Chereads / MY HAPPY NEW YEAR / Chapter 12 - 12.Bab 10 :"Terimakasih "

Chapter 12 - 12.Bab 10 :"Terimakasih "

Happy reading .

Part 10: " Merawat Laki-Laki Tampan "

Jam 03.00.

Tidak terasa tiga jam sudah Yuzuru merawat Ryu yang terluka karena sabetan pedang

Melihat gerombolan laki-laki bertubuh besar yang mengejar Ryu,mungkin Ryu kalah jumlah dan bisa saja memang Ryu adalah korban perampokan dan melarikan diri.

Atau target pembunuhan.

Ingin mengatakan semuanya kepada Ryu.

Melihat Ryu dengan matanya yang terpejam rapat.

Kedua alisnya yang bagus itu mengernyit di tengah.

"Pasti dia kesakitan sekali."

Bisik Yuzuru.

Keadaan Yuzuru pun tidak lebih baik

Dia terengah kelelahan.

Tapi melihat pasennya baik-baik saja,dia bisa bernafas dengan lega.

Yuzuru seorang perawat,sudah menjadi panggilan jiwanya untuk menolong pasen dalam keadaan darurat.

Lagipula dia perawat dengan keterampilan khusus dan ahli di ilmu dan tindakan bedah.

Hanya kali ini semua dia kerjakan sendiri,tampa ada perawat lain yang membantunya.

Meski dia sedikit kesulitan ,tapi dia bisa menyelesaikan semua dengan baik.

Tinggal mengawasi keadaan umum Ryu saja.

Jangan sampai panas karena terkena infeksi atau ada hal lain yang tidak dia ketahui.

Jika dalam waktu dua puluh empat jam Ryu tidak membaik,maka Yuzuru harus membawanya kerumah sakit.

Meski Ryu menolak.

Apa boleh buat.

Semua demi keselamatan Ryu sendiri.

Untungnya Yuzuru selalu menyimpan kotak peralatan pengobatan yang lebih lengkap daripada yang dimiliki kebanyakan orang.

Bahkan ada beberapa set peralatan infus dan cairannya,kemudian peralatan bedah lengkap dengan jarum dan benangnya tiga jenis.

Benang untuk menjahit luka luar,benang untuk menjahit jaringan bagian dalam dan juga benang khusus yang menyatu dengan kulit.

Menyimpan obat bius lokal dan juga obat injeksi untuk penanganan pertama juga obat yang bisa diminum.

Semua itu tidak sulit baginya,karena pamannya seorang dokter bedah dan memiliki ruang praktek dirumahnya.

Bahkan ada masanya Yuzuru harus berlatih bersama pamannya untuk menangani luka.

Jadi bisa dikatakan kemampuan penanganan Yuzuru terhadap pasen sekelas dokter muda.

Hanya jika bertugas di rumah sakit saja,dia akan menjalankan standar khusus untuk keperawatan,kecuali ada tindakan darurat dan itu diijinkan oleh dokter yang bekerja bersamanya.

Melihat tubuh Ryu yang tidur di lantai rumahnya hanya menggunakan lapisan busa yang tipis.Dia terpaksa menidurkan Ryu di ruang tamunya,dan beralaskan busa tipis karena dia tidak akan sanggup membawa Ryu ke kamarnya di lantai dua.

Lagipula dia membutuhkan tindakan yang cepat untuk menghentikan perdarahan dari luka terbuka Ryu.

Yuzuru memandang tetesan infus yang mengalir pelan.

Yuzuru telah menjahit semua luka karena tebasan pedang,memberinya bius lokal,dan menjahitnya dengan rapi dan hati-hati.

Ryuzaki laki-laki yang kuat dan tahan sakit,juga tidak rewel.

Hanya sesekali mengaduh menahan rasa sakit.

Keringat membanjiri tubuh Ryuzaki,membuat kulitnya yang coklat sexy semakin tampak mengkilat.

Total jumlah luka besar sepanjang sepuluh centimeter ada dua dipunggung.

Dua Luka sayat di pundak kanan belakang sepanjang lima centimeter.

Luka sayat di lengan belakang sepanjang lima centimeter dan luka terbuka karena benda tumpul di kepalanya.

Sesudah dia bersihkan dengan cairan desinfektan,ternyata luka itu kecil dan tidak membutuhkan jahitan.

Yuzuru menutup luka itu dengan kasa yang mengandung antibiotik dan menutupnya dengan perban tipis.

Menyentuh beberapa bagian kepala Ryu,sambil menanyakan apakah merasakan sakit.

Menyentuh leher Ryu dan merabanya dengan lembut.

