Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

THE FIGHTER BOYS

ade_pratama_3352
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
85
Views
Synopsis
Kenzie adalah anak pendiam yang sering diremehkan saat kecil. Tetapi dia memiliki tetangga yang 4-5 tahun lebih tua darinya yang selalu membantunya dan di anggap sebagai Kakak oleh Kenzi. Orang itu bernama Shanszhu. Shanszhu adalah anak laki-laki yang pandai berkelahi sejak kecil. Namun saat Shanszhu naik kelas 2 SMP keluarga shanszhu memutuskan untuk pindah. Tanapa memberitahu Kenzi. Sampai Ketika Kenzi smp Kenzi mengetahui jika shanszhu pindah ke timur dan saat ingin masuk SMA. kenzi pun pindah ke SMA Altera di kota timur,ia berharap dapat memulai hidup baru dan mencari Shanszhu Namun, sekolah itu dikuasai oleh kelompok elit yang menggunakan kekuasaan dan kekuatan fisik untuk menindas siswa biasa. Kenzi acuh dengan itu semua Namun, di balik sikap diamnya, ia memiliki tekad yang besar. Ia mengingat masa kecilnya, ketika Shanszhu, tetangganya yang dianggap sebagai kakak, selalu melindunginya dan mengajarinya dasar-dasar bertahan hidup. Ketika Kenzie mendengar bahwa Shanszhu tinggal di kota itu, ia bertekad untuk menemukannya. Setelah serangkaian peristiwa, Kenzie akhirnya bertemu Shanszhu—tetapi pria yang dulu ia kenal telah berubah.
VIEW MORE

Chapter 1 - langkah pertama

Langit Kota Timur tampak suram. Gedung-gedung tua yang dipenuhi coretan graffiti dan jalanan sempit yang penuh dengan kendaraan menciptakan suasana yang menekan. Kenzie memandangi pemandangan itu dari jendela bus yang ditumpanginya, mencoba menenangkan perasaannya yang bercampur antara gugup dan tekad.

"Kota ini berbeda…" pikirnya. "Tapi aku sudah siap."

Bus berhenti di depan SMA Altera, sekolah baru Kenzie. Dari luar, sekolah itu tampak seperti benteng yang dipenuhi energi liar. Gerbang besinya besar dan berkarat, sementara siswa-siswa yang berkumpul di depan terlihat saling melirik dengan penuh kecurigaan.

Kenzie melangkah keluar dari bus, menarik nafas dalam-dalam, dan memasuki gerbang sekolah.

Kenzi melangkah memasuki sekolah dengan kepala tegak. Tubuhnya yang atletis dan wajah tampannya menarik perhatian, tetapi itu tidak cukup untuk membuatnya diterima di tempat ini. Sebaliknya, itu menjadi alasan bagi siswa-siswa lain untuk melihatnya sebagai ancaman.

"Pendatang baru, ya?" suara berat seseorang terdengar di belakang Kenzi saat ia baru saja memasuki sekolah.

Kenzi menoleh. Seorang siswa bertubuh besar dengan bekas luka di wajahnya berdiri di sana, dikelilingi beberapa teman yang tampak tidak ramah.

"Aku Jiro. Ini sekolah kami, dan kau harus tahu aturannya," kata siswa itu sambil melangkah mendekat. "Kalau kau ingin selamat, serahkan uangmu sekarang."

Kenzi hanya menatapnya dengan tenang, tidak mengatakan apa-apa.

"Kau tuli, ya?" Jiro mendorong bahu Kenzi dengan kasar.

Namun, sebelum Jiro bisa melanjutkan, Kenzi meraih tangannya dan memutar pergelangannya dengan gerakan cepat. Jiro mengerang kesakitan, tetapi Kenzi tetap tenang.

"Aku tidak datang ke sini untuk mencari masalah," ujar Kenzi dengan wajah dingin. "Tapi kalau kau memaksa, aku tidak akan tinggal diam."

Jiro menarik tangannya dengan marah, tetapi sebelum ia bisa menyerang lagi, bel berbunyi.

