"Dia seperti malaikat gitu?" aku menatap Kronos dengan wajah yang kaku.
"ya seperti itulah, jadi kau gimana masih mau tau jawaban nya?" Kronos bertanya menatap ku.
"jawaban apa yang kau maksud?" aku bingung apa yang di maksud Kronos tentang jawaban, jawaban tentang Winter di benci atau jawaban yang akan menjadi pilihanku?.
"ya Jawaban yang akan membuatmu tau Winter itu seperti apa…Jawaban yang akan menjadi pilihan hidupmu mendatang" Kronos berbicara dan terlihat rantai mengikatku bahkan menarikku ke retakan dimensi.
"Knight di serang?" aku berjalan mendekati istana Knight dan terlihat banyak manusia tak berjiwa yang datang menyerang wilayah Kerajaan Knight, manusia tak berjiwa itu menyerang Masyarakat dengan brutal dan membunuh Keluarga Knight, Vivina mengorbankan dirinya agar Adiknya selamat.
"kakak!!" Elisa di dorong kakaknya ke sebuah bangker bawah tandah yang terlindungi.
"maaf.."Vivina menguci pintu bangker dan berjalan melawan para manusia tanpa jiwa itu tapi hasilnya Nihil, para manusia tanpa jiwa itu masih bisa hidup dan hanya bisa mati saat Jhon yang ingin para manusia tidak berjiwa itu mati.
Di Yggdrasil Kronos melihat Ryan dari sebuah ranting pohon yang membuat sebuah Visual, Retakan dimensi yang memunculkan seorang berambut pendek dengan wajah serius sambil mensayap Kronos.
"kau pasti bercanda…Tuan" ucap orang itu menatap Kronos dan aku mendengar suara orang itu sampai sini.
"Theo Sudah lah aku memerintahkan mu membantu Xavier saja untuk menghentikan waktu" Kronos memanggil orang itu dengan nama Theo.
~Informasi~
Theo Edgar entitas yang menyerupai manusia ini adalah seorang manusia yang di hidupkan Kembali dengan gender yang berbeda, Theo adalah pengikut King Of Epoch atau Dewa Kronos, Theo memiliki ambisi untuk meluruskan suatu peraturan yang seharusnya sesuai dengan peraturan yang ada di Undang-Undang yang tertulis maupun tidak tertulis, Theo juga seorang Elected Of Time No. 1, Theo memang yang pertama kali menjadi pengikut Dewa Kronos, Theo juga tau hal negatif yang dia lakukan jika dia melakukan ambisinya.
~Informasi di tutup~
"setidaknya aku tau apa yang dia lakukan" Theo tidak pergi.
" kalian kalo ribut mending di tempat lain" komplen ku merasa suara mereka sangat menganggu.
"maaf" ucap mereka berdua bersamaan, aku berjalan menyaksikan penyerangan manusia tanpa jiwa vs Kerajaan Knight.
"hancur" aku melihat masyarakat yang berlari entah kemana dengan keadaan yang panik, tentara Knight semua sudah di kerahkan dan mereka semua meninggal dengan keadaan yang di makan oleh para manusia tidak berjiwa itu.
"kanibal iuh" komplen ku merasa jijik dengan visual yang aku lihat di depan mataku, terlihat Vivina yang tidak di bunuh dan malah di bawa kesuatu tempat oleh para manusia tidak berjiwa itu.
"Elisa…dia kan selamat harusnya" Aku memikirkan Elisa yang masih di bangker, Elisa terdiam di dalam bangker mendenger keributan semua masyarakatnya yang berteriak meminta tolong akibat penyerangan para manusia tidak berjiwa.
"kekacauan…" aku menatap semuanya kacau lebih kacau dari yang tadi, aku berjalan banyak darah di sekitar rumah warga, pasukan Kerajaan Winter di gerakan untuk menolong sebagai alibi Jhon, Kerajaan Pendragon juga di gerakan saat Kerajaan Winter memberi pesan, Jhon ternyata pintar membuat stategi untuk alibinya berpura-pura tidak terjadi apapun dan dengan sikap kakunya yang tenang membuat dirinya membuat alibi bagus untuk semua warga percaya.
"kau pintar Jhon aku akui, tapi kau tau akibatnya jika kau ketauan melakukan ini" aku menatap Jhon yang memerintahkan pasukan untuk mencari masyarakat yang masih hidup.