Tidak ada trauma benda tumpul.

Menanyakan lagi,apakah merasakan sakit ?

Ryu :"aku hanya merasa sedikit pusing dan sakit saja.tidak mual.

Aku rasa aku dipukul kayu atau benda apa.

Aku tidak ingat."

Yuzuru :"jika kamu merasakan keadaan apapun,kamu harus bicara dengan jujur kepadaku.

Supaya aku bisa mengobatiku dengan cepat."

Ryu :"ya .terimakasih."

Menutup semua luka dengan perban penutup luka.

Semua sangat rapi.

Memberinya obat injeksi penahan sakit dan juga antibiotika.

Mengukur tekanan darahnya.

Membasuh semua tubuh Ryuzaki yang penuh darah dengan air hangat ,menyeka sisa darah di rambut pendek laki -laki itu dan juga wajah yang bagai pahatan wajah dewa itu.

Dia telah melepas semua baju Ryu dan hanya tersisa celana dalamnya saja.

Menutupi tubuh setengah telanjang Ryu yang sangat bagus itu dengan selembar selimut tebal.

Tidak ada baju Yuzuru yang cukup untuk Ryu yang berbadan kekar.

Berpikir besuk dia akan membeli kaos atau kemeja untuk Ryu,sambil melihat perkembangannya.

Menaikkan ukuran pemanas ruangan,kemudian duduk bersandar di dinding.

Berteriak pelan :"My Happy New Year !congratulations Yuzuru !!"

Melihat jarum jam dari jam dinding yang terpasang.

Menunjukkan pukul 03.00.

Yuzuru yang sudah terbiasa merawat pasen hingga dini hari hanya bisa termangu.

Keadaan yang lebih parah dari Ryu pun pernah dia tangani.

Hanya dia terkejut saja,

Tenyata malam ini,meski dia libur dan diliburkan dengan khusus,tapi tetap saja memiliki pasen yang harus dia awasi.

Yusuru bangkit dari duduknya yang di lantai,mengambil topi ,mantel ,baju dan celana Ryu yang bersimbah darah,yang dia lemparkan begitu saja dipojok ruangan.

Membuang kemeja putih Ryu yang robek karena sayatan pedang,ke dalam tong sampah.

Memasukkan sisa baju ,mantel,topi dan celana Ryu ke dalam mesin cuci dan mulai menggilingnya.

"Baju ini ,jika dicuci besuk,noda darahnya akan sulit hilang,jadi aku cuci sekalian saja.

Jika besuk masih bau anyir darah,akan aku cuci ulang."

Yuzuru meninggalkan mesin cucinya yang menggiling pelan baju yang terkena noda darah Ryu.

Manusia asing yang dia tolong di malam Tahun Baru.

Pergi ke dapur dan mulai berbicara sendiri.

"Siapa dia?

Sepertinya dia bukan orang sembarangan.

Tapi dia tidak membawa identitas dan juga ponsel.

Oh !ya ampun !

Jangan-jangan ada didalam jasnya.

Tertinggal di taman kota !

Lalu bagaimana menghubungi keluarganya ?

Aduh !bagaimana ya ?"

Yuzuru mengetuk ngetuk konten didekat kompor yang menyala.

Merebus air dengan tujuan akan membuat teh panas untuk Ryu dan coklat panas untuknya.

Ketika dua minuman itu sudah selesai dia buat,Yuzuru mematikan kompor dan meninggalkan dapur,menuju ruang tamu rumahnya yang sudah berubah menjadi ruang perawatan darurat untuk manusia asing yang sangat tampan.

Yuzuru mendekat ke arah Ryu,menekan pergelangan nadinya dan mulai menghitungnya.

Kemudian memeriksa tekanan darahnya kembali dengan alat tensimeter yang selalu disediakan dirumahnya.

"Syukurlah .semuanya normal."

Bisik Yuzuru.

Mendengar gumaman dari bibir Ryu.

"Terimakasih."

Yuzuru :"aku harus mengawasimu selama dua puluh empat jam.

Jika keadaanmu memburuk,maka aku harus membawamu ke rumah sakit.

Jika tidak,kamu akan membawaku dalam kesulitan.

Aku hanya seorang perawat ,meski aku perawat dengan keahlian khusus.

Semua ini seharusnya tugas seorang dokter."

Ryu membuka matanya terlihat sayu karena sakit dan kelelahan.

Bibirnya yang pucat tersenyum tipis.

"Kamu perawat yang hebat.terimakasih."

Yuzuru mengangguk :"apakah kamu mau minum teh hangat ?"

