Chereads / LEGEND DEMONIC EMPEROR / Chapter 8 - CH 8 : Sejarah Sekte Pedang Bumi dan Langit

Chapter 8 - CH 8 : Sejarah Sekte Pedang Bumi dan Langit

Setelah Guru dan Murid tersebut meninggalkan Penginapan Pagoda Emas dan berjalan pulang ke Sekte Pedang Bumi dan Langit, mereka berdua tidak mendapat halangan yang berarti. Hanya serangan dari binatang buas dan percobaan perampokan yang semuanya mampu di atasi oleh Wong An.

Setelah menempuh perjalanan selama 3 hari akhirnya Wong An dan Ba Bel sampai di sebuah Lembah yang dahulu bernama Lembah Kesunyian. Mereka berdua melihat sebuah Gerbang berwarna Hitam dan Putih yang bertuslikan Sekte Pedang Bumi dan Langit.

"Bel'er lihat, itulah yang nantinya akan kau sebut sebagai rumah. Tempat dirimu pulang setelah berpetualang atau setelah melakukan sebuah misi." Wong An menunjuk ke arah Gerbang Sekte Pedang Bumi dan Langit.

Walaupun dinamakan Sekte Pedang Bumi dan Langit, akan tetapi kehidupan di dalam Sekte Pedang Bumi dan Langit bagaikan sebuah kota yang sangat ramai dan banyak berbagai aktivitas di dalamnya. Di sepanjang perjalanan Wong An Menceritakan Sejarah Sekte Pedang Bumi dan Langit kepada Ba Bel selama 3 hari 3 malam, sebelum Guru dan Murid tersbut sampai di depan Gerbang Sekte.

Wong An menceritakan Sekte Pedang Bumi dan Langit sendiri konon didirikan oleh Pendekar dari Luar dataran Kekaisaran Shu,Wu dan Wei ataupun 7 Negara dan kerajaan di sekitar 3 Kekaisaran besar tersebut.

#Beberapa hari sebelum sampai di gerbang Sekte

"Bel'er, ada sesuatu yang harus kau ketahui sebelum kita melangkah lebih jauh. Kisah tentang sekte ini, dan dua tokoh yang mendirikan tempat yang kelak kau sebut rumah."

Ba Bel menatap gurunya dengan penuh perhatian. Suara Wong An yang biasanya tenang kini mengandung nada yang mendalam, seakan setiap kata membawa beban sejarah.

Wong An menghela napas panjang sebelum memulai ceritanya.

"Sekte Pedang Bumi dan Langit ini didirikan oleh dua pendekar legendaris, Sabeni dan Dony. Mereka bukan berasal dari dataran ini, melainkan dari tempat yang jauh, bahkan mungkin dari dimensi lain. Sabeni dikenal sebagai Panglima Darah, sementara Dony dijuluki Dewa Iblis. Mereka adalah sahabat sejati, dua jiwa yang terhubung meski berbeda seperti siang dan malam."

Wong An memejamkan matanya, mengingat kembali cerita yang diwariskan kepadanya. Dengan suara yang lembut, ia melanjutkan.

"Konon, saat mereka berkelana, mereka mendapati dunia persilatan yang penuh dengan pertikaian. Aliran hitam dan putih saling menghancurkan, sementara rakyat kecil menderita. Sabeni dan Dony tidak bisa tinggal diam. Dengan kekuatan luar biasa, mereka membumihanguskan sekte-sekte aliran hitam yang keji dan menantang pemimpin aliran putih yang sombong." Wong An menarik nafasnya sebelum dia melanjutkan ceritanya.

"Namun, ada satu kejadian yang mengubah segalanya. Di sebuah negara kecil, mereka tengah menikmati makan siang ketika perkelahian antara aliran hitam dan putih meletus. Seorang pendekar dari aliran putih terlempar ke meja mereka, menjatuhkan makanan yang sedang mereka santap."

Wong An menatap Ba Bel dengan tajam, seolah ingin memastikan muridnya memahami pentingnya kisah ini.

"Dony menatap pendekar itu dan menunggu sebuah permintaan maaf. Namun, yang didapatnya hanyalah cibiran. Pendekar itu, dengan nada sombong, menyebutnya 'iblis jelek'. Wajah Dony memang menyeramkan, tetapi hatinya lebih lembut dibandingkan Sabeni. Namun, hinaan itu terlalu jauh. Sabeni hanya berkata santai, 'Selesaikan urusanmu cepat, aku ingin melanjutkan makan.'"

Suara Wong An berubah menjadi lebih dalam, menciptakan suasana yang mencekam.

"Dua tarikan napas, Bel'er. Hanya dalam dua tarikan napas, Dony menghabisi semua pendekar yang bertikai di tempat itu. Bahkan sampai akhir hayat, mereka tidak mengetahui siapa yang telah membunuh mereka." Wong An memejamkan matanya beberapa saat sebelum dia melanjutkan ceritanya.

