Chereads / LEGEND DEMONIC EMPEROR / Chapter 3 - CH 3 : PENGINAPAN PAGODA EMAS

Chapter 3 - CH 3 : PENGINAPAN PAGODA EMAS

Tiga hari berlalu sejak Ba Bel resmi menjadi murid Wong An, mereka sudah meninggalkan hutan dan Wong An mengajak Ba Bel kembali ke Sekte namun perjalanan mereka kembali cukup panjang.

Wong An yang sebelumnya merasa cemas dan khawatir karena Ba Bel terlalu jauh lebih dewasa dari anak seusianya perlahan-lahan mulai berubah pandangan. Bukan hanya Ba Bel adalah murid yang baik dan penurut tetapi juga begiru menghormati dirinya sebagai Guru dan sangat berbakti, membuat Wong An kini memandangnya sebagai anak berbakat.

"dunia persilatan adalah dunia yang kejam, tetapi selama kau berlatih dengan giat maka setidaknya kau akan bisa bertahan hidup." Wong An menerangkan kepada Ba Bel

Dalam perjalanan Wong An tidak banyak menceritakan kepada Ba Bel mengenai Sekte yang mereka tuju, Wong An hanya memberikan gambaran mengenai dunia persilatan kepada Ba Bel.

Ba Bel merasa sedikit canggung karena sikap Wong An dikehidupan sebelumnya dengan kehidupan saat ini berubah. Pada kehidupan sebelumnya Ba Bel merupakan anak umur lima tahun yang mengalami trauma, penjelasan mengenai dunia persilatan tentang dunia persilatan ini jika disampaikan kepadannya oleh Wong An di kehidupan pertamanya pasti akan membuar Ba Bel memilih menjauh dari dunia persilatan.

Alasan Wong An menjelaskan ini pastinya karena memandang Ba Bel sebagai murid yang berbakat dan berani, memang di kehidupan kedua ini Ba Bel berniat tidak akan lagi mengecewakan gurunya.

"Bel'er, Guru ini bukan orang hebat di dunia persilatan dan banyak kekurangan, tetapi Guru harap kau tidak menyesali berada dibawah bimbingan Gurumu ini. Andai suatu hari ada pendekar yang lebih pantas mendidikmu, Guru akan membiarkan kau berada di bawah bimbingannya" Wong An berkata seperti ini sambil tersenyum tipis. Dalam tiga hari saja Wong An merasa Ba Bel terlalu berbakat untuk berada dibawah bimbingannya yang belum pernah memiliki murid.

Biarpun Wong An berkata seperti itu, Ba Bel mengetahui bahwa Wong An sedang merendah. Sekte yang akan menjadi rumah baru Ba Bel sekaligus tempat Wong An berasal adalah Sekte Pedang Bumi dan Langit, yang berada di dalam Lembah Kesunyian. Meskipun tidak bisa dibilang sebagai Sekte besar aliran Putih tetapi tidak terlalu jauh dari itu.

Wong An dikenal di dunia persilatan sebagai Pendekar berwajah Giok, kemampuannya pedangnya juga tersohor yang membuatnya menjadi salah satu pendekar handal di sektenya.

Sekte Pedang Bumi dan Langit memiliki seratus orang Tetua yang mengurus Sekte yang disebut Tetua Pedang. Para Tetua Pedang yang berjumlah seratus orang ini merupakan pendekar paling hebat di Sekte Pedang Bumi dan Langit.

Wong An bukan hanya berhasil menjadi Tetua paling muda dalam sejarah yang menjadi Tetua Pedang disaat usianya baru 19 tahun, tetapi juga murid paling berbakat pada generasinya.

Tetapi julukannya didunia persilatan yang memiliki gelar Pendekar Berwajah Giok bukan didapat dari dari kemampuannya bermain pedang melainkan dari hal lain.

"Guru, murid hanya akan mengikuti Guru, tidak akan mengikuti yang lain" Ba Bel menepisniat baik Wong An , baginya sungguh Wong An hanya satu-satunya orang yang pantas dia panggil Guru di kehidupan sebelumnya dan dikehidupan ini.

"Bel'er, Dunia persilatan tidak seperti yang kau bayangkan. Tidak ada salahnya memiliki lebih dari satu Guru. Bahkan diriku memiliki tiga guru sepanjang hidupku dan mungkin akan terus bertambah." Wong An berkata sambil mengelus kepala Ba Bel.

Tentu saja Ba Bel merasa canggung ketika Wong An mengelus kepalanya walaupun dia terjebak dalam tubuh seorang anak yang berusia 5 tahun, tetapi mentalitas yang dimilikinya adalah mentalitas seorang pria yang berumur 101 tahun, tapi tentu saja Ba Bel tidak berkata apa-apa ketika Wong An mengelus kepalanya.

Masalah memiliki guru lebih dari satu, Ba Bel juga tidak membahasnya lebih jauh. Menurutnya dengan Kitab Sembilan Perubahan Iblis yang masih ada di dalam ingatannya, Ba Bel tidak membutuhkan Guru lain. Selama memiliki waktu, Ba Bel akan mampu menguasai dunia persilatan dan memperbaiki penyesalannya di kehidupan pertamanya.

