Chereads / Hacker's Heart / Chapter 1 - Sisa Harapan

Hacker's Heart

Zeinomena
  • 35
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 409
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Sisa Harapan

Jakarta, 2025. Kota yang selalu sibuk, tak pernah berhenti berdenyut. Gedung-gedung tinggi berdiri tegak, menghalangi langit yang terkadang tampak hanya sebagai bayangan di antara kaca dan beton.

Di jalanan, kendaraan berlalu-lalang, sementara di sekitarnya, kehidupan manusia terus bergulir, berkejaran mengejar mimpi, ambisi, dan harapan.

Namun di tengah kesibukan itu, ada satu pria yang seolah terpinggirkan, yang bersembunyi di dalam keramaian.

Felza Wellian, seorang hacker dengan kejeniusan yang tak bisa disangkal, merasa seperti bayangan yang melintas, tak pernah benar-benar dilihat oleh orang lain, meskipun dunia maya yang ia kuasai seakan memperhatikannya lebih dari yang ia inginkan.

Di ruang kerjanya yang sempit dan berantakan, Felza duduk di depan komputer. Tumpukan dokumen, catatan, dan kabel-kabel yang terjerat membuat ruangan itu terlihat seperti cermin dari pikirannya. Berantakan, penuh teka-teki, dan sulit dipahami.

Dengan mata lelah yang terpaku pada layar, Felza sibuk mengetikkan serangkaian kode, membenahi sistem yang ia buat agar tidak mudah ditembus.

Dalam dunia maya, ia adalah seorang raja yang bisa mengendalikan segalanya, tetapi di dunia nyata, ia lebih suka berada di balik bayang-bayang, terisolasi dari dunia luar.

Hanya ada satu hal yang membuatnya merasa lebih hidup, sesuatu yang memberikan arti dalam setiap hembusan nafasnya, yaitu Cecilia.

Cecilia, wanita yang mengubah hidupnya. Jurnalis investigasi yang berani, penuh semangat, dan tidak kenal takut. Mereka bertemu dalam dunia maya, masing-masing dengan tujuan yang tersembunyi, mencari kebenaran dalam lapisan-lapisan korupsi yang menyelimuti dunia.

Awalnya, hubungan mereka hanya sebatas profesional. Felza mengungkapkan data dan informasi yang tak terjangkau oleh media, sementara Cecilia mengungkapnya kepada dunia.

Namun, semakin mereka bekerja bersama, semakin mereka terikat. Semakin banyak waktu yang mereka habiskan bersama, semakin dalam perasaan itu tumbuh. Perasaan yang tak bisa Felza hindari meskipun ia berusaha menutupinya dengan segala cara.

Felza tidak pernah yakin dengan dunia nyata. Dunia maya memberikan kelegaan, keamanan, dan kontrol. Di balik layar, ia bisa menyembunyikan dirinya dan tetap merasa memiliki kekuatan.

Namun, Cecilia adalah pengecualian. Cecilia membawa Felza keluar dari kenyamanan itu.

Cecilia mengajarkan Felza untuk melihat dunia dengan cara yang berbeda, untuk tidak hanya memecahkan masalah digital, tetapi juga memperjuangkan keadilan dalam kehidupan nyata.

Cecilia membuat Felza merasa bahwa ada lebih dari sekadar kode dan algoritma di dunia ini. Ada harapan, ada cinta, dan ada perjuangan.

Namun, meskipun Felza merasa terikat oleh perasaan itu, ia tetap terjebak dalam ketakutan dan keraguannya sendiri. Dunia yang dipenuhi dengan ketidakpastian membuatnya sulit untuk percaya sepenuhnya pada orang lain.

Ia takut kehilangan. Takut dunia nyata akan menghancurkan segalanya. Cecilia, yang penuh semangat dan keyakinan, sering kali merasa frustrasi dengan Felza.

Dia ingin Felza keluar dari dunia maya, ingin ia berani menghadapi kenyataan dan melawan ketidakadilan yang mereka hadapi bersama.

Tetapi Felza merasa nyaman di balik komputer, merasa lebih aman di ruangnya yang tertutup.

Malam itu, setelah beberapa minggu bekerja tanpa henti untuk membongkar sebuah skandal besar yang melibatkan pejabat tinggi dan perusahaan energi besar, mereka duduk bersama di ruang tamu kecil apartemen Felza.

Cecilia, dengan semangatnya yang tak pernah padam, menceritakan temuan terbarunya.

"Felza," kata Cecilia, matanya berbinar, "kita hampir sampai. Aku menemukan bukti yang lebih besar dari yang kita kira. Ini akan mengguncang dunia."

Felza menatapnya dengan serius, namun ada keraguan yang melintas di matanya.

