Chereads / Infinite Sovereign [ Fantasi Indonesia ] / Chapter 12 - Bab 11: Bayangan Masa Lalu

Chapter 12 - Bab 11: Bayangan Masa Lalu

Setelah kembali ke Terra Nexus dari pertempuran melawan Altar, Sasuga dan timnya akhirnya bisa bernapas lega. Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama. Dalam beberapa hari, anomali kecil mulai muncul di seluruh dimensi multiverse. Pintu-pintu ke dunia yang telah ditutup mulai terbuka kembali, dan sesuatu—atau seseorang—tampaknya mencoba merusak keseimbangan multiverse.

Di ruang kendali Terra Nexus, Lyra membahas laporan terbaru. "Energi ini tidak berasal dari dimensi manapun yang kita kenal. Sepertinya ini semacam gangguan, tetapi lebih terfokus. Seseorang atau sesuatu dengan sengaja menciptakannya."

Aetherion menambahkan, "Kita harus segera bertindak. Jika gangguan ini terus menyebar, itu bisa melemahkan seluruh jaringan dimensi yang telah kau ciptakan, Sasuga."

Sasuga mengangguk, berpikir dalam-dalam. Ia merasakan firasat yang tidak menyenangkan, seperti bayangan dari masa lalu yang kembali menghantuinya.

Luna, yang berdiri di sampingnya, menyentuh lengannya. "Apa kau punya dugaan siapa yang mungkin ada di balik ini?"

Sasuga menghela napas berat. "Aku tidak yakin… tapi ada kemungkinan ini berkaitan dengan kesalahan masa laluku."

Saat mereka menganalisis data, nama yang tidak asing muncul: The Architect, entitas yang pernah menjadi ancaman besar sebelum Sasuga menciptakan multiverse. The Architect adalah sosok jenius dengan obsesi menciptakan dunia sempurna, tetapi metodenya adalah penghancuran total untuk memulai kembali dari nol.

"Sasuga," kata Lyra, nada suaranya tegang, "data ini menunjukkan pola yang mirip dengan energi The Architect. Tapi bukankah dia sudah dikalahkan bertahun-tahun lalu?"

"Benar," jawab Sasuga. "Aku mengalahkannya dan mengurung esensinya di Dimensi Null, sebuah tempat di mana tidak ada konsep waktu atau eksistensi. Seharusnya dia tidak mungkin kembali… kecuali ada seseorang yang membebaskannya."

Wajah Luna memucat. "Jika dia kembali, itu berarti dia memiliki akses ke pengetahuan tentang multiverse yang bahkan kita tidak miliki."

Tim memutuskan untuk pergi ke Dimensi Null untuk memastikan apakah The Architect benar-benar telah melarikan diri. Perjalanan ke Dimensi Null penuh dengan risiko, karena itu adalah tempat di mana hukum alam tidak berlaku.

Ketika mereka tiba, mereka menemukan sesuatu yang mengejutkan: segel yang sebelumnya menjaga The Architect telah dirusak. Di tengah kekosongan, mereka menemukan jejak energi yang membawa mereka ke sebuah portal baru, yang tampaknya mengarah ke pusat dimensi multiverse.

"Dia tidak hanya melarikan diri," kata Aetherion sambil memindai portal tersebut. "Dia sedang merencanakan sesuatu yang jauh lebih besar."

Sasuga menatap portal itu dengan penuh tekad. "Kita harus menghentikannya sebelum dia mencapai inti multiverse. Jika dia berhasil, seluruh ciptaan ini bisa runtuh."

Dalam perjalanan menuju pusat multiverse, Sasuga teringat masa lalunya dengan The Architect. Mereka dulunya adalah dua entitas yang saling bekerja sama untuk menciptakan keseimbangan dalam eksistensi, tetapi perbedaan pandangan membuat mereka menjadi musuh.

The Architect percaya bahwa dunia harus dihancurkan dan dibangun kembali agar sempurna, sementara Sasuga percaya pada evolusi alami dan harmoni. Konflik mereka berakhir dengan kemenangan Sasuga, tetapi kenangan itu tetap membekas di pikirannya.

"Dulu aku berpikir bahwa mengurungnya adalah solusi terbaik," kata Sasuga kepada Luna. "Tapi mungkin itu adalah kesalahan. Seharusnya aku menghancurkannya saat itu."

