Bab 07 : Ini hari Hayato!
Hayato berjalan dikoridor sekolah tanpa tujuan yang jelas karena dia merasa bosan, lalu dia berbisik kepada dirinya sendiri dengan ekspresi cemberut.
"Huh... ternyata masih jam istirahat, jam membodohiku lagi dan aku sudah jalan-jalan di sekitar koridor dan masih saja cepat bosan"
Di saat dia melanda merasa Kebingungan dengan apa yang harus dia lakukan bertepatan kedatangan Kuze dengan Masha berjalan berlawanan arah dengan Hayato. Seketika lelaki itu (Kuze) berbisik kepada gadis di sampingnya (Masha) dengan ekspresi santai namun sambil tersenyum menatap lelaki yang ada di sana (Hayato).
"Ah, ada Hayato di sana"
"Wah~ benar juga"
Hayato berhenti melangkah begitu juga dengan Kuze dan Masha yang berhenti melangkah membuat lelaki itu bertatapan dengan mereka berdua.
"Hei Hayato, mau kemana dan bagaimana harimu?" ucap Masha dengan senyuman lembut.
"A-ah, hahaha... hariku biasa saja tidak ada hal istimewa lagipula aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan hari ini" jawab Hayato sambil menggarukan rambutnya lalu kembali bertanya dengan ekspresi bingung, "Omong-omong... kalian berdua habis kemana dan 2 kantong itu isinya apa?"
"Oh... kami berdua habis beli teh hitam di toko karena persediaan-nya sudah habis"
"Teh hitam? aku baru tahu soal itu, yang hanya aku tahu hanyalah teh tawar atau teh manis"
"Eh... kalau begitu kau bisa mencobanya, siapa tahu kamu menyukainya"
"Maaf ya Kuze, tapi kapan-kapan saja" ekspresi cemas Hayato.
Masachika mengangkat satu alisnya sambil tersenyum. "Ouh... hahaha baiklah-baiklah... tenang saja aku tidak memaksamu kok"
"Terimakasih atas pengertianmu, Kuze"
"Hei Kuze"
"Ada apa Masha?"
"Seperti nya kita lupa membeli bubuk kopi susu"
Mendengar perkataan Masha membuat Kuze karuan kaget dan berkeringat dingin karena takut akan di roasting oleh kata-kata pedas dari Alya dengan tatapan sinis, lelaki itu menelan ludah dan membayangkan jika itu terjadi.
"Kau adalah wakil paling pikun di dunia. Suruh sedikit saja sudah kelupaan, dasar bodoh" Kuze langsung menepis pikirannya dengan cara menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat, setelah itu dia berbicara kepada Masha dengan nada cemas dan berkeringat dingin.
"Ba-bagaimana kita bisa melupakan itu Masha!"
"Aku juga tidak menyadari hal itu"
"Apa yang harus kita lakukan? masa iya harus kembali lagi kesana"
"Mungkin iya, kita harus balik lagi ke toko yang menjual bubuk kopi"
"Terus? teh hitam ini harus kita bawa juga begitu?"
"Hm... kalau bisa... titipkan saja kepada Hayato untuk memberikan teh hitam ini ke ruangan OSIS"
Kuze langsung kembali terkejut tetapi lebih takut-dia mulai berkeringat dingin sesaat membayangkan kalau nantinya terkena sial tumpahan minuman yang masih panas lagi karena Masha kurang berhati-hati dan pastinya dia tidak mau kena sial itu lagi untuk sekian kalinya. Dia melirik ke arah Hayato seolah-olah merencanakan sesuatu.
"Aku rasa aku akan membantu Alya menyiapkan festival agar selesai dengan cepat"
"Bukannya sudah banyak siswa yang membantu menyiapkan festival ya?"
"Aku tahu itu... tapi intinya Alya akan kesulitan kalau tidak ada seorang untuk memberi saran atau bantuan lainnya apalagi dia masih penyendiri, pastinya dia juga ragu-ragu meminta bantuan kepada orang lain"
"Mungkin kau benar, tolong ya urus Alya untukku dan maaf sekali lagi karena sudah merepotkanmu dari dulu?"
"E-eh? justru aku tidak mempermasalahkan akan hal itu. Sebaliknya, Alya yang sudah membantuku selama ini dari dulu hingga sekarang"
"Kuze"
"I-iya? ada apa Masha?"
