Chereads / AKADEMI WAKTU / Chapter 23 - CHAPTER 23

Chapter 23 - CHAPTER 23

Setelah berhari-hari perjalanan yang penuh dengan perbincangan mendalam tentang masa lalu dan takdir yang kini dihadapi, Varic dan Alian akhirnya menemukan waktu untuk beristirahat sejenak. Mereka duduk di sebuah ruangan kecil di rumah Varic, jauh dari keramaian dunia luar. Ruangan itu sederhana namun nyaman, dihiasi dengan barang-barang kuno yang mengingatkan Varic akan leluhurnya. Di tengah-tengah ruangan, ada sebuah benda aneh yang sering digunakan oleh Varic untuk menggali pengetahuan, sebuah artefak teknologi dari zaman yang jauh lebih maju, namun masih berfungsi dengan baik.

Alian, yang sebelumnya jarang berinteraksi dengan benda seperti itu, kini duduk di samping Varic, memandangi papan informasi digital yang terdapat di depan mereka. Alat itu, meskipun sederhana dibandingkan dengan teknologi canggih zaman ini, masih mampu menampilkan berbagai informasi secara cepat, sebuah peninggalan yang diyakini berasal dari zaman ketika Akademi Waktu masih beroperasi.

Dengan jari-jarinya yang bergerak lincah, Varic membuka beberapa tampilan digital yang menampilkan catatan-catatan sejarah, berita-berita terkini, dan data-data yang ia kumpulkan. Mereka berbicara tentang masa lalu, tentang waktu, dan tentang apa yang harus mereka lakukan untuk membawa pengetahuan itu kembali ke dunia ini.

Tiba-tiba, layar di depan mereka berkelap-kelip, dan sebuah berita muncul dengan tajam: "Penemuan Mengguncang Dunia: Jejak Sejarah Akademi Waktu Ditemukan!"

Varic dan Alian saling bertukar pandang dengan rasa terkejut. Mereka tidak menyangka bahwa dunia ini masih tertarik pada Akademi Waktu, terlebih setelah begitu lama ia terhapus dari ingatan kolektif umat manusia. Mereka segera memusatkan perhatian pada berita tersebut.

Berita tersebut berasal dari seorang arkeolog terkemuka, Dr. Selene Ardentis, yang telah lama mengabdikan dirinya untuk menggali jejak sejarah dunia Aetheris. Dr. Selene, yang terkenal dengan keahliannya dalam menggali peradaban kuno, baru saja mengungkapkan sebuah penemuan luar biasa: jejak fisik Akademi Waktu yang tersembunyi di dalam reruntuhan sebuah kuil kuno di daerah pegunungan yang terpencil.

Tampilan layar menampilkan gambar reruntuhan yang diselimuti debu dan tanaman liar. Namun, di antara pecahan batu dan sisa-sisa bangunan yang sudah lapuk, terlihat jelas simbol-simbol temporal yang dikenal oleh para penjaga waktu, simbologi akademi yang pernah menghiasi dinding dan pilar di dalam Akademi Waktu.

Dr. Selene mengungkapkan dalam wawancaranya bahwa ia menemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Akademi Waktu tidak hanya berfungsi sebagai pusat pembelajaran waktu, tetapi juga sebagai sebuah katalisator peradaban, tempat di mana ilmu pengetahuan tentang waktu pernah berkembang jauh melampaui yang bisa dipahami oleh manusia biasa.

"Kami telah menemukan sesuatu yang luar biasa, sesuatu yang mengubah pandangan kami tentang sejarah dunia ini," ujar Dr. Selene dalam wawancara video yang diputar di layar. "Akademi Waktu bukan hanya sebuah institusi, tetapi sebuah kekuatan yang mempengaruhi jalannya peradaban dan waktu itu sendiri. Kami telah menemukan artefak yang menunjukkan bahwa Akademi ini bukan hanya sekadar mitos. Mereka yang mendirikan akademi ini memiliki pengetahuan yang jauh lebih besar daripada yang kita bayangkan."

Varic terdiam, terperangah oleh penemuan yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Sejak kecil, ia hanya mendengar cerita-cerita tentang Akademi Waktu dari para tetua di desanya, dan sebagian besar cerita itu telah lama dianggap sebagai dongeng kuno. Namun sekarang, dengan bukti-bukti yang ditemukan oleh Dr. Selene, ada sesuatu yang lebih besar di balik cerita itu, sesuatu yang dapat menghubungkan dirinya dengan takdir leluhurnya, dan mungkin, memberi mereka petunjuk tentang bagaimana mereka dapat mengembalikan keseimbangan waktu di dunia ini.

Alian, yang sejak pertama kali bertemu dengan Varic sudah merasakan adanya koneksi antara mereka dan Akademi Waktu, tampak lebih tenang, namun wajahnya menyiratkan rasa yakin yang mendalam. Penemuan ini bukan hanya sekadar kejadian yang menarik, ini adalah sinyal bahwa takdir mereka, takdir para penjaga waktu, belum berakhir.

"Kita harus pergi ke sana," kata Alian, dengan suara tegas. "Ini adalah kesempatan kita untuk mendalami lebih dalam pengetahuan yang telah hilang. Kita harus melihatnya sendiri."

Varic mengangguk perlahan, mencerna kata-kata Alian. Ia tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah, tetapi ia merasakan dorongan kuat dalam dirinya untuk ikut serta. Ini adalah langkah pertama untuk mengungkap sejarah keluarga dan untuk melanjutkan warisan yang diwariskan oleh Aric, kakeknya yang telah bertempur melawan kegelapan yang mengancam dunia ini.

Akademi Waktu, yang dulu dianggap hilang, bahkan oleh mereka yang pernah mempelajari ilmu temporal, sekarang menjadi kunci untuk masa depan. Penemuan ini membuka kembali jalur waktu yang telah lama tertutup, memungkinkan penjaga waktu baru untuk melangkah maju dan memastikan bahwa dunia Aetheris tetap berada di jalur yang benar.

Varic dan Alian segera merencanakan perjalanan mereka. Kuil kuno di pegunungan yang disebutkan dalam laporan tersebut terletak jauh di luar kota-kota besar, di daerah yang telah lama dilupakan. Namun, mereka tahu bahwa tempat itu menyimpan jawaban yang selama ini mereka cari.

