Bab 2 : Iya deh, iya... aku yang salah.
Pada hari ini cuaca sedikit mendung,maka dari itu sepertinya anak-anak malas untuk berangkat lebih awal dari biasanya.Hal ini tidak berlaku untuk Hayato yang sebagai murid rajin,pangkal menabung-sudah lupakan saja soal murid rajin.
Hayato melirik ke arah jam dinding yang sudah mulai pukul 07:25 lalu ia bergumam sendiri dengan sedikit kesal.
"Huh...yang lainnya pada kemana sih?! sudah jam segini masih belum ada yang berangkat?!"
Hayato menggerutu kesal sebab hanya dia yang sedang membersihkan kelas-karena ini memang hari jadwal piket dirinya sih,benar-benar sial dia hari ini.
Tidak lama setelah Hayato bergumam,ada Alya masuk ke dalam kelas tetapi dia tidak melepaskan sandalnya-ditambah lagi kaos kaki yang sudah basah kuyup,namun gadis itu malah berjalan melewati Hayato yang sedang selesai mengepel lantai dan dia duduk di kursinya dengan ekspresi tenang.
"Woi?!" ujar Hayato dengan kesal.
Alya menoleh kearah Hayato yang memanggilnya.
"Ada apa?" jawab Alya dengan nada yang santai.
Melihat Alya berbicara dengan nada santai membuat Hayato semakin geram lalu ia berbicara lagi.
"Ada apa,ada apa...matamu berada dimana sih?! lihat lantainya masih basah!"
"Lah terus...?" jawab Alya sambil memiringkan kepalanya.
Hayato semakin geram dengan kata-kata Alya yang masih tetap santai.Ia membalas perkataan Alya dengan sedikit kasar.
"Ya apakah kamu t*lol? tidak lihat aku baru saja selesai mengepel,kamu tidak pikir jika aku sangat lelah mengepel kelas sendirian"
Mendengar perkataan itu Alya mulai menjadi kesal dan berbicara dengan nada geram.
"Ya maaf! aku juga tidak tahu kalau kamu baru selesai mengepel lantai!" Alya menyambungkan katanya dengan bahasa rusia,"просто так, ты уже такой?! (Begitu saja sudah kamu seperti itu?!)"
Hayato berguman pelan dengan menghela nafas."Huh...koyo opo iki uripku"
Suara gerimis hujan mulai terdengar-seakan mengetuk kaca jendela yang berada di kelas,udara dingin mulai terasa.
Hening.
Karena Hayato dan Alya memilih saling terdiam,akhirnya Hayato memiliki ide untuk menawarkan diri mengambil kaos kaki cadangan untuk Alya.
Agar suasana canggung mereka menghilang seperti semula,lagipula sepertinya tadi dia sudah berlebihan karena marah kepada Alya.Dan hujan sedang turun pasti gadis itu akan malas untuk mengambil kaos kakinya karena hawa yang sangat dingin.
"Maukah aku ambilkan kaos kaki cadangan untukmu?" ujar Hayato sambil memberikan senyuman kecil,"Selagi aku masih baik hati"
Mendengar tawaran dari Hayato,Alya yang tadinya kesal menjadi sedikit lega.Karena masih merasa gengsi,dia berbicara dengan judes.
"Kalau begitu...bisakah kamu mengambilkan kaos kaki cadangan di lokerku?"
Hayato menganggukkan kepalanya dengan pelan."Baiklah"
Sebelum Hayato menuju loker Akya untuk mengambil kaos kaki cadangannya dia kembali bergumam dengan hatinya yang masih kesal tetapi dia terus menahan rasa kesalnya itu karena dia adalah anak yang sholeh.
"Huh... untung saja aku masih memiliki hati stay halal jika tidak,mungkin aku akan menyebutkan namanya sebagai stay haram atau apalah"
Hayato membalikan badan dan berjalan menuju loker Alya.Melihat Hayato mengambilkan kaos kaki cadangan untuknya,Alya tersenyum sambil menunggu Hayato kembali.
