Setelah perjalanan melelahkan melalui Dimensi Eridion, tim Sasuga kembali ke Terra Nexus dengan kristal emas yang mereka temukan di pusat Labirin Ketakutan. Meski tubuh mereka kelelahan, pikiran mereka tetap dipenuhi pertanyaan. Apa sebenarnya tujuan dari kristal ini?
Saat mereka berkumpul di ruang analisis, Lyra dengan sigap memasukkan kristal itu ke dalam pemindai energi Terra Nexus. Hologram kompleks muncul di udara, menampilkan pola energi yang sulit dipahami.
"Ini bukan hanya energi biasa," kata Lyra sambil mengerutkan dahi. "Ada jejak kode penciptaan di dalamnya, sesuatu yang mirip dengan tanda tangan energi milikmu, Sasuga."
Sasuga terdiam sejenak, menatap pola itu dengan tatapan dalam. "Jadi, ini berhubungan denganku… atau mungkin dengan kekuatan yang pernah kumiliki sebelum aku menyegelnya."
Luna, yang berdiri di sisinya, bertanya dengan nada lembut, "Apa ini berarti ada bagian dari dirimu yang masih aktif di luar sana?"
Aetherion, yang selama ini memantau dengan tenang, akhirnya angkat bicara. "Bisa jadi. Tapi jika kristal ini adalah bagian dari kekuatanmu, maka siapa yang menggunakannya, dan untuk apa?"
Pertanyaan itu menggantung di udara, menimbulkan keheningan yang menekan.
Saat mereka mencoba memecahkan teka-teki kristal, sistem Terra Nexus tiba-tiba menerima sinyal baru. Sebuah pesan dalam kode kuno muncul di layar utama, berisi koordinat yang menunjuk ke sebuah dimensi terpencil.
"Dimensi ini tidak tercatat dalam database kita," kata Lyra sambil memeriksa peta holografik. "Tapi energinya sangat mirip dengan kristal ini."
Sasuga mengangguk. "Kita harus ke sana. Jika ini terkait dengan kekuatan yang tersegel, kita harus memastikan tidak ada yang menyalahgunakannya."
Namun, Luna tampak ragu. "Apa kau yakin, Sasuga? Setelah apa yang terjadi di Labirin Ketakutan, ini bisa jadi jebakan."
"Aku tahu risikonya," balas Sasuga. "Tapi jika ada yang mencoba memanfaatkan kekuatan ini untuk menghancurkan, kita tidak bisa hanya diam."
Perjalanan menuju dimensi baru itu dipenuhi ketidakpastian. Ethereal Voyager melaju melalui celah dimensi, dikelilingi oleh pusaran energi yang semakin intens.
"Dimensi ini terasa… berbeda," gumam Lyra sambil memeriksa alat navigasi. "Energinya tidak stabil, seperti ada sesuatu yang mencoba menolak kehadiran kita."
Saat mereka tiba di dimensi itu, pemandangan di depan mereka mengejutkan. Sebuah dunia yang tampak hancur, dengan reruntuhan mengambang di udara dan langit yang dipenuhi kilatan energi liar. Di tengah kekacauan itu, berdiri sebuah monumen raksasa berbentuk pilar bercahaya.
"Itu pasti sumber sinyalnya," kata Aetherion.
Namun, sebelum mereka bisa mendekat, kapal mereka diserang oleh makhluk-makhluk energi yang tampak seperti penjaga dimensi itu.
Makhluk-makhluk energi itu menyerang dengan kekuatan dahsyat, memaksa tim untuk bekerja sama. Sasuga memimpin pertahanan, menggunakan kekuatan manipulasi ruang-waktunya untuk melindungi kapal.
Lyra dan Aetherion mengoperasikan senjata kapal, menembakkan peluru energi untuk menahan serangan musuh. Sementara itu, Luna membantu dengan memonitor pola serangan musuh dan memberikan arahan strategis.
"Kita tidak bisa terus seperti ini," teriak Lyra di tengah kekacauan. "Mereka terlalu banyak!"
