Chereads / Petualangan Di Kehidupan Lain / Chapter 2 - Bab 2 (Awal Mula)

Chapter 2 - Bab 2 (Awal Mula)

Setelah kejadian munculnya jin di sekolah itu, keadaan sekolah benar benar hancur dan berantakan,

Raden dan Lara kemudian melihat sekitar untuk memastikan apakah tidak ada korban yang tertimpa bangunan,

Ternyata semua orang telah di evakuasi dari tempat itu , sehingga tidak ada korban dari kejadian itu,

"Syukurlah tidak ada korban" ujar Lara

"Hmmm, tim penyelamat benar benar sigap yah" ujar Raden

"Yasudah ayo pulang saja , katamu kan lebih cepat pulang lebih baik" ujar Lara

"Nah itu , aku sangat setuju , yaudah ayo pulang"

Raden dan Lara kemudian pulang meninggalkan sekolah itu ,

Namun hal tak di duga,

Rupanya arah rumah Raden dan Lara searah,

"Weh Weh Weh , apaan ini, kenapa kamu malah mengikutiku Lara?"

Lara yang kaget kemudian membalas Raden dengan heran,

"Lah kamu juga , ngapain lewat sini?"

"Loh , emang ini jalan satu satunya ke rumahku , masa aku lewat bawah tanah , entar malah tembus ke pemakaman " ujar Raden

Mereka berdua terlihat kaget dan heran , karena rumah mereka ternyata satu jalan dan searah,

"Yaudah lah , sepertinya ini takdir"

ujar Raden

"Iya , aku tak menyangka juga" ujar Lara

Setelah itu mereka kemudian melanjutkan perjalanan pulang ke rumah,

Tapi , di tengah perjalanan,

Seorang kakek berambut putih dengan membawa tongkat memanggil kami dari pinggir jalan,

"Nak , nak , kemari , kakek ingin memberikan sesuatu"

Raden dan Lara menoleh bersamaan,

Mereka bingung antara harus menghampiri kakek itu atau tidak peduli dan pergi begitu saja,

Namun , jika mereka pergi begitu saja , itu rasanya tak sopan dan tak beradab ,

"Hmmm bagaimana ini , kita samperin aja yuk" ujar Lara

"Yaudah lah , setidaknya waktuku tidak terkuras banyak karena menolong kakek tua"

Mereka berdua mendatangi kakek tersebut dan kemudian berkata,

"Ada apa kek?"

Tiba tiba , tangan Lara di tarik,

"Aduhhhh sakit" lara merintih kesakitan

Raden melihat itu kemudian ingin memukul kakek tua itu ,

Namun tongkat kakek itu menahan tangan Raden,

"Kau hebat juga kakek, apa maumu? Apakah kau manipulasi jin?"

Kakek itu tersenyum tipis lalu berkata padaku,

"Tidak... Aku lebih dari itu.... Pergilah kalian dan nikmati di dunia ini"

Tanah bergetar dan langit tampak retak , daerah sekitar berubah menjadi warna putih , cahaya terang mulai menyilau

"Sial , apa apaan ini" ujarku

Aku menutup mataku karena Kilauan cahaya itu,

Sesaat kemudian cahaya itu mulai redup,

Saat aku mulai membuka mataku , apa yang kulihat itu benar benar menakjubkan,

"Woah , dimana ini? Ini bagus sekali , lebih bagus daripada pemandangan terindah yang aku liat sebelumnya"

Daerah yang ku lihat adalah Padang rumput yang luas ditumbuhi bunga bunga yang indah serta ada pegunungan dengan langit dipenuhi Aurora ,

"Ini benar benar ke eksotisan dunia"

Aku merasakan hawa yang sangat berbeda,

Lebih tepatnya ini bukan dunia tempat tinggalku,

Tak lama, Lara kemudian muncul di samping kananku,

"Aduh , kakek itu siapa sih? Cengkraman nya kuat banget , tangan rasanya mau patah" ujar Luna kesakitan

"Entahlah, tapi sepertinya dia bukan orang sembarangan, sepertinya dia berasal dari sini" ujarku

Aku dan lara sedikit bingung mengenai ini, tanpa arah kami seperti orang yang gila karena tersesat dan tak tahu harus apa,

"Kalau begini jadinya, lebih baik kita berlari saja mengitari tempat ini"

Lara terdiam sebentar,

Seperti sedang mengumpulkan kekuatan,

"Oiiiiiiii , kamu gila atau bagaimana, kau tau kan kita baru tiba di dunia yang ga jelas ini, lalu kau bilang berlari? Kita kan tidak tahu arah mau kemana ini" ujar lara marah

"Ya ya ya , tak ada salahnya mencoba"

Aku meraih tangan lara kemudian berlari dengan kecepatan ku,

Berlari dengan cepat se cepat cahaya ,

Tapi ini berbeda,

"Hmmmm, apa apaan ini , aku sudah berlari secepat cahaya pun, tak menemukan ujung nya , apa ini benar benar dunia?"

