Setelah pertempuran di Void Nexus berakhir, Sasuga, Luna, Lyra, dan Aetherion kembali ke Terra Nexus. Ketegangan yang sebelumnya menguasai tim kini digantikan oleh keheningan yang berat. Sasuga masih terdiam sejak dia menyegel kekuatan barunya—kekuatan yang begitu berbahaya namun berasal dari hubungan mendalamnya dengan Luna.
Di ruang konferensi Terra Nexus, mereka berkumpul untuk membahas langkah berikutnya. Namun, kali ini suasana terasa berbeda. Mata Lyra memandang Sasuga penuh kekhawatiran, sementara Luna duduk di dekatnya, menunggu dia berbicara.
"Sasuga…" Luna memulai, suaranya lembut. "Apa kau baik-baik saja?"
Sasuga menatapnya dengan senyuman tipis. "Aku hanya merasa… kosong. Kekuatan itu, meskipun berbahaya, adalah bagian dariku. Menyegelnya seperti kehilangan sebagian dari diriku sendiri."
"Namun itu keputusan yang tepat," kata Lyra dengan nada tegas. "Kita semua melihat betapa destruktifnya kekuatan itu. Kau menyelamatkan kita semua dengan menyegelnya."
Aetherion, yang berdiri di sudut ruangan, berbicara dengan nada datar tetapi penuh arti. "Meskipun begitu, kita harus siap menghadapi konsekuensi dari penyegelan tersebut. Xeraphon mungkin telah dikalahkan, tetapi ancamannya belum sepenuhnya hilang."
Hari-hari berikutnya, suasana di Terra Nexus mulai berubah. Sasuga lebih sering menyendiri, merenungkan apa yang telah terjadi. Luna, meskipun ingin memberinya ruang, tidak bisa membiarkan Sasuga menghadapi semuanya sendirian.
Di sebuah balkon yang menghadap ke kota futuristik Terra Nexus, Luna menemui Sasuga. Angin lembut membawa aroma logam khas dunia mekanik itu.
"Aku tahu kau merasa terbebani," kata Luna pelan. "Tapi kau tidak harus memikul ini sendirian."
Sasuga menatap ke langit gelap yang dihiasi bintang-bintang bercahaya. "Luna, kau tahu aku telah menciptakan dunia ini, dunia-dunia lain, dan mungkin juga kehancurannya. Kadang-kadang aku bertanya-tanya… apakah aku benar-benar layak menjadi penjaga mereka?"
Luna mendekat dan memegang tangannya. "Kau bukan hanya pencipta, Sasuga. Kau adalah pelindung. Kau telah melakukan segalanya untuk melindungi mereka, bahkan jika itu berarti mengorbankan bagian dari dirimu sendiri. Itu lebih dari cukup."
Sasuga terdiam sejenak, lalu akhirnya tersenyum kecil. "Terima kasih, Luna. Aku tidak tahu apa jadinya aku tanpa dirimu."
Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama. Sebuah sinyal darurat diterima oleh sistem komunikasi Terra Nexus. Lyra bergegas masuk ke ruang kontrol, wajahnya tegang.
"Ada anomali energi besar di sektor Rift Omega," katanya sambil menunjukkan data holografik. "Itu adalah sisa energi Xeraphon. Tapi ini lebih kuat dari sebelumnya."
Sasuga berdiri dari tempat duduknya, wajahnya berubah serius. "Apakah mungkin Xeraphon kembali?"
Aetherion memeriksa data dengan cepat. "Tidak sepenuhnya. Ini bukan Xeraphon, tetapi sesuatu yang terhubung dengannya. Mungkin ini adalah warisannya."
Luna memandang Sasuga dengan cemas. "Apa yang akan kita lakukan? Kau baru saja menyegel kekuatanmu. Apa kau yakin bisa menghadapi ini tanpa itu?"
Sasuga menatap timnya dengan tekad. "Aku mungkin telah menyegel kekuatan itu, tetapi kita masih punya satu sama lain. Bersama, kita akan menemukan cara untuk menghentikan ancaman ini."
Tim mempersiapkan perjalanan ke Rift Omega, sebuah dimensi yang dikenal sebagai "Kuburan Energi". Tempat itu adalah lokasi di mana semua energi mati atau dihancurkan, tetapi kini ia dipenuhi dengan aktivitas aneh.
