Hari demi hari, Kael dan teman-temannya mulai beradaptasi dengan ritme yang baru di Akademi Waktu. Pelajaran yang mereka terima dari Alian dan Araneth bukanlah hal yang mudah dipahami. Mereka belajar untuk merasakan aliran waktu, berlatih untuk mengendalikan ritme detik yang berjalan, dan memahami bagaimana waktu dapat dilengkungkan dalam dimensi yang lebih besar. Setiap pelajaran adalah sebuah ujian berat, dan setiap malam mereka semakin tenggelam dalam misteri yang tak terungkap.
Namun, ada satu aturan yang sangat ketat di Akademi ini, sebuah aturan yang tidak boleh mereka langgar: pelajaran hanya diberikan pada malam hari. Malam adalah saat ketika dimensi waktu lebih mudah dikendalikan, ketika aliran waktu tidak begitu linear, dan ketika para pengajar bisa bekerja dengan lebih bebas tanpa kekhawatiran. Untuk alasan ini, Akademi Waktu menjadi tempat yang tersembunyi, hanya diketahui oleh mereka yang benar-benar bertekad untuk memahami kekuatan waktu.
Pada siang hari, Akademi Waktu tampak seperti sebuah bangunan tua yang biasa, kosong dan sunyi. Tidak ada tanda-tanda aktivitas di dalamnya. Bahkan warga di sekitar hutan yang mengelilinginya tidak pernah menyadari bahwa di dalamnya terdapat rahasia yang begitu besar.
Setiap malam, setelah matahari terbenam, Kael, Lianara, Lysandra, dan Riven secara diam-diam memasuki Akademi melalui pintu tersembunyi yang hanya diketahui oleh para murid dan pengajar. Mereka harus memastikan bahwa tidak ada yang tahu tentang keberadaan mereka di sana, baik dari dunia Aetheris maupun dari dunia luar. Kehadiran mereka di Akademi harus tetap menjadi rahasia, dan itu adalah salah satu syarat utama yang mereka terima setelah dinyatakan sebagai murid Akademi Waktu.
Malam pertama mereka memasuki ruang pelajaran yang berbeda, suasana di dalamnya terasa sangat berbeda dibandingkan siang hari. Ruang yang luas dan sepi kini dipenuhi oleh aura mistis yang memancar dari orb waktu yang mengambang di tengah. Waktu terasa lebih mengalir di sini, lebih bebas, seolah mereka bisa merasakannya berputar di sekitar tubuh mereka. Setiap pelajaran yang diberikan terasa sangat intens, seperti menyelami sungai waktu yang mengalir deras, membawa mereka lebih dalam ke dalam pengertian yang lebih besar, dan lebih berbahaya.
"Jangan pernah meremehkan kekuatan yang kalian pelajari," kata Alian pada suatu malam, tatapannya tajam. "Setiap kali kalian menyentuh aliran waktu, kalian akan merasakan getarannya di seluruh alam semesta. Ini adalah perjalanan panjang yang akan membawa kalian lebih dekat pada kekuatan yang lebih besar, dan jika kalian salah langkah, bisa menghancurkan semuanya."
Riven, yang sejak awal tampak cemas dengan konsekuensi dari pelajaran ini, mengerutkan kening. "Tapi kenapa hanya pada malam hari? Apa yang membuat waktu di malam hari berbeda?"
Araneth yang berdiri di samping Alian menjawab dengan suara rendah. "Pada malam hari, kalian lebih mudah merasakan aliran waktu karena dimensi ini berkonvergensi lebih erat. Di sini, ruang dan waktu lebih cair, lebih bisa dimanipulasi. Pada siang hari, dunia Aetheris masih mengendalikan ritme waktu dengan lebih kuat, tetapi malam... malam adalah saat dimana waktu di dunia ini dan Dunia Waktu lebih terhubung."
Lianara tampak semakin tertarik dengan penjelasan itu, tetapi juga semakin merasa terperangkap dalam pelajaran yang semakin dalam dan kompleks. "Jadi, kita bisa belajar lebih banyak hanya ketika malam datang?"
Alian mengangguk. "Benar. Namun, ini bukan hanya soal waktu, ini adalah soal kepekaan. Kalian harus belajar merasakannya, bukan hanya memahami teori. Setelah kalian berhasil mengendalikannya, kalian baru bisa melangkah ke tahap berikutnya, yaitu bagaimana mengarahkan waktu di luar diri kalian. Tapi itu tidak akan mudah. Setiap langkah kalian harus penuh dengan kesadaran."
Kael merasakan beban yang semakin berat. Setiap malam, dia dan teman-temannya harus belajar dan berlatih di bawah pengawasan Alian dan Araneth, yang sangat ketat dalam mengawasi proses pembelajaran mereka. Waktu di Akademi Waktu tidak seperti waktu yang mereka kenal di dunia Aetheris. Sering kali, mereka merasa waktu bergerak dengan cara yang sangat aneh, kadang terasa begitu cepat, kadang terasa begitu lambat. Namun, mereka tidak punya pilihan selain mengikuti setiap instruksi dengan seksama, karena mereka tahu, semakin lama mereka berada di sana, semakin besar pula pengetahuan yang bisa mereka peroleh, dan semakin besar pula risiko yang mereka hadapi.
Pada suatu malam yang gelap, ketika mereka berlatih memanipulasi aliran waktu melalui tubuh mereka, Kael tiba-tiba merasakan adanya gangguan dalam dirinya. Tubuhnya terasa berat, dan seolah ada sesuatu yang menarik di dalam dirinya. Waktu, yang sebelumnya mengalir dengan lancar, kini terasa seolah terhenti untuk sejenak.
"Kael!" teriak Lysandra, yang melihat tubuh Kael mulai bergetar. "Apa yang terjadi? Apa yang kamu rasakan?"
Kael berusaha mengumpulkan kekuatan dan melepaskan pengaruh yang membelenggu tubuhnya. "Aku... aku merasa seolah waktu... terhenti di dalam diriku. Seperti ada sesuatu yang mencoba menarikku ke dalamnya."
Alian segera mendekat, wajahnya serius. "Jangan biarkan itu menguasaimu. Itu adalah salah satu ujian dalam pengendalian waktu. Jika kalian membiarkan waktu menguasai kalian, kalian akan terjebak di dalamnya. Kalian harus belajar untuk mengendalikannya, bukan membiarkannya mengendalikan kalian."
Kael berusaha keras mengingat apa yang telah dia pelajari. Dia menutup matanya, merasakan detak waktu di dalam dirinya, lalu perlahan menariknya kembali ke dalam aliran yang lebih stabil. Setelah beberapa detik yang menegangkan, dia akhirnya bisa melepaskan diri dari rasa terhenti itu, meskipun tubuhnya masih sedikit lelah.
