Tantangan ketiga di mulai yaitu bertahan di 2 tali, 1 tali sebagai pijakan dan 1 tali lagi untuk pegangan tak lupa ada lumpur di bawah mereka, terlihat di sini Vivina bertahan sambil memimpin peserta yang lain, Vivina di kenal sebagai pemimpin alami karena tekatnya dan juga dirinya yang suka menolong.
"ayo kita bisaa" Vivina memimpin jalan dengan tekat yang sepanas api menggelegar di sekitarnya.
"baik" para peserta di belakang nya pun tidak kalah tekatnya karena mereka termotivasi oleh Tindakan Vivina.
"banyak informasi soal dirinya tidak?" Arthur menatap para peserta yang berusaha berjalan di tali itu.
"Vivina Knight ya di kenal sebagai gadis Perempuan pertama yang berhasil mengalahkan 1 pasukan penuh sendirian waktu berusia 13 tahun, fisiknya terbentuk sudah dari kecil itu menjelaskan kenapa dia sangat kuat" Merlin memberi penjelasan.
"terpaksa atau karena sesuatu alasan lain?" Arthur menatap Merlin dengan serius.
"karena tekatnya, dia di kenal sebagai anak yang ingin membuat dunia damai tanpa perang" Merlin menjelaskan sambil melihat Vivina yang masih berusaha.
"pecinta kedamaian ternyata" Arthur mengerti alasan kenapa gadis berumur 14 tahun yang memiliki fisik yang kuat dan juga tekat yang kuat, Jhon terlihat sangat membenci Vivina karena berhasil mendapat sebuah kepercayaan dari semua peserta dan bahkan di perhatikan terus oleh Arthur dan juga Merlin, Jhon yang melihat itu merasa Vivina adalah musuh terbesarnya untuk ambisinya, ya gimana orang yang berambisi tinggi tidak memusihi Vivina, Vivina terlihat seperti pemimpin alami yang tumbuh dari kepolosan nya.
Terlihat tantangan kedua hanya lolos 45 orang dari 70 peserta, tantangan ketiga yaitu memanah terlihat Vivina memimpin dengan 1 anak panah yang bertarget ke Tengah dan 2 anak panah di bagian lingkaran ke dua, 3 anak panah di lingkaran ketiga dan 1 lagi yang entah pergi kemana meleset soalnya, Jhon mendapatkan sempurna 3 anak panah ke lingkaran Tengah dan 2 anak panah di lingkaran kedua.
"baiklah, tersisah 38 anak" Arthur berbicara sambil melihat para peserta yang kebanyakan semua malah itu anggota Kerajaan, tantangan ke 4 di mulai yaitu melewati kawat berduri dengan merangkak di bawahnya, para peserta melakukan dengan baik dan tidak ada yang cedera para hanya cedera ringan seperti goresan dari kawat.
"baik tantangan ke 5 yaitu push up selama 20 mnt dan yang paling banyak lolos" Arthur memberi perintah sambil melihat kertas jadwal yang ada di tangannya dengan Merlin yang melihat kertas peserta yang lolos, terlihat para peserta sudah mulai push up, Vivina terlihat sangat bersemangat di ikuti dengan Jhon yang tidak mau kalah, tidak lupa juga para peserta yang berambisi untuk lolos dan juga lulus, tapi sayangnya takdir mengatakan lain kebanyakan dari mereka menghasilkan sekitar ada yang Cuma 10 bahkan 2, sekitar 35 orang bisa menghasilkan 30x dan bahkan Vivina menghasilkan 34x push up.
"baik karena sudah sore, yang lolos bisa menempati kamar yang sudah di beri angka sesuai dengan kuci kamar kalian" Arthur berbicara memberi intruksi karena hari ini sudah sore, para peserta masuk kamar masing-masing dan Vivina terlihat menatap langit malam yang indah.
"langit sangat indah seperti ayah" Vivina berbicara sambil menatap langit yang indah dengan Bintang-bintang di langit malam di ikuti dengan gradasi ungu tua dan hitam yang indah di langit malam, Vivina tetap menatap langit malam dengan wajah yang senang, Vivina terlihat sangat menyukai langit malam dengan udara yang sangat segar dan dingin di sekitarnya.