Setelah persiapan singkat, mereka memulai perjalanan panjang mereka menuju reruntuhan Akademi Waktu yang tersembunyi. Dalam perjalanan, mereka mulai menyadari bahwa apa yang mereka temui di sana mungkin akan mengubah seluruh jalan hidup mereka dan dunia Aetheris itu sendiri. Mereka tidak hanya mencari artefak kuno, tetapi pengetahuan yang akan memperkuat peran mereka sebagai penjaga waktu yang akan mengarahkan dunia ini menuju masa depan yang lebih stabil.

Namun, di luar itu semua, mereka juga menyadari bahwa sejarah adalah kunci untuk masa depan dunia ini. Dunia yang begitu cepat berkembang dengan ilmu pengetahuan praktis dan teknologi tinggi, mungkin saja sudah terlalu jauh untuk kembali kepada pengetahuan temporal yang dahulu pernah ada. Tetapi, seperti yang dikatakan Dr. Selene dalam laporan tersebut, pengetahuan ini adalah jembatan** yang akan menghubungkan masa lalu dan masa depan.

Apa yang mereka temui di reruntuhan Akademi Waktu nanti akan menentukan apakah dunia ini masih memiliki peluang kedua untuk menemukan keseimbangan, ataukah dunia ini akan terjerat lebih dalam dalam ilusi waktu yang telah lama terlupakan.

Perjalanan mereka, seperti halnya dunia itu sendiri, masih belum berakhir.

Berita tentang penemuan jejak Akademi Waktu yang tersembunyi di reruntuhan kuil kuno segera menyebar seperti api di kalangan berbagai pihak yang memiliki kepentingan di dunia Aetheris. Meskipun Varic dan Alian berfokus pada penelusuran pengetahuan yang hilang untuk menjaga keseimbangan temporal, di sisi lain, pemerintah dunia, pengusaha kaya, dan bahkan para gangster mulai menggali lebih dalam tentang kebenaran yang tersembunyi di balik Akademi Waktu. Semua pihak ini memiliki tujuan yang berbeda, namun mereka bersatu dalam satu hal: menemukan kunci kekuatan temporal yang dapat mengubah takdir dunia Aetheris.

Di kerajaan Thalasson, para pemimpin pemerintah dunia mulai merespon penemuan yang menggegerkan tersebut. Raja Valen, yang meskipun kini telah lebih bijak dan lebih memilih cara diplomasi, tahu bahwa pengetahuan tentang Akademi Waktu bisa menjadi kunci untuk memperkuat kekuasaannya, mengamankan posisinya di dunia politik, dan menjamin kestabilan kerajaan di tengah ketegangan global yang semakin meningkat.

Sebagai salah satu pemimpin dunia yang paling berpengaruh, Raja Valen segera mengutus sejumlah agen rahasia untuk melacak setiap petunjuk tentang keturunan Aric, yang diketahui merupakan satu-satunya keturunan langsung yang masih hidup dari Akademi Waktu. Mereka mulai mencari tahu lebih dalam tentang siapa sebenarnya Varic dan Alian, serta bagaimana mereka dapat memanfaatkan pengetahuan ini untuk keuntungan politik. Menteri Intelijen, yang dipimpin oleh Lord Berris, menugaskan para agen untuk mengamati pergerakan Varic dan Alian, memastikan bahwa mereka tidak lepas kendali dan bisa dimanfaatkan.

"Kami tidak bisa membiarkan informasi ini jatuh ke tangan yang salah, Lord Berris." kata Raja Valen, di ruang rapat kerajaan. "Jika kita bisa menguasai pengetahuan waktu ini, kita akan menjadi yang paling berkuasa di dunia ini."

Namun, yang tidak diketahui oleh Raja Valen adalah bahwa Akademi Waktu dan pengetahuan temporal yang mereka cari bukanlah sesuatu yang bisa dikuasai dengan mudah. Varic dan Alian telah menyadari bahwa memanipulasi waktu bukan hanya tentang kekuatan, tetapi juga tentang tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu, meskipun mereka dicari oleh banyak pihak, mereka tetap berusaha untuk menjaga pengetahuan itu tetap tersembunyi dari dunia luar.

Di sisi lain, dunia pengusaha besar yang menguasai industri dan teknologi di Aetheris mulai tertarik pada penemuan tersebut dengan tujuan yang lebih praktis dan materialistis. Salah satu pengusaha paling kaya dan berpengaruh di Aetheris adalah Cyrus Armand, seorang konglomerat teknologi yang telah membangun kerajaan bisnisnya dengan teknologi canggih yang seringkali berada di garis depan inovasi. Namun, dalam hatinya, Cyrus selalu merasa bahwa ada satu elemen yang lebih kuat dari inovasi teknologinya, yakni kendali atas waktu itu sendiri.

Dengan informasi yang diterima mengenai penemuan Akademi Waktu, Cyrus segera memulai misi pribadi untuk mendapatkan akses ke pengetahuan tersebut. Berbeda dengan pemerintah, yang lebih tertarik pada kendali politik, Cyrus melihat Akademi Waktu sebagai potensi untuk menguasai teknologi temporal, sebuah kekuatan yang bisa menghancurkan pesaing bisnisnya dan mengubah jalannya dunia. Jika ia bisa menguasai permainan waktu, dia bisa merancang masa depan yang lebih menguntungkan bagi dirinya sendiri dan mengalahkan siapa pun yang menghalangi jalannya.

Cyrus memulai pencariannya dengan menggunakan jaringan pengaruh yang telah ia bangun selama bertahun-tahun. Ia menyewa detektif swasta dan informan untuk mengumpulkan informasi tentang keturunan Aric, siapa mereka, dan di mana mereka bersembunyi. Ia tahu bahwa jika bisa mendapatkan kepercayaan Varic dan Alian, ia bisa mengakses lebih banyak pengetahuan tersembunyi yang selama ini tersembunyi dari dunia.

