Chereads / Infinite Sovereign [ Fantasi Indonesia ] / Chapter 13 - Bab 12: Mata di Antara Dimensi

Chapter 13 - Bab 12: Mata di Antara Dimensi

Setelah pertempuran yang menguras tenaga di pusat multiverse, Sasuga dan timnya kembali ke Terra Nexus untuk memulihkan diri. Suasana di markas utama terasa lebih tenang, tetapi mereka tahu bahwa ancaman dari The Architect hanyalah permulaan dari sesuatu yang lebih besar.

Sasuga berdiri di balkon yang menghadap ke kota futuristik Terra Nexus. Udara dingin menyapu wajahnya, membawa aroma logam dan energi mekanis. Luna mendekatinya, membawa secangkir teh panas.

"Kau tidak tidur lagi," kata Luna dengan nada lembut, menyerahkan cangkir itu kepadanya.

Sasuga mengangguk sambil memandang ke langit malam yang dipenuhi bintang. "Aku merasa ada sesuatu yang tidak beres. Bahkan setelah kekalahan The Architect, aku merasa… dia meninggalkan sesuatu untuk kita."

Luna tersenyum tipis, mencoba memberikan semangat. "Kau telah melakukan yang terbaik, Sasuga. Istirahatlah. Kita akan menghadapi apapun yang datang bersama-sama."

Namun, Sasuga tidak bisa menghilangkan rasa gelisahnya. Pikiran tentang dimensi yang tidak stabil dan jejak energi asing terus menghantuinya.

Pagi berikutnya, Lyra datang dengan laporan baru. "Aku menemukan sesuatu yang aneh, Sasuga," katanya sambil memproyeksikan hologram besar ke tengah ruang rapat. "Ada fluktuasi energi di dimensi yang kita sebut Void Scar. Ini berbeda dari energi The Architect, tetapi tidak kalah berbahaya."

Aetherion memeriksa data dengan serius. "Void Scar adalah tempat yang tidak pernah stabil sejak awal multiverse diciptakan. Tidak ada yang pernah bisa bertahan lama di sana. Jika ada sesuatu yang aktif di dalamnya, itu bisa berarti ancaman besar."

Sasuga merenung sejenak sebelum berbicara. "Kita tidak punya pilihan. Jika fluktuasi energi itu tidak dikendalikan, Void Scar bisa meluas dan menghancurkan dimensi-dimensi lain."

Luna, meskipun cemas, mengangguk setuju. "Jika kau pergi, kami semua akan ikut."

Sasuga menatap timnya dengan penuh rasa syukur. "Terima kasih. Bersiaplah. Kita berangkat secepatnya."

Perjalanan ke Void Scar adalah salah satu yang paling berbahaya yang pernah mereka lakukan. Distorsi ruang dan waktu membuat navigasi menjadi tantangan besar. Kapal mereka terus-menerus terguncang oleh gelombang energi liar, memaksa Aetherion untuk mengerahkan seluruh keahliannya dalam mengendalikan kapal.

"Ini lebih buruk dari yang aku kira," kata Lyra sambil memeriksa data. "Energi di sini sangat kacau. Rasanya seperti dunia ini ingin menghancurkan kita."

Luna menggenggam tangan Sasuga untuk mencari kekuatan. "Kita akan berhasil melewati ini, bukan?"

Sasuga menatapnya dengan penuh keyakinan. "Tentu saja. Kita telah melewati hal-hal yang lebih buruk."

Saat mereka mendekati pusat Void Scar, mereka menemukan struktur besar yang melayang di tengah kekosongan. Struktur itu tampak seperti mata besar yang memancarkan cahaya ungu gelap, dikelilingi oleh lingkaran energi yang berputar cepat.

"Itu sumber fluktuasi energi," kata Lyra. "Tapi apa itu?"

Ketika mereka mendekati struktur itu, suara asing terdengar di kepala mereka, seperti bisikan yang berasal dari semua arah. "Kalian telah datang terlalu jauh… Mengapa kalian mengganggu kedamaian Void Scar?"

Sasuga memimpin timnya keluar dari kapal, berdiri di platform yang melayang di dekat struktur itu. "Kami tidak berniat mengganggu," jawabnya tegas. "Kami hanya ingin memastikan fluktuasi energi di sini tidak mengancam dimensi lain."