Lara berpikir sejenak dan mendapatkan kesimpulan,

"Kau sepertinya benar , kecepatan mu tadi adalah secepat cahaya , lalu aku menghitung berapa lama kita berlari, kurang lebih sekitar 1 jam , ada kemungkinan dunia ini seluas alam semesta "

Aku langsung paham akan penjelasan lara,

"Pantas saja aku merasakan hal yang berbeda, menakjubkan sekali"

Tiba tiba ada suara tepuk tangan,

"Hahahahahahah, analisis kalian keren sekali anak muda"

Lara kemudian berteriak,

"Kakek itu lagi???"

Aku menatap kakek itu dengan tatapan tajam [Eyes Oculus Magnum] ,

Tanah sekitar mulai bergetar,

Lara yang melihat membuka mata ini mulai menjauh,

Kakek itu tertawa,

"Hahahahhaha, mau bertarung kah anak muda?"

Aku membalas dengan penuh percaya diri ,

"Hmmm , tidak juga , paling tidak aku hanya ingin tahu siapa kamu sebenarnya"

Langit seperti ingin terbelah , tanah bagaikan gempa bumi , rumput dan bunga di sekitar terhempas bagaikan kertas,

"Kau sangat kuat sekali, sepertinya aku kalah" ujar kakek dengan santai

"Eh?" Lara penuh keheranan

Lara dengan ekspresi heran tidak menyangka semudah itu untuk menyerah,

Aku kemudian menutup mataku, dan dunia kembali normal,

"Jadi siapa kau?" ujarku

Yah aku merasa kakek ini bukan orang sembarangan dan ada hubungannya dengan aku dan Lara yang berpindah ke dunia ini,

"Khiihihi, sudah saatnya perkenalan , baiklah, namaku Thane , aku adalah seorang dewa"

Lara kaget dan bingung,

"Dewa? Apakah itu nyata?"

Aku kemudian membalas perkataan kakek Thane,

"Thane? Nama yang aneh , tapi kamu seorang dewa kan? Menarik di dunia ini ternyata ada mahluk hebat seperti itu"

Kakek Thane tertawa sembari mengulurkan tangannya ke atas,

Sebuah layar besar muncul di atas menampilkan gambar dunia,

"Apa itu?" ujarku bertanya

Lara menanggapi pertanyaan ku dan berkata,

"Sepertinya itu gambaran dunia ini"

Kakek Thane tersenyum dan mendukung pernyataan Lara,

"Benar gadis , kamu pintar sekali , ini adalah dunia yang saat ini kita berada, dunia ini seluas alam semesta dan sekarang kita ada pada lapisan paling lemah yaitu pada lapisan ke 7"

Aku sekarang tau , ternyata memang benar dugaan bahwa dunia ini seluas alam semesta,

"Kalau begitu, apakah di dunia ini menggunakan konsep seperti bumi?"

Lara menanggapi ku ,

"Apa maksudnya itu , Raden?"

Kakek itu dengan penuh semangat menepukkan tangannya,

"Hohohoho , tampaknya kau juga pintar , aku kira konyol dan bodoh"

"Hei kakek , apa apaan itu? itu pujian? akan ku bungkam loh mulutmu" ujarku sedikit kesal

"Aku bercanda, dasar manusia, emosional nya besar sekali" ujarku kakek Thane

"Halah dewa juga punya emosi kali , hmm , dewa bercandanya nyakitin gitu ya"

Lara kemudian berteriak,

"OI , Malah bertengkar begini, kakek Thane, tolong jelaskan saja apa yang ada di dunia ini"

Kakek Thane mulai menjelaskan kami tentang dunia ini , dia seperti penunjuk jalan wisata,

"Dunia ini dinamakan dunia Malatan , seperti yang dikatakan Raden , dunia ini memiliki konsep sama seperti bumi , dimana ada kota , benua , samudera , gunung dan sebagainya yang ada di bumi. Tapi dunia ini memiliki struktur yang lebih luas , misal satu benua di dunia Malatan seluas galaksi, 1 kota di sini juga seluas dengan bintang bintang di langit yang cerah dan memesona"

Aku kemudian bertanya setelah mendengarkan penjelasan itu,

"Lalu , bagaimana maksudnya lapisan itu?"

Kakek Thane kemudian mengangkat tangan kirinya sedangkan tangan kanannya di ulurkan ke kami,

"Ulurkan tangan kalian , aku akan menjelaskan lebih detail"

Lara kemudian menatapku dan berbisik,

"Apa kau yakin?"