"Kau tidak pernah berubah ya? teruslah membantu Alya agar dia lebih terbuka dengan semua orang tanpa melakukan seorang diri"
"Tenang saja, itu sudah niatku"
"Ekhm! kalian selesai dengan drama romantis-nya?"
"Eh?!"
"Eh?!"
Kuze dan Masha seketika memalingkan pandangan-nya satu sama lain dengan ekspresi keringat setelah Hayato mengomentari tentang apa yang mereka berdua bicarakan soal Alya tadi.
"Ya... kalau begitu serahkan saja sisa-nya kepadaku"
"Terimakasih Kuze"
"Kau bisa mengajak Hayato untuk ikut bersamamu, siapa tahu kamu butuh teman berbincang. Kau keberatan Hayato?"
Kuze mengedipkan mata kanannya beberapa kali seolah memberi kode kepada Hayato untuk menerima ajakan tersebut. Melihat kode lelaki itu (Kuze) membuat dia (Hayato) hanya menghela nafas sambil menggarukan rambut belakang-nya dengan perasaan kurang mengenakan sebelum mengiyakan sahaja.
"I-iya, sama sekali tidak keberatan, lagipula aku tidak melakukan apapun"
"Bagus! kalau begitu, sekarang kita beli bubuk kopi-nya sekarang. Ayo Hayato"
"Ba-baiklah"
Hayato dan Masha berpamitan dengan Kuze sebelum melangkah pergi keluar gedung untuk menuju toko yang menjual bubuk kopi tersebut. Melihat mereka berdua pergi seketika Kuze menghela nafas lega sambil berkata.
"Huh, hampir saja, aku harap Hayato tidak bernasib sial sepertiku"
Setelah Kuze bergumam kepada diri-nya sendiri, dia sigap melangkah juga meninggalkan tempat itu menuju ruang Osis. Di perjalanan, mereka berdua (Hayato dan Masha) saling melangkah bersama tanpa berbicara sedikitpun karena ini untuk pertama kalinya mereka berjalan berduaan bersama, tiba-tiba Masha menghentikan langkah kaki-nya dengan mata tertuju ke arah toko boneka-terdapat boneka anjing cokelat yang di pajang dalam jendela toko itu, membuat gadis itu tertarik terhadap boneka itu lalu gadis itu melirik ke arah Hayato dengan senyuman.
"Hei Hayato"
"Ada apa, Masha?"
"Lihat boneka anjing yang di pajang itu"
Hayato melirik ke arah boneka anjing cokelat itu dengan ekspresi mengerutkan kening sebelum kembali bertanya, "Iya, aku melihatnya, kenapa?"
"Boneka itu mirip sepertimu"
Mendengar jawaban Masha yang seperti mengejek bagi Hayato membuat dirinya merasa terkejut sekaligus terheran-heran dengan maksud gadis itu. Lelaki itu hanya menghela nafas sambil menggarukan belakang rambutnya seperti bergumam diri-nya sendiri.
"Apa-apaan gadis ini? apa bedanya aku dengan boneka anjing itu? apakah... yang dia maksud adalah... aku adalah orang anjing? masa sih?"
"Eh... kenapa kamu terdiam? apakah kamu sedang memikirkan sesuatu?"
"A-ah, tidak apa-apa, mungkin karena hari aku sedikit lelah saja. Ayo kita pergi dan beli bubuk kopi secepatnya"
Sesaat Hayato melangkah kakinya, tiba-tiba Masha menggegam tangan lelaki itu dengan erat, gadis itu menatap lelaki itu dengan mata yang berbinar seperti menginginkan sesuatu.
"Bi- bisakah kita mampir di toko itu dulu, sebelum membeli bubuk kopi?"
"Baiklah, lagipula... masih ada waktu jam istirahat yang masih tersisa"
Masha tersenyum karena Hayato mengiyakan ajakan-nya-mereka berdua masuk ke toko boneka dan Masha mencari keberadaan boneka anjing itu dengan antusias dan Hayato ikut membantu mencari juga dan akhirnya Masha mendapat-kan boneka anjing cokelat yang di inginkan.
"Akhirnya aku menemukan mu"
Hayato melihat Masha mengangkat boneka anjing cokelat itu dengan senyuman cerah, gadis itu melirik ke arah dirinya dan mengacungkan boneka anjing cokelat dengan senyuman yang masih menghiasi wajah-nya.
