Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Petualangan Di Kehidupan Lain

Nzr_Ainur
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
168
Views
Synopsis
Menceritakan seorang remaja bernama Raden berusia 17 tahun yang masih berada di kelas 11 (SMA). Pada awalnya Raden hanya ingin bersekolah untuk belajar dan bersenang-senang, namun dia merasa bosan karena ternyata di sekolah itu tidak ada anak yang menurutnya asik dan kuat. Kemudian, Saat perjalanan dari pulang sekolah dia bertemu dengan kakek tua yang ternyata bukan manusia biasa. Kakek itu menggenggam Raden kemudian dia berpindah ke dunia yang tak dikenal sama sekali. Tapi Raden merasakan bahwa dunia ini akan sangat seru dan kebosanan nya akan hilang. Bagaimana kelanjutannya? Ikuti terus novel ini!!!!
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1 (Sekolah)

Pagi yang cerah saat aku terbangun dari tidurku,

"Radeeeen , bangun , ibu sudah membuatkanmu masakan"

"Yaaa Bu"

Aku Raden , aku berusia 16 tahun dan masih SMA,

"Ya ya ya ini benar benar kehidupan ku seperti biasa , bangun pagi berangkat ke sekolah lalu belajar dan pulang ke rumah lalu tidur , rasanya seperti pengangguran yang membosankan"

Di rumahku aku tinggal bersama ayah dan ibuku. Nama ayah ibuku adalah Saleh dan Ani. Aku punya seorang adik bernama Adin, namun adikku pergi merantau 2 tahun lalu,

"Nak , bagaimana sekolahmu? Apakah baik baik saja?" Ujar ayah

"Yaaaaaa begitulah, seperti pelajar pelajar pada umumnya"

"Jangan malas malasan terus dan tetap semangat, skrg kamu sudah naik kelas ke kelas 11 toh, pasti akan lebih menantang" kata ayah dengan wajah agak serius

Menurut ku ayah terlalu khawatir tentang pendidikan ku di sekolah. Saat aku masih kelas 10 , aku mendapatkan nilai tertinggi 1 angkatan,

"Ayah tidak ingat , aku peringkat 1 di sekolah, sampai sampai aku merasa aku tidak ada saingan yah di sekolah ku"

Aku rasa itu benar, karena di sekolah itu tidak ada yang menarik

"Hmmmm, Raden anakku , sepertinya kamu harus belajar lagi" ujar ayah dengan nasehat umumnya

Kemudian ibu datang menghampiri kami dengan membawa kotak bekal,

"Udah udah , Raden segera berangkat sekolah nanti telat lho.."

"Ya Bu, aku pamit dulu ya" ujarku

"Hati hati di jalan nak" ujar ibu dan ayah

Setiap hari saat berangkat sekolah, aku selalu berjalan kaki ,

"Berjalan kaki di pagi hari benar benar menyenangkan, yah walaupun terlihat aneh padahal aku punya motor yang bisa kukendarai setiap saat , yaaaa anggap saja olahraga pagi aja dah"

Raden memang tipe orang yang aneh tapi dia tak merasa bahwa dirinya membantu melestarikan bumi dari penggunaan bahan bakar,

"Apa yang akan terjadi di sekolah ya?Aku berharap di kelas 11 ini ada yang bisa setara denganku atau bahkan lebih"

Berjalan dengan penuh rasa penasaran benar benar hal yang tidak wajar. Pada umumnya berjalan menikmati pemandangan, namun Raden berbeda , dia malah memikirkan apa yang akan terjadi di sekolah nanti dan orang orang macam apa yang akan dia temui,

"Yap, akhirnya tiba di sekolah"

Nama sekolah ini adalah SMA Darnanda , sekolah milik pemerintah yang menjadi sekolah impian para pelajar di negeri ini,

Raden kemudian memasuki ruang kelas barunya, tapi rasanya berbeda , dia merasakan energi lain yang tidak dikenal bukan dari manusia,

"Hmmmm, apa perasaanku saja ya?"

Sejak dia lahir sepertinya Raden punya kemampuan khusus yang bisa merasakan energi energi lain selain manusia,

"Tak usah dipikir lah , buat apa coba , mending beli Nasi Goreng di kantin sepuluh ribu udah dapet ayam sama topping lengkap, huuuuh enak"

Raden tak memikirkan itu , dia malah memikirkan nasi goreng yang ada di kantin untuk menjadi makannya saat istirahat,

(*Nasi goreng emang enak banget dah*)

"Kriiiiiingggggggg...." bel pelajaran berbunyi

Pelajaran pun dimulai, aku merasa materi ini mudah dipahami, seperti pengembangan materi dari kelas 10,

Pada dasarnya Raden dari lahir memang sudah memiliki bakat untuk mudah beradaptasi, terlebih lagi dia memiliki kemampuan khusus yang lain,

