Chapter 4 - VOL 01 CHAPTER 03

Bab 3 : Jangan sama-kan aku dengan dia. Kau mengerti?

Cuaca pagi yang indah dan cerah menyelimuti setiap sudut rumah Hayato.Di dalam kamar,Hayato nampak sangat tertidur pulas.

Zzzzz...!!!

Sampai-sampai anak lelaki itu mendengkur keras seperti harimau.

Namun pintu kamar Hayato terbuka-menampakkan seseorang masuk kedalam kamarnya.Dia seorang anak gadis dengan memakai seragam yang sama,

Yaitu sekolah Akademi Seirei.

Detail dari gadis itu;memiliki warna mata hijau seperti Hayato,rambutnya yang lebih coklat daripada Hayato,postur tubuh yang kecil seperti kekanak-kanakan,dan bahkan wajahnya sangat imut seperti tipe kebanyakan para siswa di sekolah.

Gadis itu tersenyum saat Hayato yang masih tertidur nyenyak (seperti tak ada beban hidup) sambil mendengarkan earphone di telinga nya.Tanpa pikir panjang gadis itu mengambil salah satu earphone dari telinga Hayato dengan lembut.

Sesaat berhasil mengambil satu earphone,gadis itu mulai mencubit pipi sambil menggigit telinga Hayato,yang mana membuat lelaki itu sontak membuka mata lebar-lebar.

Gadis itu tertawa karena berhasil menjahili,seakan memang itulah yang akan dia lakukan setiap hari pada Hayato.

Tentu Hayato nampak terkejut sekaligus bingung dengan kehadiran gadis itu.

"Huh,siapa sih?! dan kenapa kamu bisa berada di kamarku?" Hayato bertanya dengan ekspresi keringat.

"Hehehe... kamu lupa dengan saudari perempuanmu yang cantik ini ya..." jawab gadis itu sambil menatap Hayato dengan senyuman genit.

"Gendeng kie bocah" Hayato bergumam dalam hati.

Namun karena masih di landa kebingungan dan pastinya tidak sembarang ibunya membiarkan orang asing masuk ke dalam rumah apalagi kamarnya-Hayato mencoba bertanya dengan nada yang terdengar canggung.

"Aku... tidak punya saudari perempuan,seingatku hanya punya saudara laki-laki" Hayato menatap gadis itu dengan seksama,dia penasaran jawaban apa yang keluar dari gadis di hadapannya.

Mendengar perkataan Hayato,raut wajah gadis itu mendadak ngambek dan berbicara dengan nada keras.

"Ih g*blok banget sih! masa kamu tidak kenal,aku ini Syifanah tahu! masa tidak ingat?"

Hayato terkejut dengan ucapan gadis yang ternyata bernama Syifana itu,Hayato berusaha mengingat apakah benar ayah atau ibunya pernah berkata bahwa dia punya saudari.

"Apa ye nyong duwe sedulur wadon? bukan'e sedulur lanang ya?" Hayato terus berpikir keras sebelum terkejut,"Eh?! wait,wait,wait... nama'ne Syifanah? udu Sumanto?"

Hayato terus berpikir sendiri sampai Syifanah menyipit ke arah lelaki itu,setelahnya Syifanah memutar mata dengan ekspresi bosan.

"Hah... mikir tok beh se abad.Sudahlah cepat mandi,sarapan dan berangkat" ujar Syifana yang masih menyipitkan matanya dengan tajam.

Hayato yang masih mengantuk berat,melirik ke arah headphone-nya untuk menunjukan sudah pukul berapa.

Dan sesuatu yang tidak pernah di alami-nya,terjadi kepada lelaki itu.

"Hhmm... memangnya sudah jam berapa? apakah masih pa- gi... Eh?!"

Hayato menatap alarm itu sudah menandakan pukul 07:56,anak lelaki itu dengan kaget dan masih tidak menyangka bahwasanya dia pertama kali ini bangun kesiangan.