"Selamat, Kael," kata Araneth dengan nada penuh pengakuan. "Kalian baru saja mengalahkan salah satu ujian dasar. Tetapi ini baru permulaan. Kalian harus belajar untuk melangkah lebih jauh ke dalam aliran waktu. Jika kalian gagal, kalian bisa terjebak."
Malam demi malam, mereka terus berlatih, semakin menguasai cara-cara untuk mengendalikan waktu, tetapi juga semakin menyadari bahaya yang mengintai. Mereka tahu bahwa keberadaan mereka di Akademi Waktu adalah rahasia yang harus dijaga, tidak hanya dari dunia Aetheris tetapi juga dari dunia luar yang lebih luas lagi. Akademi ini adalah tempat yang sangat berbeda, dan bahkan satu langkah salah bisa mengubah semuanya.
Mereka mulai belajar bahwa waktu bukanlah hanya tentang detik dan menit. Waktu adalah sebuah kekuatan yang jauh lebih besar, lebih misterius, dan lebih menakutkan. Dan mereka tahu, perjalanan ini adalah perjalanan yang tidak bisa dihentikan, karena sekali mereka memasuki Akademi Waktu, tak ada jalan mundur.
Malam demi malam, Kael dan teman-temannya terus berlatih di bawah pengawasan ketat Alian dan Araneth, yang tak kenal lelah menguji ketahanan dan pemahaman mereka tentang waktu. Setiap langkah mereka semakin dalam, semakin terjerat dalam jalinan aliran waktu yang membingungkan dan penuh bahaya. Namun, meski pelajaran itu semakin intens dan penuh dengan tantangan, mereka tahu bahwa mereka belum sepenuhnya siap untuk apa yang akan datang selanjutnya, untuk bertemu dengan Seraphis.
Seraphis, menurut apa yang mereka dengar dari Alian dan Araneth, adalah sosok yang legendaris, seorang penguasa waktu yang telah menguasai dimensi waktu lebih lama daripada siapapun yang pernah ada. Ia adalah penjaga Dunia Waktu, tempat di mana aliran waktu bisa diputar, dipercepat, atau diperlambat sesuai kehendak. Namun, ada satu hal yang belum pernah mereka ketahui, keberadaan Seraphis tidak hanya berupa sebuah tujuan, tetapi juga tantangan yang harus mereka hadapi untuk membuktikan diri mereka layak.
Suatu malam, setelah latihan yang melelahkan, Kael dan yang lainnya berkumpul di ruang besar di Akademi Waktu, menunggu instruksi lebih lanjut dari Alian dan Araneth. Ruangan itu terasa lebih dingin dari biasanya, suasananya lebih sunyi, dan seolah ada sesuatu yang sedang menunggu untuk terungkap.
Tiba-tiba, ruang itu bergetar dengan lembut, dan sebuah suara berat menggema di seluruh ruangan, membuat udara terasa berat dan penuh misteri. Kael menoleh ke arah teman-temannya, wajah mereka penuh dengan tanda tanya, tetapi mereka tidak dapat berbicara, sebuah kekuatan yang tak terlihat menahan mereka.
"Kael, Lianara, Lysandra, Riven…" suara itu terdengar lagi, lebih dalam dan penuh dengan kekuatan. "Kalian telah datang sejauh ini. Tetapi hanya mereka yang dapat menguasai waktu sepenuhnya yang dapat melewati gerbang ini."
Dengan getaran yang semakin kuat, di depan mereka muncul sosok yang tidak bisa mereka duga, seorang pria tinggi dengan rambut putih perak yang mengalir, mata yang memancarkan cahaya biru kehijauan, dan aura yang menakutkan sekaligus mempesona. Ia mengenakan jubah panjang yang terlihat seperti menyatu dengan ruang dan waktu di sekitarnya, seolah tidak terikat pada dimensi manapun.
"Seraphis," bisik Lianara, suaranya penuh kekaguman sekaligus ketakutan.
Seraphis menatap mereka satu per satu, senyumnya penuh teka-teki. "Kalian telah menguji diri kalian dalam perjalanan ini. Tetapi untuk benar-benar memahami waktu, untuk benar-benar menguasainya, kalian harus lebih dari sekadar pengendali waktu. Kalian harus siap menghadapi yang tak terduga."
Kael merasa seolah seluruh dunia berhenti sejenak. Waktu di sekitar mereka tampak seolah melambat, tubuhnya terasa lebih ringan dan lebih berat dalam waktu yang bersamaan. Ia tahu ini adalah ujian yang jauh lebih besar daripada apa yang pernah mereka hadapi sebelumnya.
"Seraphis," kata Araneth dengan suara yang lebih rendah dari biasanya, "mereka siap untuk melanjutkan, namun mereka harus memahami bahwa waktu bukanlah sekadar alat untuk dikendalikan. Waktu adalah inti dari kehidupan itu sendiri. Tanpa pengertian yang mendalam, mereka akan hancur di dalamnya."
Seraphis menoleh pada Araneth, dan sejenak suasana menjadi sunyi. Lalu, ia berbicara dengan suara yang dalam dan penuh makna. "Mereka bukan hanya siswa, Araneth. Mereka adalah calon penjaga waktu. Jika mereka gagal, mereka akan menjadi bagian dari sejarah yang terlupakan. Jika mereka berhasil, mereka akan mampu mengubah aliran takdir."
Dengan langkah mantap, Seraphis mendekati orb waktu yang besar, yang kini berputar dengan kekuatan yang luar biasa. "Kalian akan belajar tentang waktu yang lebih dalam lagi, bukan hanya tentang mengendalikan detik, tetapi juga tentang memahami bagaimana waktu terhubung dengan segala hal di alam semesta ini."
Lysandra maju, matanya penuh tekad. "Kami siap, Seraphis. Kami ingin belajar."
Seraphis mengangguk perlahan, kemudian melambaikan tangannya. Tiba-tiba, seluruh ruangan terbangun dengan energi yang luar biasa, seperti ribuan aliran waktu yang saling berinteraksi. Kael merasa tubuhnya seolah ditarik ke dalam pusaran energi yang tak terbayangkan, dan ia terperangkap dalam perjalanan yang membawanya lebih dalam ke inti dari alam semesta itu sendiri.
"Tunggu," suara Seraphis terdengar lagi, lebih dalam dari sebelumnya. "Sebelum kalian dapat melanjutkan, kalian harus memahami satu hal yang paling penting, keberadaan kalian bukanlah yang utama di dunia ini. Waktu adalah kekuatan yang jauh lebih besar daripada sekadar hidup kalian. Setiap pilihan yang kalian buat akan membentuk aliran waktu itu sendiri, dan setiap keputusan yang salah dapat menghancurkan semuanya."
Seraphis menatap mereka dengan tajam. "Jangan hanya menjadi pengendali waktu. Jadilah penjaga waktu, yang mampu memahami konsekuensi dari setiap perubahan, setiap langkah, setiap detik yang kalian buat."