"Aku akan beli ini, um, baiklah... aku memberi namamu..." Masha berpikir keras mencari nama yang sesuai untuk boneka anjing cokelat itu, dia menengok Hayato dan mempunyai ide.
"Ada apa?"
"Eh, tidak, hanya saja aku punya nama bagus untuk boneka ini"
"Benarkah? siapa nama-nya? dimana rumahnya?" ucap Hayato sambil lelocun.
Masha tertawa pelan mendengar lelucon Hayato, gadis itu mengatur nafas-nya sebelum kembali menjawab. "Namanya adalah (Hayato guk-guk)"
"(Ha- hayato guk-guk?)" ekspresi Hayato terheran-heran, lelaki itu tidak mengharapkan Masha memberi nama seperti itu, lelaki itu menghela nafas dan kembali bertanya, "Apakah kamu suka memberi nama pada boneka mu ya?"
Mendengar ucapan Hayato, Masha mengangguk kepala-nya dengan cepat.
"Benar, aku suka memberi nama kepada boneka-ku agar merasa ada sesorang walaupun itu hanya boneka"
"Oh... baiklah aku paham, kau hanya memberi nama itu untuk menemani dirimu ya?"
"Hm, benar, bagaimana? menarik atau unik?"
"Bukan keduanya sih... lebih tepatnya aneh"
"Oh, hahaha... maaf ya? tapi aku tidak bermaksud untuk itu"
"Tidak apa-apa, wajar saja jika ingin menghibur diri"
Setelah perbincangan mereka berdua itu, Masha melangkah menuju kasir untuk membeli boneka anjing cokelat-nya atau (Hayato guk-guk)-selesai membayar, kami berdua keluar dari toko boneka tersebut dan tinggal membeli bubuk kopi. Masha melangkah dengan senyuman ceria sambil memeluk boneka anjing cokelat (Hayato guk-guk) itu dengan erat, sehingga Hayato melirik dan tertarik dengan sikap ceria gadis itu. Namun itu juga berdampak kepada orang lain yang menengok ke arah mereka berdua dengan ekspresi masing-masing karena melihat kedekatan dua siswa-siswi itu sampai berbisik satu sama lain.
"Wah... jaman sekarang memang berubah ya?"
"Benar, romantis sekali"
"Kenapa mendapatkan bisikan seperti itu coba? kami berdua hanya teman biasa saja" gumam Hayato yang menahan rasa malu itu karena mendapatkan momen yang tidak di inginkan seperti itu. Lelaki itu melirik ke arah Masha dan terlihat gadis itu sangat tenang, masih saja dengan senyuman di wajah-nya seperti tidak mempedulikan bisikan orang lain, Hayato menghela nafas panjang dan berusaha untuk tetap tenang walaupun di situasi yang kurang mengenakan. Setelah berada di depan pintu toko bubuk kopi-mereka berdua sigap masuk ke dalam toko itu, terdapat jenis bubuk kopi yang berbeda warna maupun rasa. Masha melihat-lihat bubuk kopi itu siapa tahu ada yang menarik sebelum membeli sedangkan Hayato duduk di kursi dengan boneka anjing cokelat yang di letak-kan di atas meja-seorang penjual bubuk kopi itu sedang menyeduhkan kopi varian terbaru.
"Silahkan di coba dulu kopi susu jahe ini" tawar penjual bubuk kopi.
Masha menerima kopi susu itu dengan senang hati sambil mengatakan, "Terima kasih, kopi ini sangat harum sekali"
"Hahaha, benar sekali, itu dibuat dari biji kopi yang sudah di perhaluskan dengan beberapa bahan tambahan seperti susu dan jahe yang menjadi satu. Itu cocok untuk tubuh"
"Oh... terimakasih informasi nya"
"Tidak masalah"
Hayato mendengarkan percakapan Masha dengan penjual bubuk kopi itu yang terlihat santai dan mudah berkomunikasi, tidak seperti dirinya yang hanya berkomunikasi dengan singkat atau diam, lelaki itu menutup matanya seolah mengingat senyuman Masha membuat kembali ke masa lalu dimana dirinya menyelamatkan seorang gadis bule itu dari teman-temannya sendiri-lelaki itu bergumam diri-nya sendiri dengan mengatakan, "Apakah kabarmu baik-baik saja? setelah kejadian waktu itu? aku belum sempat mengenal dirimu" sesaat Hayato sedang memikirkan masa lalu itu tiba-tiba Masha memanggil nama-nya sehingga kedua mata lelaki itu langsung terbuka dan terkejut bahwa gadis itu sudah berada di depannya hanya sentimeter saja, dia menatap Hayato dengan ekspresi khawatir.