Mata besar itu membuka perlahan, dan cahaya ungu memancar ke arah mereka, hampir membuat mereka jatuh ke tanah. Suara itu kembali berbicara, lebih keras dan jelas. "Aku adalah Nyxell, penjaga Void Scar. Siapapun yang datang ke sini membawa kehancuran, dan aku tidak akan membiarkan itu terjadi lagi."

"Aku bukan musuhmu, Nyxell," kata Sasuga. "Tapi jika kau menjadi ancaman bagi keseimbangan multiverse, aku tidak akan ragu untuk menghentikanmu."

Nyxell tertawa kecil, suaranya menggema di ruang kosong. "Berani sekali. Kau berpikir kau bisa menghentikanku di tempat yang aku kendalikan sepenuhnya?"

Tiba-tiba, ruang di sekitar mereka berubah. Sasuga dan timnya terpisah, masing-masing dihadapkan pada tantangan yang dirancang khusus untuk mereka.

Sasuga menemukan dirinya di dunia yang tampak seperti salinan Terra Nexus, tetapi semuanya hancur dan kosong. Di depannya berdiri bayangan dirinya sendiri, lengkap dengan kekuatan yang telah ia segel.

"Apakah ini yang kau inginkan, Sasuga?" tanya bayangan itu dengan nada mengejek. "Kehidupan yang penuh batasan, tanpa kekuatan yang sesungguhnya?"

"Aku memilih untuk melindungi, bukan menghancurkan," jawab Sasuga dengan tegas.

Bayangan itu menyerangnya dengan kekuatan dahsyat, memaksa Sasuga untuk menggunakan segala kecerdasannya untuk bertahan. Dalam pertarungan itu, Sasuga menyadari bahwa kekuatannya bukan hanya tentang energi yang ia miliki, tetapi juga tentang keyakinannya untuk melindungi yang ia cintai.

Sementara itu, Luna dihadapkan pada rasa takut terbesarnya: kehilangan Sasuga. Di dunia ilusinya, ia melihat Sasuga terbaring tak bernyawa di tengah kehancuran. Air mata mengalir di wajahnya, tetapi ia berjuang untuk mengingat kata-kata Sasuga.

"Kita akan selalu bersama, Luna," gumamnya pada dirinya sendiri. "Aku tidak akan membiarkan rasa takut ini menghancurkanku."

Dengan tekad itu, ia berhasil mematahkan ilusi Nyxell dan menemukan jalan kembali ke Sasuga.

Ketika mereka semua kembali bersama, Nyxell tampak terkejut. "Kalian telah melewati ujian yang tidak pernah diselesaikan oleh siapapun sebelumnya. Tapi ini belum berakhir."

Nyxell mulai menyerang mereka dengan energi dari Void Scar, menciptakan ledakan dan distorsi yang hampir tidak bisa mereka hindari. Sasuga memimpin timnya dengan strategi yang terkoordinasi, menggunakan kekuatan dan kecerdasan mereka untuk melawan.

"Arahkan seranganmu ke inti matanya!" teriak Sasuga kepada Lyra.

Dengan bantuan Luna dan Aetherion, mereka akhirnya berhasil menghancurkan inti energi yang memberi kekuatan pada Nyxell. Mata besar itu hancur, dan Void Scar mulai tenang.

Saat mereka kembali ke kapal, Sasuga merasakan kelegaan yang mendalam. Namun, ia tahu bahwa ini bukanlah akhir dari perjuangan mereka.

"Void Scar telah stabil," kata Lyra. "Tapi ini hanya awal. Jika ada satu Nyxell, mungkin ada entitas lain yang lebih berbahaya di luar sana."

Sasuga menatap timnya dengan penuh rasa syukur. "Apapun yang terjadi, kita akan menghadapinya bersama."

Luna menggenggam tangannya, memberikan senyuman lembut. "Dan kita akan selalu di sisimu."

Dengan semangat baru, mereka bersiap untuk perjalanan berikutnya, mengetahui bahwa tantangan di masa depan akan semakin berat, tetapi keyakinan mereka tetap tak tergoyahkan.