Luna menggenggam tangannya. "Kau tidak bisa mengubah masa lalu, Sasuga. Tapi kau bisa memperbaikinya sekarang."

Saat mereka mendekati portal yang mengarah ke inti multiverse, mereka diserang oleh entitas bayangan yang tampaknya diciptakan oleh The Architect. Bayangan itu memiliki bentuk yang berubah-ubah, mencerminkan ketakutan terdalam mereka.

Salah satu bayangan menyerang Sasuga dengan bentuk yang menyerupai dirinya sendiri, tetapi dalam versi yang gelap dan penuh kebencian. "Kau tidak bisa menyelamatkan mereka," kata bayangan itu, suaranya menyerupai Sasuga. "Pada akhirnya, kau hanya akan membawa kehancuran."

Namun, Sasuga tetap tenang. "Aku tahu siapa diriku. Aku tidak akan membiarkan rasa takut menguasai diriku."

Dengan bantuan Luna, Lyra, dan Aetherion, mereka berhasil mengalahkan bayangan-bayangan itu dan melanjutkan perjalanan mereka.

Akhirnya, mereka tiba di pusat multiverse, di mana mereka menemukan The Architect berdiri di atas platform besar, dikelilingi oleh mekanisme kompleks yang memancarkan cahaya aneh.

"Sasuga," kata The Architect dengan senyum dingin. "Sudah lama sekali. Aku hampir kehilangan harapan kau akan datang."

"Kenapa kau melakukan ini, Architect?" tanya Sasuga. "Apa kau masih terobsesi dengan kesempurnaan yang mustahil?"

The Architect tertawa. "Kesempurnaan bukanlah ilusi, Sasuga. Kau yang terlalu takut untuk mencapainya. Kau menciptakan dunia ini dengan ketidaksempurnaannya, membiarkan kehancuran dan penderitaan terus ada. Aku akan memperbaikinya, bahkan jika itu berarti menghancurkan semuanya terlebih dahulu."

Pertarungan mereka tidak hanya melibatkan kekuatan, tetapi juga kecerdasan. The Architect menggunakan mekanisme dan jebakan untuk memanipulasi ruang di sekitar mereka, mencoba menjebak Sasuga dan timnya.

Namun, Sasuga menunjukkan bahwa dia telah belajar dari pertempuran sebelumnya. Dia menggunakan strategi untuk memanfaatkan kelemahan dalam desain The Architect, memutarbalikkan jebakan itu melawan penciptanya.

Luna, Lyra, dan Aetherion juga memainkan peran penting, mendukung Sasuga dengan kemampuan dan keahlian mereka masing-masing.

Pada akhirnya, Sasuga berhasil menghancurkan inti mekanisme The Architect, tetapi hal itu memicu reaksi yang berbahaya. Struktur pusat multiverse mulai runtuh, dan mereka hanya punya sedikit waktu untuk melarikan diri.

"Sasuga, cepat!" teriak Luna.

Namun, Sasuga menyadari bahwa jika mereka pergi begitu saja, sisa-sisa energi The Architect akan terus menjadi ancaman. Ia memutuskan untuk menyegel inti itu sendiri, meskipun itu berarti ia harus tetap tinggal.

"Pergilah tanpa aku," kata Sasuga kepada timnya.

"Tidak!" Luna menangis. "Kita tidak akan meninggalkanmu!"

Dengan bantuan mereka, Sasuga menemukan cara untuk menyegel inti tanpa mengorbankan dirinya. Meskipun begitu, proses itu menguras banyak energinya, meninggalkannya dalam kondisi yang lemah.

Bagian Penutup

Ketika mereka kembali ke Terra Nexus, Sasuga sadar bahwa perjuangan ini bukanlah yang terakhir. The Architect telah dikalahkan untuk saat ini, tetapi ideologinya dan ancaman lain masih mengintai.

"Aku harus menjadi lebih kuat," kata Sasuga kepada Luna. "Bukan hanya dalam kekuatan, tetapi juga dalam keyakinan dan kecerdasanku."

Luna menggenggam tangannya dengan lembut. "Dan kau tidak sendirian. Kami akan selalu bersamamu."

Dengan semangat baru, Sasuga dan timnya bersiap untuk menghadapi tantangan yang akan datang, mengetahui bahwa perjalanan mereka masih jauh dari selesai.