Ba Bel berkata membulatkan tekad dalam kehidupan ini dia akan menjadi Iblis tanpa tanding dan dia berkata di dalam hatinya. "Dengan kedua tanganku aku akan menentang takdir, bukan demi menjadi pahlawan, bukan demi menjadi pahlawan, tapi aku ingin tercipta kedamaian di dunia yang kacau.Dengan Kedua tangan ku, aku menantang empat penjuru langit dan bumi demi mengubah takdir ku, dengan kedua tangan ku akan aku hancurkan malaikat jika menghalangi jalan ku. Aku menjelma sebagai iblis untuk membawa kedamaian di dunia ini.Aku rela menjadi iblis untuk mendamaikan dunia ini. Aku Rela menjadi iblis untuk membunuh malaikat-mailak palsu yang haus akan kekuasaan.Dari kegelapan aku terlahir dan dengan kegelepan akan kuterangi semua jalan kalian yang menghalangi ku. Aku adalah Ba Bel sang Kaisar Iblis!"

Sorot Mata Ba Bel berubah ketika dia mengatakan hal tersebut didalam hatinya, membuat Wong An memperhatikan wajah muridnya tersebut. lalu Ba Bel langsung mengerjapkan matanya dan mengembalikan sorot matanya seperti seorang anak berusia lima tahun.

"hari sudah mulai malam, sebaiknya kita beristirahat di tempat itu.." Wong An menunjuk sebuah penginapan sederhana.

Memang jalur yang ditempuh Wong An dan Ba Bel merupakan jalur perdagangan sehingga tidak jarang ada penginapan serta kedai di sepanjang jalur yang dilewatinya. Beberapa malam terakhir keduanya sudah menginap dialam terbuka, Wong An merasa tidak ada salahnya kali ini mereka beristirahat di sebuah penginapan.

Ba Bel mengerutkan keningnya, selama beberapa hari terakhir dia berusaha mengingat semua kejadian yang terjadi di kehidupan pertamanya dimulai dari pertemuan pertamanya dengan Wong An.

"bukankah seharusnya kami mendatangi penginapan ini setelah seminggu perjalanan?" batin Ba Bel saat memandang penginapan di hadapannya.

Ba Bel akhirnya mengingat kejadian di kehidupan pertamanya, penginapan ini seharusnya telah menjadi reruntuhan serta dipenuhi banyak jasad manusia ketika dirinya dan Wong An tiba. Ba Bel kehilangan kesadarannya ketika menemani Wong An memeriksa kondisi di dalam reruntuhan tersebut.

Pada kehidupan sebelumnya Ba Bel berjalan dengan lambat tanpa semangat hidup sehingga membutuhkan waktu jauh lebih lama untuk sampai ditempat ini. Sebaliknya sekarang dia berjalan dengan penuh semangat bersama Wong An. Ba Bel tidak mengetahui apa yang terjadi di penginapan ini dulunya, akan tetapi satu yang pasti kejadian yang dapat membuat sebuah penginapan menjadi sebuah reruntuhan dan terdapat banyak jasad manusia bukanlah sesuatu yang bagus untuk berada di lokasi kejadian ketika hal yang menyebabkan penginapan ini menjadi reruntuhan.

"bisa saja semua itu terjadi malam ini" gumam Ba Bel berkata sangat pelan, dia Khawatir dirinya dan Wong An dalam bahaya.

"Bel'er, apa yang sedang kau pikirkan ? ayo masuk!" ajak Wong An

"Guru, apakah tidak sebaiknya kita melanjutkan perjalanan saja ? Murid tidak sabar melihat tempat tinggal yang baru.." Ba Bel tersenyum canggung.

Wong an tersenyum lembut dan mengelus kepala Ba Bel, dia menjelaskan bahwa Sekte mereka tidak akan pergi kemana-mana sehingga keduanya tidak perlu terburu-buru.

Ba Bel menggaruk kepalanya yang mulai terasa sakit, suatu keajaiban dirinya bisa mengalami kehidupan kedua. Ba Bel tidak ingin terbunuh beberapa hari setelah kelahirannya kembali. Meskipun Wong An memiliki ilmu silat yang tinggi tetapi Ba Bel tidak ingin mengambil resiko.

"jika aku bersikeras menolak memasuki penginapan ini, Guru pasti menjadi curiga apalagi nanti dia mendengar sesuatu terjadi pada penginapan ini." Ba Bel merasa sangat dilema, tanpa ada pilihan lain dirinya mengikuti Wong An memasuki penginapan.

Ba Bel hanya bisa berharap kejadian mengerikan tersebut tidak terjadi di malam ini, karena jika hal itu terjadi Ba Bel tidak bisa membantu Wong An andai terjadi sesuatu.

Ba Bel dan Wong An memasuki penginapan yang bernama penginapan Pagoda Emas