Chereads / LEGEND DEMONIC EMPEROR / Chapter 5 - CH 5 : KELABANG HITAM

Chapter 5 - CH 5 : KELABANG HITAM

"kalian sudah datang kemari jauh-jauh, tidak perlu berfikir untuk pulang lagi!" seru Ling Tong lantang

Ling Tong menarik pedangnya dan menatap rombongan bersejata di hadapannya. Orang-orang yang sebelumnya melepaskan hawa pembunuh itu kini gemetar ketakutan, mereka menyadari diri mereka bukanlah tandingan ling tong meskipun mereka menang secara jumlah.

Orang-orang yang berasal dari organisasi Kelabang Hitam mengutuk aksi Ba Bel dalam hati mereka, sejauh yang mereka ketahui Ling Tong sedang berpergian sambil membawa seorang bayi yang pastinya akan membuatnya kesulitan bertarung dengan musuh dalam jumlah besar. Tidak disangka ada yang bersedia membantu Ling Tong menjaga bayi tersebut.

"rebut bayi tersebut dari anak kecil itu, kelemahan Ling Tong adalah bayi tersebut." salah satu orang berbisik kepada yang lainnya.

"jangan berfikir aku akan membiarkan kalian melakukan itu." Ling Tong yang memiliki pendengaran yang tajam bisa mendengar bisikan tersebut, tenpa ragu Ling Tong maju menyerang menggunakan pedangnya.

Ba Bel menyaksikan pertempuran tersebut dari jarak cukup jauh sambil berusaha menghibur bayi yang digendongnya.

"Bel'er apa yang terjadi?" tanya Wong An

Ba Bel menoleh keatas dan menemukan Wong An meninggalkan kamarnya setelah mendengar keributan dilantai dasar, Wong An melompat dari lantai dua dan mendarat di sebelah Ba Bel. Wong An keheranan melihat Ba Bel menggendong seorang bayi.

"Guru..." Ba Bel kemudian menjelaskan secara singkat situasinya kepada Wong An.

Wong An mengangguk pelan, kemudian melihat pertempuran yang terjadi tidak jauh dari tempatnya berdiri. dalam waktu begitu singkat, separuh orang yang mencoba menyerang Ling Tong sudah tumbang dan terbaring di tanah, tidak bernyawa. Wong An bisa melihat Ling Tong adalah pendekar tingkat tinggi yang ilmu silatnya bahkan diatas dirinya.

"Bel'er, apakah paman tersebut menyebutkan namanya?" tanya Wong An

"orang-orang itu memanggil paman berambut merah tersebut dengan nama Ling Tong." Jawab Ba Bel

Wong An mengerti, Ling Tong bisa saja menghabisi semua orang tersebut dalam tiga jurus tetapi dia berusaha membunuh semua lawannya dengan cara yang rapi, sehingga tidak banyak darah yang keluar dari tubuh musuhnya. Wong An merasa Ling Tong melakukan semua itu karena Ba Bel menyaksikan pertempuran tersebut.

 

"masih bisa memikirkan kondisi Bel'er yang melihat pertarungannya..." Wong An hanya bisa tersenyum kagum.

Meskipun Ling Tong menyelesaikan pertarungannya dengan berusaha membuatnya todak terlalu berdarah tetap saja bau amis darah segera mengisi udara dan tidak lama lagi aroma mayat pasti memenuhi penginapan.

Ling Tong menyarungkan kembali pedangnya, dia kemudian melihat Wong An yang membawa pedang berada disamping Ba Bel.

"senior Ling.." Wong An memberi hormat pada Ling Tong, "namaku Wong An, anggota dari Sekte Pedang Bumi dan Langit."

"Pendekar Bumi?" Ling Tong menaikan kedua alisnya.

"sebuah kehormatan senior Ling pernah mendengar tentangku" Wong An tersenyum lembut.

Ba Bel kemudian mengenalkan Wong An sebagai gurunya pada Ling Tong. Ba Bel menyadari pikiran keduanya yang terpusat pada dirinya yang tidak terganggu setelah melihat pertempuran berdarah di depannya.

"ternyata Bel'er berasal dari Sekte Pedang Bumi dan Langit. Sepertinya dalam beberapa tahun kedepan sekte kalian akan memiliki pendekar hebat lainnya." Ling Tong tertawa lepas memuji Ba Bel.

"Senior Ling terlalu memuji." Wong An menganggukan kepala pelan

Ba Bel masih bingung mengapa penginapan ini menjadi reruntuhan jika ternyata pertarungan yang terjadi hanya seperti yang baru saja dia saksikan. Melihat kemampuan Ling Tong, meskipun Ling Tong bertarung sambil menggendong bayi pu akan tetap mampu menghabisi semua lawannya tanpa kesulitan yang berarti.

