Chereads / The Last Prince - Earth Book 2 / Chapter 13 - The Last Prince 2 : The Twin Part 2 (ibu)

Chapter 13 - The Last Prince 2 : The Twin Part 2 (ibu)

"Aku tau kamu bisa ,Ryan" Ryon dengan ekspresi senang.

 "iya…terimakasih sudah mau percaya padaku" Ryan senang.

 "sama-sama" Ryon merasa senang.

 "tapi aku masih iri " Ryon berjalan keluar di ikuti Ryan.

 "iri?, Iri karena aku memiliki kekuatan?" Ryan bertanya dengan muka polos.

 "iya lah..tapi aku percaya jika aku memiliki kekuatan juga..dan di saat itu tiba aku ingin kita bersama" Ryon sambil tersenyum.

 "um..memang kita akan berpisah?" Ryan bertanya dengan lembut, 'apa mungkin…akan ada sesuatu hal buruk..' batin Ryan berfikir.

 "entah lah tapi aku merasa kita akan berpisah…jika itu terjadi ku harap kita bertemu lagi" Ryon dengan tatapan hangat.

 

-1 tahun kemudian-

 

'a…ibu..ini kenapa..Kenapa Ryon di bawa pergi' Ryan panik saat melihat ayahnya membawa Ryon pergi, "hus..tenanglah masih ada ibu di sini" Mira memeluk Ryan sambil mengusap kepalanya.

 "Ryan sembunyi di lemari ya..dan pegang bros ini" Mira memberikan sebuah Bros pada Ryan.

 "tapi ibu kenapa?" Ryan bertanya dengan ketakutan.

 "sudah lakukan perintah ibu ya nak" Mira lembut membuat Ryan mengikuti printahnya, 'ibu kenapa ya wajahnya kayak waspada akan suatu hal' batin Ryan bingung, 'semoga tidak terjadi sesuatu hal yang buruk..tapi kenapa aku merasa bakal terjadi hal buruk' batin Ryan panik sambil memegang Bros yang di berikan Mira.

 "jangan takut"Seseorang berbicara di pikiran Ryan.

 "kau bisa menggunakan kemampuanmu" Seseorang itu berbicara lagi.

 

"Mana anakmu…" Jhon menarik rambut Mira.

 "dia sudah pergi..dan kau tidak akan bertemu dengannya" Mira yang keadaan nya sudah lemah.

 "kau tau…saat usia anakmu 17 tahun aku akan bertemu dengan nya…dan aku akan membunuhnya sama sepertimu… " Jhon menendang tubuh lemas Mira, membuat Mira kesakitan.

 " ugh..dengar..The Last Prince akan lebih kuat darimu… karena kegelapan yang rapuh akan memiliki teman seorang Cahaya yang Kacau dan saling melengkapi satu sama lain….layaknya Bulan dan Matahari, Besinar bersama-sama…dan anakku…lebih kuat darimu…Jho Winter…" Mira meramalkan jika anaknya akan memiliki teman seorang cahaya kekacuan, dan dengan sekali tebas kepala Mira dan membawa kepala Mira dengan satu tangannya.

 "kau itu Wanita cantik…tapi kau terlalu baik..The Strategics, kau hanya pintar membuat strategi dan kemungkinan terjadi, tapi kau masih Naif sama seperti..dia…The Kind (76) " Jhon mengingat saat dia membunuh semua keturunan Dark Of Knight, Jhon memang sudah tua tapi karena dia memakai kalung The Timeless membuat dia Awet muda dari abad ke 5 sampai sekarang.

 " Cel…cari The Last Prnice…dia pasti sudah melebur pedang Excalibur ketubuh anaknya…" Jhon menatap kepala Mira yang dia gengam.

 

"Cel..kau bilang padaku kan jika Mira melahirkan keturunan Winter" Jhon bertanya dengan tatapan santai.

 "Mira menyembunyikannya" Cel mencari Ryan, 'oh-oh tidak!' batin Ryan panik sambil menutup mulutnya.

 "hem..aku tidak menemukannya " Cel ada di depan lemari yang di dalamnya Ryan, Ryan hanya diam dan tidak bernafas, 'kenapa ayah seperti itu..kenapa ayah jahat ' batin Ryan mengingat kejadian Mira di bunuh, 'kenapa ibu di bunuh ya..?' batin Ryan ingin tau jawabannya, tiba-tiba saja Ryan di tarik Jhon.

 "seharusnya kau kabur cucuku" Jhon mengangkat kera baju Ryan, 'i-ibu' batin Ryan melihat kepala ibunya di tangan Jhon yang satunya.

 "kau-kau jahat…kau membunuh ibuku" Ryan menangis.