"Apa yang mereka temukan di sana bisa mengubah seluruh dunia, Cyrus," kata Xara, salah satu orang kepercayaan Cyrus yang terlibat dalam pencarian tersebut. "Kita harus lebih cepat daripada yang lain, jika tidak, kekuatan ini akan jatuh ke tangan yang salah."

Tidak hanya pemerintah dan pengusaha besar, tapi juga dunia gangster mulai mengambil langkah-langkah untuk mengakses pengetahuan tersembunyi di balik Akademi Waktu. Kelompok gangster dunia bawah yang dipimpin oleh Eros Sanguine, seorang bos mafia terkenal, telah mendengar desas-desus tentang potensi kekuatan temporal yang terpendam di dalam sejarah Akademi Waktu. Eros, yang dikenal dengan kecerdikannya dalam mengendalikan jaringan kriminal internasional, melihat pengetahuan waktu sebagai alat untuk memperluas kekuasaan dan mendominasi dunia bawah tanah.

Eros memiliki informasi bahwa keturunan Aric, yang kini menjadi pelayan bagi Akademi Waktu, bisa menjadi kunci untuk membuka pintu rahasia yang menghubungkan dunia fisik dengan dunia temporal yang lebih besar. Eros tahu bahwa jika ia bisa merekrut atau mengendalikan Varic dan Alian, ia akan memiliki akses tidak hanya kepada pengetahuan berharga, tetapi juga pengaruh besar dalam dunia yang lebih luas, dunia yang jauh lebih berbahaya dan penuh dengan intrik.

Dengan koneksi gelap yang dimilikinya, Eros mengirimkan pengikutnya untuk mengintai pergerakan Varic dan Alian. Tak lama kemudian, kabar tentang keturunan Aric yang telah kembali dengan pengetahuan tentang Akademi Waktu sampai ke telinga Eros. Ia mulai merencanakan cara untuk menguasai mereka atau jika perlu, menghancurkan mereka demi memastikan kekuasaan tetap berada di tangannya.

"Jika kita bisa mengendalikan waktu, kita bisa mengatur dunia ini sesuai dengan kehendak kita," bisik Eros, saat merencanakan langkah berikutnya di markas rahasianya. "Tidak ada yang akan bisa menandingi kita."

Sementara itu, Varic dan Alian tidak sepenuhnya sadar akan bahaya yang mengintai mereka. Mereka baru saja meninggalkan kampung halaman mereka untuk mencari jejak Akademi Waktu yang hilang. Dengan segala kerahasiaan yang mereka bawa, mereka belum tahu bahwa pencarian mereka telah menarik perhatian orang-orang yang jauh lebih kuat dan berbahaya dari yang mereka duga.

Namun, di tengah pencarian ini, Varic mulai merasakan ketegangan yang semakin meningkat. Jejak yang mereka ikuti kini bukan hanya tentang pengetahuan yang hilang, tetapi juga tentang pertarungan besar yang semakin mendekat, di mana siapa pun yang mengendalikan waktu bisa mengubah takdir dunia ini, baik untuk kebaikan maupun untuk kehancuran.

"Kita harus bergerak cepat, Alian. Dunia ini terlalu berbahaya sekarang." kata Varic, saat mereka melanjutkan perjalanan mereka. "Kalau kita tidak berhati-hati, kita bisa saja menjadi permainan bagi kekuatan yang lebih besar dari yang kita bayangkan."

Alian mengangguk, menyadari sepenuhnya bahwa tidak hanya pengetahuan yang harus mereka jaga, tetapi juga identitas mereka, yang kini menjadi sasaran berbagai kekuatan yang menginginkan kendali atas dunia ini.

Mereka tahu bahwa untuk melanjutkan pencarian mereka, mereka harus lebih berhati-hati. Akademi Waktu yang dulu dianggap sebagai mitos kini menjadi tujuan berbahaya yang dapat mengubah segala sesuatu di dunia Aetheris.

Dan seperti yang sering dibilang oleh para penjaga waktu: "Ketika waktu sendiri menjadi permainan, tak ada yang bisa menghindar dari takdirnya."

Hari itu, dunia Aetheris terguncang oleh penemuan yang tak terduga. Buku sejarah tertua yang pernah ditemukan, yang selama ini dianggap sebagai mitos atau legenda, ternyata mengungkapkan kebenaran yang tak bisa disangkal. Di dalam buku tersebut tercatat dengan rinci mengenai keberadaan Akademi Waktu, kekuatan temporal yang dimiliki oleh para penjaga waktu, dan peran mereka dalam menjaga keseimbangan dunia.

Buku tersebut ditemukan oleh seorang arkeolog muda bernama Elena Avenor, yang saat itu sedang melakukan penelitian di reruntuhan kuno di Pahlavon, sebuah wilayah terpencil yang sejak lama dianggap sebagai area terlarang bagi sebagian besar peneliti. Di dalam situs tersebut, Elena menemukan sebuah makam tua yang tidak hanya berisi sisa-sisa fisik dari seorang tokoh legendaris, tetapi juga sebuah buku besar yang telah rusak oleh waktu namun tetap utuh pada bagian-bagian penting yang berisi catatan sejarah yang luar biasa.

Buku itu menjelaskan secara detail tentang Akademi Waktu, sebuah organisasi yang telah ada sejak zaman kuno, yang diilhami oleh konsep-konsep temporal yang jauh melampaui pemahaman dunia Aetheris saat ini. Para penjaga waktu, yang dijelaskan dalam buku tersebut, memiliki kemampuan untuk mengakses dan memanipulasi waktu, bukan hanya di tingkat individu, tetapi juga pada skala yang lebih besar, termasuk mengatur jalur sejarah dan mencegah peristiwa besar yang dapat merusak keseimbangan dunia.

Dalam buku itu juga terdapat catatan tentang Tariq's Shadow, yang dijelaskan sebagai sebuah manifestasi dari kerusakan waktu yang lebih besar dan lebih tua, yang seharusnya dihentikan oleh para penjaga waktu sebelum terlambat

Begitu berita tentang penemuan ini tersebar ke seluruh dunia, reaksinya sangatlah dahsyat. Berita ini tidak hanya menghebohkan para ilmuwan dan arkeolog, tetapi juga mengguncang berbagai lapisan masyarakat yang sebelumnya hanya mendengar cerita legenda tentang Akademi Waktu. Dalam waktu singkat, seluruh dunia mulai memandang Akademi Waktu bukan lagi sebagai sebuah mitos atau cerita rakyat, tetapi sebagai sebuah kenyataan sejarah yang dapat mengubah struktur kekuasaan di dunia Aetheris.