Hayato selesai mengambil kaos kaki cadangan itu langsung berbalik untuk memberikannya kepada Alya.
Hayato memberikannya kaos kaki itu sambil berkata,"ini pakai sendiri ya? jangan manja kamu"
Mendengar perkataan Hayato Alya mengangguk-anggukkan kepalanya dengan pelan.
"Siapa yang manja... kamu tidak perlu memasangkan kaos kaki padaku,karena Kuze pernah melakukannya sampai tidak sengaja menyentuh bagian itu-nya"
Hayato tampak penasaran apa yang dimaksud dari perkataan Alya.
"Omong-omong bagian mana?" Hayato bertanya sembari menggarukkan kepalanya dengan ekspresi bingung.
Alya terkejut dan wajahnya memerah padam karena kata-kata Hayato yang baru keluar dari mulutnya.
"Sudahlah! kamu tidak boleh mengetahui soal itu!" jawab Alya dengan nada malu-malu.lalu dia mulai berbicara dengan nada yang dingin."Kamu keberatan...?"
Mendengar jawaban dari Alya yang terus menatap Hayato dengan sedikit mengancam membuat Hayato berkeringat dingin-dia berbalik badan dengan wajahnya masih penasaran sekaligus sedikit kesal.
Hayato menjawab balik dengan nada yang keras,"Baiklah-baiklah!"
Hayato mulai menenangkan dirinya sendiri dan kembali berbicara dengan nada sedikit santai,"Huh... aku akan mengambil alat mengepel lagi untuk membersihkan lantai karena kamu"
"Ya sudah sana! мужчины такие же (laki-laki sama saja)"
Hayato menghela nafas untuk kedua kalinya dan dia mulai berjalan keluar dari kelasnya untuk mengambil alat mengepel diruang gudang.Tidak lama kemudian terlihat seorang gadis berjalan-yang baru saja berangkat ke-kelasnya.
Dia bernama Yuki Suou,dia adalah adik dari Masachika Kuze dan gadis itu juga teman dari Alya atau tepatnya sahabat.Mungkin...
Secara tidak sengaja dia berpapasan melihat Hayato berjalan keluar dari kelas,membuat dia merasa sedikit tersipu dengan kehadiran Hayato.Lalu dia tersenyum sendiri karena perasaannya yang begitu hangat bagaikan jemuran mengenai terik-nya matahari.
Hayato terus berjalan menuju ruangan gudang tetapi Hayato berhenti sejenak seperti mengingat sesuatu.
Dan benar saja Hayato mulai merasakan sesuatu hal yang aneh bahwa dia tidak menaruh alat mengepel digudang,melainkan masih di dalam kelasnya.Hayato berbalik lagi untuk kembali masuk ke dalam kelas sambil bergumam pelan,"G*blok men sih enyong! perasaan pel-pelanne ora tak deken neng gudang jeh"
Setelah Hayato kembali ke kelas,tiba-tiba beberapa barang dilemparkan keluar kelas dan akan mengenai Hayato tetapi dia dengan cepat menangkap beberapa barang-sebelum mengenai dirinya.
Tidak lama kemudian Hayato melirik ke depan ada Kuze yang berhenti di hadapannya.Hayato lalu berbalik badan ke arah belakang,Alya sedang mengejarnya dan siap memukul Kuze sambil berkata,"Ты глупый! ты просто умрешь! (Dasar bodoh! sana mati saja kamu!)"
Kuze dengan cepat menurunkan kepalanya dan seketika pukulan kuat dari Alya mengenai wajah Hayato sampai terpental ke lantai.
BUGH!
"Kenapa aku yang kena?!"
Melihat Hayato tergeletak di lantai membuat Alya dan Kuze terkejut bersamaan dengan Yuki yang berlari ke arah mereka bertiga.
"Eh?! maaf Hayato,aku tidak sengaja" ujar Alya dengan sedikit khawatir.
Hayato mengangkat kepalanya sambil mengelus pipinya sendiri setelah menerima pukulan Alya.
