Peti itu berisikan sebuah kertas berwarna emas yang bertuliskan huruf aksara,
( ᮠᮁᮌᮄᮤᮊᮠ ᮓᮥᮔᮤᮃ ᯤᮔᯤ ᮕᮦᮛᮣᮥ ᮓᮤ ᮠᮁᮌᮄᮤ )
"Bahkan untuk mendapatkan sebuah harta butuh usaha otak dan tenaga juga ya, untung saja aku mempelajari aksara saat di sekolah"
Aku mulai berfikir untuk menerjemahkan itu,
Cukup lama , perlahan tapi pasti,
" Oh aku tau artinya, 'Hargailah , dunia perlu di hargai' "
Aku agak bingung, apa maksudnya itu,
"Ah , lebih baik aku kembali saja , siapa tau Agniel tau tentang ini"
Aku menyimpan kertas itu di kantongku,
"Baiklah, saatnya kembali"
Tapi aku sadar , bola kecil di samping ku sepertinya hanya sekali penggunaan,
"Hmmm , bola itu hanya sekali penggunaan ya, baiklah tak masalah"
Aku mulai menaruh tangan ku di tanah dan lingkaran sihir biru mulai menyebar,
"Jika sudah tau koordinat, itu bukan masalah"
Clliiiiinnggggggg
Sekejap aku sudah berada di ruang tamu penginapan ku,
"Semudah ini ya"
Tak lama Lara datang bersama Agniel,
Mereka berdua terlihat terkejut dan tak percaya itu,
"Kak Raden? Cepat sekali?" ujar Agniel
Lara juga tampak terkejut dan berkata kepadaku,
"Saat kamu tiba tiba menghilang, aku rasa kamu hanya lima menit saja"
Aku lalu mengambil kertas dari kantong ku dan menyerahkan nya pada Agniel,
"Hei , apa kamu tau maksudnya itu?"
Agniel mengambil kertas itu dan melihat,
Agniel berkata kepadaku,
" Ini aksara , artinya 'Hargailah, dunia perlu di hargai' "
"Aku tau itu , maksudnya, apa maknanya?" ujarku memperjelas
Agniel berpikir sejenak dan mengamati aksara itu,
"Hmmmmm , sepertinya makna tulisan ini adalah dunia sekarang di penuhi oleh mahluk mahluk yang tak punya sifat baik, merusak dan hanya peduli pada diri sendiri, sedangkan dunia dibiarkan begitu saja"
Aku mulai memikirkan sesuatu,
"Apa mungkin tulisan itu ditulis oleh seorang dewa pencipta? Pencipta yang menciptakan dunia Malatan ini?"
Lara yang awalnya tampak lemas langsung seperti kaget mendengar pernyataan ku,
"Apa maksudmu Raden? Dewa pencipta?"
Agniel tampak terlihat menatapku dengan tatapan terkejut dan sedikit ketakutan,
Aku melanjutkan perkataanku,
"Maksudnya, dewa mempunyai tugas masing masing, contoh dewa Thane yang aku lawan , aku rasa dia adalah dewa yang paling lemah di dunia ini, dan masih banyak dewa lagi yang ada di dunia ini, entah ada berapa, tapi yang jelas dari banyaknya dewa dewa itu ada satu dewa yang mempunyai kekuasaan paling tinggi dan paling kuat , dewa pencipta, apakah aku benar?"
Agniel terlihat ketakutan mendengar dewa pencipta,
"Kak....kak Raden, walau tidak tau namanya jangan sembarangan menyebut dewa pencipta, itu hal yang menakutkan" ujar Agniel
Agniel tampak terus menatapku dengan wajah ketakutan,
Aku bertanya dan menegaskan kepada Agniel,
"Apakah aku salah? Tapi sepertinya semua pernyataan ku benar kan Agniel?"
Lara membalas perkataan ku dengan penuh rasa waspada,
"Raden ,aku tau kamu kuat, tapi sepertinya Agniel yang merupakan utusan dewa tampak takut ketika mendengar pernyataan mu itu , sepertinya dewa benar benar mengerikan" ujar Lara
Aku tersenyum dan meyakinkan mereka berdua,
"Jika itu benar , itu akan menarik , walaupun kita menghindari nya sepertinya kita akan bertemu dengan dewa itu"
Lara kaget mendengar pernyataan ku itu,
Agniel terus merasa gelisah,
"Ini akan jadi masalah"
Aku lalu mengalihkan topik dan melanjutkan membahas tentang tulisan itu,
"Lalu bagaimana ini? Apa yang akan kita lakukan dengan kertas itu?"
Agniel mulai menenangkan diri dan menjawab pertanyaan ku,
"Sebelumnya aku ingin tau , yang memberikan misi ini Azki?"
