Chereads / Infinite Sovereign [ Fantasi Indonesia ] / Chapter 8 - Bab 7: Jejak di Ujung Multiverse

Chapter 8 - Bab 7: Jejak di Ujung Multiverse

Setelah kejadian di Dimensi Sigma, tim kembali ke Terra Nexus untuk menyusun rencana berikutnya. Lyra sibuk mempelajari pola anomali energi yang ditemukan di berbagai dimensi. Namun, data yang ada tidak cukup untuk mengungkap sumber utama dari pecahan kekuatan tersebut.

Di ruang kontrol utama, hologram peta multiverse memancarkan warna biru lembut. Sasuga berdiri memandangi garis-garis bercabang yang menunjukkan dimensi-dimensi yang terhubung. Namun, beberapa cabang tampak rusak atau tidak stabil.

"Ini seperti teka-teki," gumamnya. "Jika kita tidak bisa menemukan sumber utama, kita hanya akan terus-menerus mengejar bayang-bayang."

Luna mendekatinya dengan membawa tablet holografik. "Ada sesuatu yang mungkin bisa membantu. Aku menemukan catatan lama di arsip Terra Nexus. Sebuah peta kuno yang disebut 'Chronos Fragment'. Konon, peta ini bisa menunjukkan titik-titik kekuatan energi besar di seluruh multiverse."

"Apakah peta itu masih ada?" tanya Sasuga, matanya berbinar penuh harapan.

"Sayangnya, tidak," jawab Luna. "Peta itu hilang sejak perang besar terakhir di Dimensi Arkhelios. Tapi ada kemungkinan fragmennya masih tersebar di sana."

Aetherion, yang mendengar percakapan itu, menimpali dengan suaranya yang datar namun penuh otoritas. "Jika peta itu benar-benar ada, maka kita harus mencarinya. Tanpa itu, kita hanya membuang waktu."

Sasuga mengangguk. "Kalau begitu, kita pergi ke Dimensi Arkhelios. Siapkan semuanya."

Dimensi Arkhelios adalah salah satu dimensi tertua di multiverse. Namun, akibat perang besar yang pernah terjadi di sana, dimensi ini hampir sepenuhnya hancur. Hanya puing-puing dan sisa energi yang tersisa.

Saat Ethereal Voyager mendekati Arkhelios, mereka melihat pemandangan yang sunyi namun menyeramkan. Reruntuhan kota besar mengambang di ruang kosong, dengan pecahan dimensi yang melayang di sekitarnya seperti pulau kecil.

"Ini… menyedihkan," kata Luna, memandang reruntuhan itu dengan penuh rasa iba.

"Ini adalah pengingat akan apa yang bisa terjadi jika kekuatan seperti ini dibiarkan tak terkendali," balas Sasuga dengan nada serius.

Lyra memindai area itu dengan perangkatnya. "Aku menemukan jejak energi yang cocok dengan catatan Chronos Fragment. Tapi jejak itu tersebar di beberapa lokasi. Kita harus mengumpulkannya satu per satu."

Tim memutuskan untuk memulai dari reruntuhan utama, sebuah struktur besar yang dulunya adalah pusat administrasi Dimensi Arkhelios. Saat mereka memasuki gedung itu, mereka merasakan energi yang berat, seperti udara yang penuh dengan tekanan.

"Sasuga," bisik Luna. "Kau merasakan itu?"

Sasuga mengangguk. "Ini seperti sisa-sisa perang. Energinya masih hidup, meskipun dunia ini sudah mati."

Di tengah aula utama, mereka menemukan fragmen pertama—sebuah kristal bercahaya biru yang memancarkan pola holografik. Namun, saat Lyra mencoba mengambilnya, ruang itu mulai bergetar.

"Ini jebakan!" teriak Aetherion.

Dari bayangan, muncul makhluk-makhluk yang tampaknya merupakan penjaga dimensi ini. Mereka berbentuk seperti ksatria mekanis dengan aura energi kuno.