Hayato bergumam nada cemas,"Cuancukk kawanen!! patang menit ora cukup b*ngke lah"

Tanpa pikir panjang lelaki itu bangun dari kasurnya dan dengan cepat mengambil handuk segera menuju kamar mandi yang berada di samping kamar nya.Melihat Hayato yang tampak panik dan tergesa-gesa membuat Syifana tertawa jahil.

Dalam langkahnya menuju kamar mandi Hayato teringat,"Ngomong-ngomong tadi gadis ini bicara pakai bahasa jawa? apa aku yang salah dengar? Ah! nanti saja berpikirnya otak! lebih baik cepat mandi!"

Hanya beberapa menit Hayato sudah keluar dari kamar mandi.Suara tawa mengejek terdengar keras,ternyata gadis itu masih berada di dalam kamarnya.

Hayato sepertinya masih setengah sadar atau merasa sangat cemas sebab bangun kesiangan itu,

Dengan bodoh menengok kanan kiri melihat pada tubuhnya sendiri,tak lupa kedua telapak tangan Hayato yang memastikan tidak ada busa shampo di rambutnya.Bahkan sekarang anak lelaki itu memasukan satu jari pada mulutnya-semua bersih,tidak ada sisa-sisa busa pasta gigi yang menempel pada giginya ataupun hal lain.

Tidak ada yang salah.

Seperkian detik Hayato tersadar dengan kebodohannya,"Kenapa tertawa?"tanya anak lelaki itu akan maksud gadis asing tadi menertawakan dirinya.

Hayato menyipitkan mata,menunjukan tatapan kurang suka pada Syifana-apalagi dia sedikit malu karena tadi bertingkah bodoh di hadapan gadis itu.

Syifana kembali tertawa,namun pelan lalu menjawab dengan nada jahil,"Wah,wah,wah... seperti dugaanku"

"Apa... maksudmu?" tanya Hayato dengan mengangkat satu alisnya.

"Maksudku... aku berhasil menjahilimu,kamu masih mudah di tipu ya?"

Syifana mengacungkan headphone-nya dan menunjukan alarm sebenarnya,yaitu masih pukul 06:17 sontak membuat Hayato terkejut dan kembali melihat alarm di headphone-nya sendiri yang sekarang masih pukul 07:56.

Oh,ternyata Hayato sudah masuk ke perangkap dari awal.

Hayato langsung berekspresi kesal karena di jahili oleh gadis kecil itu.

Hayato tak peduli dengan dirinya sekarang-hanya terbalut handuk yang menutupi setengah badannya,anak lelaki itu tanpa pikir panjang mendekat ke arah Syifana.

Syifana melangkah mundur tapi beberapa langkah sudah berada di ujung tembok,membuat Syifana membulatkan mata karena merasa terkepung oleh Hayato.Lelaki itu langsung menghentakan kedua telapak tangannya di dinding di samping Syifana.

Spontan pipi Syifanah merona,perasaan takut muncul saat dia tau bahwa Hayato akan memarahi dirinya.Ketika mulut Hayato akan mengucapkan sepatah kata,suara pintu kamarnya di buka lebih dulu terdengar-membuat kedua anak itu lantas kompak menengok.

"Hayato... Syifana...kalian lama sekali, ayo sarapan pa-"

Ibunya itu langsung terkejut bukan main dengan pemandangan,putranya sedang menahan saudari perempuan-nya di dinding!

Dengan membulatkan mata serta wajahnya tampak memerah,ibunya berbicara dengan nada malu,"Maaf Ibu akan menunggu kalian berdua di meja makan"

Wanita itu berhenti sejenak,"Dan jelaskan apa yang barusan terjadi Hayato,Syifana"lantas ibunya menutup pintu kamar dengan sedikit keras.

"Huh? i-ini tidak seperti yang-" seketika wajah Hayato memerah padam karena tidak percaya jika ibunya akan bereaksi seperti itu,lalu dia berteriak keras,"WHHAAATTTT THHEEE F**CCCKKKK!!!"

Setelah momen memalukan dan kesalahpahaman tadi pagi di rumahnya,Hayato berjalan masuk ke halaman sekolah dengan ekspresi sayu,membuat para siswa-siswi nampak heran dengan ekspresi Hayato.

