Setelah ujian yang mengerikan di dalam gua itu, Li Xing merasa seolah-olah dunia di luar ini tak lagi sama. Semuanya terasa lebih berat, lebih padat, dan lebih berbahaya. Namun, di dalam hatinya, ada perasaan yang berbeda. Rasa percaya diri yang baru, yang jauh lebih kuat dari sebelumnya. Ia tahu bahwa jalan yang akan dilalui masih panjang, penuh dengan bahaya yang tidak terduga, namun ia siap menghadapinya. Hanya ada satu tujuan yang menggerakkan setiap langkahnya: balas dendam atas kematian kekasihnya, dan untuk menjadi yang terkuat di alam semesta ini.
Li Xing mengikuti pria tua itu keluar dari gua. Mereka melangkah ke luar dan kembali ke permukaan dunia yang sepi. Hutan di sekitar mereka tampak seperti dunia lain, seolah-olah dunia ini sama sekali berbeda dari tempat yang baru saja mereka tinggalkan. Udara terasa lebih berat, penuh dengan energi yang tidak dapat dijelaskan. Cahaya bulan yang redup menyinari langkah mereka, memberikan nuansa suram pada tempat itu.
Pria tua itu berhenti di tepi sebuah danau kecil, airnya jernih namun memantulkan cahaya bulan dengan cara yang aneh, menciptakan bayangan-bayangan yang tidak terdefinisi. "Kau sudah mengalahkan bayanganmu, Li Xing. Namun, itu baru langkah pertama. Sekarang, kau harus menghadapi kegelapan yang lebih dalam. Ini adalah dunia yang penuh dengan kekuatan yang tidak bisa dibayangkan. Hanya mereka yang mampu mengendalikan kegelapan yang akan bertahan. Apakah kau siap?"
Li Xing menatap pria tua itu dengan tekad yang tak tergoyahkan. "Aku tidak takut. Aku tahu ini hanya permulaan. Tidak ada yang bisa menghentikanku sekarang."
Pria tua itu mengangguk perlahan. "Kau akan menemui banyak orang dengan kekuatan yang lebih besar daripada yang pernah kau bayangkan. Mereka bukan hanya sekedar musuh mereka adalah tantangan yang akan menguji setiap bagian dari dirimu. Kau harus belajar untuk menerima dan mengendalikan kekuatan dalam dirimu, dan tidak membiarkan kegelapan menguasaimu."
Dengan kata-kata itu, pria tua itu melangkah ke tepi danau dan merentangkan tangannya. Tiba-tiba, air danau itu mulai bergetar, menciptakan gelombang yang berputar, membentuk lingkaran yang semakin besar. Li Xing terkejut, tetapi ia tidak mundur. Ia menatap dengan seksama, merasa bahwa ini adalah ujian yang lebih berat dari sebelumnya.
"Ini adalah ujian kedua, Li Xing," kata pria tua itu, suaranya bergema di udara yang semakin berat. "Kau akan menghadapi ujian dari alam semesta itu sendiri. Kekuatan yang akan kau hadapi adalah kekuatan yang tak bisa dikendalikan hanya dengan kekuatan fisik. Ini adalah ujian tentang keberanianmu, dan tentang bagaimana kau menggunakan energi Dao yang telah kau pelajari."
Air danau itu semakin berputar, dan tiba-tiba muncul makhluk yang menyerupai ular raksasa dari dalam kedalaman air. Mata makhluk itu bercahaya merah, dan tubuhnya dilapisi sisik hitam yang berkilau seperti obsidian. Makhluk itu melayang di atas permukaan air, mengeluarkan desisan yang menakutkan, seolah-olah ingin menelan seluruh dunia.
Li Xing terkejut, tetapi ia tahu bahwa ia harus bertindak. Dengan gerakan cepat, ia menarik energi Dao-nya dan mengarahkannya ke tangan, menciptakan bola energi yang bercahaya di antara telapak tangannya. Bola itu bersinar terang, menyebarkan aura yang memancarkan kekuatan besar.
Makhluk itu bergerak dengan kecepatan yang luar biasa, menyerang Li Xing dengan mulut yang terbuka lebar, menampakkan deretan gigi tajamnya. Li Xing tidak panik. Ia memusatkan seluruh kekuatan Dao-nya dan mengarahkan bola energi ke makhluk itu. Begitu bola energi itu mengenai tubuh makhluk, ledakan besar terjadi, menyebarkan cahaya yang membutakan.
Namun, makhluk itu hanya sedikit terguncang. Ia tidak berhenti, malah meluncur lebih cepat, mencoba menyerang Li Xing dari berbagai arah dengan kecepatan luar biasa. Li Xing tahu bahwa ini bukanlah pertempuran biasa ini adalah ujian yang menguji batas kemampuannya.
