"Ini asli tulisan tangan Rahsya? Gercep banget labuhin perasaannya ke, tuh, cewek!"
"Naura itu kalau enggak salah anak baru kelas sebelas A?"
"Enggak nyangka ya, padahal kita semua tahunya Rahsya deketnya sama Adara tapi akhirnya milih siswi asing. Ucapan Adara saat di kantin mengatai Naura sebagai perebut pacar orang sekarang terbukti dijawab pengumuman Rahsya, gue jadi kasihan sama nasib Adara."
"Hati Adara pasti hancur baca berita di Mading. Gue aja yang bukan pacar Rahsya kaget!"
"Perjuangan Adara menjaga hati buat Rahsya sia-sia, gue enggak bisa bayangin sesedih apa Adara dan sebahagia apa Naura dipilih Rahsya."
"Jangan-jangan Rahsya selingkuhin Adara makanya akhir-akhir ini hubungan mereka renggang karena kehadiran orang ketiga yang tak lain Naura?"
"Julukan virus yang Kinan sematkan untuk Naura cocok seratus persen! Naura virus sungguhan perusak hubungan orang!"
"Menurut kalian alasan Rahsya menjadikan Naura sebagai pacar karena apa? Enggak mungkin, kan, karena Naura seorang penghuni asrama baru, hati Rahsya secepat ini pindah haluan?"
"Pendapat gue, bosan! Kebanyakan cowok kalau ngerasa hambar sama pasangan umumnya gitu, pas lirik cewek bening langsung disenggol tanpa mikir perasaan cewek pertamanya mau terluka atau enggak, yang penting hatinya happy!"
"Alah, cowok sok misterius kayak dia mungkin punya banyak cewek cadangan. Betul kata Lo, hambar satu, tumbuh seribu!"
"Tetap aja aneh, kenapa Rahsya pilih Naura? Bukan Adara yang notabenenya setia menemani ke mana-mana?"
"Tau dah, bingung!"
Sekumpulan murid mendebatkan pengumuman pagi ini di luncurkan Rahsya.
Adara, Kinan dan Naura mengernyit dahi mendapati sebagian penghuni asrama mengerubungi papan Mading yang terpajang di tembok lantai satu.
"OMG, itu ada apa?" gumam Adara.
"Mungkin jadwal pelajaran baru?" asal Kinan.
"Palingan pengumuman enggak penting," acuh Naura berlalu menyambung langkah.
Kinan memperhatikan kepergian Naura yang tidak memperdulikan kerumunan.
"Gue penasaran, ayok, Kinan, kita lihat ada kabar apa di situ," ajak Adara meraih pergelangan tangan Kinan dan menerobos punggung-punggung para murid.
Seberdirinya di garda depan bersama Kinan, Adara mematung kaku saat membaca dalam diam deretan kata tegas tertera di selembar kertas HVS.
PERHATIAN!
Kepada seluruh murid Asrama Nusa Bangsa. Kita, atas nama Sangga Rahsya dan Naura Natasha menegaskan bahwa weekend kemarin telah resmi menjalin hubungan fase pacaran.
Diketahui:
Nama: Sangga Rahsya dan Naura Natasha
Status: Pacaran
Tempat jadian: Taman Asteena
Waktu jadian: 11:00. Siang
Saksi mata: Pak Satpam, penjual aksesoris,
pedagang ice cream.
Harap terima kebahagiaan kita berdua dengan tidak ikut campur atau menghakimi salah satu yang bersangkutan menjalankan hubungan.
Demikian.
Pembuat, Sangga Rahsya.
Tertampar kenyataan pahit, Adara dan Kinan membungkam mulut.
Sementara, Naura mengedikan bahunya acuh mendapat lirikan sinis tak berdasar dari gadis-gadis teman sekelasnya.
"Gib, cowok yang duduk sebangku dengan Lo belum datang?" tanya Naura.
Gibran tengah bersenandung pelan ditemani gitar kesayangan hasil pinjam dari ruang musik, menggeleng tanpa melihat.