Hayato tidak mempedulikan sekitar,karena jujur daripada itu rasa ngantuk berat masih lelaki itu rasakan.Hayato terus berjalan sampai masuk ke dalam gedung sekolahnya.

Hayato yang masih nampak mengantuk hampir saja menginjak lantai masuk dengan sepatu.Dalam setengah kesadaran miliknya,dia masih ingat peraturan yang wajib di lakukan-jika mau masuk kedalam gedung sekolah harus mengganti sepatu dengan sendal.

Hayato teringat sekolah lamanya di Indonesia,yang tidak perlu repot-repot mengganti sepatu dengan sendal.Lelaki itu bergumam dengan kesal sambil melepas kan tali sepatunya,"Reka-reka emen sih aturan sekolah kie?! ana ganti sendal,malah mirip kaya pan manjing masjid"

Setelah Hayato melepaskan sepatu,lelaki itu membuka loker untuk mengambil sendal jepit dan memakainya,tak lupa memasukkan sepatunya ke dalam loker.

Hayato menghela nafas dan kembali berjalan menuju kelas.Segerombol siswa-siswi berjalan beriringan-Hayato sejenak merasa salah satu siswi yang berjalan melewatinya itu mirip Syifana.

"Mungkin aku salah lihat" Hayato segera menepis pikirannya sendiri dengan mengatakan,"Pasti gara-gara aku masih jengkel dengan bocah aneh bernama Syifana itu! argh...pokoknya dia bikin mood semangat pagi ku hancur"

Hayato segera menaiki tangga dan cepat masuk kedalam kelas.Ternyata masih hanya ada beberapa murid saja,dia menaruh tas ransel-nya di kursi.

Merasa tidak kuat lagi menahan rasa ngantuk yang begitu dashyat,perlahan Hayato menutup matanya dan sedikit demi sedikit dia pun tertidur.

Alya yang baru saja masuk ke dalam kelas,langsung tertuju kepada Hayato yang tertidur di meja.Alya tanpa pikir panjang mendekati lelaki itu dan menendang kaki meja.

Bugh!

Tendangan itu membuat Hayato tergeser ke samping,lelaki itu spontan terkejut dan berkata,"Wanying!"

Alya mengangkat satu alisnya karena bingung dengan kata yang keluar dari mulut Hayato.

Gadis itu menghela nafas dan memilih tidak berbicara terlebih dulu,Hayato melirik ke arah Alya-dengan berusaha untuk tersenyum dan menyapa.

"Se... se... selamat pagi Alya" ujar Hayato sambil menguap.

Alya menatap Hayato dengan tatapan dingin,"Selamat pagi juga Hayato,kamu sepertinya lesu hari ini?"

Hayato masih menguap dan mengangguk pelan."Iya... semalam-"

"Semalam kamu pasti nonton anime seperti Kuze kan?! apakah virus idiot dari Kuze sudah menular kepadamu?" Alya mulai mengerutkan keningnya.

"Mana ada... aku cuman mencari lagu yang sedang viral di internet tapi karena aku tidak tahu judulnya,makanya aku asal search lagu itu"

Mendengar jawaban dari Hayato,Alya hanya menghela nafas pelan sambil menutup matanya,karena tingkah Hayato lebih idiot daripada Kuze.

KRING!

Suara bell terdengar di seluruh ruangaan menandakan jika waktu pelajaran dimulai,karena kelas mereka ada mata materi matematika di situlah terjadi perlawanan antara Hayato dengan rasa ngantuk.

Guru matematika masuk kedalam kelas dan mengajarkan materi-nya.Semua murid mengeluarkan buku pelajaran dan mulai mendengarkan keterangan dari guru.

Lelaki itu nampaknya berusaha membuka mata agar tidak tertidur.

Namun rasa ngantuk terasa seperti kedua matanya itu sedang mengangkat beban,di tambah lagi keterangan dari Guru matematika yang seperti sedang membacakan buku dongeng-membuat Hayato merasa tidak kuat menahannya.Perlahan Hayato menutup matanya,namun dia segera tersadar dan memaksa kedua mata dengan jarinya lebar-lebar.

