Setelah kembali dari Rift Omega, Sasuga berdiri di balkon Terra Nexus, memandangi horizon kota mekanis yang memancarkan cahaya neon. Pikiran-pikirannya terhanyut pada kekuatan yang ia segel, juga pada bayangan ancaman baru yang mereka temui. Sementara itu, tim lain sedang beristirahat setelah perjalanan penuh tekanan.
Luna berjalan mendekatinya, membawa secangkir teh. Dia sudah terbiasa membaca bahasa tubuh Sasuga setiap kali pria itu merasa terbebani. "Apa yang kau pikirkan sekarang?" tanyanya dengan lembut.
Sasuga mengambil teh itu dan menghela napas panjang. "Kehancuran di Rift Omega. Itu baru satu dari banyak dimensi. Aku takut ini hanya awal dari sesuatu yang lebih besar."
Luna menyentuh tangannya, mencoba memberikan ketenangan. "Kita berhasil mengatasinya bersama. Itu artinya kita bisa melawan apa pun yang ada di depan."
Namun, di lubuk hati Sasuga, ia tahu bahwa masalah ini tidak sesederhana itu. Segel kekuatan absolutnya mungkin telah menyelamatkan multiverse dari kehancuran instan, tetapi pecahan-pecahannya yang tersebar di berbagai dimensi adalah masalah baru yang harus ia hadapi.
Lyra masuk ke ruang konferensi dengan wajah serius, membawa tablet holografik. "Kita punya masalah, Sasuga."
"Masalah apa lagi?" Sasuga menatapnya dengan alis berkerut.
"Dimensi Sigma mengirim pesan darurat. Ada laporan tentang distorsi energi besar di sana, mirip dengan yang kita temui di Rift Omega. Bedanya, kali ini, anomali itu bergerak—seolah-olah sesuatu sedang mengejar dimensi itu untuk dihancurkan."
Luna terlihat khawatir. "Jadi ini bukan hanya pecahan energi yang pasif. Ada sesuatu yang aktif di balik semua ini."
Aetherion, yang baru saja selesai melakukan perbaikan pada sistem kapal mereka, menambahkan, "Mungkin ini adalah bagian dari kekuatan Anda, Tuan Sasuga, yang mulai membentuk entitas sendiri. Jika itu benar, maka ancaman ini tidak akan berhenti sampai kekuatannya kembali sepenuhnya, atau dimensi-dimensi tersebut hancur."
Sasuga mengepalkan tinjunya. "Kalau begitu, kita tidak bisa diam. Kita harus menghentikan ini sebelum lebih banyak dunia terancam."
Dengan kapal mereka yang disebut Ethereal Voyager, Sasuga dan timnya berangkat menuju Dimensi Sigma. Perjalanan melalui Rift Gateway penuh dengan turbulensi energi, membuat semua orang dalam kondisi siaga penuh.
Saat mereka mendekati Dimensi Sigma, layar holografik menunjukkan pemandangan mengerikan. Dunia yang dulunya penuh kehidupan kini diselimuti oleh awan energi gelap, dengan retakan dimensi yang memanjang seperti saraf rusak.
"Anomali itu ada di pusat dimensi," kata Lyra sambil memeriksa data. "Tapi kita harus berhati-hati. Energi di sini sangat tidak stabil."
Sasuga memimpin timnya turun ke permukaan dimensi yang hancur. Mereka melangkah di antara reruntuhan kota, sisa-sisa peradaban yang kini hanya tinggal puing. Luna menggenggam tangan Sasuga erat, merasa ngeri melihat pemandangan ini.
Di tengah reruntuhan, mereka menemukan pusat energi gelap yang membentuk pusaran besar. Di sana, sesosok makhluk muncul—sebuah entitas yang menyerupai Sasuga tetapi dengan aura lebih gelap dan destruktif.
"Jadi, kau datang, pencipta," kata makhluk itu dengan suara bergema. "Aku adalah bagian dari kekuatanmu, sisi yang kau tolak. Kau pikir bisa membuangku begitu saja? Sekarang aku akan menunjukkan apa artinya menjadi bagian dari kekuatan absolut."
Sasuga maju dengan tenang, meskipun matanya penuh dengan kewaspadaan. "Aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan dunia ini. Kembalilah padaku, dan kita selesaikan ini."
Makhluk itu tertawa sinis. "Kau pikir aku akan menyerah begitu saja? Kau telah menciptakan aku. Kini aku lebih dari sekadar pecahan kekuatan. Aku adalah kehancuran itu sendiri."
Makhluk itu menyerang dengan kekuatan besar, menciptakan gelombang energi yang menghancurkan sisa-sisa reruntuhan. Sasuga, yang tidak bisa menggunakan kekuatan absolutnya, hanya mengandalkan strategi dan kerja sama tim.
Aetherion menyerang dengan presisi, mencoba menahan makhluk itu sementara Lyra menembakkan peluru energi. Luna membantu dengan memindai pola serangan musuh, memberikan arahan kepada tim.
Namun, makhluk itu terlalu kuat. Dengan satu gerakan, ia menghancurkan perisai energi Aetherion dan membuat tim terpisah. Luna hampir terseret oleh ledakan energi, tetapi Sasuga berhasil menyelamatkannya tepat waktu.
"Aku harus menghentikan ini sekarang," kata Sasuga dengan nada tegas.
Sadar bahwa mereka tidak akan menang dengan cara ini, Sasuga memutuskan untuk membuka sebagian kecil dari segel kekuatannya. Cahaya terang memancar dari tubuhnya saat ia menggunakan kekuatan manipulasi plot untuk membalikkan beberapa serangan musuh.
Makhluk itu terlihat terguncang. "Jadi kau memilih untuk menggunakan kekuatan itu lagi? Kau tahu itu hanya akan mempercepat kehancuranmu sendiri!"
"Aku tidak peduli," balas Sasuga. "Jika itu berarti melindungi orang-orang yang aku cintai, aku akan melakukan apa saja."
Dengan kekuatan barunya, Sasuga berhasil melemahkan makhluk itu. Namun, sebelum ia bisa menyerapnya kembali, makhluk itu menghilang, meninggalkan peringatan.
"Ini belum berakhir, pencipta. Aku akan kembali, dan kali ini aku akan menghancurkan segalanya."
Kembali ke Ethereal Voyager, tim merasa lega karena berhasil menyelamatkan Dimensi Sigma, meskipun ancaman belum sepenuhnya hilang. Luna duduk di samping Sasuga, menggenggam tangannya.
"Kau tahu, Sasuga, kau tidak harus menghadapi ini sendirian," katanya dengan lembut.
Sasuga tersenyum kecil. "Aku tahu. Dan itulah alasan aku masih bisa berdiri di sini."
Lyra masuk dengan laporan baru. "Kita menemukan tanda-tanda serupa di beberapa dimensi lain. Ini belum berakhir."
Sasuga berdiri, matanya penuh dengan tekad. "Kalau begitu, kita akan terus maju. Kita akan menemukan semua pecahan ini dan menghentikan kehancuran ini, sekali dan untuk selamanya."
Luna, Lyra, dan Aetherion mengangguk, siap untuk perjalanan panjang yang akan datang.