"Kriiiingggg....." bel istirahat berbunyi

"Wah , sudah istirahat aku harus cepat ke kantin nih" ujar Raden

Raden berlari ke kantin dengan cepat, namun saat itu dia menabrak seorang perempuan yang sedang membawa buku,

Braaaaak

Keduanya jatuh, lalu Raden dengan sigap mengambil buku buku yang jatuh dan segera meminta maaf,

"Maaf , ini bukunya, aku tadi tergesa-gesa karena takut kehabisan nasi goreng kantin"

Tapi mendengar itu perempuan itu segera mengambil bukunya dan berlari setelah melihatku,

"Tungguuuu, apa apaan perempuan itu , oiya nasi goreng nya"

Walau terpikirkan sejenak tentang perempuan aneh tadi , dia segera melupakannya dan segera bergegas ke kantin,

Saat tiba di kantin , keadaan memang ramai , Raden tau itu adalah hal yang wajar , tapi hari ini ada yang berbeda , nasi goreng yang biasanya dibeli sekarang tampak sepi dan seperti tak ada pembeli satu pun , ini mengejutkan pemandangan, padahal sebelumnya itu ramai pembeli karena memang enak,

"Hmmmm , ada apa ini , tampak berbeda dari biasanya"

Dalam kebingungan, dia pun mendatangi penjual nasi goreng itu,

"Permisi Bu , saya pesan nasi goreng satu"

Ibu penjual itu mengiyakan Raden tapi Raden tau , ibu itu sedang kebingungan dan sedih,

"Bu , aku mau tanya, tumben ini sepi , biasanya ramai loh dan lebih ramai dari yang lain?"

Ibu itu pun cuma diam sembari menyiapkan nasi goreng,,

Ini jelas berbeda, Raden dengan sigap menggunakan "kemampuannya yang lain",

Bola mata kuning bersinar layaknya bulan purnama, itu adalah hal yang menakjubkan,

Tak lama tanah bergetar di sekolah itu , peringatan pun sampai muncul,

"Anak anak segera menyelamatkan diri, gempa sedang terjadi"

Berhamburan, semuanya tampak kacau,

Nasi goreng ku juga berantakan, ibu itu lari menyelamatkan diri,

Saat mata itu menyala , ternyata dari dalam tempat penjual nasi goreng itu gelombang energi tak dikenal menyerang Raden ,

Braaaakkk ,

"Hmmm menarik sekali, siapa kau? Apakah kau yang mengakibatkan penjual nasi goreng kesukaan ku jadi sepi?" Ujarku

Tak lama muncul gelombang energi lain dari samping Raden,

Ini jelas pengepungan

Raden terpental menabrak dinding sekolah dengan keras ,

Braaaakkkkk

"Apa apaan ini , rasa rasanya aku dipermainkan seperti bola saja"

Kantin itu kemudian roboh , dan muncul siluet hitam tinggi dengan mata merah menyala ,

"Hmmm jenis jin apaan kamu ini , benar benar unik, jika kamu genderuwo kau tak berbulu , jika pocong wedon itu pun juga beda kau tak memakai kain kafan , kuntilanak, emmmmm gendermu laki laki ya?"

Mahluk itu kemudian tertawa,

"Hei manusia , berani kau mengatakan ku seperti itu? Aku ini jin dari zaman Majapahit"

Aku membalasnya dengan heran,

"Zaman Majapahit? Apa apaan zaman Majapahit, jin dari zaman itu biasanya tuh pakai zirah, lah kau tak memakai zirah , busana pun juga tidak"

Mendengar ucapan itu jin itu terlihat mengepalkan tangannya dan mengarahkannya kepadaku ,

"Sepertinya ini seru"

Aku pun menghindari serangan itu,

"Oi jin atau apalah kamu , maaf ya sepertinya kau harus ku akhiri dengan cepat, dan aku berterimakasih karena kau juga aku jadi bisa pulang sekolah lebih cepat dan main game di rumah"

Tak lama ,

Mata kuning bersinar lebih terang, tanah bergetar , retakan bangunan mulai terjadi,

"Apa apaan ini? Kau kuat sekali ya" ujar jin itu

Jin itu mulai mengeluarkan sebuah senjata, tampaknya itu adalah sebuah gada yang berwana emas,

Raden melihatnya dengan biasa saja dan mengira jin itu ingin bermain main saja ,

Tatapan Raden diarahkan pada senjata itu ,

Kraaaakkkkk

Senjata itu mulai retak dan perlahan menjadi gumpalan asap ,

Hancur , semua yang dilakukan jin itu hancur

Tak ada pilihan lain , jin itu kemudian ingin kabur dan mulai menghilang dari pandangan Raden,

"Hohohoho , kau kuat juga anak muda , sampai jumpa di lain waktu"