Aku lalu menarik tangan Lara dan tanganku menyentuh kakek Thane,

Tiba tiba ,

Keadaan sekitar berubah

Ini seperti di angkasa,

Lara kaget , dia langsung seperti orang bengong dan tak percaya yang dilihatnya,

"Oke , sekarang coba jelaskan , bagaimana lapisan itu?" ujarku ke kakek

Kakek itu lalu menjentikkan jarinya,

Tak lama daerah seperti bergetar, muncul cahaya warna warni di sekitar ku ,

"Hmmm, menarik , apa ini?"

Dari bawah muncul replika dunia yang telah dibelah, kakek Thane tersenyum dengan menarik kuas,

"Ini adalah dunia kita , dunia Malatan , tenang saja ini hanya replika saja , jujur saja kalau aku membelah dunia Malatan langsung aku tak sanggup, karena aku bukan dewa penguasa di dunia ini"

Lara menjawab kakek itu dengan nada terkejut,

"Kau bukan dewa tertinggi?"

Kakek itu mengiyakannya,

Aku kemudian bertanya kepada kakek itu,

"Kalau begitu, kakek dewa apa?"

Kakek itu tiba tiba saja mengalihkan pertanyaan ku dan menghantam kuasnya ke bawah,

Kraaaakkkkk

Alas yang kami pijak ternyata adalah lantai , aku mengira kami sedang melayang di angkasa, namun lantai ini aku merasakan mempunyai kekuatan supranatural yang hebat,

"Kita lanjut saja ya" ujar kakek Thane seolah melarikan diri dari kenyataan

"Kakek Thane, maaf kamu belum menjawab pertanyaan dariku"

Kakek Thane menatap ku dengan tatapan tajam,

"Kau hanya manusia, bisa apa kau"

Jelas ini adalah hal yang mengejutkan, sebelumnya dia terlihat baik dan seperti seseorang yang ramah , namun semua berubah ketika aku menanyakan hal seperti itu padanya,

"Hmmm, Lara mendekat padaku, aku akan menghancurkan tempat ini"

Lara yang kaget langsung mendekat padaku dan kakek itu terlihat mengeluarkan kekuatan nya,

Aku melapisi Lara dengan sihir pelindung agar tidak terkena dampak seranganku,

"Baiklah kakek Thane yang terhormat, aku sekarang akan mencoba menggunakan mata kuning ku untuk menghancurkan tempat ini , kita lihat sekuat apakah kamu?"

Kakek itu kemudian menghilang dari pandangan ku,

Kraaaaakkk

Langit langit terlihat retak dan seolah runtuh,

[Eyes Oculus Magnus] diaktifkan

Daerah di sekitar ku semakin parah , semuanya berantakan

Duarrrrrrrr

Ledakan tepat di belakang ku,

Aku menghindarinya dan Lara terlihat masih baik baik saja,

"Baiklah kakek , sekarang giliranku" ujarku dengan menantang

Aku kemudian mengambil posisi untuk menghantam lantai ,

Braaaaakkkk

Tendangan ku bersamaan dengan mata kuning ku menghancurkan ruangan itu dan kembali ke tempat semula,

Tiba tiba ,

Puluhan meteor besar mengarah padaku,

Tatap meteor itu , semua hancur tak tersisa,

Kakek Thane muncul dari bawah dan menyerang ku secara mendadak dengan sabit,

"Mati kau manusia, mahluk lemah"

ujar kakek itu

Aku menghindarinya dengan cepat ke samping, lalu menendang kakek itu,

"Kakek juga udah tua , seharusnya jangan begitu pada yang masih muda"

Lara masih berada di samping ku , dan kakek Thane terlihat berdiri di atas langit,

Aku menatapnya dengan [Eyes Oculus Magnus]

Senjata sabit itu menjadi kacau dan retak ,

"Hei anak muda mau sampai kapan menatap menatap seperti itu, tutuplah matamu itu kita bertarung secara adil" ujar kakek menantang

"Hmmm, baiklah , sebenarnya kekuatan fisikku saja sudah bisa mengalahkan mu"

Mata kuning ku mulai ku tutup dan aku menyiapkan kuda kuda yang mantap,

"Sepertinya ini akan seru"

Lara kemudian menegurku,

"Raden , apakah kau serius melawannya?"

Aku membalas perkataan itu dengan berani,

"Lara lebih baik kamu berlindung, aku sudah memberimu perlindungan sihir , saksikan saja pertarungan ini dengan popcorn"

Lara menjawab dengan tegas,

"Jangan kalah ya , jika kalah aku akan memukulmu"

"Dasar" ujarku sedikit tertawa

Kakek itu kemudian berkata padaku,

"Hei , apakah kau sudah siap? Aku bosan mendengar percakapan perpisahan kalian"

"Terimakasih atas tegurannya, tapi itu terlalu berlebihan loh kakek , maaf ya sepertinya aku yang akan unggul"

ujarku dengan percaya diri

Mereka berdua mulai saling menyerang lebih cepat dari cahaya ,

Lara dari kejauhan hanya berharap agar Raden bisa mengatasinya.