Perjalanan ke Rift Omega tidak mudah. Distorsi energi membuat navigasi sulit, dan kapal mereka sering terguncang oleh gelombang energi liar. Luna, yang belum pernah menghadapi medan sekeras ini, terlihat gelisah.
"Apa kau baik-baik saja, Luna?" tanya Sasuga saat dia melihat wajahnya yang pucat.
Luna tersenyum tipis. "Aku baik-baik saja. Aku hanya perlu membiasakan diri dengan semua ini. Lagipula, aku tidak akan meninggalkanmu."
Sasuga tersenyum kembali. "Kau lebih kuat daripada yang kau kira."
Ketika mereka tiba di Rift Omega, mereka disambut oleh pemandangan yang mengerikan. Energi liar melayang-layang seperti hantu, menciptakan pusaran cahaya yang terlihat seperti neraka. Di tengah kekacauan itu, sebuah struktur besar terlihat berdiri kokoh, memancarkan aura gelap.
"Di sanalah sumber anomali itu," kata Aetherion.
Saat mereka mendekati struktur itu, mereka diserang oleh entitas energi yang tampaknya merupakan sisa-sisa Xeraphon. Pertarungan pecah dengan cepat, memaksa tim untuk bekerja sama.
Sasuga menggunakan kekuatan manipulasinya yang tersisa untuk menciptakan perisai dan melindungi Luna. Lyra meluncurkan serangan dengan senjatanya, sementara Aetherion menggunakan taktik presisi untuk menghancurkan musuh.
Namun, jumlah musuh tampaknya tidak ada habisnya. Luna, meskipun tidak memiliki kekuatan tempur, berhasil menemukan pola serangan musuh dan memberikan arahan kepada tim.
"Fokus pada inti energi mereka!" serunya.
Dengan arahan Luna, tim berhasil mengurangi jumlah musuh dan akhirnya mencapai struktur utama.
Di dalam, mereka menemukan inti energi besar yang tampaknya menjadi sumber anomali. Namun, inti itu dilindungi oleh mekanisme kompleks yang bahkan Aetherion tidak dapat pahami sepenuhnya.
"Kita tidak punya waktu untuk menganalisis ini," kata Lyra. "Kita harus menghancurkannya sekarang."
"Tunggu," kata Sasuga. "Jika kita menghancurkannya tanpa memahami mekanismenya, kita bisa memicu ledakan yang menghancurkan dimensi ini."
Sasuga mencoba menggunakan sisa-sisa kekuatannya untuk menonaktifkan inti, tetapi tidak berhasil. Saat itu, Luna melangkah maju.
"Apa yang kau lakukan, Luna?" tanya Sasuga, khawatir.
Luna menatapnya dengan penuh keyakinan. "Percayalah padaku, Sasuga. Aku telah mempelajari pola energi ini. Aku bisa menonaktifkannya."
Sasuga ragu, tetapi akhirnya mengangguk. "Hati-hati."
Dengan bantuan Aetherion, Luna berhasil memanipulasi mekanisme inti dan akhirnya menonaktifkannya. Namun, sebelum mereka bisa bersantai, struktur mulai runtuh.
Mereka berlari keluar dari struktur itu saat ia runtuh, tetapi energi liar mulai menyerap mereka. Sasuga, dengan kekuatan terakhirnya, menciptakan portal untuk melarikan diri.
"Kalian duluan!" teriaknya.
"Tidak!" Luna membalas. "Aku tidak akan meninggalkanmu!"
"Luna, aku akan baik-baik saja. Pergilah!"
Dengan berat hati, Luna melangkah ke portal bersama yang lain. Sasuga mengikuti di belakang mereka tepat sebelum portal tertutup.
Ketika mereka kembali ke Terra Nexus, mereka semua merasa lega. Luna langsung memeluk Sasuga dengan erat, air mata mengalir di pipinya.
"Jangan pernah melakukan itu lagi!" katanya dengan suara bergetar.
Sasuga membalas pelukannya. "Aku berjanji."
Ancaman di Rift Omega telah dihentikan, tetapi tim tahu bahwa ini hanyalah awal dari sesuatu yang lebih besar. Sasuga, meskipun telah kehilangan sebagian besar kekuatannya, menemukan kekuatan baru dalam hubungan dengan Luna dan timnya.
"Ini belum berakhir," kata Sasuga kepada timnya. "Tapi kita akan menghadapi semuanya bersama."
Mereka semua mengangguk, siap untuk menghadapi tantangan berikutnya.