Hayato berguman pelan,"T*i men sih... sing ditabokki sapa,maringe enyong maning sing kena" dia berbicara dengan nada bercampur aduk rasa sakit dan keras.
"Haduh... haduh... haduh... kenapa lagi sih?!"
"Itu... itu hanya masalah kecil yang sudah menjadi kebiasaan Kuze dan Alya"
Yuki menjawab dengan khawatir lalu ia mengulurkan tangannya ke arah Hayato dengan lembut dan melemparkan senyuman manis-nya ke arah Hayato.
"Terimakasih...." Hayato dengan senang hati mengambil tangan Yuki dengan senyuman.
Melihat Hayato memegang tangan Yuki,Alya tiba-tiba saja merasa sedikit cemburu.
Alya menundukkan kepalanya sambil berkata,"Aku... akan pergi ke kantin sejenak"
Mendengar Alya yang mau pergi ke kantin,Yuki menawarkan untuk menemani Alya dengan nada lembut.
"Aku akan ikut denganmu"
Mendengar tawaran dari Yuki,Alya dengan cepat menggelengkan kepalanya dengan pelan.
"Tidak usah,aku bisa sendiri lagipula cuman sebentar saja kok"
"Oh... baiklah,jangan lama-lama ya? aku menunggumu di luar kelas" Yuki menjawab dengan ekspresi sedikit sedih namun mencoba tersenyum.
"Baiklah... aku pergi dulu ya"
Alya mulai berjalan melewati mereka bertiga namun bukan ke kantin melainkan untuk pergi ke suatu tempat,sembari melewati beberapa lorong Alya menoleh ke arah jendela bahwa hujan sudah mereda dari tadi.Alya langsung turun dari tangga dan berjalan menuju lapangan sepak bola.
Sesampai-nya di lapangan,dia duduk di tangga.Sambil merenung dia mulai bertanya kepada dirinya sendiri,"Kenapa aku cemburu saat Hayato berpegangan dengan Yuki? bukannya dulu aku merasa cemburu saat Kuze berbincang dengan Yuki?"
Dia berulang kali mempertanyakan perasaannya sampai tanpa sadar ada Hayato yang kini berada didepan Alya,untuk menyodorkan sebuah minuman kaleng.
Moment ini membuat Alya teringat dengan Kuze yang juga pernah memberikan minuman kaleng padanya.
"Ini... kamu pasti haus kan?" ujar Hayato yang masih memegang kaleng itu ke arah Alya
"Kenapa kamu-tidak,apakah ini untukku?" jawab Alya sambil menunjuk ke arah minuman kaleng itu dengan jari telunjuk.
Hayato menghela nafas dan kembali berbicara dengan nada keras,"Iya... ini! terima saja tidak perlu banyak bicara lagi,lagipula kamu sepertinya sedang tidak baik-baik saja"
"Ah?! terima... kasih..."
Alya mengambil minuman kaleng itu dari tangan Hayato dengan ekspresi malu-malu dan mulai menenggak minuman kaleng dengan senyuman manis menghiasi wajahnya.
"хм... это действительно освежает~ (hm... rasanya sangat menyegarkan~)"
Mendengar bahasa rusia itu,wajah Hayato tersipu karena suara Alya begitu menggemaskan dan mulai anak lelaki itu tersenyum lega.
Hayato berbicara dengan nada yang begitu santai,"Omong-omong,aku tidak melihatmu dikantin,malahan kamu berada disini"
Alya terkejut namun yang lebih terkejut-nya lagi bahwa Kuze menyuruh anak lelaki itu untuk mencari dirinya.
"Eh?! jangan bilang kamu sedari tadi mengikuti aku dari belakang?"
"Sejujurnya... tidak sih,tapi... Kuze memberitahuku untuk mencari kamu karena biasanya kamu merasa tidak baik-baik saja,itu sebabnya aku datang mencarimu"
Alya nampak semakin terkejut karena kejujuran Hayato dan dia mulai tersenyum sedikit,dan berbicara dengan nada acuh.