"Hayato? daritadi kamu diam saja, seperti... memikirkan sesuatu"
"Eh... tidak kok, aku hanya ketiduran saja"
"Ketiduran?"
Masha melangkah mendekat ke arah Hayato-lelaki itu terkejut dan berdiri dari kursi, dia ingin mengatakan sesuatu tetapi tenggorokan terasa kering terpaksa memilih untuk diam saja. Gadis itu semakin dekat dan menyentuh pipi Hayato sampai kening lelaki itu dengan tangan kanan-nya membuat wajah lelaki itu merona sedikit dengan sentuhan lembut dari gadis itu.
Hayato menelan ludah-nya dan berbicara dengan nada gemetar, "A-apa yang kamu lakukan?"
"Memeriksa suhu tubuhmu apakah panas atau dingin"
"Kau... sangat perhatian ya?"
Masha tertawa kecil sebelum menjawab dengan nada lembut, "Tidak apa-apa, aku hanya khawatir saja kalau kamu itu sedang tidak enak badan"
"Oh, aku baik-baik saja, hanya mengantuk saja"
Masha tertawa pelan lagi karena Hayato pandai mencari alasan padahal sudah ketahuan. "Ah, baiklah-baiklah... oh iya, kamu mau mencicipi kopi susu jahe ini?" ucap Masha sambil mengulurkan gelas berisi kopi susu jahe di hadapan Hayato.
Hayato menjawab dengan senyuman paksa, "Se-sepertinya enak sekali..."
"Ada apa Hayato? daritadi kamu gemetar?"
"Ka- kamu menginjak kakiku dari tadi... aku mau mengatakan itu tapi... terlambat"
Masha menengok ke bawah dan benar saja bahwa kaki-nya menginjak kaki Hayato sejak daritadi- gadis itu spontan terkejut dan tidak sengaja menjatuhkan gelas-nya di paha lelaki itu membuat Hayato refleks terkejut dan berteriak akibat merasa kepanasan.
"AARRRGGGG!!! G*BLOK, PANAS!!!"
"Ma-maaf Hayato! aku minta maaf!"
Setelah momen itu, Hayato langsung menyadari akan maksud dari Kuze. Mereka berdua masuk ke ruangan Osis-Alya,Kuze,Yuki,Ayano,Touya dan Chisaki langsung menengok ke arah pintu Osis dan terlihat wajah Masha tersenyum berkeringat sedangkan wajah Hayato yang lesu setelah kejadian di toko tadi.
"Kami kembali~"
"Oh, selamat datang kembali Masha dan..."
Tuoya menatap tajam ke arah Hayato seolah memeriksa sesuatu dari atas hingga bawah. Hayato terdiam setelah melihat lelaki itu (Touya) menatapi dirinya dengan tatapan tajam, Kuze melihat itu langsung berdiri dari kursi-nya dan mengatakan dengan nada tenang.
"A-ah, dia adalah siswa pindahan beberapa minggu yang lalu, namanya Hayato Rey'Ku" melihat tatapan tajam Touya, Kuze spontan mengenalkan sosok Hayato pada lelaki itu.
"Oh! siswa pindahan itu ya! selamat datang di ruang Osis kami Hayato. Tolong kerja sama-nya"
"Ba-baiklah... mohon bantuan-nya" Hayato membungkuk-kan badannya dengan sopan.
"Hei-hei, jangan bersikap seperti itu, santai saja"
"Baiklah, kalau begitu saya pamit dulu"
Masha menggegam lengan Hayato dan menawarkan ajakan dengan senyuman sekaligus nada lembut, "Hayato, kamu bisa istirahat di sini kalau kamu mau"
Hayato tersenyum dan sedikit berkeringat setelah mendengar tawaran Masha dengan senyuman manis-nya, namun lelaki itu merasa tidak nyaman apalagi istirahat di ruang Osis yang bukan seorang petugas maupun hal lain yang tidak memperbolehkan siswa biasa masuk sembarangan di ruangan Osis kecuali tertentu atau memberi izin. Hayato tidak segan-segan menolak tawaran itu dengan lembut.
