Chereads / LEGEND DEMONIC EMPEROR / Chapter 6 - CH 6 : ZHU RONG

Chapter 6 - CH 6 : ZHU RONG

"Tarian burung bangau kembar"

Bersamaan dengan wong an yang menghindari serangan tombak lawannya, Wong An langsung membalas serangan menggunakan dua serangan tusukan yang sangat cepat. Serangan tersebut berhasil melukai lawannya meskipun bukan luka yang fatal.

Ba Bel mengerutkan dahinya, dia bisa melihat konsentrasi Wong An sedikit terpecah karena pada saat bertarung dengan lawannya Wong An masih terbatuk-batuk. Jika saja Wong An bertarung di siang hari, mungkin pertarungan ini sudah selesai dengan Wong An keluar sebagai pemenang mengingat lawannya cukup meremehkan Wong An serta menunjukan beberapa kelemahan.

Perhatian Ba Bel kemudian terarah kepada Ling Tong, petarungan pria berambut merah tersebut dengan dua pendekar tingkat tingi menghancurkan sebagian penginapan pagoda emas.

"Ling Tong ini masih menyembunyikan kekuatan penuhnya atau kondisi tubuhnya yang membuat dirinya tidak bisa menggunakan seluruh kemampuannya." Pikir Ba Bel sambil mengamati pertarungan, melihat kemampuan bertarung Ling Tong membuatnya menyadaribahwa Ling Tong memiliki kemampuan lebih hebat dari Gurunya.

"Kakak Pertama dan Adik Ketiga, kita bukan tandingannya! Sebaiknya kita mundur sekarang!" seru jendral Kelabang Hitam yang terluka.

"Kalian telah berbaik hati mengantarkan nyawa kalian kesini, jadi aku tidak akan sungkan!" Ling Tong mengalirkan tenaga dalam pada pedangnya kemudian mengarahkan pada jendral Kelabang Hitam yang baru saja berseru dengan lantang, "Peri Menaklukan Iblis!"

Serangan Ling Tong begitu cepat dan tenaga yang terkandung dalam serangan tersebut membuatnya menjadi serangan yang sangat mematikan. Salah satu jendral Kelabang Hitam kembali terbunuh oleh pedang Ling Tong.

Mata Ba Bel melebar ketika menyaksikan jurus yang dilepaskan oleh Ling Tong, bukan karena serangan tersebut mampu menghabisi pendekar tinggi dalam satu kali serangan melainkan karena dia mengenali jurus pedang yang digunakan oleh Ling Tong.

"jurus pedang peri Menaklukan Iblis?" Ba Bel mengetahui benar jurus pedang tersebut hanya bisa dipelajari oleh seseorang yang berasal dari Sekte Pedang lima gunung, salah satu sekte aliran putih terkuat saat ini.

"Adik Kedua!" salah satu orang lain yang sedang berhadapan dengan Ling Tong menjadi murka.

"Kakak ke dua!"

Pendekar yang menggunakan Tombak melompat ke belakang untuk mengambil Jarak dari Wong An sambil menusukan Tombaknya. Wong An juga segera melompat kebelakang menghindari serangan dari Pendekar yang menggunakan Tombak.

Diluar dugaan Pendekar yang menggunakan Tombak melemparkan sebuah senjata rahasia ke arah Ba Bel yang sedang menggendong Bayi. Wong An segera melompat ke Arah Ba Bel dan menahan serangan tersebut dengan kedua pedangnya.

Kini Pendekar yang menggunakan tombak bergabung dengan rekannya yang tertekan ketika melawan Ling Tong sendirian.

"Kakak pertama biar aku bantu!"

Kini Ling Tong kembali melawan dua pendekar yang merupakan Jendral dari organisasi yang bernama Kelabang Hitam.

Wong An ingin membantu Ling Tong akan tetapi, dirinya mengkhawatirkan keselamatan Ba Bel dan Bayi yang di gendongnya, karena selain dari dua orang Jendral dari Kelabang Hitam yang tersisa di Penginapan ini masih terdapat belasan orang Pendekar dari Kelabang hitam yang berada tidak jauh dari tempat Ba Bel berada.