"Блин... он всегда беспокоится о моем состоянии (Dasar... dia selalu khawatir tentang keadaanku)"
Mendengar Alya berguman membuat Hayato tidak bisa berkata apa-apa dan memilih untuk terdiam dan tersenyum saja.
Bell sekolah berbunyi menandakan jika waktunya masuk kelas,mendengarnya Alya dengan cepat berdiri dari duduk.
Alya menatap Hayato dengan senyuman kecil."Ayo Hayato... kita pergi ke kelas bersama-sama lagi seperti beberapa minggu lalu"
Angin melewati mereka berdua,angin itu menerbangkan rambut perak-nya dengan ayunan yang lembut.Membuat Hayato semakin terpesona dan terus memandang wajah Alya yang begitu cantik saat rambut perak-nya ditiup oleh angin.
Hayato memalingkan pandangannya dari Alya sambil berkata,"baiklah... ayo kita kembali ke kelas kita"
Alya mulai tersenyum kecil dan mengangguk pelan-dengan berjalan bersama menuju kelas yang kini sudah ada beberapa murid,yang nampak-nya tidak berhenti menatap mereka berdua dengan ekspresi tajam sekaligus bingung.
Biasanya Alya berjalan bersama dengan Kuze tetapi terlihat jarang anak gadis itu berjalan bersama dengan Hayato.
Alya tidak memperdulikan pandangan dari orang lain,dia tidak bisa berhenti tersenyum saat matanya tertuju pada minuman kaleng yang diberikan oleh Hayato.Sembari berjalan dengan suara langkah yang tenang,melirik sedikit ke arah Hayato dengan senyuman kemenangan.
Sesaat mereka berdua sampai di kelas,mereka langsung berjalan untuk duduk di tempatnya masing-masing.Karena belum sempat menghajar Kuze tadi,Alya langsung menampar punggung-nya dengan keras untuk membangunkan anak lelaki yang pemalas itu.
PLAK!
Seketika Kuze berdiri dari kursinya sambil berteriak "Auch!" dia mengelus belakang punggung-nya dengan kedua telapak tangan dengan cepat.
"Bangun pemalas! bell sudah berbunyi"ujar Alya dengan ekspresi acuh tidak acuh kepada Kuze.
"Iya aku tahu! bisakah kamu membangunkanku dengan sedikit lebih lembut?"
Mendengar kata-kata itu Alya tertawa singkat dan berkata "хах... ты ведь не изменился? (Huh... kamu ini tidak pernah berubah ya?)"
Setelah Alya mengatakan itu,Kuze memilih untuk tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala dengan pelan.
Tak lama seorang Guru pun masuk kedalam kelas.Semua anak murid mempersiapkan peralatan alat tulisnya dan mulai mempelajari mata pelajaran yang di terangkan.
Selang beberapa jam telah berlalu merasakan bahwa sudah tidak terasa jika waktu jam pelajaran pertama sudah selesai.Guru menyampaikan bahwa sudah waktunya jam istirahat.Gurupun mulai merapikan buku materi pelajarannya dan beranjak pergi dari kelasnya.
KRING!
Suara bell istirahat pun terdengar membuat murid merapikan peralatan sekolahnya dan mulai berbincang-bincang dengan teman mereka.
Beberapa murid itu sebagian ada yang keluar dan ada yang masih menetap di kelasnya.Alya yang hendak mau pergi dari kelas-nya berubah pikiran,dia tertuju kepada Kuze yang lagi-lagi tertidur didalam kelasnya.
Namun Alya tidak membangunkan Kuze melainkan hanya menatapnya dengan senyuman tipis sambil berkata,"он такой милый (dia imut sekali)" tidak hanya Alya yang menatap Kuze tetapi Hayato juga ikut menatap kearahnya dengan mengangkat satu alisnya dengan seksama.
"Apakah kamu yakin? untuk tidak membangunkan dia?" ujar Hayato sambil melirik ke arah Alya.