Sasuga mengerutkan dahi, berpikir cepat. "Kita harus menyerang inti mereka. Cari titik lemahnya!"
Dengan kerja sama tim yang solid, mereka akhirnya berhasil menghancurkan makhluk-makhluk itu dan membuka jalan menuju pilar bercahaya.
Saat mereka mendekati pilar, Sasuga merasakan energi yang sangat familier. "Energi ini… rasanya seperti bagian dari diriku."
Mereka memasuki pilar, menemukan ruangan besar yang dipenuhi dengan pola-pola energi yang memancarkan cahaya biru dan emas. Di tengah ruangan, sebuah perangkat besar tampak berdenyut, seperti jantung yang hidup.
"Itu… Chronos Core," kata Lyra dengan nada terkejut. "Sumber energi yang dikatakan hanya ada dalam mitos."
Namun, sebelum mereka bisa mendekat, sebuah hologram muncul di depan mereka. Sosok itu tampak seperti manusia, tetapi dengan fitur mekanik yang rumit.
"Aku adalah Sentinel, penjaga Chronos Core," kata hologram itu. "Hanya mereka yang memiliki hak sebagai pencipta yang bisa menyentuh inti ini."
Sasuga melangkah maju. "Aku adalah pencipta multiverse ini. Jika ada yang berhak atas inti itu, itu adalah aku."
Hologram itu mengamati Sasuga dengan tatapan tajam. "Kau mungkin pencipta, tetapi hakmu telah diragukan. Buktikan bahwa kau layak."
Ruangan itu tiba-tiba berubah, membawa Sasuga ke dalam ilusi masa lalu. Ia melihat dirinya sendiri di masa lalu, saat pertama kali menciptakan multiverse. Ia melihat kesalahan-kesalahan yang ia buat, dunia-dunia yang ia hancurkan karena ketidaktahuannya.
"Kau menciptakan dunia, tetapi juga membawa kehancuran," suara Sentinel menggema. "Apakah kau benar-benar pantas memegang kendali atas inti ini?"
Sasuga menatap bayangan dirinya sendiri, merasakan rasa bersalah yang dalam. Namun, ia mengingat apa yang telah ia pelajari selama perjalanan ini.
"Aku mungkin telah melakukan kesalahan," katanya dengan suara tegas. "Tapi aku belajar dari kesalahan itu. Aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Aku akan melindungi dunia yang telah kuciptakan, dengan segala cara."
Dengan kata-kata itu, ilusi itu menghilang, dan ruangan kembali seperti semula. Sentinel mengangguk. "Kau telah membuktikan dirimu. Chronos Core adalah milikmu."
Saat Sasuga menyentuh Chronos Core, energi besar mengalir ke dalam tubuhnya. Namun, alih-alih merasa terbebani, ia merasa lebih ringan, seperti energi itu menyatu dengan dirinya tanpa konflik.
"Ini bukan hanya kekuatan," kata Sasuga. "Ini adalah bagian dari diriku yang hilang. Dan sekarang aku mengendalikannya, bukan sebaliknya."
Luna mendekat, menatapnya dengan senyum penuh harapan. "Kau telah melangkah jauh, Sasuga. Aku tahu kau bisa melakukannya."
Sasuga membalas senyum itu, merasakan dorongan semangat dari kehadirannya. "Ini belum berakhir, tapi sekarang aku merasa lebih siap untuk menghadapi apa pun yang akan datang."
Bagian Penutup
Dengan Chronos Core di tangan mereka, tim Sasuga kembali ke Terra Nexus, membawa harapan baru untuk melindungi multiverse. Namun, di kejauhan, ancaman baru mulai bangkit, mengintai dalam bayangan.
"Perjalanan ini belum selesai," kata Sasuga. "Tapi kita tidak akan berhenti sampai multiverse ini aman."
Luna, Lyra, dan Aetherion mengangguk, siap untuk menghadapi tantangan berikutnya bersama-sama.