Pagi datang dengan sinar matahari yang lembut menembus sela-sela pepohonan, tetapi di dalam hati Li Xing, malam yang telah berlalu meninggalkan kesan mendalam. Kekuatan Dao yang baru saja ia temui bukanlah sesuatu yang bisa dikuasai begitu saja. Ia merasakan beban yang lebih besar, sebuah tanggung jawab yang lebih berat untuk mempertahankan diri dari godaan-godaan yang mungkin muncul di sepanjang perjalanan. Kekuatan sejati datang bukan hanya dari luar, tetapi dari kemampuan untuk mengendalikan hati dan pikiran. Ia tahu bahwa perjalanan ini lebih dari sekadar menjadi yang terkuat. Ini adalah ujian batin yang tidak akan pernah berhenti.
Setelah latihan yang panjang di lembah terpencil, Li Xing dan pria tua itu kembali ke desa yang terlupakan di kaki gunung. Namun, meskipun suasana di sekitar mereka tampak damai, Li Xing tahu bahwa dunia luar tidak pernah tidur. Ancaman selalu mengintai di balik setiap sudut, menunggu saat yang tepat untuk muncul. Dan ia tahu, meskipun ia telah menguasai banyak teknik, ia belum siap menghadapi apa yang menantinya di luar sana.
"Li Xing," suara pria tua itu memecah keheningan. "Ada sebuah sekte yang baru-baru ini muncul di wilayah ini. Mereka dikenal sebagai 'Lima Kelopak Duka'. Mereka bukan sekadar kelompok biasa. Kekuatan mereka berasal dari jalan yang gelap dan terlarang. Kekuatan mereka didasarkan pada pengorbanan dan penderitaan. Aku takut, mereka akan menjadi ancaman besar."
Li Xing mendengarkan dengan seksama, meskipun hatinya terasa berat. "Apa yang mereka inginkan?"
"Segala sesuatu," jawab pria tua itu. "Mereka berusaha untuk membuka gerbang menuju dunia yang lebih tinggi, dengan cara mengorbankan jiwa-jiwa yang tidak bersalah. Mereka percaya bahwa kekuatan sejati datang dari penderitaan yang tak terkatakan. Mereka akan menargetkan siapa saja yang dianggap lemah dan tidak berdaya. Kau harus berhati-hati, Li Xing."
Li Xing menatap pria tua itu, matanya penuh tekad. "Aku tidak takut pada mereka. Jika mereka menghalangi jalanku, aku akan menghancurkan mereka."
Pria tua itu menggelengkan kepala pelan. "Kekuatan bukanlah segalanya, Li Xing. Terkadang, mereka yang tampak lemah adalah yang paling berbahaya. Kau harus berhati-hati dengan cara mereka berpikir, dengan cara mereka melihat dunia. Jika kau tidak siap, kau bisa jatuh ke dalam perangkap yang mereka buat."
Li Xing menundukkan kepalanya, mencoba mencerna kata-kata pria tua itu. Ia merasa bahwa perjalanan ini tidak hanya tentang melawan musuh fisik, tetapi juga tentang melawan kekuatan batin yang bisa menghancurkan seseorang dari dalam. Ia tidak bisa tergesa-gesa, dan ia tidak bisa melawan dengan cara yang biasa. Setiap langkah harus dihitung dengan hati-hati.
"Baik," jawab Li Xing akhirnya, suara yang rendah namun penuh tekad. "Aku akan berhati-hati."
Hari-hari berlalu, dan Li Xing semakin mendalami kekuatan Dao. Namun, meskipun ia berlatih keras, rasa cemas selalu menyelimutinya. Ia merasa bahwa semakin banyak yang ia pelajari, semakin ia sadar akan betapa sedikitnya yang ia tahu tentang dunia ini. Ada begitu banyak lapisan dalam dunia ini, begitu banyak misteri yang tersembunyi. Bahkan dengan semua pengetahuan yang telah ia kumpulkan, ia tahu bahwa jalan yang ia pilih bisa membuatnya terjatuh ke dalam kegelapan yang tak terduga.
Sekte 'Lima Kelopak Duka' semakin sering terdengar di desanya. Ada kabar bahwa mereka sedang mengumpulkan kekuatan untuk membuka portal yang konon bisa membawa mereka ke dunia yang lebih tinggi, tempat kekuatan yang lebih besar dan lebih berbahaya menunggu. Namun, tidak ada yang tahu pasti apa yang mereka inginkan. Mereka tampaknya sangat tertutup dan misterius, tidak ada yang berani mendekat terlalu dekat.