"Tidak perlu... aku tahu pasti jika dia keseringan menonton anime dan terkadang dia di telpon oleh teman sesama otaku sampai larut malam" Alya hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya dengan pelan. "Terkadang dia berbicara tentang kesukaannya tetapi tidak memperhatikan waktu dan tempat"
"Ouh... itu sudah wajar sih kalau dia pasti seorang idi-"
"Idiot kan.Bahkan lebih dari sekadar idiot,melainkan idiot yang sudah tidak bisa tertolong lagi" Alya tersenyum seolah mengejek Kuze.
Alya menyambungkan kata-kata dari Hayato sambil tersenyum kecil membuat Hayato semakin heran dengan perasaan Alya terhadap Kuze,anak lelaki itu kembali berbicara dengan nada santai.
"Huh... entahlah kenapa aku yang menjadi bingung sendiri apakah aku harus bilang dia idiot atau sebutan apalah lah.Tapi menurutku yang paling penting adalah bahwa dia masih bisa mendapatkan perhatian darimu"
Mendengar nasihat Hayato membuat Alya tersipu malu lalu dia hanya menganggukkan kepalanya dengan pelan-dia memilih untuk kembali duduk di kursinya dia tidak bisa berhenti menatap Kuze yang masih tertidur di sampingnya.Alya tersenyum kecil karena wajah Kuze yang begitu menggemaskan saat tertidur pulas.
Hayato hanya memandang dengan ekspresi datar,lagipula firasat Hayato tentang mereka berdua memang ada benarnya jika Alya menyembunyikan perasaannya lewat bahasa Rusia dan dia juga mengetahui bahwa Kuze juga bisa berbahasa Rusia dalam tingkat "Native" namun anak lelaki itu memilih untuk pura-pura tidak mengetahui bahasa Rusia Alya.
Hayato kembali duduk di kursinya dan mulai memasangkan earphone di telinga,memutar lagu favoritnya untuk mendapatkan keheningan di dalam pikirannya.
Dia bergumam dengan berkata,"Semoga ketenangan ini lebih lama ada dihidupku... selamanya"
Hayato mulai menutup mata dengan perlahan namun dia tiba-tiba saja mulai merasa mengantuk,perlahan dia tertidur dengan tenang.Melihat Hayato tidur-Alya kemudian menoleh kedepan dan kesamping,kedua anak lelaki itu adalah cerminan siswa pemalas.Bagi Alya,Kuze maupun Hayato sama saja. 1 jam kemudian setelah Kuze dan Hayato masih tertidur di kelas tanpa di bangunkan oleh siapapun—mereka berdua perlahan membuka mata-nya lalu mengangkat kepalanya dari meja-nya. Kuze merenggangkan tangan kalau sesudah tidur sedangkan Hayato hanya menguap saja kalau sesudah tidur. Ke-2 lelaki itu menengok ke-kanan dan ke-kiri dengan wajah yang masih setengah sadar—mereka berdua melihat jam dinding seketika membuka matanya lebar-lebar dan tidak menyangka kalau pukul sudah menunjukan waktu istirahat.
"Astaga?! waktu makan siang!"
"Astaga?! waktu makan siang!"
Mereka ber-2 bergumam dalam hati dengan nada kompak dengan wajah yang panik, bergegas berdiri dari kursi meja dan akan melangkah seketika terhenti dengan bell sekolah.
KRING!
Mendengar bell istirahat pertama sudah habis membuat ekspresi 2 lelaki itu membeku dan kecewa karena waktu istirahat mereka ber-2 terbuang sia-sia. Tidak lama kemudian, semua murid masuk ke dalam kelas termasuk Alya yang masuk ke dalam kelas-nya dengan tatapan dingin dan tidak banyak bicara. Alya sigap duduk di kursi mejanya dengan sikap dingin, lalu melirik kearah Kuze dan Hayato yang masih berekspresi membeku dan kecewa berat membuat gadis itu menundukan kepalanya dan menghela nafas. Mulai mengucapkan beberapa kata-kata pedas menggunakan bahasa Rusia.