Li Xing mengalirkan lebih banyak energi Dao, memfokuskan seluruh konsentrasi pada makhluk itu. Namun, setiap kali ia menyerang, makhluk itu tampak bisa menghindar dengan kecepatan yang tak terduga. Dalam sekejap, makhluk itu sudah berada di belakangnya, mencoba menyelubungi tubuhnya dengan tubuh besar dan gelapnya.
Li Xing menggerakkan tangannya dengan cepat, menciptakan perisai energi untuk menahan serangan makhluk itu. Namun, serangan itu jauh lebih kuat dari yang ia perkirakan. Perisai energi itu hancur dalam sekejap, dan Li Xing terlempar jauh, menghantam batu besar di dekat danau.
Penyakit luka terasa menusuk tubuhnya, namun ia tidak menyerah. Ia kembali berdiri, merasakan kekuatan Dao yang mengalir lebih deras. Rasa sakit itu hanya memperkuat tekadnya. "Aku tidak akan jatuh," bisiknya dengan suara keras. "Aku akan mengalahkanmu."
Dengan satu gerakan, Li Xing mengarahkan aliran energi Dao-nya dalam serangan bertubi-tubi, menciptakan gelombang energi yang menghantam makhluk itu dengan keras. Ledakan besar terjadi, dan makhluk itu terlempar ke belakang, terluka parah. Li Xing tidak memberikan kesempatan untuk makhluk itu pulih. Ia mengejarnya dengan kecepatan luar biasa, menggunakan seluruh kekuatan yang dimilikinya.
Dalam serangan terakhir, Li Xing melepaskan kekuatan Dao yang paling kuat, menghancurkan makhluk itu menjadi serpihan energi yang menghilang dalam cahaya. Keheningan menyelimuti danau, dan makhluk itu tidak lagi ada.
Li Xing berdiri, napasnya terengah-engah, namun hatinya dipenuhi oleh rasa kemenangan yang mendalam. Ia tahu bahwa ini adalah ujian yang paling berat yang pernah ia hadapi, dan dengan mengalahkannya, ia telah melangkah lebih dekat ke tujuannya.
Pria tua itu muncul di belakangnya, wajahnya menunjukkan tanda-tanda kepuasan. "Kau telah lulus, Li Xing. Kau berhasil mengendalikan kekuatan dalam dirimu dan mengalahkan musuh yang lebih kuat dari dirimu. Namun, ingatlah, ini baru permulaan."
Li Xing menatap pria tua itu, kelelahan tetapi penuh semangat. "Aku tidak akan berhenti," jawabnya dengan suara yang tegas. "Aku akan terus maju, apapun yang harus aku hadapi."
Li Xing berdiri di atas tanah basah yang dipenuhi serpihan energi yang memancar dari tubuh makhluk yang baru saja hancur. Setiap inci tubuhnya bergetar karena sisa-sisa energi yang tertinggal, tetapi tekadnya lebih kuat daripada rasa lelah yang menggerogoti tubuhnya. Ia memandang air danau yang kini kembali tenang, namun dalam hatinya, pertempuran ini menyisakan bekas yang mendalam. Pertarungan itu menguji lebih dari sekadar kekuatan fisik, tetapi juga tekad dan keinginan yang lebih dalam, yang terkadang tidak terlihat oleh orang lain.
Pria tua itu berjalan mendekat, wajahnya yang penuh keriput tak menunjukkan ekspresi berlebihan, tetapi matanya penuh dengan rasa hormat. "Kau melawan bukan hanya dengan kekuatan, tetapi dengan keberanian. Namun, ingatlah, ini baru permulaan, Li Xing. Dunia ini lebih luas dari yang kau kira, dan tantangan yang lebih berat menantimu."
Li Xing menarik napas dalam-dalam, merasakan aliran energi Dao yang mulai stabil di dalam dirinya. "Aku tahu," jawabnya, suara tekad yang lebih dalam daripada sebelumnya. "Setiap musuh yang aku hadapi hanya akan menjadikan aku lebih kuat. Tidak ada yang bisa menghentikanku."
Pria tua itu menatapnya sejenak, lalu mengangguk dengan pelan. "Sungguh, tekadmu luar biasa. Namun, dalam perjalanannya, kau akan menemui hal-hal yang tak bisa diselesaikan hanya dengan kekuatan. Kegelapan dalam diri manusia jauh lebih berbahaya daripada makhluk yang tampaknya seperti musuh eksternal. Kau harus belajar untuk menahan nafsu dan ambisi yang tak terkendali."
Li Xing menatap pria itu, sejenak ragu dengan kata-katanya. "Apa maksudmu?"
"Di dunia ini," jawab pria tua itu, "ada banyak sekte dan kekuatan yang memiliki tujuan berbeda-beda. Tidak semuanya akan berada di sisi yang benar. Bahkan mereka yang mengaku paling bijaksana bisa terjerumus dalam keinginan yang lebih gelap. Kau harus mampu membedakan antara kekuatan yang membawa kebaikan dan yang merusak."