Kael merasakan sebuah beban yang lebih besar dari sebelumnya, tetapi juga sebuah dorongan yang tak terhentikan untuk melangkah maju. Dia tahu bahwa pertemuan ini adalah awal dari perjalanan yang jauh lebih dalam dan lebih berbahaya. Waktu bukan hanya tentang apa yang bisa mereka kendalikan, tetapi juga tentang apa yang mereka rela korbankan untuk memahami kekuatan yang melaluinya.
"Jika kalian siap," kata Seraphis, matanya berkilau dengan cahaya biru kehijauan, "maka kalian akan tahu apa yang harus dilakukan. Langkah pertama adalah menerima kenyataan bahwa kalian bukanlah penguasa waktu, tetapi bagian dari aliran yang lebih besar, yang jauh lebih kompleks daripada apa pun yang bisa kalian pahami saat ini."
Mereka semua menatap Seraphis, masing-masing dengan tekad yang sama, untuk memahami waktu, untuk menguasainya, dan untuk menghadapi apapun yang menanti mereka di dunia yang tak terhingga ini.
Kael, Lianara, Lysandra, Riven, Alian, Araneth, dan Varic berdiri di ruang besar yang dihiasi dengan orb waktu yang berputar. Meskipun perasaan mereka campur aduk, antara kekaguman dan ketakutan, mereka tahu bahwa ini adalah momen yang akan mengubah segalanya. Seraphis, yang berdiri di hadapan mereka, memandang setiap dari mereka dengan mata yang tajam, seolah menilai apakah mereka benar-benar siap untuk perjalanan yang jauh lebih besar dan lebih berbahaya.
"Sudah siap untuk memulai perjalanan kalian ke Dunia Waktu?" tanya Seraphis, suara penuh makna dan tantangan. "Di dunia ini, kalian akan menemukan bahwa waktu tidak hanya berputar, tetapi juga saling bersilangan dan berlipat-lipat. Di sini, aliran waktu lebih bebas, namun lebih berbahaya. Kalian harus memiliki pemahaman yang lebih dalam jika ingin menghadapinya."
Kael merasakan tubuhnya bergetar saat Seraphis mengangkat tangannya, dan dalam sekejap, aliran energi yang luar biasa memancar dari tubuhnya. Ruangan itu mulai berubah. Orb waktu yang sebelumnya berputar lambat mulai berputar lebih cepat, menciptakan lingkaran cahaya yang semakin besar, menciptakan rasa seolah-olah mereka sedang ditarik masuk ke dalam pusaran dimensi yang tak terbayangkan.
Lysandra mengerutkan dahi, tubuhnya terasa melayang. "Apa yang sedang terjadi?"
Seraphis mengangguk pelan. "Kalian akan segera tahu. Ini bukan hanya tentang berjalan ke tempat yang berbeda, ini adalah perjalanan melintasi waktu itu sendiri."
Sebelum mereka sempat merespons, seluruh dunia di sekitar mereka mulai memudar. Ruangan besar Akademi Waktu yang mereka kenal seolah-olah terhanyut oleh arus yang tak terlihat. Tiba-tiba, semua menjadi gelap, hanya ada suara riak waktu yang bergema di telinga mereka, dan mereka merasakan dirinya melayang, seolah-olah terlepas dari ikatan dunia mereka.
Sekejap kemudian, mereka merasa kembali menjejakkan kaki di tanah yang keras. Kael membuka matanya, terkejut melihat pemandangan yang sangat berbeda dari Akademi Waktu yang sebelumnya. Di hadapan mereka terbentang sebuah dunia yang tidak pernah mereka bayangkan.
Mereka berada di sebuah lembah luas yang dikelilingi oleh pegunungan tinggi, namun langitnya terlihat tidak biasa, tidak seperti langit Aetheris. Langit ini berwarna ungu gelap dengan kilauan bintang yang bergerak seolah tak terikat oleh waktu. Bahkan matahari yang ada di cakrawala tampak tidak tetap, kadang tampak dekat, kadang jauh, seolah-olah bergerak mengikuti irama yang tidak mereka kenal. Di sini, waktu tidak berjalan lurus, tetapi berputar dan melengkung.
"Selamat datang di Dunia Waktu," kata Seraphis dengan suara yang dalam, membimbing mereka untuk melihat sekitar. "Tempat di mana aliran waktu berbelok dan melipat. Di dunia ini, waktu bukan lagi sekadar alat, melainkan bagian dari kehidupan itu sendiri. Di sini, kalian akan belajar menguasainya dengan cara yang lebih dalam."
Kael menatap sekeliling, mencoba memahami tempat yang begitu aneh dan tidak mungkin ini. Tanah di bawah kaki mereka tampak seperti kristal yang berkilauan, dan sungai yang mengalir di kejauhan tampak seperti memantulkan waktu itu sendiri, dengan air yang mengalir mundur dan maju dalam irama yang tak terduga. Tanpa memperhatikan detik, mereka sudah berada di tempat yang jauh lebih besar dari yang mereka bayangkan.
"Di dunia ini," Seraphis melanjutkan, "waktu bergerak dalam lingkaran, bukan garis lurus. Ada masa lalu yang berputar kembali, masa depan yang menyatu dengan sekarang. Kalian akan belajar bagaimana mengendalikannya dengan cara yang tidak bisa kalian bayangkan. Setiap langkah kalian akan mengubah dunia ini."
Araneth mengamati sekitar dengan cermat. "Kita berada di Dunia Waktu yang sebenarnya. Namun, saya merasakan aliran yang tidak stabil di sini, seperti ada yang mengganggu ritme ini."
Seraphis menoleh kepada Araneth, mata birunya berkilauan. "Ya, ada ketidakseimbangan di sini. Waktu di Dunia Waktu tidak selalu teratur. Kadang-kadang, ada gangguan dari dunia luar yang mempengaruhi aliran di sini. Itulah sebabnya hanya mereka yang benar-benar memahami waktu yang dapat bertahan."
Varic, yang sejak awal tampak khawatir, tampak semakin tegang. "Apakah itu berarti kami harus menavigasi tidak hanya ruang, tetapi juga waktu itu sendiri? Apakah ada ancaman yang mengintai di balik gangguan itu?"
"Ya," jawab Seraphis singkat. "Tidak hanya kalian yang berada di sini. Ada entitas yang berusaha memanfaatkan kekacauan ini untuk tujuan mereka sendiri. Mereka yang tidak mengerti waktu hanya akan menjadi bagian dari kekacauan itu. Itu sebabnya kalian harus belajar bagaimana memanipulasi waktu dengan benar."
Lianara yang tampaknya lebih tenang dibandingkan yang lainnya bertanya, "Bagaimana kami bisa memulai? Bagaimana kami bisa belajar untuk menguasai waktu yang begitu bebas?"