"Вы двое глупы, идиоты и не устанавливайте время сна должным образом! Почувствуйте последствия не спать (Kalian berdua bodoh, idiot dan tidak mengatur waktu tidur dengan benar! Rasakan konsekuensi dari tidak tidur)"
Mendengar ucapan Rusia dari Alya membuat Kuze dan Hayato terkejut dan menengok ke arah gadis itu dengan kompak lalu mengerutkan kening-nya sambil berkata,
"Ka-kasar sekali…"
"Ka-kasar sekali…"
Melihat ekspresi muram dari Kuze maupun Hayato membuat Alya bertopang dagu di atas meja dengan senyuman tipis sambil berkata dengan bahasa Rusia, "такие милые, как два близнеца, которых только что отругала мать (lucu sekali, seperti dua anak kembar yang baru saja dimarahi oleh ibunya)"
Mendengar ucapan Rusia Alya untuk ke-2 kalinya namun kali ini seperti sedang mengejek-nya membuat ekspresi Kuze merona lalu bergumam di dalam hatinya, "Apa-apaan maksudmu kembar! itu sama saja menganggap seperti buah ceri saja tahu!"
Sedangkan ekspresi Hayato yang seakan-akan ingin muntah lalu dia juga bergumam di dalam hatinya, "Apakah tidak ada kata lain selain (kembar)? seperti animasi Upin dan Ipin saja"
Akhirnya guru materi matematika itu masuk ke dalam kelas mereka dan mulai mengajarkan materi-nya kepada siswa dan siswi di papan tulis, kini Kuze dan Hayato fokus pada pelajaran-nya karena takut tertinggal jam istirahat lagi. Beberapa jam kemudian setelah melewati ke-2 pelajaran tersebut, kini sudah waktu jam istirahat ke-2. Guru matematika memberi salam penutup dan pergi meninggalkan ruangan kelas mereka, membuat semua siswa-siswi langsung berhamburan keluar dari ruangan. Alya berdiri dari kursinya dan melangkah pergi dari ruangan juga dengan ekspresi dingin—Kuze juga berdiri dari kursinya dan menatap Hayato dengan ekspresi tenang.
"Aku akan pergi ke ruang OSIS karena ada kepentingan mendadak, temui aku jika kamu perlu" nada datar Kuze.
Hayato mengangguk dengan ekspresi santai. "Baiklah, aku juga ada urusan lain" lelaki itu juga berdiri dari kursi mejanya.
2 lelaki itu berjalan keluar dari ruang kelas-nya lalu berpisah dengan arah yang berbeda. Hayato berjalan menuju kantin sambil menatap jendela luar—saat kembali menatap ke depan lelaki itu tidak sengaja melihat Alya yang berjalan ke arah yang sama membuat lelaki itu memanggil nama gadis itu dengan keras.
"Alya! Alya! tunggu sebentar" teriak Hayato.
Alya menengok ke belakang dengan mengangkat alisnya dengan wajahnya masih tetap dingin.
"Ada apa Hayato?" jawab Alya dengan nada dingin.
"Tidak ada, aku hanya sekadar memanggilmu saja"
Alya menghela nafas panjang sebelum kembaki bertanya. "Hanya sekadar memanggil huh? kamu hanya membuang waktuku dengan kata-kata tidak penting saja"
Melihat ekspresi Alya yang memalingkan pandangan ke arah jendela sejenak dan kembali menghadap ke arah Hayato dengan ekspresi khawatir membuat lelaki itu terheran dengan ekspresi itu.
"Ada apa Alya-"
"Apakah bekas pukulanku yang kemarin dan tadi masih terasa sakit?"
