Chereads / THE FIGHTER BOYS / Chapter 3 - jaringan kota timur

Chapter 3 - jaringan kota timur

Kenzi dan Kai mulai bekerja sama. Meskipun mereka sering berbeda pendapat, Kenzi tahu Kai memiliki pengalaman dan wawasan tentang Kota Timur yang tidak dimilikinya. Kai mengajarkan Kenzi tentang struktur kota dan bagaimana kekuatan tersembunyi mengatur segala sesuatu di balik layar.

---

Peta Kekuasaan Kota Timur.

Kai membawa Kenzi ke sebuah kafe kecil yang tampak biasa. Namun, di ruang bawah tanah kafe itu terdapat papan besar dengan peta Kota Timur yang penuh dengan catatan dan tanda.

"Ini adalah peta kekuasaan Kota Timur," kata Kai sambil menunjuk beberapa area dengan pena merah. "Setiap warna menunjukkan siapa yang mengendalikan daerah itu. Sumerman menguasai sebagian besar kota, tapi ada beberapa kelompok lain yang mencoba melawan. Daniel memimpin wilayah Barat, sementara orang yang kamu cari sering terlihat di wilayah Utara, sebagai tangan kanan Sumerman."

Kenzi memandangi peta itu dengan seksama. "Kalau begitu, aku harus menuju ke Utara untuk menemukannya."

Kai menggeleng. "Belum. Jika kau mendekati Utara tanpa persiapan, kau akan langsung menarik perhatian Sumerman. Kita butuh rencana."

---

Kai menjelaskan bahwa untuk mendapatkan perhatian Daniel, mereka harus menunjukkan bahwa Kenzi adalah ancaman nyata.

"Daniel tidak akan memperhatikanmu jika kau hanya berkeliaran di sekitar. Tapi jika kau mulai menciptakan keributan di wilayah Barat, dia pasti akan datang," kata Kai.

"Apa rencananya?" tanya Kenzi.

Kai tersenyum samar. "Kita akan mengguncang salah satu bisnis gelapnya. Jangan khawatir, aku tahu tempat yang sempurna."

---

Menghadapi Kelompok Daniel

Malam itu, Kai membawa Kenzi ke sebuah gudang di wilayah Barat. Gudang itu adalah pusat distribusi barang ilegal yang dikendalikan oleh anak buah Daniel.

"Kita tidak perlu menghancurkan semuanya," kata Kai. "Cukup buat mereka tahu bahwa ada pemain baru di kota ini."

Kenzi mengangguk dan masuk ke gudang bersama Kai. Mereka disambut oleh sekelompok pria yang segera menyadari bahwa mereka adalah orang luar.

"Kalian siapa?!" teriak salah satu dari mereka.

Kenzi tidak menjawab. Ia langsung menyerang, menghajar pria itu dengan pukulan telak. Kai mengikuti, menggunakan pengalamannya untuk melumpuhkan dua pria lain.

Pertarungan berlangsung cepat. Dalam hitungan menit, gudang itu di porak-porandakan, dan banyak orang melarikan diri.

"Ini cukup untuk menarik perhatian Daniel," kata Kai sambil tersenyum puas.

---

Pertemuan dengan Daniel

Keesokan harinya, di sebuah lapangan terbuka di wilayah Barat, Kenzi dan Kai bertemu dengan Daniel untuk pertama kalinya.

Daniel adalah pria tinggi dengan aura berbahaya. Matanya tajam, dan senyumannya penuh dengan keyakinan. Ia datang bersama beberapa anak buahnya, tetapi ia jelas tidak membutuhkan perlindungan.

"Jadi kau anak baru yang membuat keributan di wilayahku?" kata Daniel sambil menatap Kenzi dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Aku hanya ingin perhatianmu," jawab Kenzi dengan tenang.

Daniel tertawa kecil. "Kau punya nyali, aku beri itu. Tapi apakah kau punya kemampuan untuk bertahan di Kota Timur?"

Kenzi tidak menjawab. Sebaliknya, ia berjalan mendekati Daniel dan menatapnya langsung.

"Aku di sini untuk mencari seseorang,"."Shanszhu."

Mata Daniel menyipit. "Shanszhu? Jadi kau orang dari masa lalunya, ya?"

"Di mana dia?" tanya Kenzi dengan tegas.

Daniel tertawa kecil. "Kau pikir aku akan memberitahumu begitu saja? Kalau kau ingin menemukan orang itu, kau harus menunjukkan bahwa kau layak untuk bertemu dengannya."

---

Daniel melangkah maju, wajahnya serius.

"Aku tidak akan membuat ini mudah untukmu," katanya. "Kalau kau benar-benar ingin menemukan orang itu, kau harus mengalahkanku dulu. Aku tidak peduli seberapa kuat kau, tapi di Kota Timur, hanya yang terkuat yang bisa bertahan."