Seraphis mengangkat tangannya, dan seketika, di hadapan mereka muncul sebuah portal berputar. Portal itu dipenuhi dengan aliran energi yang melengkung, menciptakan gambaran masa lalu dan masa depan yang tumpang tindih. "Itu adalah tempat di mana kalian akan belajar lebih banyak tentang dunia ini. Di sana, kalian akan menemukan jawaban yang kalian cari. Tetapi ingatlah, perjalanan kalian akan jauh lebih sulit daripada yang kalian bayangkan."
Alian menatap portal dengan penuh kekhawatiran. "Apakah itu aman?"
Seraphis hanya tersenyum samar. "Keamanan tidak ada di Dunia Waktu. Kalian akan menghadapi banyak ujian. Tetapi, jika kalian ingin memahami waktu, kalian harus siap menghadapi tantangan yang datang bersama aliran waktu itu sendiri."
Tanpa ragu, Kael melangkah maju. Di dalam dirinya ada rasa takut, tapi juga tekad yang kuat untuk melanjutkan perjalanan ini. Jika ini adalah jalan menuju penguasaan waktu, maka mereka tidak punya pilihan selain menghadapi segala risiko.
"Jika kami gagal?" tanya Kael, suara penuh tekad.
"Jika kalian gagal," jawab Seraphis dengan serius, "kalian akan terjebak di dalam waktu—terperangkap dalam lingkaran yang tak berujung. Namun, jika kalian berhasil, kalian akan memperoleh kekuatan untuk mengubah takdir."
Kael menoleh ke teman-temannya. Mereka semua tampak siap, meskipun ragu-ragu. Mereka tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah, tetapi mereka tidak punya pilihan selain melangkah ke depan.
"Jika kita berhasil," kata Lysandra, "kita akan menguasai waktu, dan seluruh dunia ini."
Dengan satu langkah, mereka semua melintasi portal itu, memasuki dimensi yang lebih dalam lagi, menuju dunia yang penuh dengan misteri waktu yang tak terjangkau oleh pikiran mereka. Dunia Waktu kini terbuka di hadapan mereka, dan perjalanan mereka baru saja dimulai.i
Setelah melewati portal yang berputar dan membengkokkan aliran waktu, Kael dan teman-temannya merasakan sensasi melayang yang menghilang begitu mereka menjejakkan kaki di tanah yang padat dan kokoh. Ketika mereka membuka mata, mereka berada di sebuah lembah luas yang tampak tak terbatas, dipenuhi dengan bangunan megah yang memancarkan aura kekuatan yang sangat kuat, sesuatu yang tidak mereka rasakan di Akademi Waktu yang mereka kenal sebelumnya.
Di hadapan mereka terbentang sebuah bangunan raksasa, lebih seperti sebuah kota daripada hanya sekadar akademi. Bangunan-bangunan tinggi dengan puncak berkilauan yang menjulang ke langit ungu gelap, sementara sungai-sungai waktu yang bergerak mundur dan maju membelah tanah ini. Di sana, di antara struktur megah dan langit yang berputar, terlihat sekumpulan orang yang bergerak dengan cepat, murid dan pengajar, bekerja dan berlatih dengan penuh fokus.
"Selamat datang di Akademi Waktu yang sebenarnya," kata Seraphis dengan nada penuh kebanggaan. "Tempat di mana para penguasa waktu dilatih. Di sini, kalian akan belajar dengan mereka yang paling unggul, para penjaga waktu."
Mata Kael terbuka lebar saat ia melihat para murid yang sedang berlatih di sekitar mereka. Beberapa dari mereka tampak sedang memanipulasi waktu dengan cara yang luar biasa, menggulung waktu dalam aliran energi yang terlihat, sementara yang lain berlatih untuk mempercepat atau memperlambat detik dalam ruang mereka sendiri. Semua orang di sini tampak sangat terampil dan berfokus.
"Para penjaga waktu," Seraphis melanjutkan, "adalah mereka yang telah menguasai konsep waktu pada tingkat tertinggi. Mereka adalah yang terkuat di Akademi ini, dan mereka akan menjadi pengujimu selama berada di sini."
Di tengah kerumunan murid yang sibuk, lima sosok muncul, masing-masing dengan aura yang sangat kuat. Mereka mengenakan jubah hitam dengan pola geometris yang memancar cahaya biru, simbol kekuatan mereka sebagai penjaga waktu. Mereka tampak berbeda dari yang lainnya, lebih tenang, namun setiap gerakan mereka memancarkan wibawa yang besar.
"Ini adalah Rael, Zara, Tira, Maeris, dan Alderan," kata Seraphis dengan nada serius. "Mereka adalah penjaga waktu yang paling berkuasa di akademi ini. Setiap satu dari mereka memiliki pengendalian waktu yang hampir tak tertandingi. Kalian akan berlatih dengan mereka, dan mereka akan menguji kemampuan kalian."
Rael, sosok pertama yang maju, memiliki wajah yang tenang namun tajam, dengan rambut panjang yang tergerai dan mata yang penuh dengan kebijaksanaan. Ia memancarkan aura yang sangat kuat, sebuah ketenangan yang seakan mampu membekukan waktu di sekelilingnya. Rael adalah pemimpin dari penjaga waktu, dan karismanya sangat terasa.
"Selamat datang di Akademi Waktu yang sesungguhnya," ucapnya dengan suara rendah namun penuh kekuatan. "Di sini, kalian akan belajar bahwa pengendalian waktu bukan hanya tentang memanipulasi detik, tetapi tentang pemahaman lebih dalam—tentang bagaimana waktu mengikat semua hal yang ada."
Zara, di sisi lain, tampak lebih muda dan penuh semangat. Dengan rambut ikal yang berwarna perak dan mata yang berkilauan, Zara memiliki kepribadian yang sangat berbeda dari Rael. Ia tampak seperti seseorang yang selalu siap untuk bertarung atau menguji kemampuan mereka. "Tidak ada yang mudah di dunia ini," katanya dengan senyum sinis. "Jika kalian ingin menjadi kuat, kalian harus belajar untuk menghadapi ketidakpastian waktu."
Tira, sosok ketiga, memiliki penampilan yang lebih tenang dan misterius. Dengan rambut hitam panjang yang hampir menyentuh tanah dan kulit yang sangat pucat, ia tampak lebih pendiam. Namun, ketika ia berbicara, suaranya begitu menenangkan, seolah ia mampu meredakan bahkan aliran waktu itu sendiri. "Waktu tidak bisa ditebak," ujarnya, "dan terkadang kita harus menerima bahwa kita tidak bisa mengendalikannya sepenuhnya."
Maeris adalah yang paling unik di antara mereka, dengan tubuh yang tampak lebih tinggi dan kuat. Meskipun tubuhnya besar, Maeris memiliki gerakan yang sangat halus, seolah setiap langkahnya sudah direncanakan oleh waktu itu sendiri. "Kekuatan dalam pengendalian waktu datang dengan keseimbangan," katanya dengan suara berat. "Jika kalian terlalu terburu-buru, kalian akan jatuh ke dalam perangkap. Sabarlah, dan waktu akan mengajar kalian."