"haha, kalian sudah datang dari jauh untuk mencari ku, jangan harap bisa kembali." Ling Tong tersenyum dingin ke arah 2 Jendral Kelabang Hitam yang tersisa.

Setelah itu Ling Tong bergerak dengan kecepatan yang tidak bisa diikuti oleh Kedua Jendral Kelabang Hitam yang tersisa, kemudian dalam beberapa tarikan nafas berikutnya Ling Ting berhasil menusukan pedangnya ke dada Jendral Kelabang Hitam yang tadi melawan Wong An. Sedangkan satu orang Jendral Kelabang Hitam yang di panggil Kakak Pertama berhasil melompat mundur saat sebuah Energi Pedang yang dikeluarkan Ling Tong menghantam tempat dirinya berdiri. Jendral itu melompat ke arah Pintu penginanapan Pagoda Emas dan menghindari serangan dari Ling Tong

"TIDAK...!" Seorang Jendral Kelabang Hitam yang tersisa meraung Frustasi, "Ling Tong akan ku balaskan Dendam ketiga adik ku yang telah kau bunuh suatu hari nanti." Teriak Jendral Kelabang Hitam yang tersisa.

Tampak jelas kemarahan di wajah satu-satunya Jendral kelabang Hitam yang masih hidup, namun dirinya sadar bahwa dia bukanlah lawan Ling Tong. Dirinya tidak berhasil melukai Ling Tong ketika mengeroyoknya, apalagi saat ini ketika kedua adik seperguruannya telah tewas di tangan Ling Tong.

Akhirnya Jendral Kelabang Hitam berserta anak buahnya pergi meninggalkan Penginapan Pagoda Emas di tengah deras hujan yang mengguyur bumi di malam itu.

Ling Tong ingin mengejar pendekar tersebut, tetapi dia mengurungkan niatnya ketika mengetahui bahwa bangunan Penginapan ini telah mencapai batasannya, jika Ling Tong tetap melakukan pertarungan di dalam Penginapan dapat di pastikan Penginapan Pagoda Emas akan menjadi reruntuhan dan puing-puing seperti di kehidupan pertamanya Ba Bel.

Ling Tong sebenarnya tidak ingin membiarkan satu jendral Kelabang Hitam tersebut lolos, tetapi dia juga merasakan pondasi bangunan penginapan Pagoda Emas ini sudah mencapai batasannya. Andaikan Ling Tong bisa menghabisi keduanya sekalipun, kemungkinan penginapan ini akan menjadi reruntuhan.

Bisa dirasakan oleh Ling Tong bahwa hampir semua tamu yang menginap di penginapan ini adalah manusia biasa hanya Wong An yang merupakan pendekar dari dunia persilatan. Para tamu lainnya yang menginap dipenginapan pagoda emas menyadari ada keributan dilantai dasar, tetapi mereka memilih untuk tetap berada di ruangan mereka masing-masing karena tidak ingin terlibat. Andai penginapan ini roboh, Ling Tong tidak akan sempat menyelamatkan mereka semua.

"terima kasih atas bantuan kalian berdua, jika tidak maka aku akan berada dalam kesulitan." Ling Tong menyarungkan kembali pedangnya sebelum mendekati Wong An dan Ba Bel sambil memasang wajah riang.

"tidak perlu sungkan seperti itu Senior Ling, suatu kehormatan untuk ku bisa membantu senior Ling." Wong An memberikan hormatnya.

Ling Tong memanggil pelayan penginapan lalu memberikan beberapa keping emas sebagai ganti rugi atas kerusakan yang telah ditimbulkan oleh dirinya ketika bertarung dengan pasukan Kelabang Hitam. Seharusnya uang tersebut lebih dari cukup untuk mengganti semua kerugian yang dialami oleh penginapan Pagida Emas.