"Terimakasih tawaranmu Masha, tapi aku bisa beristirahat di kelas atau tempat lain"
Mendengar Hayato yang menolak ajakan itu membuat Masha kecewa dan lainnya juga merasa begitu, mungkin... saat Hayato akan melangkah pergi dari ruangan Osis, tiba-tiba dihentikan oleh Yuki yang berdiri dari kursi-nya.
"Tunggu dulu"
Hayato menengok ke belakang dengan ekspresi gemetar dan berkeringat dingin kalau Yuki menatap dirinya dengan ekspresi sangat serius membuat lelaki itu menjawab ucapan Yuki dengan nada gemetar.
"I-iya, ada apa"
Yuki menengok ke samping sambil mengatakan, "Ayano"
Dimana Ayano berdiri di samping-nya langsung mengangguk dengan pelan seperti mengerti maksud dari Yuki, gadis itu menjawab dengan nada tenang, "Baiklah nona Yuki"
"Aku akan membantumu" sambung Alya yang sigap berdiri juga dari kursinya.
Melihat Ayano dan Alya melangkah dekat ke arah Hayato sehingga ekspresi lelaki itu semakin berkeringat dan matanya semakin melebar, sampai akhirnya...
"Kenapa aku..."
Ayano dan Alya menyeret Hayato masuk ke dalam ruangan Osis dengan paksa membuat Kuze,Masha,Touya,dan Chisaki hanya tersenyum dan bahkan sampai tertawa karena tingkah-nya itu. Setelah Hayato di bawakan kursi untuk duduk di hadapan Touya, setelah itu Masha menyiapkan teh hitam untuk di minum semua orang.
"Silahkan di nikmati"
"Ah, terimakasih Masha"
Masha menganggukan kepala-nya dan meletakkan secangkir teh hitam satu persatu bersama dengan mangkuk berisi selai dan tentunya tidak lupa dengan cemilan kecil di atas meja untuk penutup makanan-satu persatu dari mereka mengucapkan terimakasih kepada Masha dengan nada lembut.
"Ini Hayato, silahkan dinikmati jangan sungkan ya?"
Melihat Masha meletakkan secangkir teh hitam dengan mangkuk berisi selai itu membuat Hayato menengok ke arah gadis itu dengan senyuman.
"Terima kasih" Hayato menyeruput secangkir minuman itu dengan pelan seketika matanya terbuka lebih lebar lagi saat merasakan sensasi dari teh hitam itu. "I-ini... enak"
"Benarkah? aku senang kalau kamu menyukai-nya"
Hayato melirik ke arah Alya yang duduk di dekat Kuze bahkan melebihi dekat dalam posisi itu-bukan itu masalah lekaki itu, masalah-nya adalah gadis itu memakan mangkuk berisi tumpukkan selai dengan sangat lahap dan Kuze hanya maklum karena Alya menyukai makanan yang berhubungan dengan rasa manis maupun asin. Alya menyadari bahwa Hayato memperhatikan dirinya seketika berhenti memakan selai itu dan membalas tatapan lelaki itu dengan dingin.
"Ada apa?"
"Ti-tidak ada"
"Baiklah... semua sudah berkumpul walaupun Hayato bergabung di sini, tetapi anggap saja Hayato adalah tamu spesial. Baiklah kembali ke topik festival-nya untuk minggu depan nanti"
Waktu terus berjalan dan hari sudah menjelang sore dimana matahari tenggelam dan berganti menjadi bulan. Semua murid itu satu persatu keluar dari gedung sekolah begitu juga dengan di ruang Osis setelah rapat dan berdiskusi mengenai festival tahun depan.
"Yosh, sekian untuk hari ini. Sebenarnya ada beberapa lagi yang harus di bahas namun karena hari ini waktunya sudah habis, maka anak baru boleh pulang" ucap Touyi.
"Terimakasih atas kerja samanya semuanya" sambung Chisaki.
Mereka menjawab dengan nada kompak.
"Terimakasih"
"Terimakasih"
"Dan juga, terimakasih Hayato, karena sudah mampir ke sini nanti kapan-kapan mampir lagi kalau kamu mau"
"Te-terimakasih, aku akan mengingat itu"
Di perjalanan menuju pulang ke rumah, Hayato melangkah seorang diri seperti pada umum-nya, melewati keramaian semua orang dengan langkah yang santai. Setelah berada di depan pintu rumah-nya dengan cepat lelaki itu membuka pintu rumah-nya dan terkejut bahwa Syifana berada di hadapan-nya dengan mata cemburu.