Pemerintah dunia mulai merespons dengan cepat. Para petinggi politik yang sebelumnya sibuk dengan urusan negara dan penguatan kekuasaan mereka kini menyadari bahwa Akademi Waktu, dan pengetahuan yang tersembunyi di dalamnya, adalah kunci untuk meraih kendali atas waktu itu sendiri. Mereka tidak lagi hanya berfokus pada pendidikan atau ekonomi, tetapi pada menguasai atau setidaknya memahami kekuatan temporal yang telah ada sejak ribuan tahun yang lalu.

Raja Valen segera memanggil konferensi dunia yang melibatkan semua negara besar di Aetheris. Para pemimpin dunia berkumpul untuk membahas implikasi dari penemuan ini dan bagaimana mereka bisa mendapatkan kendali atas Akademi Waktu. Ada yang ingin memanfaatkan pengetahuan tersebut untuk memperkuat kerajaan mereka, sementara yang lain khawatir akan dampak besar jika kekuatan tersebut jatuh ke tangan yang salah.

Di sisi lain, Cyrus Armand, sang konglomerat kaya raya, melihat penemuan ini sebagai peluang emas. Ia mulai membangun jaringan perusahaan riset yang didedikasikan untuk meneliti lebih dalam mengenai pengetahuan waktu. Dengan sumber daya yang tak terbatas, Cyrus mulai mengumpulkan tim ilmuwan, peneliti, dan ahli temporal dari seluruh dunia untuk mengeksplorasi potensi pengetahuan yang terkandung dalam buku tersebut.

Bagi Cyrus, ini adalah kesempatan untuk menciptakan monopoli baru yang tidak hanya akan mendominasi industri teknologi, tetapi juga industri keuangan dan politik. Ia tidak ragu untuk menggunakan kekuatannya untuk membeli informasi, dan bahkan menggunakan pengaruhnya di dunia bawah tanah untuk memastikan keberhasilan misinya. Namun, seperti yang diketahui banyak orang, Cyrus juga tidak akan segan-segan untuk menghancurkan siapa saja yang menghalangi jalannya menuju kekuasaan mutlak.

Sementara itu, dunia gangster yang dipimpin oleh Eros Sanguine juga tergerak oleh penemuan tersebut. Eros, yang sudah lama menyadari potensi kekuatan Akademi Waktu, melihat ini sebagai kesempatan untuk mengendalikan lebih banyak wilayah dunia bawah tanah dan menjadi pemain utama dalam permainan besar yang kini dimulai.

Para gangster dunia bawah mulai bergerak untuk mencari keterlibatan keturunan Aric, yang mereka anggap sebagai kunci untuk mengakses pengetahuan Akademi Waktu yang tersembunyi. Eros memerintahkan anak buahnya untuk mulai mencari Varic dan Alian, dan berusaha untuk mendekati mereka dengan cara apapun. Dalam pikiran Eros, jika ia bisa merekrut atau menaklukkan mereka, ia akan memiliki akses ke kekuatan temporal yang bisa mengubah dunia, baik untuk kekuasaan pribadi maupun untuk meraih kontrol atas dunia kriminal yang ia kuasai.

Penemuan buku sejarah yang mengungkapkan keberadaan Akademi Waktu juga mengguncang paraketurunan Aric, yang selama ini hidup dalam kerahasiaan. Varic dan Alian, yang selama ini menganggap diri mereka sebagai bagian dari sejarah yang terlupakan, kini merasa tak terhindarkan untuk terlibat kembali dalam konflik besar yang melibatkan banyak pihak dengan tujuan yang berbeda. Mereka menyadari bahwa takdir mereka tidak hanya terkait dengan masa lalu Akademi Waktu, tetapi juga dengan masa depan dunia Aetheris.

"Ini lebih besar dari yang kita kira, Alian." kata Varic, saat mereka membaca berita tentang penemuan buku itu. "Jika kita tidak segera bertindak, semua yang kita pelajari bisa jatuh ke tangan yang salah."

Alian mengangguk, matanya menunjukkan kekhawatiran yang dalam. "Kita tidak bisa menyembunyikan kebenaran ini lebih lama. Dunia Aetheris siap untuk mengetahui semuanya, termasuk peran kita dalam melanjutkan tugas para penjaga waktu."

Varic dan Alian tahu bahwa perjalanan mereka sudah berada di titik balik. Mereka tidak bisa lagi hanya bersembunyi di balik kerahasiaan dan keheningan. Mereka harus mengungkapkan kebenaran tentang Akademi Waktu, sekaligus melindungi dunia ini dari pihak-pihak yang ingin menyalahgunakan kekuatannya.

Penyebaran berita ini ke seluruh dunia membuat semua pihak yang terlibat, pemerintah, pengusaha, gangster, dan keturunan Aric, berlomba-lomba untuk merebutkan keunggulan pertama dalam menguasai pengetahuan waktu yang tersembunyi. Masing-masing pihak mencoba mengatur langkah mereka, berusaha mencari cara untuk mengendalikan atau mengakses Akademi Waktu, yang kini menjadi sasaran paling berharga di dunia Aetheris.

Namun, Varic dan Alian, sebagai generasi baru yang mewarisi tanggung jawab besar ini, tahu bahwa waktu mereka semakin menipis. Tidak hanya karena ancaman Tariq's Shadow yang semakin kuat, tetapi juga karena dunia yang mereka kenal kini sudah mulai bergejolak dengan pertarungan besar yang melibatkan lebih banyak kekuatan dari yang bisa mereka bayangkan.

Mereka pun memulai perjalanan baru, yang tak hanya mengarah pada pengetahuan sejarah yang hilang, tetapi juga menuju pertempuran besar untuk menjaga dunia Aetheris agar tidak jatuh ke dalam kehancuran temporal yang tak terelakkan.

