yang bulat, Felza membuka aplikasi pesan terenkripsi dan mengirimkan pesan singkat kepada seorang temannya yang ia percayai.
Teman yang ia kenal sejak masa kuliah, seseorang yang memiliki keahlian di dunia peretasan dan juga memiliki akses ke jaringan yang lebih besar.
Temannya itu adalah satu-satunya orang yang ia percaya bisa membantunya dalam hal ini.
"Kita perlu bertemu. Ini lebih besar dari yang kita kira."
Setelah mengirim pesan itu, Felza kembali memfokuskan perhatiannya pada layar komputer. Ia tahu bahwa dalam beberapa jam ke depan, kehidupannya akan berubah.
Ini bukan lagi tentang mencari kebenaran yang tersembunyi di balik kematian Cecilia. Ini adalah tentang melawan sebuah sistem yang lebih besar, lebih berbahaya, dan lebih kuat dari apa yang bisa ia bayangkan.
Dan ia akan terus maju. Ini semua demi Cecilia. Untuk kebenaran, dan juga untuk keadilan.
=========