Chereads / Infinite Sovereign [ Fantasi Indonesia ] / Chapter 15 - Bab 14: Bayang-Bayang yang Tak Tersentuh

Chapter 15 - Bab 14: Bayang-Bayang yang Tak Tersentuh

Setelah kekalahan The Architect dan Altar, Terra Nexus mulai kembali stabil. Dimensi-dimensi yang sebelumnya retak mulai menyatu, dan tim perlawanan akhirnya bisa bernapas lega. Namun, di tengah euforia kemenangan, Sasuga merasakan kegelisahan yang tak bisa dijelaskan.

Ia berdiri di balkon markas utama Terra Nexus, memandang ke arah langit yang perlahan pulih. Di sampingnya, Luna mendekat, membawa secangkir minuman hangat.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Luna, menatap wajah Sasuga yang tampak lebih tenang, tetapi menyimpan kecemasan.

"Ini terlalu mudah," jawab Sasuga pelan. "The Architect dan Altar terlalu cepat dikalahkan. Aku merasa... ini hanyalah permulaan dari sesuatu yang lebih besar."

Luna menggenggam tangannya, mencoba menenangkan kegelisahannya. "Kau selalu mengkhawatirkan hal-hal yang belum terjadi. Tapi lihatlah, Sasuga. Kita berhasil melalui semua ini bersama. Apa pun yang akan datang, kita akan menghadapinya."

Sebelum Sasuga sempat menjawab, Lyra tiba dengan wajah tegang. "Kami menemukan sesuatu. Kau harus melihat ini."

Lyra membawa Sasuga, Luna, dan Aetherion ke ruang kontrol. Di tengah ruangan, sebuah hologram besar memproyeksikan sebuah dimensi baru yang sebelumnya tidak pernah terdeteksi.

"Kami menyebutnya Abyss Core," kata Lyra, menunjuk pada pusaran energi gelap di hologram itu. "Ini adalah dimensi yang muncul setelah kekalahan The Architect dan Altar. Energinya... berbeda dari apa pun yang pernah kita lihat sebelumnya."

Aetherion menambahkan dengan nada mekanisnya yang khas, "Abyss Core tidak hanya eksis sebagai dimensi. Ia tampaknya memiliki kesadaran sendiri, sebuah entitas yang tidak terdefinisi."

Sasuga memperhatikan hologram itu dengan serius. "Ini bukan kebetulan. The Architect dan Altar mungkin hanyalah bagian dari permainan yang lebih besar."

Luna menggenggam tangannya lebih erat. "Jadi, apa yang akan kita lakukan?"

"Kita pergi ke sana," jawab Sasuga tegas. "Jika Abyss Core adalah ancaman baru, kita harus menghentikannya sebelum ia menghancurkan semuanya."

Misi menuju Abyss Core tidaklah sederhana. Tim harus mempersiapkan segala sesuatu, mulai dari kapal dimensi hingga strategi menghadapi energi yang tidak dikenal. Aetherion bekerja tanpa henti, memodifikasi sistem kapal untuk menahan tekanan dimensi yang ekstrem.

Di sisi lain, Luna mempersiapkan mental tim. Ia tahu bahwa perjalanan ini tidak hanya berbahaya, tetapi juga menguji hubungan mereka satu sama lain.

"Luna," kata Sasuga suatu malam saat mereka berdua sendirian di ruang meditasi. "Kau tahu ini bisa menjadi perjalanan terakhir kita, bukan?"

Luna tersenyum lembut. "Aku tahu. Tapi jika itu berarti berada di sisimu, aku akan melakukannya tanpa ragu."

Sasuga menarik Luna ke dalam pelukannya. "Kau adalah alasan aku tetap bertahan. Tanpa dirimu, aku mungkin sudah menyerah."

Hari keberangkatan tiba. Dengan kapal dimensi yang dimodifikasi, tim berangkat menuju Abyss Core. Perjalanan melewati celah antardimensi penuh dengan tantangan. Distorsi energi membuat kapal berguncang hebat, dan mereka menghadapi makhluk-makhluk asing yang muncul dari kegelapan.

