Chereads / The Last Prince - Earth Book 2 / Chapter 26 - The Last Prince 3 : The End Part 5 (kedepannya)

Chapter 26 - The Last Prince 3 : The End Part 5 (kedepannya)

Si licik ini Meshach pasti dia yang membunuh warga itu agar dia terlihat seperti pahlawan di Masyarakat.

"aku Lelah" suara hati Jhon yang terlihat tertidur pulas dan di tinggal kan oleh Arthur dan Meshach.

"kenapa harus aku" ucapnya sambil membuka matanya perlahan, aku tidak bisa berkata apa-apa aku mines terhadap emosional manusia dan aku akui itu.

"harus Latihan" Jhon masih memiliki tekat di dalam dirinya untuk melakukan hal yang dia inginkan, lebih tepatnya hal yang diinginkan ayahnya, malam hari tiba ada retakan dimensi yang menuju ruang bawah tanah, Aku memasuki ruangan itu dan tetap sama masih dengan redup.

"hem…Kakek ini hal yang seharusnya kita inginkan bukan" Meshach menatap foto Raja Ke-16 yaitu Ezio Winter yang dikenal sebagai Raja Winter yang masa ke jayaan nya di anggap masa kemenangan karena berhasil memimpin perang dengan baik bahkan memiliki jiwa pemimpin yang membara, di sebelah nya ada foto Raja ke-15 Filip Winter yang di kenal lemah lembut ramah dan sangat pemalu sikap nya sama seperti Wanita.

Anehnya dia disukai banyak Masyarakat karena pemikirannya yang logis dan cara dia memimpin yang unik, aku takjub ada foto Raja ke-2 yaitu Arlo Winter di kenal sebagai Raja baik hati karena selalu membantu para warga tanpa memikirkan diri sendiri, selalu menganggap dirinya kurang untuk Masyarakat, moto nya adalah 'masyarakat adalah keluarga' yang artinya dia tidak akan membeda-bedakan semuanya dan akan terus berjuang untuk Masyarakat apapun yang terjadi.

"aku ingin sekali menjadi dirimu Arlo…di cintai oleh seluruh masyarakat karena Tindakan polosmu itu, tapi saying sekali aku terlalu logis untuk dirimu yang memikirkan orang lain dari pada dirimu sendiri" Meshach memegang foto Raja ke-2 dengan wajah yang tidak bisa diartikan, tiba-tiba saja retakan dimensi memperlihatkan setiap Raja Winter sebelumnya Raja ke-3 Aston Winter, Raja yang biasa saja yang hanya melakukan pekerjaan nya seperti biasa hanya saja Aston sangat kaku emosional internal dan externalnya tidak terlihat sama sekali, Aston juga memiliki wajah yang rupawan jangan kaget jika banyak Masyarakat yang menyukainya tapi di terlantarkan oleh Aston, Aston si dinding yang rupawan julukan aneh tapi banyak yang menyukai Aston, ya..seperti kata orang-orang kau sesuai standar social media kau aman, Raja ke-4 Blake Winter tebar pesona itu sebutan yang bagus untuknya dia memiliki banyak selir yang banyak sekitar 20 selir, tapi dia hanya memiliki anak dari istri sahnya saja, aneh buka untuk orang yang playboy seperti itu masih memikirkan istrinya.

"aneh tapi nyata, kesetiaan itu pasti ada di setiap manusia " seorang Dewi berbicara di ikuti dengan waktu yang berhenti.

"Dewi ya?" aku seperti sudah biasa dengan setiap Dewa-Dewi yang mendatangiku hanya untuk berbincang atau menyapa.

"Dewi apa lagi kau?" tanyaku.

"Afrodit salam kenal" Afrodit memperkenalkan diri sebagai Dewi.

"Dewi cinta ya, Ryan..salam kenal juga" ucap ku kaku karena tidak terbiasa berbicara dengan seorang Dewi apa lagi Dewi Cinta.

"Ryan..kau tau, Cinta itu penting untuk setiap manusia dan kesetiaan, dan Blake menunjukkan kesetiaan itu meski dia sering bermain dengan Wanita lain tapi dia tidak melecehkan 20 selir nya dan tetap menyayangi istrinya sendiri dengan caranya" Afrodit menjelaskan dengan suara yang lembut diikuti dengan bunga mawar yang turun dengan perlahan dan menghilang.

