Chereads / The Merlin's Reincarnation - Earth Book 3 / Chapter 2 - The Merlin's Reincarnation : The Kid Part 1

Chapter 2 - The Merlin's Reincarnation : The Kid Part 1

(Sekolah)

 

"bagus kalo gitu nanti ayah carikan" ayah bangkit dan mengusap kepalaku dengan lembut.

"kau adalah anakku yang paling baik" ayah menatap mataku dengan air mata yang keluar, aku bingung maksudnya apa jadi aku hanya menatapnya terus dengan wajah yang kosong.

"suatu saat kau akan tau sesuatu tanggung jawab penting" ayah menatapku dengan wajah yang memberi kepercayaan lebih, kenapa dah..mencekam gini enggak asik kali, ayahku bangkit dan tersenyum berjalan pergi meninggalkan ku sendiri.

"hem..aneh" ucapku seperti merasa aura yang tidak enak.

"udah tidur besok sekolah " aku mematikan lampu kamarku dan tertidur di kasurku yang empuk nan nyaman.

"selamat malam..mimpi indah untuk diriku.." aku menutup mataku dengan lembut.

 

Pagi hari aku terbangun dijam 5 pagi, "pagi yang indah" suaraku saat perenggangan tubuh dan membuka gorden kamarku membuat cahaya masuk dan menerangi kamarku yang indah.

"saat nya mandi" aku mengambil handuk dan pakaianku berjalan ke kamar mandi menikmati lagu klasik yang ku putar lagi dengan suara biola indah, selesai mandi aku memakai seragam siswa yang cukup bagus untukku aku baru ingat ini adalah seragam sekolah swasta.

"Xavier sudah siap?" ayah bersuara dari balik pintu kamarku.

"sudah" aku menjawab sambil mengambil tasku berjalan membuka pintu kamarku. Sarapan pagi seperti biasa dengan menatap nenek lampir yang menatapku dengan kesal dan mengejek, ya..ini pagi yang sangat indah disambut dengan kejengkelannya yang menyebalkan itu sudah biasa.

"makan yang sehat" ayahku mengusap kepalaku dengan lembut dan duduk di sebelahku, aku hanya fokus makan diikuti ayahku yang masih dengan makananya.

"masih megang black card kan?" tanya ayahku.

"em.." aku menjawab tanda iya, nek lampir itu menatapku dengan tanda kebencian yang mendalam, tidak usah kaget karena emang yang memiliki black card hanya aku dan ayah sedangkan nek lampir itu tidak memilikinya Cuma dia memiliki kartu kredit ayahku, diperjalanan ke sekolah elit dengan gerbang tinggi berwarna perak indah tak lupa dengan logo sekolah yang terpampang jelas di gerbang perak itu, sekedar informasi ini usia ku memang 8 tahun tapi aku kelas 4 kenapa begitu karena aku berhasil membuat guru kelas 1-3 berdebat denganku karena matematika yang salah, mereka kekeh dengan rumus mereka yang susah itu, bahkan aku selalu mendapat nilai bagus dan memenangkan lomba kelas 4 jadi aku bisa ke kelas 4 dengan mudah, sedangkan Liya dia di kelas 5 karena usianya, sedangkan Cilver di kelas 4 karena memang lebih tua dariku hanya saja dia naik kelas dengan bayaran ibunya, Ya..yang bayar nenek lampir itu, nama nenek lampir itu Rose Oxley dengan silsilah keluarga yang tidak jelas, anehnya ayah menikahinya bahkan ayahku sampe enggak tau kok bisa menikahi Wanita sepertinya, kakekku? Ya..dia juga enggak tau kenapa dia bisa memiliki menantu seperti itu, jelas dari pernyataan tersebut ada yang janggal, tapi ya nanti saja aku haru sekolah sekarang, Aku berjalan masuk kelas dengan banyak Perempuan yang menyukaiku, enggak tau dah kenapa mereka keknya sakit jiwa dah, salah ku juga sih udah tau cewe masih make seragam siswa tapi orang kaya bebas.

"pagi semuaaa…" terlihat wali kelas memulai Pelajaran dengan salam.

"pagi " serentak siswa-siswi menjawab salam dari guru, wali kelas memberi tes dadakan Matematika mudah sih untukku, aku mengerjakan tes itu dan terlihat siswa di sebelahku ingin mencontek.

