(The Gods)
3 Hari kemudian, dunia berjalan normal tanpa masyarakat mengingat kejadian waktu itu.
"semoga aja dia enggak kesel" aku memikirkan Theo karena kejadian waktu itu, dia menghilang entah kemana dan aku masih memikirkan apa dia marah denganku atau tidak, aku berjalan ke penyebrangan tiba-tiba saja ada yang menarikku.
"kalo jalan liat-liat...paham" suara seseorang berbicara aku merasakan seperti Theo yang menolongku, daguku dipegang dan menatap kearahnya, ya..itu Theo yang menatapku dengan wajah kakunya.
"ku kira kau marah denganku" aku menatap Theo yang menjulang tinggi atau akunya yang pendek.
"hah?" Theo bingung membuatku menarik nya dari pinggir jalan ke gang sempit.
"yang waktu itu, yang aku tidak mendengarkanmu soal Viel" Aku menjelaskan.
"a...itu toh, aku tidak marah..." Theo menjawab sambil mengusap kepalaku, dan entah kenapa aku mulai menyukai itu.
"serius?, kau waktu itu sampai nada suaramu berubah jadi aku merasa kau marah" aku memegang tangan Theo.
"oh..itu, enggak...itu suaraku kalo udah lelah sama situasi" Theo menjelaskan sambil mengusap kepalaku dengan lembut.
"yang bener?"
"serius aku enggak marah" Theo memegang daguku dengan lembut, Theo kan termasuk entitas ya...jadi tau The Gods harusnya.
"oya...kau tau The Gods?"
"dari mana kau tau kata-kata itu?" Theo menatapku serius.
"memang itu apa?"
"kau seharusnya tidak mengetahui itu, harusnya" Theo tidak memberi jawaban yang jelas.
"pokonya jangan atau kau akan langsung bertemu dengannya" Theo menatapku dengan wajah khawatir.
"apa maksudmu ?" Aku bertanya dengan wajah kesal, kenapa orang sekitarku tidak pernah memberiku alasan jelas, aku langsung menarik bajunya dan mengguncangnya dengan keras.
"beritau aku sekarang"
"enggak bisaa..."
"kenapa?"
"ya enggak boleh, kau sekarang masih anak-anak, kau tidak boleh mengetahui entitas selain manusia harusnya" Theo menjelaskan padaku masih tetap menutupi rahasia.
"cih menyebalkan, aku akan mencari tau sendiri" aku kesal dan berjalan pergi sambil berfikir gimana caranya mendapat penjelasan.
Malam hari tiba aku tertidur di kamarku dengan sangat nyaman, tiba-tiba saja aku terbangun di sebuah padang rumput yang indah dengan bunga-bunga di mana-mana.
"ini sangat indah" aku bangkit dan seperti melihat pohon besar yang bercabang, cabangnya itu seperti mengarah ke sebuah dunia aku bingung dunia apa yang mengarah ke cabang itu.
"akhirnya kau datang" ucap seseorang muncuk dengan wajah yang ada sebuah tato hitam yang seperti bentuk wajik yang berbentuk garis di mata kanannya.
"siapa?" tanyaku pasa orang itu dengan wajah yang tidak ku ketahui.
"kau serius ingin tau aku" orang itu mendekatiku aku melangkah mundur sampai menabrak seseorang, saat aku melihat orang itu ternyata Theo.
"Sentinel... seharusnya kau tidak usah seperti itu" Theo menatap orang itu dengan sebutan Sentinel.
"ayolah... Elected masa kau tidak ingin menguji coba jiwa yang aku panggil" orang itu tampak menaikkan sudut bibirnya tanda ingin bermain-main.
"gunakan jiwa yang berada di Hell Of Windder saja jangan " Theo seperti memberi saran.
-Informasi-
Tingkatan terkuat di Multivers yang pasti The God Of Originator atau The Gods, yang ke dua Sentinel Of Spirit, True Form VI [Varmilion Inteligen], Dewa-Dewi, Elected Of Time, VI [Varmilion Inteligen], Orb Key, CDs [Commander Defense], GI [Govermnt Intel] dan para manusia terpilih.