Alya menggelengkan kepalanya dengan pelan,karena melihat Hayato nampak sedang berperang dengan rasa ngantuk.Hayato bergumam sendiri,"kau tidak akan bisa mengalahkanku setan ngantuk! aku tetap melototkan mata sekuat apapun!"

Setelah jam pertama selesai,kini kelas terlihat sepi.Hayato benar-benar tertidur seperti orang pingsan,tak lama dia terbangun dari telernya dan melihat sekeliling-nampaknya semua sudah pergi ke kantin.

Hayato dengan sigap berdiri dari kursi dan berjalan keluar kelas,sesaat kemudian di kafetaria atau yah kantin sekolah terdapat beberapa murid,membawa nampan untuk mengambil makanannya.

Hayato menghela nafas karena meja kantin sudah penuh dan antriannya masih panjang.Dia berada di barisan paling terakhir,itu membuat wajah Hayato muram dan kesal karena jam istirahat pertama terbuang sia-sia.

Ah..tapi salahkan dia juga sih yang ketiduran.

Suara berisik terdengar di telinga Hayato, membuatnya menengok ke arah sumber suara dan ternyata-anggota OSIS yang nampak familiar baginya.Mereka adalah Alya,Masha dan Yuki.

Mata tajam milik Hayato melirik,terlihat mereka duduk bersama Kuze,Takeshi,dan Hikaru.

Dari sekitar ruangan kantin,murid laki-laki maupun perempuan nampak berteriak keras seperti bertemu idol."Ketua,wakil dan bendahara ya...?"

Hayato menganggap itu sudah wajar atau biasa saja karena di lingkungan lamanya, dia juga pernah mendapatkan perhatian itu.

Hayato bergumam dengan nada cemberut, "Huh... apa bedanya? sama saja"

Antrian semakin pendek dan kini giliran Hayato yang melihat-lihat seisi menu yang tersedia di papan. Anak lelaki itu membulatkan mata lebar-lebar,bahwa ada Mapo Ramen yang katanya Ramen super pedas dengan kombinasi antara mie dan tahu mapo.

Ternyata Hayato juga menyukai sampai tergila-gila dengan makanan bertema pedas.Lelaki itu tanpa banyak berpikir langsung memesan satu porsi Mapo Ramen dengan minuman hangat.

Hayato mengacungkan jari telunjuknya pada papan menu,"Aku ingin Mapo Ramennya satu dan minuman hangat"

Beberapa menit, makanan itu sudah jadi,Hayato kagum dengan warna Mapo Ramen itu dan bergumam,"Hish... kuah Ramen ini merah sekali seperti mie neraka"

Kemudian Hayato mengambil sapu tangan dan tisu saku, segera pergi menuju kursi kantin yang masih kosong.Lelaki itu terus melangkah dan mencari kursi yang masih kosong,namun sangat di sayangkan jika kursi itu sudah di penuhi oleh siswa yang membuat Hayato menundukan kepalanya sambil menghela nafas dalam-dalam.

Hayato memutuskan untuk makan di luar kantin,"semoga teman-temanku tidak mengetahui diriku yang malang ini"

Sesaat Hayato beranjak keluar dari kafetaria salah satu murid siswa yaitu Takeshi mengangkat kepalanya dan menyadari kehadiran lelaki itu langsung melambaikan tangannya sambil berteriak.

"Hei! Hayato... sini,disini masih kosong!" Takeshi terus melambaikan tangannya seolah mengajak Hayato untuk duduk bersama mereka.

Hayato terkejut dan terus berjalan untuk keluar dari kafetaria, dengan sigap Alya menghentakan mejanya dengan keras membuat semua murid terkejut.

Tatapan Alya tertuju kepada Hayato dengan ekspresi menyipitkan matanya.

"Hayato! kamu harus duduk disini,Se-Ka-Rang!" Alya mengacungkan jari telunjuk di mejanya agar Hayato duduk bersama mereka.