"paman Ling..."Ba Bel berniat mengembalikan bayi yang sedang digendongnya pada Ling Tong. Ba Bel sendiri masih kebingungan mengapa dirinya tidak bisa mengingat seorang pendekar sehabat Ling Tong dari kehidupan pertamanya.

"Bel'er, sepertinya paman harus meminta bantuanmu sedikit lebih lama.." setelah Ling Tong selesai berkata seperti itu kepada Ba Bel terlihat tiga orang lainnya memasuki penginapan Pagoda Emas.

Ba Bel mengerutkan keningnya, dia bisa melihat tiga pendekar yang baru masuk ini mempunyai kekuatan, setara dengan Wong An atau setingkat dibawahnya. Pakaian yang dikenakan oleh ketiga pendekar tersebut terdapat simbol Kelabang Hitam yang berukuran cukup besar.

"Ling Tong! Jangan pernah berfikir dirimu akan tetap bisa hidup setelah membunuh adik kecil kami!" salah satu pendekar yang masuk tadi berseru lantang dan menunjuk Ling Tong.

"ah, kupikir hanya bisa membunuh satu jendral Kelabang Hitam, kalian malah mengantarkan nyawa kalian sendiri kesini. Membuatku tidak perlu repot-repot untuk memburu dan membunuh kalian semua."Ling Tong tersenyum lebar sambil menarik kembali pedang yang telah dia sarungkan.

"Bel'er, berdiri dibelakang Guru.." Wong An menyuruh Ba Bel berlindung padanya.

Ba Bel menuruti perintah Wong An, dia sadar meskipun Ling Tong memiliki ilmu silat yang lebih tinggi belum tentu Ling Tong bisa menahan gerakan dari ketiganya dengan mudah. Setelah melihat kehadiran tiga orang ini Ba Bel baru menyadari dan memahami, alasan penginapan ini menjadi reruntuhan dalam kehidupan pertamanya.

Jika Ling Tong bertarung sendirian sambil menggendong seorang bayi, pastinya Ling Tong mengalami banyak kesulitan dan bahkan terluka parah walaupun ling tong berhasil menghabisi ketiga lawannya.

"tempat ini terlalu sempit, bagaimana jika kita bertarung diluar." Tanya Ling Tong.

"mengapa kami harus menuruti kemauan mu hah?" selesai berbicara seperti itu salah satu ketiga jendral Kelabang Hitam langsung maju menyerang Ling Tong.

Ling Tong menyambut serangan tersebut tanpa rasa takut, seorang lainnya menggunakan golok ikut menyerang Ling Tong sementara satu yang tersisa yang menggunakan senjata tombak berlari dengan cepat ke arah Wong An dan Ba Bel. Ling Tong ingin berusaha menghentikannya tetapi dua orang jendral Kelabang Hitam lainnya menggunakan segenap kemampuan mereka untuk menahan Ling Tong.

Ketiganya sadar bahwa mereka bukanlah lawan Ling Tong jika bertarung secara adil, mereka mengetahui jika Ling Tong membawa seorang bayi yang menjadi kelemahannya. oleh karena itu mereka ingin menyerang dan merebut bayi yang digendong oleh Ba Bel.

"Bel'er gunakan kesempatan ini untuk melihat dan mempelajari ilmu pedang dari Sekte Pedang Bumi dan Langit." Wong An tersenyum lembut sebelum maju menyambut musuh yang bersenjatakan tombak.

"beraninya kau ikut campur urusan kelompok Kelabang Hitam!" Pria bersenjata tombak itu menyerang dengan beringas kearah Wong An.

Wong An memainkan pedagnyna untuk menepis semua serangan tombak tersebut sekaligus menggunakan langkah kaki yang lincah. Pertarungan keduanya bisa dibilang berimbang.

Pandangan Ba Bel sedikit berbeda, meskipun Wong An kelihatan berimbang dengan lawannya, tetapi sebenarnya Wong An jauh lebih unggul. Dikarenakan Wong an saat ini masih berusia 27 tahun sementara lawannya sudah hampir berusia 50 tahunan. Jadi jelas bisa dilihat bahwa Wong An jauh lebih berbakat dari lawannya.

Ba Bel menahan nafasnya, rasanya sudah begitu lama sejak terakhir kali dirinya melihat permainan pedang Gurunya. Teknik pedang yang digunakan Wong An begitu lincah dan memiliki banyak banyak bentuk. Teknik ini merupakan teknik tarian burung bangau, yang menjadi salah satu teknik pedang yang terkadang masih Ba Bel gunakan ketika dirinya bergelar Kaisar Iblis.

Tanpa Ba Bel sadari, air matanya menetes melihat permainan pedang Wong An. Sekali lagi Ba Bel bersumpah didalam hatinya untuk mengobati Wong An, apapun yang terjadi.