(Kekacauan)
"udah kesebar" Theo melihat 4 warga sipil yang sudah membuat Video kejadian yang terjadi di Area X.
"yah kejadiaan" Alex langsung menghampiri warga sipil.
"maaf dilarang membuat Video situasi" Alex berbicara sopan, malah dibalas dengan lemparan batu oleh para warga sipil.
"dunia harus tau apa yang terjadi di kota ini" ucap Warga berbondong bondong, terlihat Cloningan Theo membuat medan waktu memberhentikan monster Humn Biologis yang berukuran 10 meters dengan kesulitan.
"sudah kalian fokus saja, masalah sosial media kita punya Viel" Naki mentelepatikan pesannya membuat para pelindung bumi bertahan dari serangan para monster human Biologis.
"skakmattttt" Neo menang main catur.
"mana ada, curang itu" Human Biologis menjawab sambil melempar papan catur diikuti dengan Cloningan Kaino yang membelah Human Biologis itu.
"tolong jangan bermain-main" Kaino memberi peringatan kepada Neo denga tatapan tegas.
"iya deh" Neo mengangguk dan langsung membereskan papan caturnya sambil melihat sekitar.
"resek kali" Theo yang selesai membunuh Huma Biologis 10 meter, tapi Human Biologis itu malah terpecah menjadi 20 monster.
"yang bener aja loh" Neo komplen.
"monster itu udah level 2 wajar aja" Kaino langsung menyiapkan tanaman rambatnya untuk mengejar.
"oo..iya aku lupa" Neo baru paham, "kalo kek gini terus harus ada saluran internet yang di matikan" Naki berfikir sambil menatap situasa yang kacau di dalam medan.
"Viel...lagi dimana?" Naki telepati ke Viel.
"di rumah yah"
"Bisa non-aktifin Internet di seluruh dunia dan hapus data Video tadi.." Naki meminta.
"sip" Viel merespon dan langsung menghack sistem internat.
"Sinyalnya ilang" suara seorang warga sipil yang merasa koneksi internet mereka bermasalah bahkan ponsel mereka sampai diguncang-guncangkan agar terdapat koneksi meskipun usaha mereka sia-sia tetapi tetap mencobanya, Naki dengan cepat mengambil kesadaran para warga sipil dan mengotak atik ingatan para warga sipil dengan asapnya.
"tolongg woiii!!!! " Kaino berteriak saat ingin diinjak oleh 5 Human Biologis, Alex membantu Kaino yang terjebak.
"kuyy.." Neo menarik perhatian 1 Human Biologis yang sedang berjalan, Human Biologis itu tertarik dan mendatangi Neo yang menawarkan bermain catur.
"gas main cuy" Human Biologis yang memberi jempol, terlihat Cloningan Theo sedang kesulitan bertarung dengan 2 Human Biologis yang terus menyerangnya tanpa henti.
"Neo mana Neooo!!!" Kaino tampak kesal karena Neo hilang lagi, Kaino menebas 3 Human Biologis di depannya sambil terus menghindar serangan Human Biologis yang datang kearahnya. Di saat keributan di luar, Neo sedang bermain catur dengan Human Biologis tadi masih dengan ke sunyian mereka.
"ada kacamata enggak bro..?" Human Biologis itu bertanya, Neo berfikir dan memberikan Kacamatanya.
"serius ini Neo hilang lagi?" Kaino menancapkan pedangnya ke tubuh Human Biologis itu dan membelahnya sambil mengecek sekitar lingkungannya.
"astaga...ku jitak nanti dia" Kaino kesal karena Neo tidak mematuhi perintah lagi dan malah menghilang dari pengawasaannya.
"udah biarin Kaino, kita harus menjalankan perintah aja sekarang" Alex memberi saran pada Kaino agar tidak perlu pusing memikirkan Neo.
"bosen bat main catur, main kartu mau bre?" Neo menatap Human Biologis yang tampak bingung.
20 menit kemudian para Huma biologis sudah dimusnahkan, Mayat-mayat nya dikirimkan ke dimensi penhancurkan.
"ups..maaf" Neo menebas Human Biologis dan membuka retakan dimensi ke dimensi penhancurkan, Theo langsung menggunakan medan Waktu, menghitung mundur waktu untuk memperbaiki gedung-gedung yang rusak akibat dari serangan para Human Biologis, Neo berjalan keluar gedung seperti tidak terjadi apa-apa.
"la~~...la~~..." Neo berjalan tanpa sadar ada Kaino yang membawa cambung yang terbuat dari tanaman berduri.
