Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Sylphoria

🇮🇩mr_one_two_three
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
0
Views
Synopsis
Di tengah benua Sylphoria yang penuh konflik antar elemen, seorang pemimpin muda bernama KingKoboy memulai perjalanan epik untuk mendirikan kerajaan baru. Dengan visi persatuan dan kedamaian, ia menghadapi berbagai tantangan, mulai dari ancaman pemberontak hingga intrik politik dari benua lain yang merasa terancam oleh keberadaannya. Bersama para sekutunya – Lira, seorang diplomat cerdas, dan Jenderal Galdor, seorang prajurit tangguh – KingKoboy berusaha membangun fondasi kerajaan yang kokoh. Namun, bayangan ancaman dan pengkhianatan selalu mengintai di setiap langkahnya. Mampukah ia mewujudkan mimpinya dan menjadi simbol persatuan bagi Sylphoria?
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1: Permulaan yang Rapuh

Angin lembut berdesir melalui dataran hijau luas di perbatasan benua Sylphoria, membawa aroma bunga liar dan harapan baru. Di tengah padang yang tak terjamah, KingKoboy berdiri memandang cakrawala. Mantel panjangnya berkibar mengikuti irama angin, seakan menjadi simbol tekadnya yang tak tergoyahkan. Di hadapannya terbentang lahan kosong, tempat ia bertekad membangun kerajaan baru.

"Apakah ini tempat yang Anda pilih, Yang Mulia?" Suara dalam dan tegas datang dari seorang pria berperawakan besar di belakangnya. Jenderal Galdor, pemimpin pasukan elemen bumi, berdiri dengan sikap siaga. Wajahnya yang keras dan penuh bekas luka mencerminkan pengalaman perang yang tak terhitung.

KingKoboy mengangguk, menatap tanah yang belum tergarap dengan pandangan penuh keyakinan. "Ya, ini tempatnya. Dari sini, kita akan memulai sesuatu yang baru. Sebuah kerajaan yang tidak dibangun atas dasar ketakutan, tapi atas dasar persatuan."

"Tanah ini subur, tapi kita jauh dari peradaban," Galdor mengingatkan. "Kita butuh waktu untuk membawa rakyat, membangun infrastruktur, dan memastikan pertahanan dari ancaman luar."

"Waktu adalah hal yang paling berharga," KingKoboy menjawab. "Namun, jika kita tidak mulai sekarang, kita tidak akan pernah memiliki masa depan."

Di kejauhan, suara langkah-langkah kaki mendekat. Seorang wanita ramping dengan jubah biru tua muncul, membawa gulungan peta di tangannya. Mata tajamnya memancarkan kecerdasan. Ini adalah Lira, mantan diplomat dari benua elemen angin, yang kini menjadi penasihat KingKoboy.

"Yang Mulia, saya telah memetakan area di sekitar sini," kata Lira sambil menyodorkan peta. "Kita berada di titik strategis. Ada sungai besar sekitar tiga kilometer ke timur yang bisa menjadi sumber air utama. Namun, hutan di barat dihuni oleh kelompok pemberontak yang tidak suka kehadiran kita."

KingKoboy mengamati peta itu dengan seksama. "Pemberontak hanya akan menjadi ancaman jika kita memperlakukan mereka sebagai musuh. Aku ingin kau mengirim utusan untuk berbicara dengan mereka. Tawarkan kerja sama. Kita butuh semua bantuan yang bisa kita dapatkan."

Galdor mendengus, jelas tidak setuju. "Pemberontak tidak paham apa-apa selain kekerasan. Mereka akan melihat diplomasi sebagai tanda kelemahan."

"Kekuatan sejati adalah ketika kita bisa menghindari pertumpahan darah," KingKoboy menegaskan. "Kita akan coba cara ini terlebih dahulu. Jika mereka menolak, barulah kita pikirkan cara lain."

Lira tersenyum tipis. "Pendekatan Anda sangat idealis, Yang Mulia. Namun, itulah alasan saya memilih mengikuti Anda."

Langit mulai berubah warna menjadi jingga saat matahari tenggelam di ufuk barat. Para pekerja, yang terdiri dari sekelompok kecil rakyat yang percaya pada visi KingKoboy, mulai mendirikan tenda-tenda pertama. Tidak ada istana megah atau kota besar, hanya fondasi awal dari sebuah mimpi besar.

Malam itu, KingKoboy berdiri di tengah perkemahan, menatap api unggun yang menyala terang. Wajah-wajah lelah tetapi penuh harapan mengelilinginya. Ia berbicara dengan suara lantang, memastikan semua orang mendengarnya.

"Kita mungkin hanyalah sekelompok kecil saat ini, tetapi setiap kerajaan besar dimulai dari langkah pertama. Kita tidak membangun kerajaan untuk menaklukkan, tetapi untuk menciptakan tempat di mana semua orang, dari elemen mana pun, bisa hidup berdampingan."

Para pekerja bersorak, semangat mereka menyala seperti api unggun. Namun di sudut gelap perkemahan, bayangan seseorang yang tidak dikenal mengamati dari jauh, membawa kabar tentang keberadaan mereka kepada pihak yang tidak diketahui.

Begitulah, mimpi besar KingKoboy dimulai. Namun, ia tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah. Setiap langkah ke depan adalah langkah menuju tantangan yang lebih besar, dan setiap keputusan yang diambil akan menentukan nasib kerajaan barunya.