"Ma- maksudmu di wajahku? iya… lumayan, untung kamu tidak menggepal tanganmu sepenuhnya. Jika itu terjadi maka nyawaku sudah pastinya melayang"
Alya tersenyum tipis seolah menahan tawa yang di ucapkan Hayato. Lelaki itu memalingkan pandangan sejenak seperti berpikir dengan momen kejadian kemarin yaitu melihat pemandangan pelangi bersama Alya untuk pertama kali. Setelah mengingat momen itu, Hayato menghela nafas seolah ingin mengucapkan terimakasih kepada Alya. Dia segera menengok lagi ke arah Alya dengan ekspresi serius di wajahnya.
"Um… Alya-San?"
"Ada apa, Hayato? dan bisakah kamu berhenti menyebut "San" di belakang namaku?"
"Ma- maaf membuatmu tidak nyaman, aku hanya ingin mengatakan kalau aku mau mengucapkan terimakasih atas momen pemandangan yang indah kemarin"
"Kamu bilang apa tadi? pe- pemandangan?"
"Iya pemandangan? itu sangat indah"
Alya langsung terdiam dan berpikir kalau yang di maksud Hayato adalah melihat bagian dalam rok sekolahnya, seketika gadis itu merona dan merapatkan pahanya sambil menyilangkan tangannya pada bagian depan rok itu dengan tatapan kosong.
Alya menundukan kepalanya, "Ka- kamu melihatnya? kenapa aku tidak menyadari hal itu?"
Hayato memalingkan pandangan sejenak untuk menarik nafas sebelum kembali bertanya. Lelaki itu membungkukkan tubuhnya,
"Aku benar-benar berterimakasih untuk momen yang kemarin-"
Alya tiba-tiba menendang "Angry Bird" milik Hayato dengan keras membuat lelaki itu terkejut dan berteriak "ARG!" lalu dia menyilangkan tangannya pada bagian itu sambil menundukan kepalanya dengan raut wajah bercampur aduk antara bingung dan kesakitan.
"Су- трудно поверить! Вы извращенец! Смешно! Ваше поведение похоже на Масачика! Раздражает! (Su- Sulit dipercaya! Dasar cabul! Bodoh! Perilaku Anda seperti Masachika! Menyebalkan!)"
Alya langsung berlari meninggalkan Hayato di koridor sekolah membuat ekspresi lelaki itu bingung dan tidak mengerti kenapa dia tiba-tiba menendang begitu saja. Dia masih menyilangkan tangan-nya pada "Angry Bird" nya dengan ekspresi berkeringat dingin.
"Al- Alya! tunggu… kasihanilah Angry Bird-ku yang tidak bersalah ini!"
"мне все равно. Ты непристойный глаз! (Saya tidak peduli. Kamu adalah pengintip cabul!)" teriak Alya.
Hayato berniat ingin mengejar gadis Rusia itu namun karena "Angry Bird" nya masih terasa nyeri, akhirnya memilih untuk membiarkannya dan kembali ke kelas untuk memulihkan "Angry Bird" itu.
10 menit kemudian…
Karena "Angry Bird" sudah lebih baik Hayato memutuskan untuk mencari keberadaan Alya—dia terus mencari-cari keberadaannya namun tidak kunjung menemukan gadis itu, saat di koridor sekolah lantai 3 terlihat seorang gadis dengan rambut coklat dengan matanya juga sesuai dengan rambutnya berjalan ke arah berlawanan.
"Siapa lagi gadis itu? Aku harap dia hanya lewat saja" gumam Hayato di dalam hati.
Setelah Hayato bergumam, entah kenapa gadis itu berhenti di hadapan-nya dengan senyuman yang menurut dia sangat familiar dengan senyuman dari gadis itu.
"Kamu terlihat seperti siswa baru di sini, aku benar kan?"
"Oh, itu benar"
"Kalau boleh tahu siapa namamu?"
"Nama lengkap?"
"Hahaha, kamu lucu sekali. Tentu saja nama lengkap"
"Oh, hahaha… baiklah, namaku adalah Hayato Rey'Ku. Senang bertemu denganmu"
Mendengar nama itu seketika gadis itu membuka matanya lebar-lebar dengan mata yang berbinar karena nama itu nampak familiar bagi gadis itu.