"Kau beruntung, pendatang baru," geram Jiro sambil melangkah pergi. "Tapi kita akan bertemu lagi nanti."

---

Di kelas, Kenzi duduk di barisan belakang, mencoba menghindari perhatian. Namun, seorang gadis dengan rambut pendek dan sikap ceria tiba-tiba mendekatinya.

"Hei, kamu baru, kan? Namaku Gracie," katanya sambil duduk di meja sebelah.

Kenzi mengangguk pelan. "Aku Kenzi."

"Kamu harus hati-hati dengan Jiro dan gengnya," ujar Gracie dengan nada serius. "Dia salah satu orang terkuat di sekolah ini. Kalau kamu membuatnya marah, kamu akan mendapat masalah besar."

Kenzi hanya tersenyum tipis. "Aku tidak takut."

Gracie memandangnya dengan penasaran. "Kamu berbeda. Biasanya pendatang baru tidak bertahan lama di sini. Kamu pasti punya alasan besar untuk datang ke Kota Timur."

Kenzi menjawab. "Aku mencari seseorang."

Gracie diam dan tidak mengatakan apapun lalu pergi.

---

Sore itu, Kenzi pulang sekolah melalui gang kecil di dekat distrik lama. Suasana sepi, tetapi Kenzi merasa ada yang mengikutinya.

Tiba-tiba, Jiro dan gengnya muncul dari kegelapan, menghadangnya.

"Aku sudah bilang kita akan bertemu lagi, pendatang baru," ujar Jiro dengan senyum licik. "Sekarang tidak ada guru atau teman-teman yang bisa menyelamatkanmu."

Kenzi menghela napas. "Aku tidak ingin bertarung, tapi kalau ini yang kau inginkan, aku tidak punya pilihan lain."

"BACOT." Ucap jiro dengan nada marah.

---

Pertarungan pun dimulai. Meskipun jumlah mereka lebih banyak, Kenzi mengandalkan kecepatan dan keterampilan bela dirinya yang telah dilatih sejak kecil. Satu per satu anggota geng Jiro jatuh.

Akhirnya, hanya Jiro yang tersisa. Dengan wajah marah dan sedikit ketakutan, Jiro mencoba menyerang Kenzi dengan pukulan kuat, tetapi Kenzi dengan mudah menghindar dan menjatuhkannya dengan satu serangan.

"Ingat ini," kata Kenzi sambil berdiri di atas Jiro yang terkapar. "Aku tidak mencari masalah. Tapi kalau kau terus menggangguku, aku tidak akan ragu untuk melawan."

Keesokan harinya

Kemenangan Kenzi atas Jiro dengan cepat menyebar di sekolah. Banyak siswa mulai melihatnya dengan rasa hormat, tetapi juga rasa takut. Namun, Kenzi tetap fokus pada tujuannya.

Dia tahu bahwa perjalanan ini masih panjang. Untuk menemukan orang yang dia cari, dia harus menghadapi lebih banyak tantangan, bukan hanya dari siswa sekolah, tetapi juga dari dunia gelap Kota Timur yang jauh lebih kejam.

"Aku datang ke sini untuk menemukan orang itu," pikir Kenzi sambil menatap matahari terbenam di kejauhan. "Dan aku tidak akan berhenti sampai aku berhasil."

---

Setelah kejadian dengan Jiro, Kenzi mulai menarik perhatian banyak pihak di SMA Altera Kota Timur. Beberapa siswa mulai mendekatinya, sebagian karena ingin berteman, tetapi sebagian besar hanya ingin melihat seberapa jauh kemampuan pendatang baru ini.

Namun, Kenzi tetap menjaga jarak. Tujuannya jelas: menemukan orang yang dia cari di kota timur. Segala hal lainnya hanyalah gangguan.

---

Seminggu setelah insiden itu, Gracie mendekati Kenzi lagi saat jam istirahat. Kali ini, wajahnya terlihat lebih serius.

"Kenzi, kamu tahu tentang 'Arena Timur'?" tanyanya tiba-tiba.

Kenzi mengernyit. "Arena Timur?"