Alderan, penjaga terakhir yang muncul, memiliki aura yang paling menakutkan. Dengan rambut perak yang hampir putih dan mata berwarna biru terang, ia memiliki tatapan yang bisa menembus jiwa. "Kalian akan melihat betapa berbahayanya waktu," ucapnya dengan suara yang tenang, namun ada ancaman yang tersembunyi di dalamnya. "Waktu bisa menghancurkan kalian jika kalian tidak berhati-hati. Dan kalian akan segera mengerti mengapa."
Rael melangkah maju, matanya tajam menatap Kael dan teman-temannya. "Kami tidak akan mengajarkan kalian dengan lembut," kata Rael, suaranya penuh tegas. "Jika kalian ingin bertahan di sini, kalian harus membuktikan bahwa kalian pantas berada di tempat ini. Kalian akan menghadapi tantangan yang jauh lebih besar daripada yang pernah kalian bayangkan."
Zara tersenyum lebar. "Tapi jangan khawatir. Kami akan memberi kalian pelajaran yang tak terlupakan. Waktu bisa menjadi teman terbaik kalian, atau musuh yang paling menakutkan."
Kael menatap mereka semua, merasakan getaran yang kuat dalam dirinya. Mereka adalah penjaga waktu, dan mereka semua tahu lebih banyak tentang waktu daripada siapa pun yang pernah Kael temui. Mereka bukan hanya guru, tetapi juga tantangan yang harus mereka hadapi.
"Bagaimana kami mulai?" tanya Kael dengan tegas, meskipun hatinya berdebar.
Rael mengangguk pelan. "Pertama-tama, kalian harus belajar untuk mengendalikan waktu di dalam diri kalian. Ini bukan hanya tentang mengendalikan aliran detik, tetapi bagaimana kalian mempengaruhi ritme waktu di tubuh kalian sendiri. Jika kalian gagal, kalian akan terjebak dalam lingkaran waktu yang tak terputus."
Tira menambahkan, "Kami akan memulai dengan dasar-dasar, mengontrol waktu dalam ruang terbatas. Setelah kalian menguasai itu, baru kita akan melangkah lebih jauh."
Seraphis mengangkat tangannya, memberi tanda bahwa mereka siap untuk memulai. "Sekarang, mari kita mulai pelajaran pertama kalian di Akademi Waktu yang sejati. Ini adalah ujian pertama untuk mengukur seberapa dalam kalian bisa memahami waktu dan bagaimana kalian bisa mengendalikannya."
Kael merasa seolah seluruh dunia di sekelilingnya mulai berputar. Dengan Rael dan para penjaga waktu di sekitar mereka, mereka tahu bahwa perjalanan ini akan jauh lebih menantang daripada apa pun yang mereka bayangkan. Namun, tekad Kael semakin kuat. Mereka sudah melangkah jauh, dan kini tidak ada jalan mundur.
Dengan satu langkah lagi, mereka akan memasuki ujian pertama mereka di Dunia Waktu, sebuah perjalanan yang akan menguji bukan hanya kekuatan mereka, tetapi juga keberanian mereka untuk menghadapi waktu itu sendiri.
Setelah beberapa hari beradaptasi dengan lingkungan baru di Akademi Waktu yang sejati, Kael dan teman-temannya mulai merasakan kedalaman pelajaran yang mereka terima dari para penjaga waktu. Namun, sebelum mereka benar-benar memulai latihan yang lebih intens, hari yang dinanti-nanti akhirnya tiba. Akademi Waktu yang sebenarnya mengadakan sebuah pesta besar untuk merayakan dimulainya tahun pembelajaran baru, sekaligus untuk menyambut murid-murid baru yang baru saja bergabung.
Pada pagi hari pesta dimulai, seluruh kompleks akademi dipenuhi dengan kegembiraan. Bangunan besar yang megah kini dihiasi dengan cahaya lembut yang bergerak mengikuti aliran waktu. Di sepanjang jalan menuju aula besar, tampak berbagai jenis bunga yang berkilauan seolah terbuat dari cahaya bintang, mengarah ke tempat yang paling meriah di akademi.
Kael, Lianara, Lysandra, Riven, dan yang lainnya mengenakan pakaian seremonial yang diberikan kepada mereka, jubah hitam dengan pola geometris berkilauan yang berubah warna sesuai dengan gerakan mereka, mencerminkan elemen waktu yang mereka pelajari. Suasana di sekitar mereka tampak berbeda dari hari-hari biasa, saat murid dan pengajar berjalan berkelompok, berbicara dengan penuh semangat, seolah seluruh akademi terhanyut dalam perayaan ini.
"Ini luar biasa," ujar Riven sambil menatap sekeliling. "Selama di Akademi Waktu yang lama, kita tidak pernah melihat sesuatu seperti ini."
"Memang, suasananya sangat berbeda," kata Lysandra, matanya berbinar-binar. "Tapi aku merasa... ada sesuatu yang aneh, seperti kekuatan yang tak terlihat sedang mengalir di udara."
Alian, yang berjalan di samping mereka, tersenyum tipis. "Itulah energi dari waktu itu sendiri. Pesta ini bukan hanya untuk merayakan tahun baru, tetapi juga untuk memperbaharui ikatan antara para murid dan pengajar, serta memperkuat pemahaman tentang kekuatan yang mereka pelajari di sini."
Sesampainya mereka di aula utama, suasana semakin meriah. Aula yang luas dipenuhi oleh ribuan murid, guru, dan penjaga waktu. Lampu-lampu yang menggantung dari langit-langit bersinar dengan cahaya perak yang berputar, menciptakan efek yang seolah-olah ruang tersebut tidak memiliki batasan waktu. Suara musik yang tenang dan melodius mengalun, membawa suasana penuh kegembiraan dan kedamaian.
Di tengah aula, sebuah panggung besar dihias dengan ornamen waktu, yang menggambarkan berbagai peristiwa penting dalam sejarah dunia waktu. Di atas panggung, Seraphis berdiri dengan sikap anggun, ditemani oleh Rael dan keempat penjaga waktu lainnya. Mereka memandang sekeliling dengan penuh perhatian, seolah menyambut setiap murid yang hadir di sini dengan sebuah harapan yang besar.
Seraphis melangkah maju, suaranya bergema di seluruh aula. "Selamat datang, murid-murid baru, dan selamat datang kembali bagi mereka yang sudah lama berjuang di Akademi Waktu. Hari ini, kita berkumpul untuk merayakan perjalanan kita bersama, perjalanan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang waktu. Ini bukan hanya tentang belajar bagaimana memanipulasi waktu, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa memahami dan menghormati keberadaannya dalam kehidupan kita."
Di antara para murid yang hadir, Kael bisa merasakan ketegangan yang aneh. Beberapa dari mereka tampak sangat bersemangat, namun ada juga yang terlihat sangat serius, bahkan ada yang menunjukkan ekspresi yang penuh perhitungan. Semua orang di sini tampaknya telah teruji oleh waktu, siap untuk menghadapi tantangan lebih besar yang akan datang.