Ryu mengangguk :"yaa."

Yuzuru :"mari aku bantu.bangun perlahan ya."

Yuzuru pun mendekat ke arah tubuh Ryu,mengangkatnya pelan.

Keluar desisan pelan dari bibir Ryu.

"Ssshh...sakit."

Yuzuru :"apakah kamu bisa menahannya ?jika tidak kita harus kerumah sakit.

Aku akan menelpon pamanku,dia dokter bedah.

Biar dia yang merawat mu."

Ryu menggelengkan kepalanya dengan lemah :"tidak.kita tunggu dulu.

Kata kamu tunggu dua puluh empat jam."

Yuzuru menyangga tubuh Ryu dan meraih cangkir teh yang dia letakkan di samping tubuh Ryu.

"Kamu manusia keras kepala.

Sikapmu ini bisa mencelakakan orang lain.minumlah perlahan dan ini obat penghilang nyeri dan anti pembengkakan.

Kamu minum juga ya."

Ryu mengangguk :"ya.terimakasih.aku berhutang nyawa kepadamu."

Yusuru menempelkan tepian cangkir yang berisi teh hangat ke bibir Ryu,sisa air teh itu menetes di sudut bibir Ryu,

Yuzuru buru-buru menyekanya dengan punggung tangannya.

Lalu memasukkan dua butir obat ke dalam mulut Ryu,sesudah kedua obat itu ditelan Ryu,Yuzuru kembali menempelkan cangkir berisi sisa air teh itu ke bibir Ryu.

Merebahkan tubuh Ryu perlahan diatas bantalan busa tipis.

"Apa yang kamu rasakan ?apakah kamu pusing ?"

Tanya Yuzuru.

Ryu menelan ludahnya perlahan.

Hatinya terharu ,melihat manusia cantik yang begitu baik ini.

Matanya berkaca-kaca.

Semumur hidupnya,dia tidak pernah lagi merasakan kasih sayang yang semanis ini.

Ibunya meninggal ketika Ryu masih sangat muda.

Disusul kakaknya,meninggal karena kecelakaan yang dia tahu karena unsur kesengajaan.

Karena Ryu kebetulan melihat sendiri kejadian itu.

Dua adik perempuannya ,sangat polos dan tidak tahu apa-apa.

Meski itu adik dari ibu muda yang dinikahi ayahnya setelah bertahun-tahun menduda.

Tapi Ryuzaki sangat menyayangi mereka,karena mereka juga menyayangi Ryuzaki.

Ryuzaki harus kuat untuk adik-adiknya.

Harus bisa menuntut balas kepada pembunuh kakaknya.

Dia baru saja kembali dari Amerika.

Ayahnya mengirim untuk bersekolah dan tinggal disana.

Katanya :"kamu adalah pewaris satu-satunya yang ayah miliki.

Jangan pulang lagi ke negara ini,kecuali keadaan sudah membaik."

Tapi Ryuzaki memaksa untuk pulang dan mulai berniat untuk bekerja di perusahaan ayahnya.

Dua hari yang lalu,adiknya yang bungsu menghilang dari sekolahnya.

Semua orang dikerahkan untuk mencarinya,termasuk Ryuzaki.

Tapi pada akhirnya dia tahu,bahwa itu adalah jebakan untuknya.

Ada yang menginginkan kematiannya.

Meski mereka berhasil menyelamatkan adik bungsunya,Ryuzaki harus melarikan diri meninggalkan pengawalnya dan akhirnya menyusup diantara keramaian pesta Tahun Baru.

Memandang wajah manis laki-laki yang telah menolongnya itu,Ryuzaki menjadi tersentuh.

Selama ini dia harus merawat semua orang.

Berpura-pura baik-baik saja.

Tapi hatinya tidak ada yang mengisinya dengan kasih sayang,tidak ada yang merawatnya.

Meski dia tahu semua keluarganya menyayanginya bahkan ibu tirinya sekalipun.

Dia menyadari bahwa,andai tidak ditolong oleh laki-laki kecil ini,mungkin Ryuzaki akan mati menyusul kakak pertamanya.

Terdorong oleh perasaan harunya,airmata Ryuzaki menetes melewati sudut matanya.

Berusaha mengangkat tangannya yang terasa sakit dan meraih jari Yuzuru.

"Terimakasih .aku berhutang nyawa kepadamu."

Meremas jari lentik itu dan membawanya ke bibirnya.

Yuzuru yang melihat itu menjadi tertegun.

Dengan salah tingkah Yuzuru terbata menjawab:"jangan begitu.aku hanya menolongmu.kebetulan aku ada disana."