"Hm..."
"Ada apa?"
Syifana mengulurkan kedua tangan-nya di hadapan Hayato seolah ingin berpelukan hangat seperti ibunya, membuat lelaki itu kembali terkejut dan membuka matanya lebar-lebar karena dia tidak mengharapkan untuk melakukan itu.
"Selamat pulang, Hayato"
"I-iya, aku pulang"
Hayato melewati Syifana karena merasa bingung dan entah apa yang harus di lakukan dalam situasi seperti itu membuat ekspresi gadis itu merasa kesal dan merasa di abaikan namun dia ada ide untuk mempermainkan lekaki itu dengan pura-pura.
"Padahal ibu menitipkan pelukan ini kepadamu loh"
Mendengar perkataan Syifana itu membuat Hayato langsung menengok kebelakang dan melihat ekspresi gadis itu menunjukkan rasa kecewa dan sedih sehingga lelaki itu tidak tega walaupun dia tidak tahu kalau gadis itu hanya berpura-pura. Hayato berbalik badan dan melangkah ke arah Syifana untuk memeluk-nya, namun gadis itu berakting ngambek dan melipatkan tangannya di dada dengan ekspresi mengembungkan pipi.
"Kamu sudah mulai cuek lagi ya?"
"Huh..." Hayato menghela nafas panjang sebelum kembali menjawab, "Aku minta maaf ya? ayo berpelukan"
"Tidak mau, kamu harus menirukan gaya meminta maaf seperti di manga" ucap tegas Syifana sambil mengacungkan jari telunjuk ke arah Hayato.
"Eh! siapa yang mau melakukan hal itu!"
"Tinggal lakukan saja!"
"Dasar gadis otaku pemaksa bau bawang!"
"Ya sudah, berarti aku akan mengadu kepada ibumu kalau kamu tidak menanggpi pelukan yang sudah di titipkan oleh ibumu sendiri"
"Ja- jangan, baiklah aku akan melakukan itu"
Hayato menarik nafas panjang dan menyisir poni rambutnya dan menatap Syifana dengan tatapan bergairah seperti manga yang di maksud gadis itu. Lelaki itu membuka mulutnya dan mengeluarkan suaranya dengan nada berat.
"Baiklah gadis cantik, aku minta maaf atas perilaku diriku ini. Apakah kamu mau memelukku sebagai tanda permintaan maafku?"
Mendengar akting Hayato seperti lelaki yang haus akan gairah membuat Syifana menutup mulutnya untuk menahan rasa geli dan tertawa membuat lelaki itu menggerutu antara kesal maupun bingung.
"Tuh kan! mulai lagi!"
Karena tidak kuat menahan rasa tawanya, akhirnya Syifana tertawa dengan sangat keras dengan perilaku dan gerakan Hayato tadi seketika lelaki itu merasa tersinggung dan terlanjur kesal.
"Ah! tidak mau melakukan ini lagi!"
Melihat Hayato berbalik badan dengan ekspresi yang sudah terlanjur kesal-Syifana dengan sigap menahan tubuh Hayato yang akan melangkah pergi dari-nya dengan ekspresi memohon.
"Ah! jangan pergi! iya-iya, Kamu sangat keren! ka-kamu boleh memelukku sekarang!"
"Weh! lepaskan! sakit tahu!"
Hayato terus berusaha melepaskan Syifana yang menahan tubuhnya tetapi gadis itu menyekap tubuh lelaki itu dengan kuat akan tetapi lelaki itu berusaha melepaskan diri hingga tangan gadis itu melonggar dan lelaki itu berhasil terlepas dari cengkraman gadis itu. Namun Syifana langsung menahannya lagi tetapi tangan satunya tidak sengaja memegang "Angry Bird" milik Hayato sehingga lelaki itu memerah dan berteriak dengan nada keras.
"KAU SENTUH BAGIAN MANA!!!"
20 menit setelah kejadian memalukan itu terjadi, Syifana terus mendapatkan ceramah terus oleh Hayato membuat gadis itu hanya diam dan menghela nafas dengan perasaan bersalah tetapi menyukai tindak lelaki itu dengan tegas. Tidak lama setelah Hayato selesai ceramah bertepatan dengan ibu Hayato yang sudah pulang kerumah kemudian mereka berdua seperti biasa membantu pekerjaan Ibunya dengan senang hati.