Aku kemudian mengiyakannya,
"Hmmmm, eummmm, nampaknya kita simpan saja dulu , kita berikan kertas ini saja kepada Azki , kan dia yang memberikan-"
Tak lama Azki datang dengan kedua sayapnya,
"Aku merasa terpanggil"
Aku lalu menyapa Azki,
"Yo Azki , lama tak bertemu"
Azki membalas sapaanku,
"Lama tak bertemu , tapi hanya 30 menit yang lalu"
Aku sedikit tertawa dan mulai memegang pundak Azki,
"Hahahaha, turunkan sayapmu itu , tak cocok di ruang tamu ini ada sayap seperti itu" ujarku
Azki mulai menurunkan sayapnya dan mendekati Agniel,
"Lama tak bertemu, Agniel"
Agniel terlihat membalas sapaan Azki,
"Lama tak bertemu juga , Azki"
Azki menanggapi nya dengan tertawa,
"Hahahaha, sepertinya karena mereka ini kita di pertemukan, sudah 1000 tahun ya"
Agniel tampak tersenyum dan menganggukkan kepalanya,
"Itu benar"
Aku yang melihat drama kecil sahabat lama itu mulai menghampiri mereka,
Aku juga mulai terpikirkan sesuatu dalam petualangan di dunia ini,
"Maaf kalau mengganggu pertemuan yang mengharukan ini, tapi sepertinya kalian orang yang cocok untuk ikut bersamaku"
Azki dan Agniel melirik ke arahku dengan wajah kaget,
"Apa maksudmu?" ujar Azki
"Apa maksudmu kak Raden?" ujar Agniel
Aku tersenyum melihat kekompakan mereka berdua,
"Kalian berdua sekarang adalah temanku , kalian tau itu" ujarku
Lara kaget dan terlihat tersenyum mendengar itu,
"Itu terlihat keren" ujar Lara
Azki tertawa kencang seolah itu adalah hal yang lucu,
"Hahahahahahhah, kira baru bertemu langsung berteman saja, itu terlihat konyol brengsek" ujar Azki
Agniel menanggapi pernyataan ku itu dengan penuh ceria dan bahagia,
"Benarkah itu kak Raden? Aku sekarang temanmu?"
Aku mengiyakannya,
Agniel tampak meneteskan air mata bahagia dan berkata kepadaku,
"Akhirnya aku punya teman baru lagi"
Azki menghentikan tawanya dan tersenyum kepada Agniel lalu berkata kepadaku,
"Dasar , kau itu punya ciri khas yang unik ya"
Aku tersenyum mendengar itu dan berkata kepada Azki,
"Ciri khas ya? pujian yang unik"
Azki membalas perkataan ku dengan rasa aneh,
"Aku baru tau itu pujian"
Lara kemudian mendekati kami dan berkata,
"Sepertinya ini sebuah tim yang bagus , nah mulai sekarang mohon kerjasamanya semua, kita bersama dan tetap bersatu akan berpetualang di dunia ini"
Azki tersenyum dan Agniel tersenyum,
"Kebetulan sekali , selama ini aku belum menjelajahi semua tempat yang ada di dunia ini" ujar Azki
Agniel terus tersenyum tidak bisa menghentikan senyumnya,
Aku mulai menaruh tanganku di saku celana,
"Baiklah, aku akan menjadi ketuanya"
Azki terlihat menerima pernyataan ku itu,
"Siap ketua"
Lara dan Agniel lalu berkata kepadaku,
"Mohon kerjasamanya ketua"
Aku hanya membalasnya dengan senyuman dan menatap ke arah jendela,
Tampak pemandangan kota Fajrin dan langit dunia Malatan,
Dalam hatiku aku merasa bersemangat sekali,
Dan juga tidak sabar hal menarik apa yang aku temukan di dunia baru ini,
Azki lalu berkata kepadaku,
"Oi ketua , kita ini tim , sebuah tim harus punya sebuah nama tau"
Lara lalu memikirkan nama tim kami,
Agniel juga tampak terlihat memikirkan,
Aku dengan cepat mendapatkan sebuah nama ,
"Aku sepertinya tau"
Azki , Agniel , Lara menatapku dengan rasa ingin tau,
"Nama tim ini adalah Horizon tim"
Mereka sedikit bingung dan menunjukkan ekspresi aneh,
"Horizon tim? Apa maknanya itu?"
Aku membalasnya seolah tak ada beban,
"Tidak tau ,hanya terpikirkan di pikiran"
Agniel lalu tersenyum dan berkata,
"Nama yang keren, walau tak ada maknanya tapi itu terlihat unik dan keren"
Lara mendengar perkataan Agniel lalu berkata,
"Biasanya anak kecil tak pernah berbohong, baiklah aku setuju nama itu"
Azki terlihat tersenyum dan menatap ku,
Itu tatapan setuju,
"Baiklah dengan ini aku sebagai ketua resmi mendirikan sebuah tim yang bernama Horizon"
Mereka bertepuk tangan merayakan berdirinya tim Horizon,
Azki lalu mengangkat tangannya dan empat gelas berisi es jeruk sudah berada di tangan kami,
"Kita rayakan ini"
Agniel juga menambahkan,
"Kita rayakan sebelum berpetualang dan bertemu hal hal yang baru"
Lara terlihat gembira,
Ini semua tampak bahagia dan menyenangkan,
Aku merasa dunia ini tidak terlalu buruk juga ,
Tapi aku juga merasakan bahwa akan banyak lawan lawan atau bahkan orang orang yang kuat ataupun lemah dan baik ataupun jahat,
Pada intinya semua yang aku temui , itu terlihat tidak terlalu buruk,
Entah apa yang terjadi , semua pasti bisa dilalui,
Dunia Malatan adalah nama dunia ini, dan aku mempunyai tekad untuk membuat semua mahluk tau akan ku dan tim yang ku buat,
Tim Horizon akan seperti bintang yang bersinar.