"Kebenaran sudah terungkap, Alian. Dunia tidak akan pernah sama lagi." kata Varic, sambil melangkah menuju masa depan yang penuh tantangan.

Di tengah kegemparan yang melanda dunia Aetheris, ketika setiap pihak berlomba-lomba mencari keberadaan Akademi Waktu, sebuah insiden kecil namun krusial terjadi di kota Syvoth, sebuah kota yang kini menjadi pusat perhatian dunia setelah penemuan buku sejarah tersebut. Di tengah hiruk-pikuk orang-orang yang sibuk mendiskusikan penemuan tersebut, seorang utusan Akademi Waktu yang tidak sengaja terlibat dalam keramaian dunia luar, seorang pria bernama Araneth Valore, tiba di kota itu tanpa sengaja membocorkan identitasnya.

Araneth adalah seorang utusan yang sangat terlatih, salah satu dari mereka yang dilatih oleh Akademi Waktu untuk menyusup ke dalam dunia Aetheris secara diam-diam dan mengawasi perkembangan temporal yang terjadi. Sebagai penjaga rahasia, ia selalu berhasil mempertahankan identitas anonimnya dan menghindari perhatian publik. Namun, pada suatu hari, saat ia melewati jalan utama di Syvoth, sebuah peristiwa yang tak terduga terjadi. Di tengah keramaian, ketika ia terdesak oleh arus manusia yang sibuk, sebuah kartu kecil yang ia simpan dalam saku mantel jatuh begitu saja ke tanah, tanpa ia sadari.

Kartu itu, meskipun terlihat seperti benda kecil dan biasa, adalah kartu identitas resmi dari Akademi Waktu yang menandakan statusnya sebagai utusan. Kartu tersebut memuat simbol Akademi Waktu yang sangat khas, sebuah lingkaran waktu dengan garis temporal yang mengelilinginya, serta tulisan dalam bahasa kuno yang hanya bisa dibaca oleh mereka yang memiliki pengetahuan tentang dunia temporal.

Seorang petugas keamanan setempat, bernama Liora Dains, yang sedang berjaga di area tersebut, menemukan kartu yang terjatuh itu. Awalnya, Liora hanya mengira itu hanyalah sebuah kartu biasa, mungkin milik seorang pelancong atau orang yang datang ke kota. Namun, ketika ia memeriksa kartu tersebut lebih dekat, sesuatu yang tidak biasa mulai terungkap. Simbol-simbol dan tulisan yang tercetak di kartu itu tampak sangat misterius, dan ia merasa ada sesuatu yang mengganjal.

Liora, yang memiliki latar belakang pendidikan dalam sejarah kuno, mengenali simbol di kartu itu. Ia teringat akan berita yang tersebar tentang Akademi Waktu yang baru-baru ini ditemukan dalam buku sejarah yang mengguncang dunia. Tidak ada keraguan lagi, kartu ini pasti berhubungan dengan Akademi Waktu.

Dengan rasa penasaran yang besar, Liora memutuskan untuk menyimpan kartu itu sementara dan melaporkannya ke pihak berwenang. Segera, berita tentang penemuan kartu identitas ini menyebar ke departemen keamanan setempat dan, dari sana, ke instansi pemerintah yang lebih tinggi.

Begitu pihak keamanan setempat melaporkan penemuan itu, pihak pemerintah dunia mulai mengambil langkah cepat. Pemerintah Syvoth segera mengonfirmasi bahwa kartu tersebut bukan sembarang benda. Mereka tahu bahwa Akademi Waktu yang baru-baru ini terungkap memiliki pengaruh yang sangat besar, dan adanya seorang utusan yang terkait dengan organisasi tersebut bisa menjadi ancaman besar bagi stabilitas dunia Aetheris.

Tidak lama setelah itu, pasukan khusus pemerintah diberangkatkan ke lokasi kejadian untuk menyelidiki lebih lanjut, dengan tujuan untuk mencari siapa yang memiliki kartu tersebut dan mengungkapkan tujuan mereka.

Namun, yang tidak diketahui oleh mereka adalah bahwa Araneth Valore, sang utusan Akademi Waktu, sudah jauh melangkah lebih dulu. Ketika ia menyadari bahwa kartu identitasnya hilang dan kemungkinan besar telah ditemukan, ia segera memutuskan untuk mengambil langkah yang lebih drastis.

Araneth, dengan kecerdikan dan pelatihan tinggi dari Akademi Waktu, tahu bahwa kehilangan kartu identitas tersebut adalah kesalahan besar. Namun, ia juga tahu bahwa jika ia terlalu cepat bertindak untuk mengambilnya kembali, ia bisa menarik perhatian lebih banyak orang yang akan mencurigainya. Sebagai utusan yang terlatih dalam permainan bayangan, Araneth memilih untuk mengikuti jejaknya dan melihat sejauh mana pihak pemerintah dan pasukan khusus yang ditugaskan akan mencari dan memproses informasi yang berkaitan dengan Akademi Waktu.

Namun, ia tidak hanya sekadar menunggu. Ia mulai melakukan penyelidikan secara diam-diam, mengamati pergerakan pasukan keamanan dan menyusun strategi untuk merebut kembali kartu tersebut sebelum pihak yang salah mendapatkannya. Dia tahu betul bahwa jika informasi mengenai Akademi Waktu sampai ke tangan yang salah, misalnya pemerintah dunia atau bahkan para gangster dunia bawah, semua yang telah mereka lakukan selama ini untuk menjaga kerahasiaan dan keamanan Akademi Waktu akan terancam.

Berita tentang penemuan kartu identitas milik utusan Akademi Waktu segera menyebar ke seluruh dunia, mengguncang pemerintah dan perusahaan besar yang telah terlibat dalam pencarian pengetahuan temporal. Kartu ini membuktikan bahwa Akademi Waktu masih ada, dan bahwa ada orang-orang yang secara diam-diam menjaga keberadaannya.

Raja Valen dan para pemimpin dunia yang lain mulai memahami bahwa Akademi Waktu bukan hanya sebuah fiksi sejarah, tetapi sebuah entitas yang sangat nyata dan memiliki pengaruh besar. Jika mereka ingin menguasai kekuatan waktu, mereka harus mengetahui lebih banyak tentang utusan Akademi Waktu dan bagaimana mereka mengelola pengetahuan temporal.