Tiba-tiba saja ada retakan dimensi di belakangku tanpa berfikir panjang aku langsung memasuki retakan itu, terlihat Elisa memohon pada Dewa Mors dan Elisa mendapatkan kekuatan kegelapan untuk melindungi pedang Excalibur itu, suasana tiba-tiba berganti terlihat Jhon membuat alat teleportasi untuk kesuatu dataran hitam kosong sebagai Pertempuran Keluarga Knight utama dan Keluarga Winter utama akan terpanggil ketempat itu secara paksa untuk peperangan perebutan itu, tapi aku masih bingung kenapa Jhon selalu bisa memikirkan apapun yang terjadi semua selalu berjalan dengan stateginya bahkan aku merasa dia adalah peramal, Jhon terlihat berada di ruang bawa tanah terlihat ada tubuh Vivina yang di simpan dan di awetkan di peti kaca dengan wajah yang cerah dan sudah tidak bernyawa, dan ada satu botol penuh darah aku tidak tau itu darah siapa tapi tertulis itu darah Vivina?.
tunggu apa yang dia rencanakan sampai mengambil darah Vivina sebanyak itu apa ada penjelasan, aku mendekati meja riset Jhon dan menemukan sebuah kenyataan, 'pedang Excalibur bisa di aktifkan dengan sempurna oleh Arthur atau renkarnasi Arthur tapi bisa juga dengan darah mereka' aku membaca sebuah tulisan dan itu membuatku kaget, itu teori yang 50/50 bisa saja, aku melihat botol kosong di sebelah botoh yang berisi darah Vivina, yang bertuliskan 'Arthur', Jhon kau aku tidak bisa berfikir lagi dia ingin membunuh Arthur ?, ini ya..yang disebut dengan istilah diberi hati minta jantung sangat tidak bersyukur, Jhon membuka peti kaca itu dengan lembut dan mengusap pipi Vivina.
"untuk menghidupkan kembali Caleb agar dunia berada di kekuasaan Winter" Jhon terlihat seperti renkarnasi Caleb, mengerikan dan seharusnya aku tidak kaget jika dia akan menjadi penerus Caleb tirani itu, hanya saja dua Tirani di satu dunia pasti ada pertempuran besar, tapi Jhon tidak seagresif Caleb jadi kemungkinan Caleb pasti akan memimpin dunia.
"kemungkinan yang terjadi sangat besar ya.." aku menatap peti kaca Vivina dengan tatapan kaku di wajahku.
"pilihan ada di tanganku, mau tidak mau aku harus memilih mana yang yang bener untuk masa depan dunia atau masa depan Keluargaku" aku berbicara di ikuti dengan retakan dimesi di belakangku, aku memasuki retakan dimensi itu diikuti dengan udara segar yang berada di Yggdrasil.
"sudah waktunya aku pergi bukan" aku menatap seseorang di depanku.
"ya sekarang, tapi coba kau duduk dulu di sini, istirahat" orang itu duduk di batuan dan suaranya mirip dengan suara Theo yang menggelengar, apa itu Theo? Ramah juga meskipun wajahnya kaku, aku duduk di sampingnya sambil memikirkan pilihan yang harus aku ambil, Jhon terlalu agresif jika dibiarkan dan aku juga merasa harus tau sesuatu.
"apa aku boleh bertanya padamu, Dewa Kronos" aku menatap Dewa Kronos dengan wajah kaku ku yang memang begitu.
"apa?" Kronos menatapku.
"kenapa Jhon tidak mati?, lebih tepatnya apa yang dia lakukan pada tubuhnya sampai dia bisa bertahan hidup sampai sekarang?" aku mempertanyaan hal yang harus aku tau, Jhon sudah hidup dari abad ke-6 dan sekarang dia masih hidup dengan wajah yang terlihat masih remaja, jadi apa yang dia kakukan sampai bisa bertahan hidup?" aku menatap Kronos.
"aku …memberinya kekuatan" Kronos menjawab pertanyaanku dengan wajah yang biasa saja.
"hah!!! Kau memberinya apa ?" aku kaget saat mendengar itu. "ya..aku memberikan Key Of Existence.
" Kronos menatapku, "kenapa?" aku menatap Kronos dengan rasa ingin tau meski wajahku kaku.
"Tuanku tertarik dengan Jhon dan merasa ambisinya itu bagus dan menarik jadi diberikan Key Of Existence " Theo menjelaskan.
"hah..tertarik?" aku merasa aneh, "dengar…ini cara kerja jika kau ingin mendapatkan kekuatan waktu, kau harus bisa menarik Tuanku agar tertarik dengan ambisi mu yang agresif" Theo menjelaskan dan aku tidak bisa kesal karena memang cara kerjanya seperti itu.