"Bi- bisakah kamu mengulangi sekali lagi?"
"H-A-Y-A-T-O R-E-Y'-K-U"
"Hayato… Rey'Ku?"
"Iya itu namaku"
Hayato menganggukan kepalanya seolah memastikan kalau nama itu adalah nama aslinya. Gadis itu memegang dada-nya sendiri dengan ekspresi yang masih berbinar membuat lelaki itu terheran-heran dan mencoba mengalihkan mata ke arah lain namun tidak bisa.
"Kenapa kamu menatapku seperti itu?"
"Karena kamu mirip seperti-"
Kata-kata gadis itu terpotong karena suara bell sekolah itu berdering menandakan waktu istirahat ke-2 sudah berakhir. Gadis itu terkejut dan segera pergi menuju kelasnya—sebelum dia pergi, gadis itu melambaikan tangannya yang membuat Hayato teringat akan sesuatu.
"Siapa sebenarnya gadis itu?" gumam Hayato untuk kedua kalinya.
Karena Hayato sudah berdiri di koridor terlalu lama akhirnya dia berbalik menuju tangga kembali dengan ekspresi penuh penasaran.
Waktu berjalan dengan cepat dan hari menjelang sore hari pun tiba, seperti biasa—siswa dan siswi berjalan keluar gerbang sekolah menuju pulang masing-masing. Sedangkan Hayato berjalan seorang diri dengan ekspresi heran karena rasa penasaran terhadap gadis tadi yang masih di dalam pikirannya. Hayato menghela nafas kalau hari ini adalah hari paling sial dan sial karena masalah dari piket dan di tambah lagi dengan masalah Alya, bahkan burung masa depan lelaki itu yang tidak bersalah ditendang begitu saja. Hayato terus melangkah menuju jalan pulang namun tidak sengaja melihat Alya yang pulang seorang diri tanpa di temani siapapun. Karena lelaki itu merasa kasihan dan sekalian bertanya beberapa hal langsung berlari mendekati ke arah gadis itu.
"Alya! Alya!"
Mendengar ada orang yang memanggilnya, Alya langsung menengok ke belakang dengan ekspresi tetap dingin.
"Huh… kamu lagi, apa maumu Hayato?"
"Jangan memalingkan pandanganmu seperti itu, kamu sangat dingin dan kejam tahu?"
"Terserah aku, memangnya kamu yang mengatur diriku, hm?"
"Pedas banget dia berbicara bjir" gumam Hayato dengan mengerutkan keningnya lalu membalas perkataan Alya dengan nada berat.
"Kamu masih marah soal tadi?"
"Tidak, aku sudah tidak marah lagi walaupun Ты такой извращенный, но мне нравится твоя природа (Kamu sangat mesum, tapi aku suka tingkahmu)"
Mendengar gumam Rusia Alya spontan Hayato sedikit terkejut dan menatap gadis itu dengan ekspresi murung sambil berkeringat, dia membalas pembicaraan sambil menggarukan belakang rambut-nya"
"Maaf, kamu mengatakan kata terakhir apa? seperti nya aku tidak paham…"
Alya tersenyum tipis karena Hayato tidak mengerti bahasa Rusia padahal sudah sangat jelas bahwa dia berbicara terus terang di hadapan lelaki itu.
"intinya kenapa kamu langsung menendangku setelah aku mengucapkan pemandangan?"
"...,..."
"Kenapa terdiam seperti itu? aku hanya berterimakasih untuk momen kemarin saat kita berdua melihat pelangi"
"Eh?! jadi kamu tidak melihat bagian itu?"
"Bagian apa? mana mungkin aku melihat seperti itu, kamu salah paham tahu!"
"Ah, um… baiklah aku sampai di sini dulu. Sampai jumpa!"
"Ba- baiklah…"
Hayato melihat Alya berlari ke arah belok kiri membuat lelaki itu menghela nafas dan kembali berjalan dengan arah yang berbeda.