Vivina mendengar suara seseorang yang sedang Latihan, Vivina memanjat jendela dan mencari sumber suara itu dia berjalan dan melihatt Jhon yang berlatih pedang dengan sangat bersemangat.
"aku harus bisa " suara Jhon yang memaksa dirinya di titik terakhir dan berakhir melukai tangannya.
"hey..jangan seperti itu" Vivina langsung mendekati Jhon yang terluka di depannya.
"heyy.."Jhon kaget karena Vivina memegang tangannya.
"ayo ke unit Kesehatan" Vivina menarik tangan Jhon dan Jhon sedikit kesal karena di paksa.
"hey jangan sentuh aku" Jhon menarik tangannya kasar, Vivina menarik tangan Jhon lagi.
"sudah lah nanti infeksi" Vivina berjalan dan membawa Jhon ke unit Kesehatan bahkan mengobati Jhon, Vivina mengobati Jhon dengan lembut, Jhon sedikit tersipu karena Wajah vivina yang dekat dan juga Jhon bisa merasakan wangi rambun Vivina yang harum terurai berwarna putih bersih sangat indah.
"kau cantik" akhirnya kalimat itu melesat keluar dari mulut Jhon, Vivina kaget dan menatap polos dan berakhir tersenyum membuat Jhon memerah, bentar merah merah di pipi Jhon ap aitu rasa malu? Emang dia kenapa dah kok merah gitu wajahnya, aku tidak mengerti, terlihat Vivina selesai mengobati tangan Jhon.
"jangan memaksakan dirimu..di saat tubuhmu mengatakan cukup itu cukup" Vivina menatap Jhon dengan senyuman dan membuat Jhon membeku karena kecantikan Vivina, Jhon tanpa sadar memegang rambut Vivina yang lembut itu.
"em…" Vivina kaget dan hanya diam.
"kau cantik..sangat indah" Jhon menatap Vivina sambil mengusap rambut Vivina dengan lembut bahkan mencium harum rambut Vivina.
"kau.." Vivina memerah tidak dapat berbicara.
"kau sangat imut" Jhon memegang pipi Vivina dan mengusapnya lembut. Plot twis sekali ternyata kakek suka leluhur Knight tapi ya nenek Vivina secantik itu dan sebijak sana ini siapa yang tidak suka , aku menatap komunakasi mereka berdua yang waw..aku tidak bisa berkata-kata lagi.
"kau manis sangat manis" Jhon bangkit dari kursi dan berjalan mendekati Vivina.
"loh weh" aku kaget karena Jhon sangat agresif.
"manis" Jhon di depan Vivina.
"hoi ini terlalu dekat loh" Vivina malu.
"iya maaf" Jhon mundur dua Langkah dan menutup wajahnya yang memerah bahkan berjalan pergi meninggalkan Vivina di ruang untit Kesehatan.
"itu..em" Vivina berfikir dan merasa sedikit aneh dengan perasaan nya.
"Jhon..kau tampan" Vivina tidak bisa membohongi perasahaan nya sendiri, Jhon yang ada di balik dinding unit Kesehatan dan merasa malu karena pernyataan dari Vivina yang membuatnya kaget.
Pagi harinya cerah mereka memulai pagi dengan sarapan Bersama dan terlihat Jhon yang mengawasi Vivina dari jauh yang sedang mengambil jatah makanannya, Vivina menatap Jhon dan terlihat Jhon menatap arah lain, Vivina hanya bisa tertawa kecil karena kelakuan Jhon yang lucu, Vivina berjalan kearah Jhon dan meletakkan makanan nya di meja.
"pagi" Jhon menyapa dengan wajah yang memerah.
"pagi juga" Vivina tersenyum karena di sambut dengan Jhon yang lucu di depannya.
"kau semangat untuk ujian hari ini?" Vivina memakan kentang rebusnya sambil bertanya.
"ya..tantangan ke 6 semoga saja kau lolos" Jhon menatap Vivina dengan tatapan malu, Vivina hanya bisa tersenyum dan tiba-tiba saja dia memiliki ide.