Setelah mengalahkan Ashkaroth, suasana di Eden Prime tampak kembali tenang. Langit emas yang sebelumnya gelap kini mulai bercahaya lagi. Namun, ketenangan itu hanya di permukaan. Sasuga berdiri di depan Nexus Core, tubuhnya masih terasa berat oleh kekuatan yang ia serap.
"Kekuatan ini… terasa seperti pisau bermata dua," gumamnya, matanya tetap terpaku pada kristal besar yang kini sedikit meredup.
Luna, yang berada di sisinya, menatap Sasuga dengan cemas. "Kau masih merasa ada yang salah?"
Sasuga mengangguk pelan. "Nexus Core memberiku kekuatan untuk melawan mereka, tapi aku bisa merasakan sesuatu yang lebih gelap di dalamnya. Seolah-olah ada kekuatan lain yang mencoba menguasai pikiranku."
Eryon, yang berdiri tidak jauh dari mereka, menghela napas berat. "Itulah mengapa kekuatan ini tidak boleh digunakan sembarangan. Nexus Core tidak hanya menciptakan, tetapi juga membawa kehancuran. Kau harus terus waspada, Sasuga."
Namun, sebelum percakapan mereka bisa berlanjut, Lyra dan Aetherion muncul dengan ekspresi tegang. "Kami menemukan sesuatu," kata Lyra dengan nada mendesak.
Di ruang kontrol kapal mereka, Lyra menunjukkan data yang berhasil ia kumpulkan. "Setelah Ashkaroth hancur, kami mendeteksi pergerakan energi yang mirip di dimensi lain. Energi ini jauh lebih besar daripada yang ditunjukkan Ashkaroth."
Aetherion menambahkan, "Sepertinya para Eldritch Sovereigns tidak lagi bersembunyi. Mereka mulai bergerak."
Sasuga memandang peta dimensi yang diproyeksikan di layar. Beberapa titik terang muncul, masing-masing memancarkan energi yang begitu besar hingga tampak seperti bintang kecil di kegelapan.
"Mereka tidak menunggu lagi," ujar Sasuga. "Mereka mulai menyerang."
Eryon tampak serius. "Para Eldritch Sovereigns adalah ancaman yang tak bisa diremehkan. Mereka tidak hanya menghancurkan dimensi, tetapi juga menyerap energinya untuk memperkuat diri mereka."
Luna tampak gelisah. "Jadi, jika kita tidak bertindak, multiverse akan hancur lebih cepat dari yang kita duga?"
"Benar," jawab Eryon. "Tetapi bahkan dengan Nexus Core, melawan mereka satu per satu adalah tugas yang hampir mustahil. Kita butuh rencana."
Di tengah diskusi mereka, sebuah gangguan tiba-tiba terjadi. Lampu di ruang kontrol berkelap-kelip, dan suara berat yang familiar kembali menggema di udara.
"Kalian pikir ini sudah berakhir?"
Semua orang terdiam. Di tengah ruangan, sebuah bayangan muncul, membentuk sosok yang tinggi dan menakutkan. Itu bukan Ashkaroth, melainkan salah satu Eldritch Sovereigns lainnya.
"Kalian telah memulai perang yang tidak bisa kalian menangkan," kata sosok itu, suaranya bergema seperti ribuan jiwa yang berteriak bersamaan. "Kalian hanyalah pion dalam permainan yang jauh lebih besar."
Sasuga maju selangkah, menatap sosok itu tanpa gentar. "Jika kau di sini untuk mengancam kami, kau akan kecewa. Aku tidak akan berhenti sampai kalian semua dihancurkan."
Sosok itu tertawa pelan. "Kami tidak takut padamu, Sasuga. Bahkan dengan Nexus Core, kau hanyalah bayangan dari kekuatan sejati kami. Kau tidak tahu apa yang kau hadapi."
Sebelum sosok itu menghilang, ia meninggalkan pesan terakhir. "Kami menunggumu di Celestial Abyss. Jika kau cukup berani, datanglah. Tapi ingat, kau tidak akan kembali."
Setelah bayangan itu menghilang, suasana menjadi semakin tegang. Lyra memproyeksikan lokasi Celestial Abyss di peta dimensi, tetapi tempat itu tampak tidak stabil.
"Celestial Abyss adalah zona terlarang," kata Lyra. "Energinya terlalu kacau untuk dilalui, bahkan oleh kapal dimensi kita."
Namun, Sasuga tetap teguh. "Kita tidak punya pilihan lain. Jika mereka menunggu kita di sana, maka kita harus datang."
Luna menggenggam tangan Sasuga. "Tapi bagaimana jika ini jebakan? Kau sudah tahu bahwa mereka jauh lebih kuat dari yang kita duga."
Sasuga menatapnya dengan lembut. "Aku tahu risikonya, Luna. Tapi jika kita tidak bertindak, mereka akan menghancurkan segalanya. Aku tidak bisa membiarkan itu terjadi."
Dengan persetujuan tim, mereka mempersiapkan perjalanan menuju Celestial Abyss. Aetherion bekerja keras untuk memperkuat kapal mereka, sementara Lyra mencoba menemukan cara untuk menstabilkan jalur menuju zona tersebut.
Setelah perjalanan yang panjang dan berbahaya, mereka akhirnya tiba di Celestial Abyss. Tempat itu tampak seperti jurang tanpa dasar, dipenuhi oleh pusaran energi hitam dan cahaya yang terus berubah.
Ketika mereka memasuki zona itu, tekanan yang luar biasa mulai dirasakan oleh semua orang di dalam kapal.
"Kita tidak bisa bertahan di sini terlalu lama," kata Aetherion. "Struktur kapal mulai melemah."
Namun, sebelum mereka bisa menemukan tempat yang aman, sebuah serangan tiba-tiba menghantam kapal mereka. Sebuah makhluk raksasa muncul dari pusaran energi, tubuhnya tampak seperti gabungan dari logam dan bayangan.
"Inilah ujian pertama kalian," suara Eldritch Sovereign terdengar dari kejauhan. "Buktikan bahwa kalian layak untuk melawan kami."
Sasuga segera memimpin serangan. Dengan Nexus Core yang masih mengalir dalam dirinya, ia melompat keluar dari kapal, melawan makhluk itu secara langsung.
Pertarungan berlangsung sengit. Makhluk itu sangat kuat, mampu menyerap serangan Sasuga dan memantulkannya kembali. Namun, dengan kerja sama tim, mereka akhirnya berhasil mengalahkan makhluk itu.
Setelah pertarungan, mereka melanjutkan perjalanan ke pusat Celestial Abyss. Di sana, mereka menemukan sebuah gerbang raksasa yang memancarkan energi luar biasa.
"Inilah pusat kekuatan mereka," kata Eryon. "Di balik gerbang ini, para Eldritch Sovereigns sedang menunggu."
Sasuga melangkah maju, tetapi sebelum ia bisa mendekati gerbang, sebuah suara lain terdengar.
"Kau akhirnya tiba, Sasuga."
Dari kegelapan, muncul sosok ketiga, salah satu Eldritch Sovereigns yang tampak lebih kuat daripada yang sebelumnya mereka hadapi. Dengan senyum licik, ia berkata, "Mari kita lihat apakah kau benar-benar pantas disebut Sang Infinite Sovereign."
Pertarungan baru pun dimulai, membawa Sasuga dan timnya ke dalam babak yang lebih gelap dan penuh tantangan.