"Tahun ini," lanjut Seraphis, "kalian akan diuji lebih keras dari sebelumnya. Setiap tindakan kalian, setiap langkah kalian, akan mempengaruhi aliran waktu itu sendiri. Kalian bukan hanya akan belajar bagaimana mengendalikan waktu di dalam diri kalian, tetapi juga bagaimana mengatur waktu dalam dimensi yang lebih besar. Waktu adalah sesuatu yang sangat berharga, dan dengan kekuatan ini datang tanggung jawab yang luar biasa."
Rael melangkah maju, menggantikan Seraphis di atas panggung. "Seperti yang telah dikatakan Seraphis," ucapnya dengan suara yang dalam dan penuh makna. "Pesta ini bukan hanya untuk merayakan, tetapi juga untuk memperbaharui komitmen kita pada pemahaman waktu. Di Akademi ini, setiap orang memiliki potensi untuk menjadi penjaga waktu. Tetapi hanya mereka yang benar-benar siap yang akan menguasai kekuatan ini. Kami, para penjaga waktu, akan menguji kalian, bukan hanya dalam pengendalian waktu, tetapi juga dalam ketahanan dan kebijaksanaan kalian."
Zara, yang berdiri di samping Rael, menambahkan dengan senyum lebar. "Kami juga menunggu kalian untuk menunjukkan potensi terbaik kalian. Siap-siap, karena ujian pertama akan dimulai setelah pesta ini berakhir."
Tira, yang tampak lebih misterius dari yang lain, berkata dengan suara lembut namun tegas, "Ingatlah, waktu bukan hanya tentang mengendalikan detik. Waktu adalah jiwa dari semua hal yang ada. Ketika kalian memahami ini, kalian akan melihat dunia dengan cara yang berbeda."
Maeris, dengan senyum yang sangat sabar, hanya mengangguk, seolah mengisyaratkan bahwa mereka harus siap menghadapi apa pun yang datang. "Percayalah, waktu akan memberi kalian pelajaran yang sangat berharga. Jangan takut pada apa yang kalian hadapi."
Alderan, yang lebih diam daripada yang lain, memberikan pandangan tajam kepada setiap murid baru yang hadir. "Kalian akan menghadapi banyak bahaya. Jika kalian tidak siap, waktu akan mengalahkan kalian."
Kael merasakan beban yang semakin besar di hatinya. Kata-kata mereka sangat mempengaruhi dirinya, terutama setelah mengetahui betapa serius dan berbahayanya perjalanan yang akan mereka hadapi. Namun, dia tahu bahwa mereka harus terus melangkah maju, untuk memahami waktu yang lebih dalam dan lebih misterius, dan untuk menguasai kekuatan yang bisa mengubah segalanya.
Setelah pidato singkat dari para penjaga waktu, pesta dimulai. Musim baru pembelajaran di Akademi Waktu dimulai dengan sebuah tarian yang indah. Murid-murid dan pengajar bergabung dalam gerakan yang mengalir mengikuti irama waktu, seolah waktu itu sendiri bergerak bersama mereka. Cahaya dari lampu yang berkilauan menciptakan bayangan yang berputar, menggambarkan aliran waktu yang mengalir bebas di ruang tersebut. Setiap gerakan tampaknya berbicara tentang keterhubungan dan keseimbangan antara mereka, menciptakan ilusi bahwa mereka semua adalah bagian dari satu aliran waktu yang lebih besar.
Kael dan teman-temannya menari bersama para murid lainnya, namun dalam hati mereka tetap dipenuhi oleh rasa cemas dan harapan. Mereka tahu bahwa malam ini hanyalah awal dari perjalanan panjang yang akan menguji kekuatan dan tekad mereka.
"Ini baru permulaan," kata Lianara dengan suara pelan, namun penuh makna.
Kael mengangguk, matanya tertuju pada para penjaga waktu yang berdiri di atas panggung. Mereka mungkin tampak tenang, tetapi Kael tahu bahwa di balik ketenangan itu, mereka menyimpan kekuatan yang luar biasa, dan mereka akan menghadapinya tidak lama lagi.
Perayaan malam itu berlanjut, namun Kael dan teman-temannya tidak bisa menghilangkan rasa bahwa mereka telah melangkah lebih dalam ke dalam dunia yang tak terduga, penuh dengan misteri dan bahaya yang lebih besar dari yang mereka bayangkan.
Setelah pesta yang meriah, pagi hari berikutnya membawa Kael dan teman-temannya kembali ke rutinitas Akademi Waktu yang lebih serius. Mereka merasa seperti telah memasuki dunia yang benar-benar baru, dengan tantangan yang tak terhitung jumlahnya, tetapi juga peluang yang luar biasa. Hari ini, mereka akan dibawa ke bagian yang sangat penting bagi para murid baru, pembagian asrama dan pembagian buku pelajaran untuk tahun ajaran yang baru.
Setelah sarapan bersama para pengajar dan penjaga waktu di ruang makan akademi, mereka semua berkumpul di aula besar yang berfungsi sebagai pusat administrasi. Ruangan itu dihiasi dengan cermin-cermin besar yang berkilauan, yang memantulkan cahaya dari orb waktu yang mengambang di langit-langit, menciptakan bayangan berputar yang bergerak mengikuti aliran waktu. Sementara itu, murid-murid yang lebih senior sudah berkumpul di sekeliling, menunggu giliran mereka untuk menerima instruksi.
Seraphis berdiri di depan podium, dengan Rael, Zara, Tira, Maeris, dan Alderan di sisinya. "Selamat pagi, para murid baru," kata Seraphis dengan suara tenang namun penuh wibawa. "Setelah perayaan malam tadi, saatnya kita kembali pada tujuan utama kita di Akademi Waktu: untuk belajar dan memahami kekuatan waktu. Hari ini, kalian akan dibagi ke dalam asrama dan menerima buku pelajaran yang akan menjadi panduan kalian selama perjalanan ini."
Kael merasakan degupan jantungnya semakin cepat. Pembagian asrama selalu menjadi momen yang penting, karena di sanalah mereka akan menghabiskan sebagian besar waktu mereka, berlatih dan belajar bersama teman-teman se-asrama. Dia berharap dapat ditempatkan di asrama yang penuh dengan murid yang berdedikasi dan berbakat.
Seraphis melanjutkan, "Akademi ini memiliki empat asrama utama yang masing-masing mengajarkan berbagai aspek penting dari pengendalian waktu. Keempat asrama tersebut adalah Asrama Aetheris, Asrama Eryndor, Asrama Lyrion, dan Asrama Zephar. Setiap asrama memiliki tujuan yang berbeda, dan kalian akan ditempatkan berdasarkan potensi kalian yang telah diamati oleh para pengajar dan penjaga waktu."
