Chereads / KEJEBAK CINTA / Chapter 17 - Bab 17

Chapter 17 - Bab 17

"Mata Rahsya rabun! Cantik kan gue dibanding Naura, kurang seksi berapa persen lagi gue di matanya? Body gue unggul, kulit gue bersih putih, wajah gue mulus, hidung gue mancung, bibir gue mungil, rambut gue indah, terus alasan apalagi yang bikin Rahsya enggak mau lirik gue sampai sekarang?" monolog Adara memandang pantulan bayangannya di cermin besar.

"Gue rindu kasih sayangnya seperti dulu, gue rindu kelembutan sikap Rahsya ... gue rindu kecupan hangat di kening, gue rindu berada di pelukannya lebih lama, gue rindu hubungan tanpa cekcok, gue rindu kenangan manis waktu dulu, gue mau mengulangi semuanya!" teriak Adara frustasi.

"Semua karena Naura! Cewek baru itu tega rebut semuanya dari gue, rebut orang kesayangan gue, rebut kedekatan gue dengan Rahsya, semua kebahagiaan gue dirampas Naura!" .

"Apa istimewanya Naura di mata Rahsya? Apa mungkin karena Naura beda? Tapi titik bedanya di mana?" 

Gadis termakan emosi itu termenung lama mencari sisi lain dimiliki Naura.

"Apa mungkin karena Naura baik memperlakukan semua orang? Kevin berubah setelah mengenal Naura, bisa jadi alasan Rahsya juga emang senang lihat kebaikan Naura? Heran aja, masa anak baru selemah Naura sanggup taklukin dua cowok sekaligus?" celoteh Adara.

"Ah, masuk akal! Gue yakin, Rahsya bakal klepek-klepek dekat gue saat gue meniru tingkah Naura," senyum Adara percaya diri.

*

Kertas bekas kado berserakan di lantai setelah Naura membongkar isinya berupa buku tulis milik Rahsya.

"Ini enggak salah ketiga kado isinya buku semua! Gue pikir isinya baju, makanan ringan, cake, atau apa gitu yang berharga. Apa maksudnya Rahsya kirimin buku belajarnya ke gue? Gue curiga dia amnesia beneran secara statusnya udah jadi suami terus lupa sebenarnya dia tetap anak pelajar, harus dikembalikan secepatnya enak aja barangnya nyangkut di kamar gue, nambah padat aja!" gerutu Naura memasukkan setumpuk buku ke dalam tas.

"Awas aja ketemu di kelas, gue brudulin barang-barangnya di meja. Bodoh amat ngambek juga emang gue pikirin! Nambah beban aja tahu enggak!" sambung Naura.

Ketukan pada pintu menghentikan kegiatan mengemas alat tulis. Naura mendongak, mengernyit dahi menerka siapa tamu di luar sana.

Seseorang di balik pintu semakin tak sabar mengetuk-ngetuk membuat perempuan belum mandi menghela nafas dan beranjak maju.

"Hai," sapa Adara tersenyum paksa.

"Lo ngapain ketuk-ketuk pintu kamar gue sepagi ini?" tanya Naura.

Gadis berseragam putih berompi abu berdeham pelan menghilangkan ketidaksukaan.

"Gue pengen ajak Lo bareng ke kelas. Kedatangan gue mungkin tiba-tiba bikin Lo kaget, niatnya kemarin malam gue mau main ke kamar Lo ngomongin soal ini, tapi gue kelelahan mikir jadinya malah ketiduran di meja belajar," bohong Adara.

Haruskah mempercayai alibi gadis ini? Naura seketika waspada, jangan-jangan Adara ada maunya.

"Hello, kok, bengong? Lo kaget dapat tawaran gue?" tebak Adara melambai tangan depan wajah rumit Naura.

Naura mengerjap mata, menggeleng spontan menepis asumsi negatifnya.

"Gue belum mandi, Lo duluan aja," tolak Naura mencari aman.

"Gue tungguin," balas Adara.

Naura menutup pintu, acuh tak acuh merespon ajakan Adara.

"Cewek sombong kalau bukan demi Rahsya, mana mau gue tungguin!" lirih Adara sembari mengeluarkan ponsel di kantung rompi lalu mengirim pesan via WhatsApp kepada Kinan.

Tidak lama kemudian, Kinan datang berlari memeluk besti nya.

"Tumben ajak anak baru, ada rencana apa?" bisik Kinan.

"Murni temenan, gue nyesel salah menilai Naura. Yang gue kira dia jahat ternyata enggak," jawab Adara.

Kinan menarik lengan Adara menjauhi pintu dan berhenti di tengah lorong.

"Lo serius mau temenan sama dia? Emang Lo enggak takut Rahsya ditikung Naura? Kemarin, gue dengar Rahsya ngobrol sama kak Dita bawa-bawa nama Naura, bahas tentang menua-menua bersama gitu, cuma alur pembicaraannya kurang jelas karena gue munculnya telat. Pas gue keceplosan nanya, mereka pada diam," beritahu Kinan.

"Salah dengar kali, Rahsya sama kak Dita mungkin lagi obrolin menu makan bersama bukan menua bersama. Udah deh, Lo jangan komporin gue buat jauhin Naura. Anak baru itu baik, enggak buruk seperti apa yang pernah Lo dan gue pikirin. Gue minta sama Lo, ikut temenan sama Naura biar kita punya ikatan sahabat," sahut Adara.

"Lo dekatin Naura buat dijadikan sahabat? Lo tertarik sahabatan sama dia?" shock Kinan.

"Barusan gue perjelas, gue pengen punya ikatan sahabat yang anggotanya terdiri dari gue, Lo, sama Naura. Kalau Lo enggak mau masuk circle harapan gue, enggak papa gue bisa cari cewek lain gantiin tempat kosong Lo," tegas Adara.

"Apaan sih, main gantiin posisi gue. Gue mau kok, temenan dan jadi sahabat Naura!" putus Kinan tak punya pilihan.

"Nice! Ayok, kita tunggu Naura di luar kamarnya," pungkas Adara.

Setelah berdandan rapi, Naura menjejalkan bekas kado ke tempat sampah di sudut kamar, kemudian menggendong tas beratnya.

Saat membuka pintu, Naura kembali heran mendapati Kinan justru ikutan menunggu dengan Adara.

"Lo berdua demam? Tiba-tiba nungguin gue tanpa diminta?" celetuk Naura.

"Sehat dong, kalau lagi sakit, kita enggak mungkin mampir ke kamar Lo jemput sekolah," senyum Kinan.

"Berarti minggu kemarin Lo berdua lagi sakit beneran?" tembak Naura.

"Maksud?"

Naura menutup pintu kamarnya dan tak lupa mengunci.

"Hari-hari kemarin gue ditelantarkan, hari ini tanpa adanya sebab angin dan hujan sekarang dijemput bareng, itu namanya Lo berdua sedang sakit?" singgung Naura.