Sasuga memimpin serangan, bekerja sama dengan Lyra dan Aetherion untuk melawan penjaga tersebut. Sementara itu, Luna menggunakan kemampuannya untuk memanipulasi perangkat kuno di sekitar mereka, membuka jalan keluar.

Setelah pertempuran yang sengit, mereka berhasil membawa fragmen pertama keluar dari reruntuhan. Namun, Sasuga terlihat semakin tegang.

"Mereka melindungi sesuatu yang lebih dari sekadar fragmen," katanya. "Ada sesuatu yang mereka coba sembunyikan dari kita."

Jejak energi berikutnya membawa mereka ke sebuah gua kristal di bagian lain Arkhelios. Gua itu dipenuhi dengan formasi kristal berkilauan, tetapi atmosfernya terasa aneh, seperti ada sesuatu yang mengawasi mereka.

"Aku tidak suka tempat ini," kata Lyra dengan nada cemas.

Luna mencoba menenangkan semua orang. "Tetap fokus. Kita di sini untuk menemukan fragmen, bukan memikirkan hal-hal yang tidak ada."

Namun, saat mereka mencapai pusat gua, mereka menemukan fragmen kedua, yang dikelilingi oleh cermin-cermin besar. Saat Sasuga mendekati fragmen itu, bayangannya di cermin mulai bergerak sendiri.

Bayangan itu berbicara dengan suara yang mirip dengannya. "Kau tahu ini tidak akan berhasil, bukan? Kekuatan yang kau segel hanya akan kembali menghantuimu. Mengapa kau tidak menerimanya saja dan mengakhirinya?"

Sasuga terdiam, terkejut oleh apa yang ia lihat. Namun, Luna memegang tangannya, menariknya keluar dari lamunannya.

"Jangan dengarkan itu," katanya tegas. "Kau lebih kuat dari bayanganmu sendiri."

Dengan bantuan tim, Sasuga berhasil mengambil fragmen kedua dan keluar dari gua sebelum cermin-cermin itu menghancurkan dirinya sendiri.

Fragmen terakhir terletak di puncak sebuah menara kuno yang mengambang di tengah kekosongan dimensi. Menara itu dikelilingi oleh badai energi yang membuatnya sulit dijangkau.

Aetherion menggunakan sistem navigasi kapal untuk menembus badai, sementara Sasuga dan Lyra memimpin jalan ke puncak menara. Saat mereka mencapai puncak, mereka menemukan fragmen terakhir, tetapi ada sesuatu yang aneh.

Fragmen itu tampaknya terhubung ke sebuah perangkat besar, seperti mesin kuno yang masih aktif. Saat Sasuga menyentuhnya, hologram muncul, memperlihatkan sosok pria tua berjubah.

"Selamat datang, Pencipta," kata hologram itu. "Jika kau mendengar ini, maka berarti kehancuran sudah dekat. Chronos Fragment adalah kunci, tetapi bukan solusi. Kekuatanmu sendiri adalah pedang bermata dua. Gunakan dengan bijak, atau multiverse akan menjadi abu."

Hologram itu menghilang, meninggalkan Sasuga dan timnya dengan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.

Setelah berhasil mengumpulkan ketiga fragmen, tim kembali ke Terra Nexus untuk mempelajari cara menggunakannya. Namun, Sasuga tidak bisa menghilangkan bayangan kata-kata hologram itu dari pikirannya.

"Apakah ini artinya segel kekuatanku tidak cukup?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Luna, yang selalu ada di sisinya, mencoba menenangkan hatinya. "Kita akan menemukan jawabannya, Sasuga. Kita melakukannya bersama."

Lyra dan Aetherion mulai menganalisis fragmen tersebut, mencoba menggabungkannya untuk mengungkap peta yang hilang. Saat cahaya dari fragmen-fragmen itu mulai menyatu, sebuah peta holografik besar muncul, menunjukkan titik-titik di seluruh multiverse.

Namun, di tengah peta itu, ada sebuah tanda merah besar yang berdenyut.

"Itu… sumber utamanya," kata Lyra dengan nada cemas.

Sasuga mengangguk, matanya penuh tekad. "Itu tujuan kita berikutnya."