Ryu mengangguk :"emgh.aku mengantuk ."

Yuzuru :"tidurlah.mungkin pengaruh obat."

Ryu mengangguk lagi.kemudian memejamkan matanya.

Yuzuru ingin melepas jarinya dari tangan Ryu,

Tapi rupanya jari itu menggenggamnya dengan sangat kuat.

Yuzuru menghela nafas panjangnya.

"Sudah biasa,ada masa ketika pasen menjadi sangat sensitif.

Apalagi dengan keadaan yang menimpa Ryu.

Baiklah.biarkan saja dulu."

Dengan tangan lain yang bebas,Yuzuru meraih coklat panasnya yang telah mulai dingin.

Meminumnya perlahan,

Merasakan badannya menjadi hangat.

Mungkin karena Ryu telah nyenyak tidur ,Yuzuru akhirnya bisa melepaskan jarinya dari genggaman Ryu.

Bangkit berdiri ,meraih cangkir teh dan ekas coklat yang sudah kosong.

Membawanya ke dapur.

Mencucinya dan meletakkannya di pengeringan.

Melangkah mendekati mesin cuci,membuang air kotor yang memerah.

Mengisinya lagi dengan air bersih ,menuangkan detergen dan kembali menggilingnya.

Meninggalkan mesin cuci yang berbunyi pelan,menuju ruang tengah lagi,melihat Ryu yang tampak tenang tidur.

Menapaki tangga menuju lantai dua dari flatnya.

Meraih kasur lipat yang dia simpan di pojok kamar,

Mengambil juga selimut dan bantalnya.

Menuruni tangga menuju lantai bawah.

Membuka dengan hati -hati kasur lipat itu,merapikannya kemudian meletakkan bantalnya.

Mendekati Ryu ,mengangkat kepala Ryu,menyusupkan bantal.

Merapikan selimut Ryu.

Yuzuru berbaring setelahnya,dan tertidur dengan cepat.

Membawa rasa lelahnya bersama mimpinya.

Jam 08.00 Ryu membuka matanya ,menatap langit-langit rumah penolongnya.

Menoleh ke samping melihat wajah lucu itu sedang tertidur miring menghadap ke arah Ryu.

Merasakan kakinya yang berat,mencoba menggerakkan.

Mengangkat kepalanya sedikit dan memandang ke bawah.

Melihat kaki laki-laki kecil itu menumpang di kakinya.

Ryu tersenyum.

Mencoba mengingat nama penolongnya itu.

Sepertinya semalam dia sudah bertanya.

Tapi laki-laki ini tidak mengatakan namanya.

Atau sudah mengatakan namanya hanya Ryu tidak mendengarnya.

Merasakan kepalanya sedikit pusing.

Memejamkan matanya kembali.

Merasa heran dengan perasaannya sendiri.

"Mengapa hatinya terasa tenang dan juga nyaman ?

Laki-laki ini lebih kecil darinya.

Wajahnya seperti bayi Tampa dosa

Tapi ternyata dia memiliki kemampuan yang luar biasa."

Sinar matahari menerobos lewat jendela kamar menimpa rambut laki-laki imut yang sedang tertidur itu.

"Rambutnya kecoklatan.

Hidungnya tinggi tapi mungil.

Bibirnya tebal ditengah.

Bulu matanya lentik.

Bukankah dia semalam menciumku.

Hm..rasanya manis sekali.

Andai aku tidak kesakitan semalam pasti sudah aku habiskan."

Ryu menghembuskan nafasnya,berusaha menenangkan hatinya yang bergejolak.

Menghembuskan nafasnya lagi,merasakan tuan agung yang ada di pangkal pahanya mulai bergerak.

"Tidak boleh berpikiran kotor."

Hardiknya kepada miliknya sendiri.

Membuka matanya lagi dan melihat cairan infus yang menetes perlahan.

Ryu berpikir ,andai dia tidak ditangani dengan cepat dan diberi infus mungkin dia akan mati kehabisan darah.

Menoleh lagi ke samping.

Sosok manusia baik itu masih tertidur pulas sekali.

"Pasti dia sangat lelah.dia mengobatiku hingga dinihari.

Membasuh tubuhku juga.

Memberiku teh hangat dan membantuku minum obat.

Dia juga menemaniku tidur.

Mama..dia baik sekali."

Desahnya memanggil mamanya yang tenang di surga.

Matanya kembali berkaca-kaca.

Ryu memejamkan matanya lagi hatinya terasa damai.

Kantuk kembali menyerangnya dan Ryu tertidur kembali dengan pulas.

End.