"Akakaze Neo...." Kaino berbicara dengan suara yang terdengar mengintimidasi dengan tatapan kaku.
"aaa...Kaino aku tidak melihatmu sobat" Neo menahan rasa takutnya saat Kaino mendekatinya.
"kau akan mendapat hukuman yang setimpal" Kaino menyiapkan cambuknya.
"Hey..bangun" Theo mengusap kepala Xavier yang berada di dadanya.
"emm..." Xavier masih tertidur dan menarik dengan keras baju Theo.
"Ayah" Xavier bergumam, Theo mengusap kepala Xavier dengan lembut.
"eh..ayah Xavier gimana?" tanya Theo saat melihat Lianqi [Xin Lianqi Commander Defense-china].
"dia baik-baik saja tidak ada luka fatal, hanya luka ringan" Lianqi menjelaskan, "terimakasih...Kak" Theo menatap Lianqi.
"santai..saja, ini tugas kita untuk melindungi warga sipil" Lianqi selesai memeriksa Max, Theo hanya tersenyum dan menatap Xavier yang masih didekapannya.
"cieee suka ya?" Lianqi menatap Theo yang sangat lembut pada Xavier.
"kagak" Theo sinis, "masaaa?" Lianqi mulai menyebalkan.
"dia masih anak kecil aku enggak mungkin menyukai anak kecil yang jauh banget umurnya dariku" Theo berbicara dengan suara yang tegas.
"alah..aku dah kenal kamu, semenjak kamu muncul Theo., jangan berbohong" Lianqi memang mengenal Theo sejak dulu, Theo awalnya hanyalah manusia dari Erath 50 yang meninggal karena tertibun reruntuhan gedung dan dianggap sudah terkubur di gedung itu.
-Informasi-
Theo Reginald Edgar dengan nama asli Niccole Roberts Robinson, Theo dulunya seorang Perempuan berusia 18 tahun yang anti-sosial dan hanya menyukai mengawasi Masyarakat, Theo juga sangat taat akan aturan karena baginya Aturan dibuat untuk melindungi Masyarakat itu sendiri, Theo juga terbilang anak bodoh dengan alasan Theo hanya pintar di bidang Fisika dan Biologi, tapi orang tuanya menginkan kata sempurna, lebih tepatnya ibu angkatnya, ibu kandungnya sudah berpisah dengan ayahnya.
Alasan Theo bisa terjebak di Gedung itu karena waktu itu terjadi serangan dadakan oleh para Human Biologis saat Theo sedang wisata di sebuah Gedung laboratorum biologi. Theo mengorbankan dirinya mendorong seorang bocah jauh dari Wilayah itu karena reflek nya dirinya terjatuh kedasar lantai dan tertiban batu-batuan dari Gedung yang rusak.
-Informasi diTutup-
"kau sudah melihat ibu kandungmu?" Lianqi menatap Theo dengan wajah ramah.
"jangan memulai pembicaraan pribadi saat kita sedang melakukan printah" Theo menatap cloningnya yang memperbaiki struktur gedung-gedung.
Xavier Wirght Jones/ Xavier Austin Oxley
Aku membuka mataku di sebuah istana? rumah tua?, tapi bangunan ini jelas sudah berumur, aku bangkit dan berjalan ke ambang pintu, terlihat ukiran-ukiran burung merak yang indah terpampang jelas di pintu itu, aku membuka pintu itu dan melihat sekitar lorong.
"ini manor?" aku kaget karena mengetahui diriku berada di sebuah Manor yang sangat besar saat aku melihat jendela dan menatap kearah bawah.
"tinggi amat" aku melihat kearah lorong panjang itu dan berjalan ke arah sebuah kamar yang suram, aku ingin mengetuk pintu itu tapi tanganku di tahan oleh Theo yang menatapku dengan tatapan 'diam'.
" itu ruangan apa ?" tanya ku saat kami berada di ruanganku yang tadi.
"itu kamar anaknya Naki" Theo menjawab sambil memegang tanganku untuk mengecek ada yang luka atau tidak.
"Naki? Siapa Naki?" aku menatap Theo dengan wajah yang ingin tahu.
"Naki itu orang tertua di sini jadi jangan sesekali membuat masalah ya" Theo tidak menjelaskan secara jelas Naki ini siapa.
"yang ben-" Theo menutup mulutku karena tau jika aku ingin bertanya lagi.
"nanti kamu akan tau siapa yang ada di kamar itu" Theo tidak menjelaskan lebih jelas dan malah memerintahku untuk menunggu.