 "ayolah, dunia memang kejam cucuku.." Jhon melepas cengkramannya dari kera baju Ryan.

 "Dan aku akan mengajarimu kejam nya dunia ini…Ryan" Jhon menatap Ryan dengan tatapan horror dengan cahaya bulan yang menyinarinya, Ryan yang melihat itu hanya terdiam dan berusaha bernafas sambil melihat tubuh ibunya yang tidak memiliki kepala.

 

"kau mencari kepalanya, Ryan" Jhon menjatuhkan kepala Mira dari tangannya, Ryan yang melihat itu sesak nafas matanya membulat dengan nafas yang tidak teratur memegang kepala ibunya yang sudah tidak bernafas.

 "hah!...i-ibu" Ryan menatap dengan mata yang membulat sempurna dan tatapan kosong dengan nafas yang tidak teratur.

 "ya itu ibumu " Jhon memegang bahu Ryan dengan tatapan kosong dan tidak berdosa.

 "i-ibu" Ryan berjalan dengan tatapan kosong dan masih dengan mata yang bulat sempurna, berjalan masuk istana Winter.

 "ini adalah rumah baru mu.." Jhon berkata lembut.

 "dan namamu sekarang adalah Alzen Allen Winter, kau mengerti..cucuku" Jhon menatap Ryan dengan tatapan pemangsa dan ada ambisi membara di kedua matanya.

 

"di sini kamarmu ya,tuan muda Alzen" ucap seorang bibi pembantu istana itu mengantar Ryan ke sebuah kamar, Ryan masuk kamar dengan tangan yang menggenggam erat bros dari ibunya.

 "dunia..memang kejam ya untuk kita berdua…Ryon" Ryan menatap langit dengan matahari yang terbit.

 "ibu…semoga..aku bisa menemukan Ryon" Ryan memegang bros ibunya, dia masih sedih berfikir apa dia kuat untuk menjalani hidup nya yang baru ini.

 

-5 tahun kemudian-

 

" Tuan muda, ini sarapannya.." seorang bibi berbicara sambil memegang nampan, Ryan membuka pintu.

 "bi saya dah bilang panggil Alzen saja" Ryan mengambil nampan yang berisi roti lapis dan susu.

 "ayolah tuan muda…saya harus memang gitu tuan tidak bisa memnaggil dengan panggilan langsung" bibi tersenyum.

 "tapi aku seorang gadis hanya penampilanku saja yang laki-laki" Ryan menatap dengan hangat.

 "huff….mau gimanapun saya harus memanggil anda tuan.." bibi itu tersenyum lembut dan mengusap bahu Ryan dan pergi.

 "aku merasa...merasa menemukan mu ibu" Ryan berbicara pelan dan menutup pintu kamarnya, 'apa bibi Alisa itu renkarnasi ibu ya' Ryan memakan roti lapisnya sambil menggenggap bros ibunya yang ada di dasinya, 'aku selalu ingin bersama mu ibu..' Ryan menggenggam erat brosnya dan mengunyah lagi roti lapisnya.

 

"SALAH!" Teriakan Cel kesal sambil mencambuk Ryan.

 "kau itu Alzen Allan Winter…jangan tunjukkan belas kasihanmu" Cel masih dengan suara kesal.

 "lakukan lagi, pedangmu masih memiliki kelembutan gerakanmu juga.." Cel memerintah, terlihat Ryan berlatih menggunakan pedang bahkan mengotrol kekuatan esnya.

 "kau harus bisa mengalahkan Ryon.." Cel berbicara membuat jantung Ryan berdetak kencang, 'a-apa?, mengalahkan? Membunuh maksud nya?' Batin Ryan berfikir keras dan membayakkan jika dirinya membunuh Ryon.

 "a-apa harus?" Ryan bertanya dengan suara yang merinding. 

"ya..harus, kau keturunan Winter..dan Ryon adalah knight, Knight harus musnah…dan Winter harus berkuasa" Cel menjelaskan dengan obsesi besar untuk menguasai dunia, 'Ryon…aku, aku enggak bisa..' batin Ryan sedikit menetaskan air matanya dan membuat Cel kesal dan memecut Ryan.

 "kau lemah sekali, tidak ada keturunan Winter yang lemah" Cel kesal sambil menarik rambut Ryan yang tergeletak di lantai.

 "Agh…lemah" Cel berbicara sambil berjalan pergi dari ruangan, 'sakit rasanya sakit'batin Ryan yang tubuhnya tergeletak di lantai.

 "Hey..jika tidak kuat, aku bisa menggerakkan tubuhmu" ucap seseorang di pikiran Ryan.

 "suara aneh" Ryan merasa aneh dengan suara orang itu bahkan skeptis sambil melihat sekeliling ruangannya.