"Apakah kamu yakin?" tanyanya, suaranya berat. "Ini bukan permainan, Cecilia. Jika kita salah langkah, kita bisa berhadapan dengan kekuatan yang jauh lebih besar dari kita."

Cecilia tersenyum, dengan senyum yang penuh keyakinan dan keberanian. "Kita tidak akan salah, Felza. Kita punya kebenaran di pihak kita. Aku percaya kita bisa melakukannya. Kita sudah jauh di sini, dan ini adalah saatnya untuk menunjukkan kepada dunia siapa yang sebenarnya berkuasa."

Felza terdiam, mendengarkan kata-kata Cecilia. Ia tahu Cecilia benar. Mereka sudah sangat dekat untuk mengungkapkan kebenaran.

Namun, ada perasaan yang tidak bisa ia hindari, yaitu ketakutan. Ketakutan bahwa mereka akan kehilangan segalanya dalam perjuangan ini. Mereka menyadari bahwa suatu waktu, mereka bisa saja tidak akan selamat.

Mereka berdua berbicara hingga larut malam, merencanakan langkah-langkah selanjutnya.

Namun, di dalam hati Felza, ada satu pertanyaan yang terus mengganggu. Apakah ia siap menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka? Apakah ia siap untuk melihat dunia yang lebih terang, tetapi dengan harga yang sangat mahal?

Hari berikutnya, Cecilia keluar untuk menemui beberapa sumber informasi yang sangat penting. Felza tinggal di apartemennya, memeriksa kembali data yang mereka kumpulkan.

Saat itu, ia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Cecilia tidak menghubunginya selama berjam-jam, sesuatu yang tidak biasa. Felza mencoba menghubunginya, namun teleponnya tidak tersambung.

Ketegangan mulai merayapi pikiran Felza, tetapi ia berusaha menenangkan diri. Mungkin Cecilia sedang sibuk, atau mungkin ia terjebak dalam suatu wawancara. Namun, kekhawatiran itu semakin menguat.

Sore itu, Felza mendapat pesan singkat dari nomor yang tidak dikenal. Dengan hati yang berdebar, ia membuka pesan itu.

Felza begitu terkejut melihat isi pesannya. Ternyata isinya hanya sebuah share lokasi. Ya, sebuah lokasi. Si pengirim pesan mengirimkan sebuah lokasi keberadaan Cecilia saat ini.

Khawatir dengan keadaan Cecilia, segera Felza mengirimkan pesan kepadanya

'Cecilia… ada sesuatu yang salah. Tolong hubungi aku segera.'

Namun tidak ada balasan pesan dari Cecilia, hingga membuat kepanikan melanda Felza. Ada apa sebenarnya, begitu isi pikiran Felza.

Felza mencoba menelepon Cecilia, namun juga tak ada jawaban. Jantungnya mulai berdebar lebih kencang. Ini pasti ada sesuatu yang tidak beres, pikirnya.

Dengan langkah cepat, ia memutuskan untuk keluar dan mencari Cecilia, mengikuti jejak-jejak yang ditinggalkannya.

"Lokasi Cecilia sama dengan lokasi yang dikirim orang misterius itu!", gumam Felza, dan semakin mempercepat langkahnya.

Namun, saat ia sampai di lokasi yang di janjikan oleh si pengirim pesan itu, ia menemukan sesuatu yang jauh lebih buruk dari yang ia bayangkan.

Cecilia ditemukan tewas dalam sebuah kecelakaan yang mencurigakan. Sebuah kecelakaan yang tampaknya tidak mungkin terjadi begitu saja.

Dunia Felza runtuh. Semua yang telah mereka perjuangkan, semua harapan yang telah mereka bangun, hancur dalam sekejap.

Kehilangan Cecilia menghancurkan hati Felza. Dalam sekejap, ia merasa bahwa dunia yang ia coba ubah kini tidak berarti lagi.

Ia merasa kehilangan arah, terjebak dalam kegelapan yang lebih pekat dari sebelumnya. Felza merasa semua sudah berakhir.

Tetapi di tengah kesedihannya, ada satu hal yang tak bisa ia abaikan. Cecilia selalu mengatakan bahwa mereka berjuang untuk kebenaran dan juga untuk keadilan.

Dan kebenaran itu masih ada, tersembunyi di balik tirai kebohongan yang harus mereka bongkar.

Dengan tekad yang baru, Felza tahu bahwa ia harus melanjutkan apa yang telah mereka mulai.

Meskipun Cecilia sudah tiada, perjuangan mereka belum selesai. Dan di dunia maya, tempat di mana ia merasa paling kuat, Felza akan menemukan cara untuk mengungkapkan kebenaran yang telah dibayar dengan harga yang sangat tinggi.

========