Li Xing merasa sebuah pertanyaan muncul dalam dirinya, tetapi ia memilih untuk menahannya. Ia menyadari bahwa jalan ini tidak akan sesederhana yang ia bayangkan. Kegelapan tidak hanya datang dari makhluk-makhluk di dunia ini, tetapi juga dari hati mereka yang memiliki ambisi, keinginan, dan dendam yang tak terpuaskan. Bagaimana bisa ia tetap setia pada tujuan utamanya untuk membalaskan dendam kekasihnya, jika jalannya harus ditempuh dengan memilih antara kekuatan yang baik dan kekuatan yang bisa merusak dunia?
"Sekarang," kata pria tua itu melanjutkan, seolah membaca pikirannya, "aku akan mengajarkanmu cara untuk menyelami kekuatan Dao dengan lebih dalam. Tidak hanya kekuatan luar, tetapi juga kekuatan batin yang akan memberimu ketenangan dalam menghadapi godaan yang datang."
Li Xing mengangguk, meskipun dalam hatinya rasa ragu itu tetap ada. Ia tahu, untuk menjadi yang terkuat, ia harus mengendalikan dirinya lebih baik lagi. Bukan hanya mengandalkan kekuatan fisiknya, tetapi juga kekuatan dalam hatinya kekuatan untuk tetap setia pada jalan yang telah ia pilih.
Pada malam yang sunyi, pria tua itu membawa Li Xing ke sebuah lembah terpencil yang dipenuhi dengan batu-batu raksasa. Tempat ini terasa berbeda lebih sunyi, lebih terisolasi dari dunia luar. Di tengah lembah, terdapat sebuah altar batu yang sudah usang, dikelilingi oleh ukiran-ukiran kuno yang tampaknya berasal dari zaman yang sangat lama. Suasana di sana seolah mengundang perenungan yang mendalam, jauh dari dunia yang sibuk dan penuh kekacauan.
"Tempat ini adalah pusat dari ajaran Dao yang lebih dalam," ujar pria tua itu. "Di sini, kita akan melakukan latihan yang akan menghubungkanmu dengan kekuatan yang lebih besar dari apa yang telah kau pelajari sejauh ini."
Li Xing mengikuti pria tua itu menuju altar. Ia merasakan sebuah tekanan energi yang sangat kuat yang terasa hampir menyesakkan dada. Setiap langkahnya seolah semakin mendekatkan pada kekuatan yang tersembunyi di balik dunia ini. Ia tahu bahwa latihan ini akan sangat berat, namun ia siap menghadapinya. Tidak ada yang bisa menghentikan langkahnya sekarang.
Pria tua itu mulai berbicara dengan suara yang lembut namun penuh kuasa. "Sekarang, fokuskan pikiranmu. Biarkan energi Dao mengalir melalui tubuhmu. Jangan takut untuk merasakannya. Biarkan aliran itu menjadi bagian dari dirimu, bagian dari setiap nafas yang kau ambil."
Li Xing menutup matanya dan berusaha fokus. Awalnya, energi itu terasa asing, seperti sesuatu yang sulit dijangkau. Namun, dengan setiap usaha, ia merasakan getaran halus di dalam dirinya. Energi itu mulai mengalir, bukan hanya melalui tubuh fisiknya, tetapi juga melalui pikirannya, hatinya. Ia merasakan sebuah koneksi dengan alam semesta yang lebih besar, seolah-olah ada sesuatu yang lebih dalam yang membimbing setiap gerakannya.
Namun, tidak semuanya berjalan mulus. Ketika ia semakin dalam menyelami aliran energi Dao, Li Xing merasakan sebuah kekuatan besar yang mendorongnya ke dalam ketidakpastian. Suara-suara aneh terdengar di kepalanya, suara-suara yang berbisik tentang ambisi dan kehancuran. Mereka mencoba menariknya ke dalam kegelapan ke dalam keinginan untuk memiliki kekuatan tanpa batas.
Li Xing merasakan godaan itu. Godaan untuk menyerah pada kekuatan yang lebih besar, untuk membiarkan ambisi menguasai dirinya. Namun, di dalam kegelapan itu, ia teringat akan tujuannya yang lebih besar membalaskan kematian kekasihnya dan menjadi yang terkuat. Dengan pikiran itu, ia menarik dirinya kembali, menahan godaan yang hampir melahapnya.
Ia membuka matanya dan menghembuskan napas panjang. Kekuatan Dao mengalir lebih lancar dalam dirinya, lebih murni, lebih terkontrol. "Aku tidak akan tergoda," bisiknya. "Aku akan tetap berjalan di jalan ini. Apa pun yang datang, aku akan menghadapinya."
Pria tua itu tersenyum dengan penuh kebanggaan. "Kau telah lulus ujian batinmu, Li Xing. Kekuatan yang sejati tidak hanya datang dari luar, tetapi dari dalam dirimu sendiri. Kau telah membuktikan bahwa kau mampu mengendalikan diri, dan dengan itu, kau akan lebih siap untuk menghadapi tantangan yang lebih besar."