Sementara itu, Cyrus Armand, yang telah menginvestasikan banyak sumber daya dalam pencarian pengetahuan temporal, memerintahkan para agen-agen risetnya untuk melakukan penyelidikan mendalam terhadap penemuan ini. Jika informasi tentang Akademi Waktu bisa diperoleh, ia tahu bahwa ini akan menjadi lompatan besar dalam kemajuan teknologi yang bisa menguntungkan bisnisnya secara global.

Di sisi lain, Eros Sanguine dan para gangster dunia bawah mulai merencanakan langkah mereka untuk memanfaatkan keturunan Aric dan utusan Akademi Waktu. Mereka menyadari bahwa kekuatan temporal adalah komoditas paling berharga di dunia ini, dan mereka tidak akan ragu untuk mengorbankan apapun demi mendapatkannya.

Araneth, yang telah mengikuti perkembangan ini dengan cermat, akhirnya memutuskan untuk bertindak cepat. Ia tahu bahwa setiap langkah yang diambilnya kini akan menjadi pertaruhan besar. Jika ia gagal merebut kembali kartu identitasnya, dunia Aetheris akan tahu tentang keberadaan Akademi Waktu, dan dengan itu, keamanan Akademi Waktu akan terancam.

Dalam perjalanan ini, ia harus berhadapan dengan musuh yang semakin dekat, baik dari pihak pemerintah, pengusaha besar, hingga dunia bawah tanah. Semua pihak kini semakin dekat dengan kebenaran besar yang tersembunyi dalam sejarah Akademi Waktu. Namun, satu hal yang pasti, keberadaan Akademi Waktu tidak bisa lagi disembunyikan, dan dunia Aetheris harus siap menghadapi konsekuensi dari terungkapnya rahasia yang selama ini dijaga dengan hati-hati.

Kini, Araneth harus memilih antara membuka kebenaran besar ini atau mempertahankan rahasia besar demi keselamatan dunia. Namun, apapun yang terjadi, dunia Aetheris akan berubah selamanya setelah kartu identitas itu jatuh ke tangan yang salah.

Setelah beberapa hari yang penuh kecemasan dan penyelidikan diam-diam, Araneth Valore akhirnya menemukan dirinya terjebak dalam sebuah dilema besar. Kartu identitasnya yang jatuh ke tangan yang salah telah menarik perhatian terlalu banyak pihak, dan waktu untuk bertindak semakin sempit. Dengan berbagai ancaman yang semakin mendekat, ia tahu bahwa satu-satunya cara untuk mengamankan situasi adalah dengan menghubungi pihak Akademi Waktu, namun, dalam keadaan seperti ini, lebih bijaksana untuk tidak langsung berhubungan dengan pihak yang lebih tinggi. Sebaliknya, ia harus mencari seorang rekannya, utusan yang lain, yang mungkin bisa membantu meredakan ketegangan yang semakin meningkat.

Ketika ia sedang merenung di tengah malam yang gelap, menyusuri jalan-jalan sepi di Syvoth, tiba-tiba ia merasakan kehadiran lain. Sesuatu yang sangat familiar, namun cukup tersembunyi, seperti bayangan yang mengendap dengan tenang. Ia berhenti sejenak, menatap ke sekeliling, merasa bahwa ia sedang diawasi.

Tiba-tiba, dari balik sebuah gang sempit, muncul seorang pria dengan mantel gelap yang cukup panjang. Alian Felther, seorang utusan Akademi Waktu yang sangat terlatih, muncul dari bayang-bayang malam dengan langkah tenang. Mata Alian yang tajam memandang Araneth dengan cermat, mengenali wajahnya meskipun keduanya belum pernah bertemu langsung sebelumnya.

"Araneth Valore," suara Alian terdengar rendah namun penuh kepercayaan diri. "Aku sudah menunggu."

Araneth terkejut, namun ia tidak menunjukkan rasa terkejutnya dengan cara yang mencolok. Ia hanya mengangguk perlahan, menilai rekannya ini. Alian adalah utusan yang jauh lebih senior daripada dirinya, dengan pengalaman yang lebih banyak dalam menyusup ke dalam dunia luar. Araneth tahu bahwa Alian adalah salah satu pemikir strategis yang sangat dihormati di Akademi Waktu, seseorang yang selalu melangkah dengan perhitungan yang matang.

"Alian," kata Araneth, menyembunyikan keraguan yang mulai timbul di dalam dirinya. "Aku tahu ini tidak biasa, tapi situasi telah berkembang jauh lebih cepat dari yang kita perkirakan. Aku kehilangan kartu identitasku."

Alian memandangi Araneth dengan tatapan yang penuh pengertian. "Aku tahu. Berita itu sudah sampai ke telingaku. Kartu itu, meskipun sepele, adalah simbol dari keberadaan kita, dan sekarang, dunia luar mulai menghubungkan titik-titik tersebut."

Araneth menghela napas dalam-dalam. "Aku khawatir dunia luar sudah mulai mencari tahu tentang kita, tentang Akademi Waktu. Pemerintah, pengusaha, bahkan gangster, mereka semua kini menyadari bahwa kita ada, dan mereka akan berusaha mencari kekuatan temporal itu."

Alian mengangguk, kemudian menatap langit malam yang dipenuhi bintang. "Kami di Akademi sudah memperkirakan bahwa pencarian ini akan datang. Tapi kita tidak bisa membiarkan mereka menemukan jejak kita begitu saja. Akademi Waktu adalah rahasia terbesar dunia, dan kita harus memastikan bahwa ia tetap tersembunyi."

"Aku tidak tahu harus mulai dari mana. Kartu itu," Araneth mulai berbicara, namun Alian mengangkat tangan untuk memberi isyarat agar ia berhenti.

"Jangan khawatir tentang kartu itu," kata Alian dengan tegas. "Kita akan merebutnya kembali. Tapi yang lebih penting adalah kita perlu memastikan bahwa dunia luar tidak mendapatkan akses ke pengetahuan temporal yang kita jaga. Jika mereka mengetahui apa yang kita ketahui, semuanya akan berubah. Dunia ini akan dipenuhi dengan kerusakan temporal yang tak terhitung jumlahnya."