"Ini jauh lebih buruk dari yang kita bayangkan," kata Lyra sambil memeriksa peta dimensi yang terus berubah.

Sasuga memimpin tim dengan tenang, memberikan arahan saat situasi semakin sulit. Di tengah kekacauan, Luna tetap menjadi penyemangat, mengingatkan semua orang untuk tetap fokus pada tujuan mereka.

Ketika mereka akhirnya mencapai Abyss Core, mereka disambut oleh pemandangan yang menakutkan. Dimensi itu seperti lautan gelap tanpa ujung, dengan pusaran energi yang memancarkan aura kehancuran. Di tengahnya, ada sebuah struktur raksasa yang tampak seperti benteng dari bayangan.

"Itulah pusatnya," kata Sasuga, menunjuk ke arah benteng itu. "Kita harus masuk ke sana."

Ketika mereka mendekati benteng, mereka dihadang oleh makhluk-makhluk bayangan yang tampak seperti cerminan dari mereka sendiri. Setiap anggota tim harus menghadapi versi gelap mereka sendiri.

Sasuga menghadapi versi dirinya yang penuh dengan amarah dan rasa bersalah. Sosok itu berbicara dengan nada mengejek. "Kau pikir kau layak menjadi pelindung dunia ini? Kau hanyalah seorang pengecut yang melarikan diri dari tanggung jawab."

Namun, Sasuga tidak terpengaruh. "Aku mungkin bukan dewa yang sempurna, tapi aku akan terus berjuang untuk dunia yang kucintai." Dengan kekuatan dan tekadnya, ia berhasil mengalahkan bayangannya sendiri.

Di sisi lain, Luna menghadapi sosok yang meragukan kekuatannya. "Apa yang bisa kau lakukan selain menjadi beban bagi Sasuga?"

Namun, Luna membalas dengan tegas, "Aku mungkin tidak memiliki kekuatan seperti Sasuga, tetapi cintaku padanya adalah kekuatan terbesarku."

Satu per satu, mereka berhasil mengatasi rintangan tersebut dan akhirnya mencapai inti dari benteng.

Di dalam benteng, mereka menemukan inti energi yang tampak hidup. Abyss Core berbicara dengan suara yang dalam dan menggema.

"Kalian datang untuk menghancurkanku?" tanyanya. "Kalian tidak tahu bahwa aku adalah cerminan dari penciptamu, Sasuga."

"Apa maksudmu?" tanya Sasuga, matanya menyipit.

"Aku adalah bayangan dari semua ciptaanmu, semua kehancuran yang kau tinggalkan. Aku ada karena kau menciptakanku, meskipun tanpa sadar. Sekarang, aku akan mengambil alih multiverse ini."

Sasuga menyadari kebenaran di balik kata-kata itu. Abyss Core adalah manifestasi dari semua kesalahan dan rasa bersalahnya. Namun, ia tidak membiarkan dirinya terjebak dalam penyesalan.

"Kau mungkin bagian dari masa laluku," kata Sasuga dengan tegas, "tetapi aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan masa depan."

Pertarungan melawan Abyss Core menjadi salah satu yang paling berat. Energi kegelapan terus menyerang tim, mencoba mematahkan semangat mereka.

Di tengah pertempuran, Luna terjatuh, hampir terserap oleh energi kegelapan. Sasuga berteriak dan melompat untuk menyelamatkannya. Saat itu, kekuatan cinta dan tekadnya memuncak, membangkitkan kekuatan tersegel yang lebih kuat dari sebelumnya.

Dengan kekuatan itu, Sasuga mengubah Abyss Core menjadi bagian dari dirinya, menyerap kegelapan dan mengubahnya menjadi cahaya yang memulihkan dimensi.

Ketika pertempuran usai, Abyss Core lenyap, dan dimensi kembali stabil. Tim kembali ke Terra Nexus, membawa harapan baru bagi multiverse.

Sasuga memandang Luna dan timnya. "Kalian adalah alasan aku bisa bertahan. Bersama, kita akan menghadapi apa pun yang datang di masa depan."