Suatu malam, ketika Li Xing sedang berlatih di luar, ia merasakan adanya gangguan yang kuat. Aura yang tak terduga menyelimuti seluruh desa, dan ia segera menyadari bahwa ini bukan sekadar gangguan biasa. Ia merasakan hawa dingin yang menusuk, energi yang sangat kuat namun tidak bersahabat, seperti sesuatu yang sangat gelap dan mengancam.
Li Xing bergegas menuju pusat desa, di mana ia melihat sekelompok orang berpakaian serba hitam. Mereka bergerak dengan sangat terorganisir, dan di tengah-tengah mereka, seorang pria muda berdiri dengan tatapan dingin dan penuh kebencian. Matanya bersinar dengan api yang tidak manusiawi, dan aura yang dipancarkan sangat menakutkan. Orang-orang di sekitarnya tampak tunduk padanya, mengikuti setiap perintahnya tanpa ragu.
"Siapa mereka?" Li Xing bertanya pada diri sendiri, meskipun jawabannya sudah jelas. Ini adalah anggota dari sekte 'Lima Kelopak Duka'. Mereka tidak datang untuk berdamai. Mereka datang untuk menghancurkan.
Pria muda itu menatap Li Xing dengan tatapan yang tajam. "Kau datang tepat waktu," kata pria itu dengan suara yang penuh kebencian. "Kami sedang mencari seseorang yang berani melawan jalan kami. Kau akan menjadi contoh dari apa yang terjadi pada mereka yang mencoba menghentikan kami."
Li Xing merasakan darahnya mendidih. "Aku tidak akan membiarkan kalian melakukan ini," katanya dengan suara tegas. "Aku akan menghentikan kalian, apa pun yang terjadi."
Pria muda itu tertawa sinis. "Kau pikir bisa mengalahkan kami dengan kekuatanmu yang lemah itu? Kau belum tahu apa-apa tentang penderitaan sejati."
Li Xing tidak memberi jawaban, sebaliknya, ia mulai merasakan energi Dao yang mengalir dalam dirinya. Ia tahu, ini bukanlah pertarungan biasa. Ini adalah ujian sejati, ujian yang akan menguji lebih dari sekadar kekuatan fisiknya, tetapi juga kekuatan jiwanya. Ia tidak akan membiarkan sekte ini membawa kehancuran pada dunia yang telah ia perjuangkan.
Ketegangan menggantung di udara, seolah setiap napas yang dihirup Li Xing semakin menambah bobot dari pertarungan yang akan datang. Angin yang berhembus dengan pelan membawa aroma tanah basah, namun dalam hati Li Xing, sebuah api membara, siap untuk menyala. Musuhnya adalah sekte yang tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik, tetapi juga kekuatan gelap yang berasal dari pengorbanan dan penderitaan. Sekte ini sangat berbahaya, dan ia harus berhati-hati dengan setiap langkah.
Pria muda yang berdiri di hadapannya itu, dengan tatapan dingin yang menusuk, memperkenalkan dirinya sebagai Li Shan, pemimpin muda dari sekte 'Lima Kelopak Duka'. "Jangan sia-siakan waktu dengan perlawanan yang tak berguna. Kami sudah merencanakan ini sejak lama," katanya dengan senyum yang penuh keyakinan, seolah kemenangan sudah di depan mata.
Li Xing memandangnya, merasakan kekuatan yang mengalir dalam tubuhnya. Tetapi, meskipun ia merasa lebih kuat dari sebelumnya, ada sesuatu yang mengganggu. Bayangan gelap yang mengelilingi Li Shan tidak hanya berasal dari kekuatan fisik, tetapi dari sesuatu yang lebih dalam, lebih misterius sesuatu yang tidak bisa dilawan hanya dengan kekuatan biasa.
"Apa yang kalian cari?" tanya Li Xing, berusaha untuk memecah ketegangan yang semakin mencekam. "Apa tujuan dari sekte kalian? Mengapa kalian memilih jalan ini?"
Li Shan tertawa pelan, suaranya penuh dengan penghinaan. "Tujuan? Kami tidak mencari tujuan seperti yang kau pikirkan. Kami mencari kebenaran. Pengorbanan adalah jalan menuju kekuatan sejati, dan penderitaan adalah kunci untuk membuka dunia yang lebih tinggi. Kekuatan yang kami miliki berasal dari keheningan dunia, dari energi yang tidak terlihat, yang hanya bisa dimengerti oleh mereka yang siap untuk menanggung beban dunia."
Li Xing merasa darahnya mengalir lebih cepat, dan dalam dadanya, rasa marah semakin menggebu. "Jangan bicara tentang penderitaan, Li Shan. Kau tidak tahu apa itu penderitaan sejati. Aku akan menghentikanmu, dan menghancurkan sekte ini."