"Gue ikut duduk ya?" ijin Naura menempati kursi kosong.
"Jauhi gue," pinta Gibran.
"Hah?"
"Gue minta jauhi gue," ulang Gibran.
Naura duduk menyamping memandang bingung cowok penyuka main alat musik di sisinya.
"Kenapa gue harus jaga jarak dari Lo? Apa salah gue? Jangan berubah drastis tanpa alasan Gib, kalau gue ada salah ucap atau sikap kurang mengenakan ke Lo, gue minta maaf," cemas Naura.
"Lo enggak punya salah apapun, permintaan barusan murni dari hati terdalam, tolong, hargai keinginan gue," ujar Gibran.
"Gue enggak bisa jauhi orang tanpa sebab, Lo mau gue jauhi tapi apa alasannya? Kasih tahu gue biar paham," lanjut Naura menolak menghindar.
"Percuma gue jelasin, ujung-ujungnya nanti Lo enggak bisa jawab."
"Lo salah, gue bisa jawab!" yakin Naura.
"Enggak, Lo enggak bisa."
"Gue bisa!" teguh Naura.
Suasana hati galaunya terusik, Gibran berhenti memetik senar, berbalik badan menghadap Naura sepenuhnya.
"Peraturan wajib diingat dan dijalankan oleh Lo," sela seseorang.
Selembar kertas putih disodorkan ketangan Naura. Gibran menatap sebentar sosok cowok pembuat pengumuman, yang sukses mematahkan hatinya.
Naura menoleh, terdiam lama menatap Rahsya yang sedang menatapnya dingin.
"Baca," suruh Rahsya.
Diiringi desiran jantung, Naura membaca tulisan cukup rapi di buat tangan Rahsya dalam diam.
PERATURAN WAJIB
1) Jauhi laki-laki lain
2) Pulang bareng tiap hari
3) Makan bareng
4) Curhat
5) Mengerjakan pr bersama
6) Happy, Sad, Badmood, saling ada
7) Tamatin sekolah bareng
Jemari Naura bergetar meremas kertas, takut tak hidup bebas dan berakhir dijadikan kucing peliharaan oleh Rahsya.
Sebelah alis Gibran terangkat, penasaran dengan isi tulisan, kenapa Naura kini merobeknya.
"Permisi, Gib!" pamit Naura bangkit beranjak menarik lengan suaminya.
"Lo enggak terima?" duga Rahsya.
Perempuan dilanda marah menulikan pendengaran, langkah lebarnya meniti undakan tangga menuju roof top.
"Enggak waras! Lo anggap gue hewan peliharaan, hah? Gue enggak suka dikekang, Lo enggak boleh seenaknya menguasai kehidupan gue dan mengambil hak bebas!" bantah Naura.
"Kita udah nikah," peringat Rahsya.
"Gue enggak perduli udah nikah atau belum! Masalahnya Lo sewenang-wenang mengontrol gue! Peraturan buatan Lo jangan harap gue patuhi!" sergah Naura menghempas kasar pegangan.
Rahsya mencekal lengan Naura mencegahnya pergi. "Papa Lo dan bunda gue, mereka sama-sama menginginkan gue membahagiakan Adara dan Lo. Diantara pilihan rumit, gue terjebak. Keputusan gue membahagiakan Lo bukan semata keterpaksaan tetapi karena satu fakta indah kalau Lo adalah dunia barunya gue. Gue bisa aja penuhi keinginan bunda membahagiakan Adara, tapi gue sadar di sisi lain, Lo udah jadi istri dari kecebong gue kelak, sedangkan Adara ... gue ragu memberikan dia kasih sayang seutuhnya mengingat latar belakang gue dan dia terlahir dari satu rahim seorang ibu yang sama. Seperti kata pak kumis, dibalik keputusan selalu ada resiko, gue udah ambil keputusan bersedia membahagiakan putrinya pak Aksan, bukan saudari Adara Lathesia."