Chereads / Infinite Sovereign [ Fantasi Indonesia ] / Chapter 17 - Bab 16: Bangkitnya Para Penghancur

Chapter 17 - Bab 16: Bangkitnya Para Penghancur

Ketika cahaya dari Nexus Core mulai meredup, Sasuga berdiri dengan tubuhnya yang kini dilingkupi oleh aura bercahaya. Namun, energi itu bukan hanya membawa kekuatan—ia juga membawa suara. Suara itu berbisik di dalam pikirannya, menggema seperti ribuan jiwa yang berbicara serempak.

"Apakah kau benar-benar percaya bahwa kau cukup kuat untuk menghentikan kami?"

Sasuga membuka matanya perlahan, tatapannya menembus bayangan besar yang berdiri di hadapannya. Sosok itu adalah salah satu Eldritch Sovereigns, makhluk yang baru saja disebutkan oleh Eryon. Sosok itu tampak seperti perpaduan bayangan dan cahaya, dengan wujud yang terus berubah-ubah, seolah realitas tidak mampu menahan keberadaannya.

"Aku tidak peduli siapa kalian," ujar Sasuga dingin. "Jika kalian mengancam dunia ini, aku akan menghentikan kalian."

Eldritch Sovereign itu tertawa, suaranya bergema di seluruh istana. "Kau pikir kekuatan barumu cukup untuk melawan kami? Kami adalah awal dari semua kekuatan. Kami adalah alasan multiverse ini ada."

Sebelum Sasuga sempat membalas, makhluk itu menghilang, menyisakan udara yang terasa semakin berat.

Luna segera mendekat, memegang bahu Sasuga. "Kau baik-baik saja?" tanyanya dengan nada cemas.

"Aku baik-baik saja," jawab Sasuga, meskipun keringat dingin mengalir di dahinya. "Tapi... Nexus Core ini tidak seperti yang aku duga. Kekuatan ini terasa asing, seolah-olah ia memiliki kehendak sendiri."

Eryon mendekat, wajahnya penuh dengan keprihatinan. "Itu adalah harga dari Nexus Core. Ia adalah inti dari multiverse, tetapi juga mengandung kehancuran yang sama besar dengan penciptaannya. Kau harus berhati-hati, Sasuga. Jika kau kehilangan kendali, bukan hanya dirimu yang akan hancur, tetapi juga semua yang kau coba lindungi."

Sasuga mengepalkan tangannya, mencoba merasakan energi yang kini mengalir dalam dirinya. Ia tahu bahwa kekuatan ini adalah kunci untuk melawan para Eldritch Sovereigns, tetapi ia juga sadar bahwa kekuatan ini bisa menjadi pedang bermata dua.

Tiba-tiba, langit di atas Eden Prime berubah. Warna emasnya memudar, digantikan oleh kegelapan yang merayap seperti tinta. Suara gemuruh terdengar, dan sebuah portal besar terbuka di atas mereka. Dari dalam portal itu, suara lain terdengar, lebih dalam dan lebih mengancam.

"Sasuga, Sang Infinite Sovereign. Kau telah mengambil langkah yang salah."

Sebuah sosok baru muncul dari portal, lebih besar dan lebih menakutkan dari yang sebelumnya. Ini adalah Eldritch Sovereign kedua, dengan tubuh yang tampak terbuat dari api hitam dan cahaya merah yang menyala seperti lava.

"Aku adalah Ashkaroth, Penguasa Kehancuran," kata makhluk itu. "Dan ini adalah akhir dari perjalananmu."

Sebelum tim bisa bereaksi, Ashkaroth melancarkan serangan. Gelombang energi hitam menyapu mereka, memaksa Sasuga menggunakan kekuatan barunya untuk melindungi timnya.

Pertarungan meletus dengan dahsyat. Sasuga melompat ke udara, menciptakan penghalang energi untuk menahan serangan Ashkaroth. Namun, kekuatan makhluk itu terlalu besar, bahkan untuk Nexus Core yang baru saja ia serap.

Luna, Lyra, dan Aetherion berusaha membantu semampu mereka. Luna menggunakan kecerdasannya untuk menganalisis pola serangan Ashkaroth, sementara Lyra melancarkan serangan sihir jarak jauh. Aetherion, dengan tubuh mekanisnya yang kuat, menjadi perisai bagi mereka yang lain.

Namun, Ashkaroth tampaknya tidak terpengaruh. "Kalian semua adalah butiran debu di hadapan kami," makhluk itu berkata, meluncurkan gelombang energi yang membuat tanah di bawah mereka retak.

Sasuga mengepalkan tangannya, matanya bersinar terang. "Aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan dunia ini."

Ia mengumpulkan seluruh energinya, menciptakan serangan yang begitu kuat hingga membuat Ashkaroth terdorong mundur. Namun, serangan itu juga menguras energinya.

Di tengah pertempuran, Sasuga mendengar suara Nexus Core di dalam pikirannya.

"Gunakan kekuatan penuhku, dan kau akan menang. Tetapi kau akan kehilangan dirimu sendiri."

Sasuga terdiam, pikirannya dipenuhi konflik. Ia tahu bahwa menggunakan kekuatan penuh Nexus Core akan memberinya peluang untuk mengalahkan Ashkaroth, tetapi ia juga tahu bahwa risikonya terlalu besar.

Luna, yang melihat keraguan di mata Sasuga, berteriak, "Jangan lakukan itu, Sasuga! Kita bisa menemukan cara lain!"

Namun, suara Nexus Core semakin mendesak. "Waktumu hampir habis. Buat pilihanmu."

Sasuga akhirnya memutuskan untuk menggunakan sebagian kecil dari kekuatan Nexus Core, cukup untuk melancarkan serangan terakhir tanpa kehilangan kendali.

Ia melompat ke udara, memusatkan seluruh energinya ke dalam satu serangan besar. Dengan teriakan yang mengguncang langit, ia meluncurkan serangan itu langsung ke arah Ashkaroth.

Makhluk itu mencoba melawan, tetapi serangan Sasuga terlalu kuat. Dalam ledakan cahaya, Ashkaroth akhirnya hancur, meninggalkan hanya serpihan bayangan yang larut ke dalam kegelapan.

Ketika pertempuran selesai, Sasuga jatuh berlutut, napasnya terengah-engah. Luna segera mendekatinya, memegangnya dengan cemas.

"Kau berhasil," katanya lembut.

Namun, Sasuga menggeleng. "Ini belum selesai. Ashkaroth hanyalah satu dari mereka. Masih ada yang lain di luar sana."

Eryon mendekat, wajahnya serius. "Kemenanganmu di sini adalah awal dari perang yang lebih besar. Eldritch Sovereigns tidak akan berhenti sampai mereka menghancurkan segalanya."

Sasuga berdiri perlahan, meskipun tubuhnya terasa berat. "Kalau begitu, aku akan memastikan mereka tidak berhasil."

Dengan tekad baru, tim mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman berikutnya. Mereka tahu bahwa perjalanan ini akan menjadi lebih sulit, tetapi mereka juga tahu bahwa mereka tidak akan menyerah.