Rael melangkah maju, membawa sebuah gulungan besar yang tampaknya berisi nama-nama murid yang baru saja diterima. Dengan gerakan tangannya yang anggun, ia membuka gulungan itu dan mulai membacakan nama-nama murid yang akan ditempatkan di masing-masing asrama.
"Untuk Asrama Aetheris," kata Rael, "akan ditempatkan mereka yang memiliki kecenderungan untuk memahami waktu dalam kaitannya dengan ruang dan dimensi. Mereka akan mempelajari cara-cara untuk memperlambat atau mempercepat aliran waktu dalam ruang yang lebih luas."
Kael merasa sedikit terkejut saat mendengar namanya dipanggil. "Kael," serunya, "akan bergabung dengan Asrama Aetheris."
Hatinya berdebar-debar, tetapi Kael merasa sedikit bangga. Asrama Aetheris terdengar sangat bergengsi, dan ini menandakan bahwa ia memiliki potensi yang cukup besar dalam hal memanipulasi dimensi waktu. Sebagai tambahan, beberapa murid senior yang Kael tahu memiliki keterampilan luar biasa juga berada di asrama ini, seperti Rael yang terkenal dengan keahliannya dalam memutar waktu.
Rael melanjutkan pembacaan untuk Asrama Eryndor, yang dikhususkan bagi mereka yang memiliki kemampuan dalam mengendalikan aliran waktu secara individual, baik itu dalam diri mereka sendiri maupun dalam lingkaran waktu yang terbatas. Kemudian, Asrama Lyrion, yang fokus pada manipulasi waktu dalam skala makro, misalnya, kemampuan untuk mengubah aliran waktu dalam peristiwa besar atau bahkan sejarah. Terakhir, Asrama Zephar, untuk mereka yang memiliki hubungan khusus dengan dimensi yang lebih misterius, tempat di mana waktu bergerak secara tidak teratur dan kadang-kadang terdistorsi.
"Untuk Asrama Eryndor," Zara melanjutkan, "akan ditempatkan mereka yang cenderung memiliki kedalaman dalam pengendalian waktu pribadi. Mereka akan mempelajari cara untuk mengendalikan detik dan momen dalam diri mereka."
Lianara, yang sering kali merasa seperti terjebak antara kedalaman waktu dan perasaan pribadi, akhirnya mendengar namanya dipanggil untuk Asrama Eryndor. Dia menoleh ke Kael dengan tatapan yang penuh makna. "Kita berdua tampaknya ditempatkan di asrama yang berbeda," katanya dengan senyuman tipis. "Tapi aku yakin ini hanya bagian dari perjalanan kita."
"Semoga kita bisa saling membantu," jawab Kael, meskipun sedikit kecewa bahwa mereka akan berada di asrama yang berbeda. Namun, ia tahu bahwa perjalanan ini akan mengubah mereka masing-masing dengan cara yang unik.
Setelah pembagian asrama selesai, setiap murid diberi buku pelajaran yang besar dan tebal. Buku itu tampak seperti sebuah artefak kuno, dengan sampul yang terbuat dari kulit yang hampir transparan, bercahaya lembut. Ketika Kael menyentuh buku itu, ia merasakan getaran yang halus, seolah buku itu menyimpan lebih banyak pengetahuan daripada sekadar tinta dan kertas.
"Buku ini," kata Tira, yang berdiri di dekat mereka, "adalah panduan utama kalian selama di Akademi Waktu. Buku ini akan berkembang bersama kalian, menyesuaikan diri dengan pemahaman yang kalian raih. Setiap halaman akan membuka pelajaran baru, dan setiap bab akan mengarah pada perjalanan yang lebih dalam."
Lysandra, yang berada di samping Kael, menatap buku itu dengan rasa ingin tahu yang besar. "Ini... buku ini terasa berbeda," katanya. "Seolah-olah ada sesuatu yang hidup di dalamnya."
"Begitulah cara kerja buku-buku di Akademi Waktu," jawab Maeris dengan senyum bijak. "Mereka bukan hanya buku biasa. Mereka terhubung dengan kekuatan waktu, dan mereka akan membantu kalian memahami inti dari apa yang kalian pelajari."
Setelah menerima buku mereka, Kael dan teman-temannya dipandu menuju asrama masing-masing. Kael berjalan bersama kelompok dari Asrama Aetheris menuju gedung yang lebih besar dan lebih megah, terletak di tengah kompleks akademi. Di depan pintu asrama, sebuah simbol berbentuk lingkaran dengan pola geometris rumit tampak bersinar dengan cahaya biru, menandakan bahwa mereka telah memasuki tempat yang penuh dengan pengetahuan yang lebih dalam.
Di dalam asrama, mereka bertemu dengan murid senior yang menyambut mereka dengan senyuman dan memberikan petunjuk mengenai kehidupan di dalam asrama, tentang latihan yang harus dilakukan, rutinitas yang harus diikuti, dan tantangan yang akan dihadapi selama tahun ajaran baru.
Kael duduk di salah satu meja besar di ruang belajar asrama, membuka buku pelajaran yang diberikan, dan mulai membacanya dengan tekun. Halaman pertama menampilkan simbol misterius yang berputar seolah-olah hidup, dan kata-kata yang tercetak di dalamnya seolah-olah berkilau dengan makna yang lebih dalam. Saat matanya mengikuti tulisan itu, Kael merasakan sesuatu yang lebih besar sedang menunggunya. Sebuah perjalanan yang jauh lebih berbahaya dan lebih menantang daripada yang pernah ia bayangkan.
Namun, ia tahu bahwa ini adalah awal dari sesuatu yang luar biasa. Sebuah perjalanan yang akan membawanya jauh melampaui dunia yang ia kenal, dan mungkin, jauh melampaui waktu itu sendiri.
"Selamat datang di dunia waktu," bisiknya dalam hati, saat ia melanjutkan membaca, siap untuk mengungkap lebih banyak rahasia yang terkandung di dalam buku itu.
Pagi pertama di Asrama Aetheris terasa penuh dengan ketegangan yang aneh, seperti udara yang sarat dengan potensi yang belum terwujud. Kael bangun lebih awal dari biasanya, merasa ada sesuatu yang penting menunggunya di luar sana. Setelah beberapa saat, ia akhirnya keluar dari kamarnya, bergabung dengan teman-temannya di ruang makan asrama. Suasana di dalam asrama itu terasa berbeda dengan kemarin malam, saat mereka pertama kali tiba. Sekarang, suasana itu lebih serius—ada semangat tekad yang menyelimuti para murid.
Murid senior yang sudah lebih dulu berada di Asrama Aetheris tampak sibuk dengan persiapan mereka, ada yang membaca buku pelajaran, ada yang berbicara serius mengenai konsep-konsep dasar manipulasi waktu. Kael merasa sedikit cemas, tetapi juga tertarik. Ia tahu bahwa hari ini, perjalanan mereka dalam memahami waktu akan benar-benar dimulai.