Keadaan mulai terlihat aneh , jin itu tampak seperti lambat untuk menghilang dan semuanya tampak menakutkan,

"Sampai jumpa lagi di lain waktu katamu? Ya ya ya itu kata kata yang ditujukan manusia , kau kan jin , kau harus lebur ya"

Jin tampak terdiam menggigil ketakutan, jelas jin merasa bahwa dia bertemu dengan orang yang aneh dan menakutkan, terlihat seperti (Ketidakadilan)

"Kau , dasar ketidakadilan"

Perlahan tubuh jin itu mulai hancur dan seketika lenyap dari pandangan Raden,

"Hmmm , julukan yang sangat berkesan" ujar Raden

Mata kuning mulai tertutup,

"Tampaknya [Eyes Oculus Magnum] sangat berbahaya jika tidak dikontrol, aku tak menyangka padahal aku belum membuka sepenuhnya"

Raden berhasil melebur dan menghancurkan jin itu , kemudian dia berjalan pergi meninggalkan tempat itu , namun tak lama terdengar suara bisikan ,

"Di kanan Raden" ujar bisikan itu

Aku kemudian melihat ke kanan, itu tampak misterius, terlihat perempuan yang merunduk diam di jendela,

Jelas itu perempuan yang tadi aku tabrak saat menuju kantin,

Raden kemudian berteriak,

"OI , SIAPA SEBENARNYA KAMU? KALAU KAMU MANUSIA DATANG KEPADAKU"

Tak lama dia sudah ada di depanku,

Kurang dari 1 detik , tidak bahkan kurang dari itu , sekejap mata

"Menarik, siapa kamu? Apakah kamu benar benar manusia?"

Perempuan itu kemudian menatapku dengan tatapan tajam ,

"Aku yang harusnya tanya , mahluk macam apa kamu ini?" ujar perempuan itu dengan tegas

"Bukan apa apa , aku hanya manusia biasa , tidak, lebih tepatnya anak SMA berusia 17 tahun yang hanya ingin hidup tenang saja"

Perkataan Raden itu seperti pelajar SMA namun juga pengangguran,

"BOHONG!" Ujar perempuan itu berteriak

Tiba tiba awan hitam berkumpul di atasku ,

"Sudahlah sepertinya mau hujan ayo kita kembali saja"

Duaaaarrrrrrr

Petir awan itu menyambar Raden , tidak hanya satu namun itu banyak, perempuan itu mulai berbicara pada Raden,

"Buktikan siapa kamu sebenarnya"

Tapi setelah itu petir mulai menghilang dan awan hitam mulai berubah normal ,

"Kau juga, siapa kamu? Datang datang malah menantang, kita kan satu sekolah woi"

Perempuan itu kemudian terjatuh dan terkejut,

"Mustahil, si siapa kamu sebenarnya, padahal itu adalah serangan yang bisa meleburkan iblis"

Aku tampak bingung menghadapi keadaan seperti ini,

"Apa maksudnya? Serangan tadi meleburkan iblis? Apa apaan maksudmu, itu seperti listrik PLN tau , seharusnya kau serang saja token ku biar jadi lebih hemat dan tagihan ga jadi nunggak , hehehe"

Raden melihat bahwa perempuan ini adalah orang yang baik dan hanya perlu tuntunan saja,

"Sudah ayo pulang, oiya siapa namamu?"

Perempuan itu menatapku dengan terkejut dan bingung,

"Nama?" ujar perempuan itu

"Iya , Namamu?" ujarku

"Emmmmmm, namaku ga ada, tapi aku ada julukan" ujar perempuan itu

"Julukan? Apa itu?" ujarku

"Xylara Darkhunter Windsong Pertaxies" ujar perempuan itu

Aku sedikit bengong dan terlihat seperti orang gila ,

"Oi itu julukan atau sastra kuno, aku kira bakal keren ternyata seperti gelar sarjana saja"

Perempuan itu kemudian membantah,

"Ya itu julukan kan? Keren kan? Kau tidak tahu itu julukan karena aku ini sangat kuat tau"

Raden mendengar itu mulai tertawa dan berkata pada perempuan itu,

"Ya ya ya terserah kau saja , toh julukan , julukan mu , hmmm sepertinya aku bisa mempersingkatnya"

"Disingkat? Apa maksudmu?" ujar perempuan dengan heran

"Lara , ya itu bisa jadi namamu , Lara" ujarku

Raden terlihat seperti orang yang keren karena memberi nama seseorang, padahal dia hanya menyingkatnya saja,,

Perempuan itu kemudian tersenyum dan berkata pada Raden dengan senang,

"Lara , nama yang keren , Terimakasih" ujar Lara

"Ya" ujar Raden

Raden dan Lara kemudian menjadi teman serta ini adalah awal mula dari semuanya.