Alian mengalihkan pandangannya ke arah sebuah bangunan tua yang berada di kejauhan. "Aku sudah mengatur beberapa hal. Ada jalan keluar yang bisa kita ambil, tapi kita perlu bertindak cepat. Jika kita menunggu lebih lama, lebih banyak pihak yang akan ikut campur."

"Apakah kita harus pergi ke Akademi Waktu?" tanya Araneth, merasa sedikit bimbang.

Alian menggelengkan kepala. "Tidak. Kita tidak bisa kembali ke Akademi, setidaknya untuk sementara. Pihak luar terlalu waspada sekarang. Yang kita butuhkan adalah menghapus jejak kita, membuat mereka percaya bahwa kita sudah hilang. Dengan begitu, kita bisa bekerja di balik layar, memastikan tidak ada yang tahu tentang keberadaan Akademi."

Araneth merasa beban di pundaknya sedikit berkurang. Ia tahu bahwa jika ada seseorang yang bisa merencanakan strategi yang tepat dalam situasi seperti ini, itu adalah Alian.

"Dan tentang kartu itu?" tanya Araneth, memusatkan perhatian pada objek yang telah menjadi sumber masalah.

"Kita ambil kembali kartu itu sebelum mereka memanfaatkannya," jawab Alian dengan suara yang penuh keyakinan. "Tapi lebih dari itu, kita harus memastikan identitas kita tetap tersembunyi. Jika seseorang mengetahui siapa kita, mereka akan mulai menggali lebih dalam dan menemukan lebih banyak rahasia."

Araneth mengangguk dengan penuh pengertian. "Apa yang harus aku lakukan?"

"Ikut aku," jawab Alian singkat. "Aku tahu tempat yang aman untuk kita bertemu dengan orang-orang dari Akademi. Namun, kita tidak bisa melangkah terlalu jauh tanpa melindungi jejak kita. Setiap langkah yang kita ambil harus penuh pertimbangan."

Dalam perjalanan mereka, kedua utusan ini merasakan kekuatan besar yang ada di sekitar mereka, baik yang datang dari Akademi Waktu maupun dari dunia luar yang kini mulai mengancam eksistensi mereka. Meskipun dunia luar tampak begitu terhubung dengan perkembangan teknologi dan politik, mereka berdua tahu bahwa keberadaan waktu, dan segala yang terkait dengannya, memiliki kekuatan yang jauh lebih besar daripada apa yang dipahami oleh orang-orang biasa.

Saat mereka melanjutkan perjalanan menuju pertemuan dengan pihak-pihak Akademi Waktu yang tersembunyi, keduanya sadar bahwa mereka bukan hanya sedang berjuang untuk melindungi keberadaan mereka, tetapi juga melindungi keseimbangan temporal dunia Aetheris yang sudah sangat rapuh.

Sambil berjalan di antara jalan sempit yang dipenuhi bayang-bayang, mereka saling bertukar pandang, menyadari bahwa takdir besar yang mereka emban takkan pernah mudah. Namun, dengan satu tujuan yang jelas, melindungi waktu dan menghapus jejak Akademi dari dunia luar, mereka tahu bahwa satu-satunya jalan adalah terus bergerak maju, dengan penuh kehati-hatian dan tekad yang kuat.

Dan mungkin, dalam perjalanan mereka, beberapa kebenaran besar yang tersembunyi akan terungkap, membawa mereka lebih dekat ke puncak kekuatan yang selama ini dijaga dengan penuh misteri oleh Akademi Waktu.

Dalam kegelapan malam yang membungkus jalan-jalan Syvoth, Alian dan Araneth terus bergerak dengan hati-hati, memastikan setiap langkah mereka terjaga dari sorotan yang mungkin terlewat oleh pihak yang sedang mencari jejak mereka. Mereka tahu bahwa dunia luar semakin curiga terhadap keberadaan Akademi Waktu, dan meskipun mereka berusaha untuk tetap tersembunyi, situasi semakin mendesak. Mereka harus segera mendapatkan kembali kartu identitas Araneth sebelum lebih banyak pihak mengetahui apa yang seharusnya tetap menjadi rahasia abadi.

Namun, meskipun mereka telah memutuskan untuk bergerak di balik bayang-bayang, kenyataannya adalah bahwa kartu identitas tersebut telah menjadi simbol yang jauh lebih besar daripada sekadar sebuah objek. Dengan hilangnya kartu tersebut, bukan hanya identitas Araneth yang terancam, tetapi juga seluruh jaringan informasi yang bisa mengungkap peran Akademi Waktu dalam sejarah Aetheris.

"Kita harus segera mengambilnya kembali," kata Alian dengan suara tenang, meskipun ada ketegangan yang tak terucapkan di balik setiap kata. "Jika kartu itu jatuh ke tangan yang salah, mereka bisa menghubungkan kita dengan lebih banyak rahasia yang akan berbahaya bagi keberadaan kita."

Araneth mengangguk, merasakan tekanan yang sama. "Apa yang kita lakukan sekarang? Bagaimana kita bisa mendapatkan kartu itu tanpa menimbulkan lebih banyak masalah?"

Alian berhenti sejenak di depan sebuah bangunan tua yang tampaknya terlupakan oleh waktu. Dengan gerakan hati-hati, ia mengeluarkan sebuah kunci kecil, lalu membuka pintu yang tersembunyi di balik bayangan gelap. Pintu itu menuntun mereka ke dalam sebuah ruang bawah tanah yang sangat terisolasi. Mereka tiba di sebuah ruangan yang dipenuhi berkas-berkas kuno dan peta-peta terlupakan, tempat yang hanya diketahui oleh sedikit orang di luar Akademi Waktu.

"Di sini," kata Alian, melangkah lebih dalam. "Ini adalah tempat yang lebih aman. Mereka yang mengambil kartu itu tidak tahu bahwa kami telah melacak jejak mereka."

Araneth sedikit bingung, namun ia tidak berkata apa-apa. Ia mengikuti Alian, yang dengan cermat berjalan menuju sebuah meja besar di tengah ruangan. Di sana, sebuah perangkat pemantau temporal yang canggih terletak, disambungkan dengan berbagai perangkat kuno yang tampaknya menggabungkan ilmu pengetahuan dan keahlian temporal.