"Kael, apakah kamu siap?" tanya Lianara sambil duduk di meja yang sama, matanya tajam dan penuh tekad. "Hari pertama selalu penuh dengan tantangan."
Kael mengangguk, meskipun rasa gugup di dalam dirinya masih terasa. "Aku siap. Tapi... aku tidak tahu apa yang akan datang."
Lianara tersenyum kecil. "Tidak ada yang tahu. Itu sebabnya kita di sini. Untuk memahaminya."
Setelah sarapan, para murid baru dari Asrama Aetheris dikumpulkan di aula utama asrama. Di sana, mereka dijelaskan tentang jalur pendidikan yang akan mereka tempuh. Sebuah papan raksasa yang terbuat dari kristal mengambang di depan mereka, memancarkan cahaya yang berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Papan itu menampilkan berbagai informasi tentang kurikulum mereka, termasuk pelajaran yang akan dihadapi dan latihan yang harus dikuasai.
Seraphis muncul di depan mereka, mengenakan jubah panjang yang berkilauan dengan pola-pola geometris, menandakan kedalaman pemahamannya terhadap waktu. Di belakangnya, Rael, Zara, Tira, Maeris, dan Alderan berdiri dengan tatapan serius, masing-masing menyiratkan kekuatan yang luar biasa.
"Selamat datang, para murid baru," kata Seraphis dengan nada rendah yang penuh wibawa. "Hari ini adalah awal dari perjalanan panjang yang penuh tantangan. Di sini, kalian akan belajar untuk merasakan, mengendalikan, dan bahkan memanipulasi waktu. Namun, ingatlah bahwa ini bukanlah perjalanan yang ringan. Waktu adalah kekuatan yang tidak bisa kalian kuasai tanpa pengorbanan."
Dengan gerakan tangan yang anggun, Seraphis menunjuk ke papan kristal, dan sebuah gambaran muncul di udara, menampilkan pola-pola aliran waktu yang rumit. "Ini adalah gambaran dasar dari waktu yang akan kalian pelajari. Waktu tidak hanya bergerak secara linier. Ia dapat dipelintir, dipercepat, atau bahkan diputar kembali. Namun, semua ini membutuhkan pemahaman yang mendalam dan kontrol yang sempurna."
Kael menatap dengan cermat gambaran yang muncul, pola-pola itu tampak seperti aliran energi yang saling tumpang tindih, beberapa bergerak maju, yang lainnya bergerak mundur, dan beberapa terhubung dalam bentuk lingkaran yang tak terputus.
"Pelajaran pertama kalian," lanjut Seraphis, "adalah untuk memahami bagaimana waktu bergerak dalam diri kalian sendiri. Sebelum kalian dapat memanipulasi waktu di dunia ini, kalian harus memahami bagaimana waktu bergerak dalam tubuh kalian. Ini adalah dasar dari segala hal."
Rael, yang berdiri di samping Seraphis, maju dan berbicara. "Kami akan memulai dengan latihan dasar, latihan untuk mengatur ritme waktu dalam tubuh kalian. Mengubah detik, memperlambat nafas, mempercepat denyut nadi. Jika kalian tidak bisa menguasai waktu dalam diri kalian, kalian tidak akan pernah bisa menguasainya di dunia luar."
Kael mendengarkan dengan seksama, merasakan ketegangan yang menggantung di udara. Mereka akan memulai dengan hal yang tampaknya sangat sederhana, namun Kael tahu bahwa ini adalah langkah pertama menuju penguasaan yang jauh lebih besar.
Zara melangkah maju dan membagi murid-murid menjadi kelompok-kelompok kecil. "Mulailah dengan merasakan detak jantung kalian," katanya. "Setiap detakan adalah manifestasi dari waktu yang mengalir di tubuh kalian. Fokuskan pikiran kalian pada irama ini dan cobalah untuk memperlambatnya atau mempercepatnya. Ini akan menjadi dasar dari pengendalian yang lebih besar."
Kael duduk dengan kaki bersila, menutup mata, dan mulai memfokuskan pikirannya pada detak jantungnya. Awalnya, rasanya seperti detak itu terlalu cepat, seakan mengalahkan ritme napasnya. Namun, setelah beberapa saat, dia mulai merasakannya—rasa keheningan yang memisahkan detakan itu dari hiruk-pikuk dunia luar. Dia mencoba untuk memperlambatnya, menarik napas panjang dan dalam, lalu berusaha menyesuaikan detakan itu dengan ritme napasnya.
"Apa yang kamu rasakan, Kael?" tanya Lianara yang duduk di sampingnya, juga sedang berlatih.
"Aku bisa merasakannya," jawab Kael, dengan suara yang sedikit terkejut. "Sepertinya waktu di tubuhku bisa sedikit kuatur. Rasanya… seperti ada kekuatan yang aku bisa kendalikan."
Lianara mengangguk, senyumnya tipis. "Itulah awalnya. Kita harus belajar untuk mengendalikan waktu dalam diri kita sendiri terlebih dahulu, baru kemudian dunia luar."
Pelatihan itu berlangsung selama beberapa jam, dan meskipun awalnya sangat sulit, Kael merasa ada kemajuan yang signifikan. Setiap kali dia berhasil memperlambat atau mempercepat detak jantungnya, dia merasa seolah-olah ada bagian dari dirinya yang terhubung langsung dengan aliran waktu itu sendiri.
Setelah latihan selesai, Seraphis dan para penjaga waktu berkumpul di depan mereka. "Bagus," kata Seraphis dengan senyum kecil. "Kalian telah mengambil langkah pertama yang penting. Menguasai waktu di dalam diri kalian adalah hal pertama yang harus dilakukan sebelum melangkah ke pelajaran yang lebih tinggi. Ingatlah, pengendalian diri adalah kunci untuk memahami dan memanipulasi waktu."
Kael merasa terkejut dengan betapa dalamnya latihan ini. Dia pikir pengendalian waktu berarti mengubah masa lalu atau masa depan, tetapi ternyata dimulai dengan hal yang jauh lebih sederhana, pengendalian terhadap diri sendiri. Dia merasa sedikit lebih kuat, lebih terhubung dengan dunia ini daripada sebelumnya.
Zara melanjutkan, "Besok kita akan melangkah ke latihan berikutnya, yaitu mengendalikan waktu di sekitar kalian, mengubah ritme dan aliran waktu dalam lingkungan terbatas. Untuk sekarang, kalian telah memulai perjalanan yang tidak hanya akan mengubah kalian, tetapi juga dunia yang kalian kenal."
Hari itu berakhir dengan banyak pemikiran dan refleksi dalam benak Kael. Dia tahu bahwa ini hanyalah permulaan, dan banyak tantangan berat yang akan datang. Tetapi satu hal yang pasti, perjalanan mereka di Akademi Waktu akan mengajarkan mereka hal-hal yang jauh melampaui apa yang bisa dibayangkan.