"Kematian itu memicu kemarahan. Ribuan pendekar, baik dari aliran hitam maupun putih, berkumpul untuk membalas dendam. Sepuluh pendekar tingkat Kaisar dari aliran putih dan lima belas pendekar tingkat Kaisar dari aliran hitam memimpin pasukan. Namun, mereka semua binasa hanya dalam waktu satu jam. Dony dan Sabeni menghancurkan segalanya." Ucap Wong An menutup ceritanya.

Disela Ba Bel yang menunjukan ekspresi terkejutnya Wong An juga mengatakan bahwa Konon katanya dari sekian banyak pendekar yang berkumpul tersebut terdapat 10 Pendekar dari aliran Putih yang sudah menembus dan mencapai Ranah Kaisar dan juga ada 15 orang Pendekar dari aliran Hitam yang juga berada di ranah Kaisar.

Ba Bel tertegun, matanya membelalak mendengar kisah ini. "Mereka begitu kuat… Seperti dewa…"

Sebenarnya Ba Bel sudah mengetahui kisah ini dari kehidupan pertamanya, tetapi Ba Bel memilih diam dan tetap mendengarkan cerita Gurunya sambil memainkan perannya seperti murid yang baru pertama kali mendengar kisah ini.

Wong An mengangguk pelan. "Ya, dan itulah yang membuat mereka dihormati sekaligus ditakuti. Setelah pertarungan itu, mereka melarang pendirian sekte atau ajaran ilmu bela diri di negara tersebut. Sebagai gantinya, mereka memberikan teknologi kepada pemerintah untuk menjaga keamanan."

Wong An memegang dagunya dan sempat berfikir sejenak sebelum melanjutkan ucapannya, "konon katanya, teknolgi yang diberikan sebagai ganti Sabeni dan Dony yang meluluhlantakan dunia persilatan di negara itu. Adalah sebuah Teknologi yang sangat asing yang belum pernah dilihat dan dibayangkan oleh para manusia yang hidup pada saat ini. Sabeni dan Dony juga memberitahukan kepada pemerintah di negara itu bagaimana cara membuat senjata yang sangat asing tersebut, mereka berdua juga memberitahukan kepada pemerintah setempat bagaimana cara memperoleh bahan-bahan untuk membuat senjata berteknologi yang sangta mutakhir dan belum pernah dilihat oleh satu manusiapun yang hidup pada saat itu." Wong An berkata dengan nada berapi dan wajahnya sangat bangga saat menceritakan hal itu kepada muridnya.

"Sabeni yang memiliki Gelar Panglima Darah yang berdiri dipuncak ilmu beladiri merasa sangat kesepian, oleh karena itu Sabeni mendirikan sekte yang kita kenal sebagai Sekte Pedang Bumi dan Langit. sedangkan Dony mengasingkan diri ke Hutan Larangan, tempat yang kini menjadi rumah bagi spirit beast yang menakutkan. Konon Katanya semenjak Dony mengasingkan diri ke hutan tersebut ada beberapa pendekar yang pernah melihat dan mendengar suara Kupeng dan Qiling." Wong An berhenti sejenak memberikan Waktu kepada Ba Bel untuk meresapi cerita tersebut.

Ba Bel terlihat menganggukan kepalanya tampak meresapi cerita yang disampaikan oleh Wong An.

"Setelah beberapa ratus tahun kemudian Sekte kita akhirnya melahirkan seorang Pendekar dengan ranah Kultivasi Kaisar yang menjadi ketua Sekte yang menggangtikan Leluhur Sabeni. Setelah tidak lagi menjadi ketua Sekte, Sabeni pergi meninggalkan Sekte menuju Hutan larangan untuk bertemu dengan Dony. Karena semenjak Dony menempati Hutan larangan, tingkat bahaya dihutan larangan menjadi 10kali lipat, bahkan ada seorang pendekar di tingkat kultivasi Kaisar yang ditemukan tewas secara mengenaskan setelah 10 hari memasuki bagian dalam hutan larangan. Kemudian setelah memasuki Hutan larangan Lelurhu Sabeni dan Sahabatnya Dony menghilang dan tidak pernah lagi terlihat sampai sekarang." Wong An bercerita sambil sesekali melihat wajah muridnya.

Flash Back Off

Wong An tersenyum samar dan melanjutkan, "Bel'er, tempat yang akan kau masuki ini bukan sekadar sekte. Ini adalah rumah dari warisan para legenda, dan kau memiliki tanggung jawab besar untuk menjunjung tinggi nama baiknya."

Ba Bel menganggukan kepalanya kepada Wong An. "Aku mengerti, Guru. Aku akan menjaga nama besar Sekte Pedang Bumi dan Langit."

Wong An menepuk bahu muridnya. "Bagus. Sekarang, mari kita lanjutkan perjalanan. Gerbang itu sudah di depan mata."