Kai mencoba menghentikan Daniel. "Tunggu, Daniel. Dia tidak di sini untuk melawanmu. Dia hanya ingin jawaban."

Daniel menggeleng. "Kota Timur tidak memberi jawaban gratis, Kai. Kau tahu itu."

Kenzi maju, menatap Daniel tanpa rasa takut. "Kalau itu satu-satunya cara, aku siap."

Daniel tersenyum. "Bagus. Aku akan memberimu waktu tiga hari untuk bersiap. Temui aku di Arena Barat. Jangan terlambat."

---

"Kau benar-benar akan melakukannya?" tanya Kai dengan nada khawatir.

Kenzi mengangguk. "Aku tidak punya pilihan. Jika ini satu-satunya cara untuk menemukan nya, aku akan melakukannya."

Kai menghela napas panjang. "Baiklah. Kalau begitu, kita harus memastikan kau siap. Daniel bukan lawan sembarangan. Dia adalah salah satu petarung terkuat di Kota Timur dia sama seperti orang yang kau cari. Jika orang yang kau cari di juluki "iblis tanpa ampun" maka Daniel juga punya julukan. "iblis pembantai", dan dia tidak akan menahan diri."

"Aku siap menghadapi apa pun," jawab Kenzi dengan tegas.

Kai tersenyum samar. "Kau punya keberanian, aku beri itu. Tapi keberanian saja tidak cukup. Kita mulai latihan besok."

---

Hari-hari menjelang pertarungan dengan Daniel diisi dengan latihan keras. Kai mengerahkan seluruh pengetahuannya untuk memastikan Kenzi memiliki peluang melawan Daniel.

"Daniel bukan hanya kuat secara fisik," kata Kai saat mereka berlatih di sebuah lapangan kosong. "Dia pintar. Dia tahu cara membaca gerakan lawan dan mencari kelemahan."

Kenzi, yang sudah terbiasa berlatih keras sejak kecil, menerima tantangan itu tanpa mengeluh. Ia tahu bahwa pertarungan ini bukan hanya tentang menemukan orang itu (shanszhu), tetapi juga membuktikan bahwa ia mampu bertahan di Kota Timur.

---

Teknik Khusus dari Kai

Kai mulai mengajarkan beberapa teknik khusus yang dapat membantu Kenzi melawan Daniel.

"Daniel sering menyerang dengan serangan cepat dan bertubi-tubi," jelas Kai. "Kau harus fokus pada pertahanan sambil mencari celah untuk menyerang balik."

Kai memperagakan teknik-teknik yang memanfaatkan kekuatan tubuh bagian bawah untuk menjaga keseimbangan sambil menghindari serangan. Kenzi mengikuti dengan cermat, menyempurnakan setiap gerakan hingga menjadi refleks.

"Kau cepat belajar," kata Kai dengan nada puas. "Tapi jangan terlalu percaya diri. Daniel tidak akan memberi waktu untuk berpikir di tengah pertarungan."

Kenzi mengangguk. "Aku tidak akan meremehkan dia."

---

Kabar tentang pertarungan Kenzi dan Daniel mulai menyebar di seluruh Kota Timur. Orang-orang mulai berbicara tentang "anak baru" yang berani menantang salah satu tokoh paling ditakuti di kota itu.

Di sudut kota, kelompok-kelompok kecil berkumpul, membahas kemungkinan hasil pertarungan. Beberapa mendukung Daniel, sementara yang lain penasaran dengan kemampuan Kenzi.

Di sisi lain, berita ini juga sampai ke telinga Sumerman.

"Jadi, ada anak baru yang berani membuat keributan?" gumam Sumerman sambil tersenyum tipis. "Menarik. Aku ingin melihat bagaimana ini berakhir."

---

Malam Sebelum Pertarungan

Malam sebelum pertarungan, Kai membawa Kenzi ke atap sebuah gedung tua yang menghadap ke sebagian besar Kota Timur.

"Kota ini bisa menghancurkanmu jika kau tidak hati-hati," kata Kai sambil memandang lampu-lampu yang berkilauan di kejauhan.

"Aku tahu," jawab Kenzi. "Tapi aku tidak akan menyerah. Aku datang ke sini dengan tujuan, dan aku tidak akan berhenti sampai aku mencapainya."

Kai tersenyum kecil. "Kau mengingatkanku pada seseorang yang aku kenal dulu. Seseorang yang percaya bahwa dia bisa mengubah segalanya."

Kenzi menoleh. "Apa yang terjadi padanya?"

Kai menghela napas. "Dia kalah. Tapi aku harap kau tidak akan bernasib sama."