Hayato menghela nafas berat karena tidak bisa di elak jika Alya berbicara dengan nada cukup pedas daripada Mapo Ramen.

Hayato duduk di seberang Masha,Hayato mempersiapkan sapu tangannya dan tisu saku dengan cepat Hayato menggunakan sumpit untuk menyantap Mapo Ramen yang masih hangat.

Hayato menyeruput Ramen itu dengan lahap tanpa adanya ekspresi kepedasan,mereka ber-enam menatap Hayato dengan bingung dan tersenyum melihat tingkah lelaki itu yang masih menyeruput Ramen seperti biasa saja.

Kuze melirik ke arah Takeshi dan Hikaru dengan tatapan tercela dan berkata dengan kata-kata absurd.

"Tidak mau mencicipi Ramen lagi?" ujar Kuze sambil menatap dengan mengangkat satu alisnya seolah menegur mereka berdua.

"Ogah! nanti mulutku yang bakalan tersiksa bahkan lebih parahnya perutku bisa saja sakit lagi" jawab Takeshi dengan kesal teringat masa itu.

"Benar kata dia,jangan mengingatkan momen itu lagi,aku membutuhkan 3 botol air untuk menghilangkan rasa pedas dari Ramen itu" sambung dengan Hikaru yang menganggukan kepalanya dengan pelan sambil tersenyum berkeringat.

"Hehehe... habisnya mau bagaimana lagi,mana mungkin aku melupakan momen konyol itu"

"Memangnya kalian berdua sudah pernah mencicipi Mapo Ramen?" sambung kata oleh Hayato yang menenggak minuman hangat selesai dari memakan Mapo Ramen.

Takeshi dan Hikaru sontak kaget dan menatap mangkuk Hayato ternyata habis total membuat mereka mengerutkan kening sekaligus saling bertatapan dan mulai menatap ke arah lelaki itu.

Ekspresi Kuze ikut terkejut dan refleks menoleh ke arah samping dimana Hayato duduk berseberangan dengan Masha."Matamu tidak sakit terkena uap Mapo Ramen, Hayato?"

"Bahkan standarmu itu lebih aneh lagi daripada Kuze" ujar Hikaru dengan ekspresi berkeringat.

"Setuju! baru beberapa detik saja sudah hilang saja itu Ramennya,selera makanmu lebih aneh?" Takeshi terus menatap Hayato dengan melototkan matanya dengan ekspresi bingung.

"Apanya yang aneh itu sudah kebiasaan kok!" ekspresi Hayato yang nampak terkejut dengan tingkah mereka.

"Hah... aku tahu,kamu pasti memakai obat anti pedas kan?" ujar Takeshi dengan mengacungkan jari telunjuknya kepada Hayato seolah menuduh.

"Nah! aku juga setuju dengan perkataanmu itu.Kamu pasti meminum pill anti pedas agar kamu bisa menandingi Kuze kan?" sambung Hikaru dengan menganggukkan kepalanya.

"Cocot'e kowe pada,mana mungkin aku meminum pill seperti itu.Terus untuk apa aku menandingi Kuze? sangat tidak bermanfaat"

"Kamu pasti berbohong"

"Berisik! gw tarik juga cangkemmu jika tidak menarik kata-katamu itu!"

"Mereka mudah akrab ya?"

"Benar sekali"

Ketiga OSIS itu memandang tingkah para anak lelaki di samping mereka yang saling mengatakan kata-kata absurd dan garing membuat gadis-gadis itu hanya tersenyum secara mentah-mentah.

Kring!

Bell sekolah berbunyi menandakan bahwa waktu jam istirahat pertama sudah selesai,semua murid berlalu-lalang meninggalkan kafetaria.

Begitu juga dengan Hayato dan mereka berenam mereka sigap berdiri dari kursi kantin dan masuk kedalam kelasnya masing-masing.

Hayato secara tidak sengaja bertemu dengan Syifana yang juga berjalan menuju kelasnya membuat Hayato bingung dan memutuskan untuk berbicara dengan dia sepulang sekolah.