Li Shan hanya tersenyum sinis. "Kau tidak tahu apa yang sedang kau hadapi. Kami bukan sekadar sekte biasa. Kami adalah kekuatan yang tidak bisa dihentikan. Dan sekarang, kau akan merasakan harga dari kebodohanmu."
Tanpa memberi kesempatan lebih lanjut, Li Shan mengangkat tangannya, dan seketika itu juga, energi gelap mulai mengelilinginya. Aura yang menakutkan meledak, dan Li Xing merasakan hawa dingin yang menusuk hingga ke tulang. Ini bukanlah serangan biasa. Ini adalah kekuatan yang sangat berbahaya, yang tidak hanya mengandalkan fisik, tetapi juga mengendalikan ruang dan waktu.
Li Xing tidak bisa lagi hanya bertahan. Ia tahu bahwa ini adalah titik balik, saat ia harus menguji batas dari semua yang telah ia pelajari. Dalam sekejap, ia merasakan energi Dao dalam dirinya mengalir lebih kuat, seperti sungai yang terhimpun di bawah permukaan, siap untuk meletus.
Mengambil napas dalam-dalam, Li Xing menutup matanya, merasakan irama Dao yang mengalir dalam dirinya. Semua ajaran yang ia terima, semua latihan yang telah mengubah dirinya menjadi lebih kuat, kini menjadi satu. Ia membuka matanya, dan dalam sekejap, tubuhnya bergerak dengan kecepatan yang luar biasa. Dengan satu gerakan, ia menyalurkan kekuatan Dao yang murni, mencoba untuk menghadapi energi gelap yang menghujani dirinya.
Namun, Li Shan bukan lawan yang mudah. Dengan senyum dingin di wajahnya, dia mengendalikan energi yang mengelilinginya, membuat gelombang energi itu semakin kuat. Setiap serangan yang dilancarkan oleh Li Xing seakan diserap oleh energi gelap, dan ia merasa seperti sedang berhadapan dengan tembok yang tak tergoyahkan. Meski begitu, Li Xing tidak mundur. Setiap serangan yang gagal justru membuatnya lebih tekun, lebih keras. Ia tahu bahwa ini bukan hanya tentang menang, tetapi tentang menguasai dirinya sendiri.
Beberapa kali, serangan Li Shan hampir mengenai Li Xing, tetapi ia berhasil menghindar dengan gerakan yang tajam dan terukur. Setiap langkah yang ia ambil adalah hasil dari latihan yang panjang, yang mengasahnya menjadi lebih tajam, lebih cepat, dan lebih cerdas dalam menghadapi musuh-musuh yang lebih kuat. Namun, Li Shan terus menekan, dan Li Xing merasakan tubuhnya mulai kelelahan. Energi Dao yang ia keluarkan semakin banyak, tetapi tidak cukup untuk menghentikan gelombang kekuatan gelap yang datang dari sekte itu.
"Sekarang, rasakan penderitaan yang sesungguhnya," kata Li Shan, dan dengan gerakan tangan yang penuh keyakinan, dia melepaskan serangan besar yang mengarah langsung ke Li Xing.
Li Xing tidak punya waktu untuk menghindar. Dalam sekejap, ia merasakan dunia berputar, dan tubuhnya terhimpit oleh energi gelap yang luar biasa. Namun, dalam kesakitannya, ada sebuah suara dalam dirinya yang mengingatkannya akan tujuan sejatinya untuk menjadi yang terkuat, untuk membalas dendam, dan untuk melindungi mereka yang ia sayangi.
Dengan sisa-sisa kekuatan yang ada, Li Xing menggenggam erat energi Dao yang ada dalam dirinya. Ia tidak akan menyerah. Tidak sekarang, tidak pernah. Sekali lagi, ia meluncurkan serangan balasan dengan kekuatan yang lebih besar, lebih terfokus. Kali ini, ia tidak hanya mengandalkan fisik, tetapi mengandalkan keberanian dan tekad yang ada dalam hatinya.
Ledakan besar mengguncang udara, dan kedua kekuatan itu saling berbenturan dengan dahsyat. Li Shan terhuyung mundur, matanya terbuka lebar. "Kau... kau tidak seperti yang ku kira," katanya, suara terkejut di balik senyumnya yang tipis.
Li Xing berdiri tegak, meskipun tubuhnya lelah dan darahnya mengalir dari luka-luka kecil di sekujur tubuhnya. "Aku akan menghentikan kalian. Apa pun yang terjadi," jawabnya dengan suara penuh tekad.