"tapi cinta juga tang menyebabkan keagresifan manusia itu sendiri keinginan nya untuk memiliki orang yang dia cintai agar hidup" aku menjawab dan merasa manusia itu membingungkan, membingungkan karena cinta dan Hasrat mereka untuk memiliki.

"hahah..nanti kamu akan tau" suara Afrodit menghilang tapi waktu masih berhenti.

"hoii bangun lahh kau sudah tidur terlalu lama" suara samar-samar seperti Jones?.

"jangan bangun dulu kau harus mengerti masalah ini dulu" Arthur seperti menahan tubuh ku entah kenapa rasanya aku tidak bisa bangun aku hanya bisa mendengar suara Arthur.

"fuf..baiklah tapi cepatlah" Jones seperti berbicara dengan seseorang untuk memberhentikan waktu dibumi ini, "resek amat" ucap seseorang merasa tidak senang.

"kau tau kan, jika kau akan menjadi Raja berikutnya" Arthur berbicara dan bergema.

"aku tau..jika aku berhasil mengalahkan Jhon tapi aku tidak tau cara mengalahkannya?, bah-bahkan apa yang dia lakukan sampai bisa bertahan hidup selama itu?" aku ingin tau apa yang dia lakukan sampai dia bisa mendapat kepercayaan Dewa Waktu.

"kau akan tau jika melewati itu" ucapnya di ikuti retakan dimesi yang terbuka aku memasuki retakan dimensi itu dan aku melihat Dewa Waktu di depanku dengan tubuh yang besar itu menatapku.

"kau ingin tau kan?" Dewa waktu Kronos berbicara saat aku menghadap dirinya.

"ya..beritau aku" aku berjalan mendekati Kronos dengan wajah yang kaku seperti dinding berjalan.

"kau harus tau setiap pilihan akan membuat sebuah jalur baru" Kronos berjalan dan terlihat pohon raksasa yang besar bercahaya.

"Tree Of Multivers atau Yggdrasil" kata-kata itu terucap ya benar di depanku pohon waktu Tree Of Multivers dan juga ada Sungai di sekitarnya.

"kau benar..di sini lah waktu di simpan perjalanan waktu di semua univers dan juga terdapat pararel univers itu sendiri, setiap akar dan daunnya adalah pararel waktu baru yang tumbuh dan ya aku harus menjaga pohon ini dengan baik" Kronos berjalan mendekati Tree Of Multivers.

" di sini lah siklus manusia terdapat dan juga terhubung dengan 9 dunia" Kronos menjelaskan.

"jadi Tree Of Multivers itu sama aja kek pohon Yggdrasil" Kronos memegang pohon waktu.

"kau mau tau kan apa yang terjadi kepada Jhon saat Raja Meshach tiada" retakan dimensi terbuka aku langsung memasuki retakan itu dan terlihat kematian Meshach dan Jhon yang hanya menatap dengan wajah yang kaku.

"kau tidak sedih Jhon ayahmu tiada?" tanya Merlin menatap Jhon, Jhon hanya diam tidak menjawab sama sekali tatapan Merlin di depannya.

"2 hari lagi penobatanku ya?" Jhon mengubah topik pembicaraan sambil berjalan berlawanan arah.

"iya Jhon besok adalah penobatanmu dan kau akan menjadi Raja berikutnya" Merlin menjelaskan dan merasakan Jhon tidak bisa diganggu dulu untuk sekarang.

"dia sepertinya sedih" Arthur melihat Jhon yang hanya diam berjalan pergi.

"Jhon" Vivina menghampiri Jhon yang duduk ditaman sendirian.

"Vi-Vivina" Jhon menatap Vivina dan langsung memeluk Vivina dengan erat.

"apa aku boleh menangis?" Jhon bertanya sambil menatap Vivina dengan wajahnya yang kaku.

"ya menangislah tidak apa-apa " Vivina mengusap kepala Jhon dengan lembut dan mengecup kening Jhon, ini..jhon berumur 16 tahun ya, aku menatap Jhon dan Vivina yang berusia 16 tahun sekarang, tunggu Meshach meninggal karena apa aku harus tau ini, aku berjalan da mendengar bahwa Meshach meninggal karena di bunuh dan Jhon menyaksikan pembunuhan itu.

"kasihan Jhon baru berusia 16 tahun dan dia blm cukup usia untuk menjadi Raja loh" warga Wanita 1 merasa iba kepada Jhon.