Gracie mengangguk. "Itu tempat di mana siswa-siswa kuat bertarung. Tidak hanya dari sekolah ini, tapi juga dari SMA lain di Kota Timur. Orang-orang kuat biasanya terhubung dengan arena itu. Jika kau benar-benar mencari seseorang, mungkin mereka bisa memberikan petunjuk."

Kenzi tidak langsung menanggapi, tetapi ia mencatat informasi itu dalam pikirannya.

"Tapi hati-hati," lanjut Gracie. "Banyak siswa yang pergi ke sana dan tidak pernah kembali."

---

Malam itu, saat Kenzi sedang berjalan pulang dari minimarket, seorang pria menggunakan motor menghampirinya. pria itu melemparkan sebuah kartu kecil ke arahnya dan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Kenzi memungut kartu itu. Di sana tertulis:

"Arena Timur – Bukti Kekuasaan."

Di bagian bawahnya terdapat alamat dan waktu: Jum'at, pukul 22.00.

Kenzi menggenggam kartu itu dengan erat. "Ini mungkin jalan menuju menemui orang itu," pikirnya.

---

Ketika hari Jum'at tiba, Kenzi berjalan menuju lokasi yang tertera di kartu. Tempat itu adalah sebuah gudang tua di ujung Kota Timur, penuh dengan suara sorak-sorai dan kegaduhan.

Saat masuk, ia melihat sebuah lingkaran besar yang dikelilingi penonton. Di tengahnya, dua orang siswa bertarung dengan brutal. Tidak ada aturan, tidak ada belas kasihan.

Seorang pria besar mendekati Kenzi dan memeriksanya dari ujung kepala hingga kaki. "Kau pendatang baru?" tanyanya dengan nada mengejek.

Kenzi mengangguk. "Aku di sini untuk bertarung."

Pria itu tertawa. "Baiklah, kita lihat seberapa jauh kau bisa bertahan."

---

Kenzi berdiri di lingkaran pertarungan, berhadapan dengan seorang siswa tinggi besar yang dikenal sebagai "Hiu Kota Timur." Penonton bersorak liar, berharap melihat darah.

"Kau terlalu tampan untuk tempat ini, anak manis," ejek Hiu sambil mengepalkan tinjunya.

Namun, Kenzi tetap tenang, mengingat semua pelajaran yang dia pelajari dulu sampai sekarang. Saat bel dimulai, Hiu langsung menyerang dengan pukulan kuat, tetapi Kenzi menghindar dengan mudah.

"Kau hanya cepat," geram Hiu sebelum mencoba menyerang lagi.

Namun, dalam satu gerakan cepat, Kenzi memukul perut Hiu dengan keras, membuat nya jatuh berlutut. Pertarungan itu selesai dalam hitungan menit, dan penonton terdiam, terkejut dengan kecepatan dan efisiensi Kenzi.

---

Setelah pertarungan, seorang pria dengan jas rapi menghampiri Kenzi. Ia tampak berbeda dari kerumunan di sekitar.

"Kau berbakat," katanya sambil tersenyum kecil. "Namaku Luca. Aku punya beberapa informasi yang mungkin kau cari."

Kenzi menatapnya dengan tajam. "Informasi tentang apa?"

"Tentang seseorang yang dulu pernah menjadi legenda di tempat ini. Orang yang mereka sebut "Iblis Tanpa Ampun.'"

Kenzi terdiam, jantungnya berdegup kencang. Sambil bertanya di hatinya."siapa itu iblis tanpa ampun,"

Luca mendekati Kenzi dan berbisik. "Kalau kau ingin tahu lebih banyak, buktikan bahwa kau pantas. Ada lebih banyak yang harus kau taklukkan sebelum kau bisa menemui orang seperti dia." setelah mengatakan itu luca lalu pergi.

Kenzi mengepalkan tinjunya. Ia berfikir apakah "iblis tanpa ampun," itu adalah orang yang dia cari?.

Entah itu benar atau tidak dia tidak tau.

Kenzi mengganggap ini baru permulaan dari perjalanan panjangnya di Kota Timur. Tapi ia tidak akan berhenti sampai ia bertemu dengan orang yang dia cari dan membawanya pulang.