Chereads / Infinite Sovereign [ Fantasi Indonesia ] / Chapter 2 - Bab 1: Infinite Sovereign Kembali

Chapter 2 - Bab 1: Infinite Sovereign Kembali

(The Return of the Infinite Sovereign)

Di tengah kehampaan antardimensi, sebuah ruang eksistensi bernama Terra Nexus menjadi titik pusat dari berbagai realitas. Dunia ini dulunya menjadi mahakarya seorang makhluk bernama Sasuga, Sang Infinite Sovereign, pencipta multiverse dengan kekuatan absolut. Namun, sekarang Terra Nexus berada di ambang kehancuran.

Sasuga telah lama mengasingkan diri di dimensi kosong, meninggalkan dunia yang ia ciptakan. Dulu ia adalah entitas yang tak terkalahkan, mampu mengendalikan ruang, waktu, dan bahkan kehidupan. Tapi dengan kekuatan itu datang tanggung jawab yang terlalu berat. Penyesalan atas kehancuran yang ia sebabkan di masa lalu membuatnya memilih untuk menghilang.

Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama.

Pesan Darurat dari Terra Nexus

Sebuah portal tiba-tiba terbuka di hadapan Sasuga yang duduk di atas singgasana kosong. Di dalam portal itu muncul siluet seorang wanita muda bernama Lyra, penjaga dari Terra Nexus. Wajahnya penuh kepanikan.

"Sasuga!" teriak Lyra. "Kami membutuhkanmu! Multiverse sedang runtuh—Xeraphon telah bangkit!"

Sasuga tetap diam, matanya yang tajam menatap ke arah Lyra tanpa emosi.

"Berhenti menghindar dari tanggung jawabmu!" seru Lyra lagi. "Dunia-dunia yang kau ciptakan sedang hancur. Kalau kau tidak bertindak, semuanya akan musnah!"

Sasuga menghela napas panjang, suaranya rendah tetapi penuh wibawa. "Aku sudah menyerahkan dunia ini pada kalian. Aku bukan dewa yang pantas disembah atau diandalkan."

Lyra menggigit bibirnya, matanya berkaca-kaca. "Tapi ini bukan hanya tentang dunia kami! Ini tentang semua yang kau ciptakan. Bahkan dirimu sendiri akan lenyap jika kau tetap diam."

Kata-kata itu menusuk hati Sasuga. Ia tahu Lyra benar. Dengan enggan, ia berdiri dari singgasananya, mantel hitam panjangnya berkibar.

"Bawa aku ke Terra Nexus," katanya singkat.

Kembali ke Terra Nexus

Ketika Sasuga melangkah keluar dari portal, ia melihat kehancuran yang terjadi di Terra Nexus. Kota-kota melayang di udara, retakan dimensi memotong ruang seperti belati, dan makhluk-makhluk biomekanik Xeraphon menguasai setiap sudut.

Lyra memimpin Sasuga ke markas perlawanan kecil di tengah reruntuhan. Di sana, ia diperkenalkan kepada Aetherion, robot ciptaannya yang ia tinggalkan bertahun-tahun lalu.

"Tuan Sasuga," kata Aetherion dengan suara mekanis yang penuh hormat. "Aku telah menunggu kembalinya Anda."

Sasuga menatap ciptaannya itu. "Kau masih hidup, Aetherion."

"Untuk melindungi dunia yang Anda bangun, aku tetap bertahan," jawab Aetherion. "Tapi kekuatan Xeraphon melampaui perkiraan kita."

"Apa itu Xeraphon?" tanya Sasuga dengan dingin.

"Mesin biomekanik yang berevolusi menjadi makhluk dengan kesadaran sendiri," jelas Lyra. "Mereka dulunya ciptaanmu yang ditinggalkan, tetapi kini mereka melawan kita semua."

Sasuga mengangguk kecil, matanya menyipit. "Jadi, ini kesalahanku lagi."

Pemberontakan di Tengah Kegelapan

Tak lama setelah pertemuan itu, Terra Nexus diserang oleh pasukan Xeraphon. Sasuga memimpin tim kecil penjaga untuk melindungi markas perlawanan. Dengan kekuatan lamanya yang sebagian besar tersegel, ia menggunakan kecerdasan dan strateginya untuk melawan musuh.

Saat pertempuran berlangsung, Lyra menyaksikan kejeniusan Sasuga dalam memimpin. Ia mampu memprediksi setiap gerakan musuh, memanfaatkan celah terkecil untuk mengubah keadaan.

"Dia tidak butuh kekuatan absolut untuk menjadi luar biasa," gumam Lyra, terkesan.

Namun, di tengah pertempuran, Sasuga menyadari sesuatu yang mengganggunya. Pasukan Xeraphon tampak seperti dirancang untuk melawannya secara langsung, seperti mereka mengetahui setiap kelemahannya.

Pertemuan dengan Xeraphon

Setelah pertempuran berakhir, Sasuga menghadapi hologram yang diproyeksikan oleh Xeraphon.

"Infinite Sovereign," kata suara dingin Xeraphon. "Akhirnya kau kembali. Dunia-dunia yang kau ciptakan adalah sumber penderitaanku. Dan sekarang, aku akan menghancurkan semuanya, dimulai dari Terra Nexus."

"Kau hanya mesin," jawab Sasuga tanpa gentar. "Dan mesin bisa dihancurkan."

"Dan kau adalah dewa yang cacat," balas Xeraphon dengan nada mengejek. "Kau pikir menyelamatkan dunia ini akan menebus dosamu? Kau salah."

Sasuga memandang ke arah hologram itu dengan tatapan dingin, lalu berbalik pergi. "Aku akan menghentikanmu, apa pun yang terjadi."

Membangkitkan Harapan Baru

Sasuga mulai merancang strategi untuk mengalahkan Xeraphon. Ia tahu bahwa ia tidak bisa mengandalkan kekuatan absolutnya yang telah ia segel, tetapi ia percaya pada kemampuan timnya.

Dalam momen ini, hubungan antara Sasuga dan Lyra semakin mendalam. Meski sering berdebat, Lyra mulai memahami beban yang Sasuga pikul sebagai pencipta dunia ini.

"Aku dulu menganggapmu sebagai dewa yang tidak peduli," kata Lyra suatu malam. "Tapi sekarang aku melihat bahwa kau hanya manusia, dengan semua rasa sakit dan kesalahanmu."

Sasuga tersenyum tipis. "Aku bukan manusia, Lyra. Aku adalah sesuatu yang lebih... dan lebih buruk."

Namun, di balik kata-katanya yang dingin, Sasuga merasakan secercah harapan. Dengan Aetherion, Lyra, dan tim perlawanan lainnya, ia percaya bahwa Terra Nexus masih bisa diselamatkan.