"cih, andaikan bukan karena aku sudah berlari tujuh hari tujuh malam tanpa henti, aku tidak akan kesulitan menghadapi tiga orang sekelas mereka.." Ling Tong menghela nafas panjang, masih menyesali tidak berhasil membunuh 1 Pemimpin yang tersisa tadi.

Wong An tersenyum canggung, lalu berganti Ba Bel yang terbatuk pelan. Sekarang Ba Bel menyadari alasan mengapa Ling Tong terlihat tidak mampu menggunakan segenap kemampuannya, ternyata karena dirinya sedang dalam kondisi tidak prima.

Ling Tong kembali menggendong bayi mungil yang sekarang terlihat lebih tenang, pandangannya penuh haru, "Rong'er sungguh malang nasib mu nak!" Ling Tong menghela nafasnya, " hampir saja dia dalam bahaya jika bukan karena bantuan kalian berdua." Ucap Ling Tong sambil menatap Ba Bel dan Wong An

Ling Tong menjelaskan bayi yang berada dalam pelukannya itu adalah cucunya dari anak gadis tertuanya yang menikah dengan keluarga pedagang. Meskipun tidak direstui tetapi anak gadisnya itu memilih meninggalkan rumah dan berkeluarga dengan pria yang dia cintai. Beberapa hari yang lalu Ling Tong mendengar kabar, keluarga Putrinya dalam bahaya sehigga dirinya berlari tanpa henti untuk menonolong anak gadisnya.

Sayangnya, Ling Tong datang terlambat. Ketika Ling Tong tiba, Putrinya itu telah terbunuh bersama suaminya oleh salah satu jendral dari kelompok Kelabang Hitam. Ling Tong hanya bisa menyelamatkan cucunya dan berniat membawa bayi mungil ini kembali ke sektenya.

Tubuh Ba Bel bergetar, dia tidak asing dengan kisah ini. Sekarang pandangannya terarah pada bayi dalam pelukan Ling Tong. Mendengar Ling Tong memanggil bayi tersebut Rong'er. Ba Bel yakin dugaanya tidak salah.

"Bel'er kau mungkin tidak mengetahui tetapi Rong'er adalah anak gadis. Kau telah menyelamatkannya hari ini dan usia kalian tidak berbeda jauh, bagaimana jika kau kujodohkan dengannya?" Ling Tong tersenyum lebar.

Mata Ba Bel melebar dan menatap Ling Tong tidak percaya. Ling Tong kemudian menyebutkan nama bayi tersebut adalah Zhu Rong. Mendengar nama Zhu Rong diucapkan oleh mulut Ling Tong membuat Ba Bel merasa di sambar Petir.

Sekarang Ba Bel mengetahui siapa jati diri Ling Tong yang sebenarnya, Ling Tong tidak lain dan tidak bukan adalah Harimau Liar dari Sekte Pedang lima gunung. Satu dari lima pendekar terkuat Sekte Pedang lima gunung sekaligus kakek dari jeius bela diri sepanjang sejarah Sekte Pedang lima gunung yaitu Zhu Rong yang dijuluki Dewi Bunga Persik. Biarpun terlihat berusia 30-an tahun, seharusnya Ling Tong sudah hampir berusia 50 tahun sekarang.

Ba Bel mendengar saat pertarungan besar yang mengakibatkan binasanya Sekte Pedang lima gunung, Ling Tong tidak banyak membantu karena ternyata memiliki luka dalam serius. Sekarang Ba Bel baru mengetahui luka dalam tersebut didapatkan dari pertarungan hari ini.

Tidak banyak yang mengenal Ling Tong karena orang lebih mengenalnya sebagai harimau Liar, serta Ling Tong jarang meninggalkan Sekte Pedang lima gunung dan lebih banyak menghabiskan waktu mendidik cucu kesayangannya Zhu Rong.

Ba Bel hanya bisa memandang Wong An karena jelas tidak pantas untuk anak seusia dia menjawab penawaran yang diajukan oleh Ling Tong.