[informasi diulang]
Varmilion Inteligen terpilih dengan menghilangkan rasa Kemanusiaan dan Empati, dengan memiliki kekuatan Syaraf VI, Jika syaraf kalian tidak menerimanya maka kepala kalian akan meledak karena tidak bisa menerima apa yang terjadi di bumi sesungguhnya dan juga kekuatan yang setara dengan dewa.
Orb Key adalah Orb Kristal yang terpilih saat lahir (Random/gacha), dan terpilih dari manusia dan juga iblis, mereka akan menjalani takdir dan jika mereka tidak berhasil maka VI akan membunuh mereka.
Commander Defense adalah orang yang terpilih dari para Dewa, dengan di berikan sebuah logam cair yang masuk ke dalam tubuhnya, dan tugas mereka menjadi pimpinan terkuat militer, dan menjaga manusia.
Govermnt Intel adalah Orang yang terpilih karena VI itu sendiri yang memilih dan memberikan darah GI kepada orang terpilih, GI hanya mengikuti apa yang di perintahkan pemimpin negara apapun itu.
-Informasi ditutup-
"lebih menarik dia, lagian juga enggak ada di peraturanku untuk tidak mengambil nyawa manusia atau memainkan jiwa mereka" Sentinel itu berbicara lagi.
"tapi tetap saja" Theo melindungiku sambil memegang bahuku.
"kau menyukainya?" Sentinel menatap Theo dengan wajah yang menyebalkan.
"ha, jauh banget pembicaraanmu" Theo menatap dengan wajah kesal.
"ya terserahmu tapi wajahmu mengatakan seperti itu" Sentinel mendekatiku.
"kau ingin tau The Gods kan?, aku bisa memberikanmu cela ke langit agar kau bisa bertemu dengannya" Sentinel menatapku dengan wajah seriusnya.
"kau gila ya, dia manusia bukan seperti kita.." Theo frustasi entah apa yang Theo pikirkan aku hanya diam saja menatap dua orang yang ada di depanku sedang berdebat.
"aku tidak gila, malah The Gods sendiri yang ingin bertemu dengannya, pasti kau berfikir dia akan mati bukan karena diberi penglihatan tentang arti itu manusia sendiri" Sentinel seperti orang yang sangat patuh pada The Gods.
"baiklah jika itu printah dali The Gods" Theo melepaskanku dan patuh atas perintah The Gods, Sentinel mengajakku ke suatu tempat yang indah, banyak dewa-dewi dengan form human mereka yang berbicara dengan para jiwa manusia yang hidup di sana.
"ini adalah Heaven Of Divinity tempatnya Dewa-Dewi dan juga jiwa manusia yang akan direnkarnasi kembali" Sentinel menjelaskan sambil berjalan, aku melihat sekeliling banyak sekali jiwa-jiwa berterbangan dan Dewa-Dewi yang berbicara dengan ramah dengan para jiwa itu, kami berhenti di sebuah rotunda yang berwarna putih bersih.
"sebentar" Sentinel merapal mantra dengan ucapan.
"Eixy" sebutnya sambil menyentuh jidatku, aku bahkan sampai merasakan sebuah pelindung yang ada di tubuhku.
"oke..kita siap" dia mengaktifkan teleportasi ke ruangan hampa tanpa ada grafitasi.
"sambut lah The God Of Originator" Sentinel mengarahkan tangannya ke sebuah entitas yang sangat besar wajahnya tidak terlihat hanya sebuah tudung dan tangan yang menghampiriku.
"akhirnya kau datang" suara yang menggelegar saat aku berada di tangan The God Of Originator, aku kecil sekali di sini, atau dia yang sangat besar, aku menatap The God Of Originator dengan wajah yang takjup.
"tumben biasanya make bahasa Latin" Sentinel menatap The God Of Originator dengan wajah yang menyebalkan.
"dia tidak akan mengerti jika menggunakan bahasa biasanya" The God Of Originator menatapku dan aku melihat sekeliling kami yang terdapat sebuah awan yang menunjukkan Visual kehidupan setiap orang di dunia ini.
"kau kaget melihat ini, ini yang dilakukan oleh The God Of Originator, semua harus berjalan sesuai dengan garis takdir yang tertulis" Sentinel menjelaskan sambil memperhatikan visual orang-orang itu.