"bu…Vile ingin mencontek" aku mengangkat tanganku dan berbicara, alasan aku melakukan itu? Karena mencontek tidak baik itu juga demi kebaikan siswa-siswi agar mereka diberi suatu peringatan agar mereka tidak mengulanginya.

"kau..brengsek" ucap Vile di panggil kedepan oleh guru dan dihukum, aku tau Vile adalah anak dari pemerintahan yang kaya dan memiliki geng yang ditakuti, aku bingung kenapa Masyarakat seperti itu membuat geng untuk melakukan kejahatan agar terlihat keren padahal mereka masih anak-anak, mungkin karena orang tua mereka yang terlalu memanjakan anak mereka, tanpa memikirkan cara mendidik mereka dengan benar, beban negara sesungguhnya hanya anak pemerintahan yang dimanjakan sedemikian rupa membuat para anak pemerintahan atau orang kaya merasa memiliki hak untuk mengintimidasi para Masyarakat yang lebih miskin, pemikiran yang aneh tapi nyata dan itu lah hidup roda tidak berputar bagi kalian yang ekonomi di atas dan pemerintahan, selesai Tes banyak sekali yang membicarakanku dari belakang mental kepiting mau gimana, aku hanya menatap mereka dengan wajah yang biasa aja sih bagiku, (kenyataan nya wajah Xavier sangat menyeramkan dan mengintimidasi semua orang yang melihatnya), aku memakai Headphonesku dan menyetel music klasik sambil membaca buku Sejarah.

*brak* buku sejarahku jatuh karena dilempar oleh sekelompok laki-laki kelas 5 [Year 6] dari anak pemerintahan, pakaian yang kek sekte gelap besok keknya mereka Ateis dikit lagi.

"eh…Oxley" siswa 1 menatapku dia dari keluarga Cylen ayahnya seorang perdana mentri, aku hanya menatapnya dan mengambil bukuku.

"jelek banget bukan di sini tempat lu, pinter doang culun" ucap Siswa 2 dari keluarga Moonstar ayahnya berkerja di bidang politik.

"ya..setidaknya guac ulun dan pinter guru butuh gua dan gua bisa lompat kelas ketimbang lu semua yang modal duit" aku berbicara dengan wajah yang serius.

"setidaknya gua kaya bisa bayar orang, dan memang Masyarakat itu mata duitan" Cylen berbicara mengeluarkan opini.

"iya kalo lu punya harta tapi enggak punya otak, ya..enggak kaget sih" opini ku membuat Moonstar ke Trigger, aku tau Moonstar adalah siswa yang bodoh dengan pemikiran cetek jadi ini kalimat yang cocok untuk mengTrigger nya dengan baik.

"ow..apa perkataan ku benar? Moonstar…, keluargamu kan korupsi ya aduh bahkan ketauan kena suap emmm…mantap" ucap ku membuat Moonstar kesal dan ingin memukulku.

"kau hanya anak Perempuan dengan pakaian laki-laki yang sok pintar" katanya sambil menarik bajuku dengan kasar.

"huf..aku kan emang pinter" aku berbicara sambil menaikan kacamataku dengan sombong, Moonstar melayangkan tinjunya tapi aku menahannya meskipun sulit.

"kau hanya anak pinter yang bisa gua beli" opininya.

"opinimu aneh sih, orang yang mengikutimu hanya orang miskin dengan mental sampah" opiniku membuat dia kesal.

"hey..apa yang kalian lakukan" ucap seorang guru yang mendatangi kita.

"nanti kau " ucap Moonstar berjalan pergi dengan geng sampahnya, aku membaca buku sejarahku lagi masih dengan Headphones yang aku kenakan.

*brak* seseorang dari keluarga Nomer 3 Ethan menatapku dengan wajah kakunya itu.

"maaf" ucapnya langsung pergi terburu-buru pergi meninggalkanku, Ace Ethan orang yang tadi menabrakku itu Kelas 4 [Year 5] dan dia memiliki teman orang miskin yang selalu ada di sampingnya, nama temannya itu Nathan Marvin yang pintar dibidang biologi aku akui dia pintar dan bisa menjadi sainganku, seharusnya aku tidak memanggilnya Miskin tapi orang yang beruntung.