"Ini adalah jaringan pemantauan temporal yang kita gunakan untuk memantau pergerakan objek-objek penting yang bisa mengancam keberadaan kita. Kartu identitasmu, Araneth, sudah terdeteksi," jelas Alian, sambil membuka layar besar di meja tersebut.

Di layar itu, muncul gambar-gambar yang menggambarkan jalur pergerakan kartu identitas Araneth setelah ia terjatuh. Kartu itu telah berpindah tangan beberapa kali, melalui beberapa individu yang tidak berhubungan langsung dengan dunia Akademi Waktu, dan satu di antaranya adalah penjual barang antik yang terletak di daerah pinggiran kota Syvoth. Mereka mengetahui lokasi tersebut dengan pasti, dan saat ini, kartu itu sudah berada di tangan seorang kolektor barang langka yang tidak tahu menahu tentang nilai sebenarnya dari objek tersebut.

"Kita tahu di mana kartu itu sekarang." Alian memandang Araneth dengan tatapan serius. "Kita harus pergi ke sana malam ini. Tidak ada waktu lagi."

Keduanya segera meninggalkan tempat tersembunyi tersebut dan bergegas menuju lokasi yang telah terdeteksi. Dalam perjalanan menuju toko barang antik itu, mereka berdua merasakan ketegangan yang semakin meningkat, dengan setiap langkah yang mereka ambil terasa lebih berat. Dunia luar semakin dekat dengan kebenaran, dan mereka tahu bahwa setiap detik yang berlalu akan semakin menempatkan mereka dalam bahaya.

Toko barang antik itu tersembunyi di sebuah gang sempit yang hampir tak terlihat, dengan dinding yang penuh dengan cat kusam dan pintu yang seolah tak pernah dibuka. Ketika mereka memasuki ruangan, aroma debu dan kayu tua langsung menyergap hidung mereka. Di dalam toko, berbagai barang langka dan usang tertata rapi, termasuk beberapa artefak kuno yang tampaknya tidak memiliki nilai, namun bagi orang yang tepat, bisa menjadi kunci untuk menemukan rahasia besar.

Pemilik toko, seorang pria tua dengan mata yang tajam, memandang mereka dengan curiga. Ia sudah terbiasa dengan pelanggan yang datang mencari barang-barang tertentu, tetapi tidak ada yang terlihat seperti dua utusan Akademi Waktu yang mengincar sebuah objek yang bisa menghancurkan banyak hal.

"Selamat malam," kata pria itu dengan suara serak. "Ada yang bisa saya bantu?"

"Kami sedang mencari sebuah barang," kata Alian dengan tegas, sambil menatap mata pria tua itu. "Suatu objek yang kemungkinan besar ada di antara koleksi barang langka milik Anda."

Pria itu menyeringai, tidak begitu mengerti dengan maksud Alian. Namun, tanpa memberikan reaksi lebih lanjut, ia mengangguk dan berjalan menuju ke sebuah rak besar di sisi lain toko. Ia dengan hati-hati mengambil sebuah kotak kecil dan membukanya. Di dalamnya terdapat kartu identitas yang telah lama hilang, kartu milik Araneth.

Araneth terdiam sejenak. Betapa dekatnya ia dengan kehilangan segalanya, hanya karena sebuah kartu kecil yang tak lebih dari simbol. Namun, dengan segenap keberanian, ia mengambil kembali kartu tersebut dengan tangan yang sedikit gemetar.

"Terima kasih," kata Araneth, berusaha menjaga ketenangannya. "Kami akan membawa ini sekarang."

Namun, saat ia hendak berbalik, pria tua itu menahan langkah mereka. "Tunggu," katanya dengan suara lembut, meski ada ketegangan yang samar di balik kata-katanya. "Aku tahu lebih dari yang kamu pikirkan."

Pria itu tersenyum tipis, seolah tahu sesuatu yang mereka tidak ketahui. "Aku tahu siapa kalian, dan aku tahu apa yang kalian cari." Ia melangkah lebih dekat. "Bukan hanya kartu itu yang kalian buru, kan? Kalian mencari sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang lebih berbahaya daripada sekadar sebuah kartu identitas."

Alian dan Araneth saling berpandangan. Mereka tahu bahwa pria ini bukan orang biasa. Mungkin ia memang seorang kolektor barang antik, tetapi ada sesuatu yang jauh lebih dalam di balik perkataannya.

"Apa yang kamu tahu tentang Akademi Waktu?" tanya Araneth, dengan nada yang lebih tegas.

Pria itu tidak menjawab segera. Sebaliknya, ia mengambil sebuah kertas kuno dari meja, dengan tulisan yang tampaknya sudah sangat usang. "Ini adalah dokumen yang sangat tua, lebih tua dari dunia ini sendiri," katanya, menyerahkan kertas itu pada mereka. "Tapi aku sudah lama tahu bahwa sesuatu yang lebih besar sedang bersembunyi di balik rahasia ini."

Dengan rasa penasaran yang mendalam, Alian membuka kertas tersebut, dan di sana tertera tulisan yang memuat petunjuk sejarah yang mengejutkan, sebuah bukti yang mengungkapkan kekuatan tersembunyi Akademi Waktu dan peran besar mereka dalam membentuk takdir dunia Aetheris.

"Ini... ini adalah bagian dari sejarah yang terlupakan," kata Alian, terkejut.

Pria tua itu tersenyum tipis. "Sekarang kalian tahu bahwa kalian tidak hanya mengejar kartu identitas. Kalian sedang mengungkap sesuatu yang lebih besar, dan kalian tidak bisa menghentikan pencarian ini."

Dengan kartu identitas Araneth di tangan dan bukti sejarah yang baru terungkap, perjalanan mereka semakin berbahaya. Dunia luar sudah mulai tahu. Dan untuk pertama kalinya, Akademi Waktu yang tersembunyi dalam bayang-bayang sepanjang waktu, kini berada di ujung jurang yang mengarah pada pembukaan kebenaran yang bisa merubah segalanya.