Chereads / The Last Prince - Earth Book 2 / Chapter 12 - The Last Prince 2 : The Twin Part 1 (Aku dan kamu)

Chapter 12 - The Last Prince 2 : The Twin Part 1 (Aku dan kamu)

"mau kau sejahat apapun, mau kau yang membunuh kak Zee, aku tau alasanmu membunuhnya, aku tidak ingin kau juga yang meninggalkanku ,Ryan" Ryon menarik Al mendekatinya, Al hanya diam sambil meneteskan air matanya.

 "kenapa kau masih berusaha menggapku keluargamu..padahal kamu tau aku..di pihak yang berlawanan" Al menatap Ryon.

 "kau kembaranku..dan aku masih menggapmu keluargaku" Ryon masih berusaha.

 "cukup Ryon..aku tak pantas kau pertahankan" Al langsung menyerang Ryon membuat rantai kegelapannya menghilang.

 "maaf..tapi, aku harus membunuhmu" Al menyiapkan pedang nya dengan es yang merabat menyerang Ryon.

 

-Kilas balik-

 

-Kelahiran Ryan-

 

"matanya.." Cel melihat mata anaknya.

 "kenapa..sayang ada masalah?" Mira lembut di kasur rumah sakit.

 "tidak" Cel acuh kepada anak berambut putih bermata Royal Blue Sapphire.

 "kamu enggak suka ya?" Mira lembut.

 "tidak aku menyukainya" Cel menatap anak berambut biru bermata hijau.

 "namamu Ryon…cocok untukmu" Cel mengusap anak berambut putih bermata hijau zamburt dengan nama Ryon.

 "kalo kamu namanya" Mira menatap anaknya berambut putih bermata Royal Blue Sapphire.

" Ryan…" Mira tersenyum sambil memberinya nama.

 "matamu indah sekali.." Mira mencium pipi Ryan, 'dia..tidak pantas untuk di sayangi' Batin Cel menatap Ryan.

 "kamu harus menjadi anak yang hebat ya, Ryan" Mira memeluk Ryan dengan lembut sambil mengusap kepala Ryan, 'kau akan menjadi Winter…selanjutnya' Batin Cel merasa Ryan akan menjadi bagian dari keluarga Winter.

 

-6 tahun kemudian-

 

"ayah..Ryon mau apel" bocah berumur 6 tahun bernama Ryon.

 "ini..makan lah" Cel mengambil buah apel dan memberikannya kepada Ryon dengan senyuman.

 "Ryan juga mau satu" Ryan dengan semangat tapi tidak di dengar oleh Cel, 'em…ayah masih membenciku' Batin Ryan sedih, Ryon yang melihat itu membagi buah apelnya dna memberikan kepada Ryan.

 "yok makan" Ryon dengan senyuman sambil memberikan setengah apel.

 "terimakasih" Ryan tersenyum dan memakan apelnya.

 "kenapa kamu tidak memberikan Ryan apel juga?" Mira bertanya dengan sedikit sinis.

 "aku benci anak itu" Cel berbicara dengan nada dingin.

 "dia anakmu Cel" Mira kesal.

 "persetanan dengan dia anakku, aku sudah bilang aku tidak ingin anakku memiliki ciri-ciri Winter" Cel kesal dan Ryan tidak sengaja mendengar itu saat keluar kamar.

 "kenapa kau membencinya? Cuma karena Ryan di dominasi oleh Winter ,bukan berarti dia bukan Knight juga, Ryan adalah Knight kau saja yang tidak tau itu.." Mira membela anaknya Ryan.

"diam..anak itu bukan Knight..dia akan menjadi Winter seutuhnya" Cel dengan amarah.

 "kenapa kau bilang begitu?apa alasannya?" Mira butuh penjelasan.

 " Dia memang sudah di takdirkan akan menjadi Winter seutuhnya.." Cel dengan nada kesal.

 "tidak,alasan mu itu tidak masuk akal, Ryan memiliki DNA ku dan pastinya dia akan menjadi setengah Knight" Mira menjelaskan secara biologi.

 "ku bilang tidak, jangan sampe dia memegang Excalibur…karena dia tidak pantas" Cel kesal pergi membuat Ryan masuk kamar.

 "kenapa Ryan?" Ryon bertanya dengan wajah kaget karena Ryan masuk dengan tergesah-gesah.

 

"a..em, ayah membenciku Ryon" Ryan sedih.

 "hey..jika ayah membencimu..masih ada aku, aku tidak akan membencimu" Ryon memeluk Ryan.

"ayo..kita ke hutan Ryan" Ryon dengan semangat pagi di kamar terlihat Ryan baru bangun.

 "huhff~..hutan mana?" Ryan mengusap kelopak matanya.

 "enggak tau tapi ayo kehutan" Ryon dengan semangat.

 "ya udah ayok kita mandi" Ryan keluar kamar di ikuti Ryon.

 "wah..ini kah" Ryon di atas jurang.

 "mundur..nanti jatuh" Ryan melihat kebawah.

 "ya elah enggak jatoh" Ryon berjalan tapi tergelincir membuat Ryan reflek menahan Ryon agar tidak jatuh.

 "bertahan lah…" Ryan sekuat tenaga menarik Ryon dan berakhir selamat.

 "selamatttt!!" Ryon senang.

 "lain kali hati-hati dong" Ryan berdiri menawarkan tangannya.

 "iya-iya" Ryon meraih tangan Ryan untuk berdir.

 "oya ayo kita berkeliling lagi" Ryon berlari di ikuti Ryan.

 " hati-hati loh" Ryan tersenyum.

 "iya-iyaaaaa" Ryon tersenyum senang.

 

"Wih..liat ada gua ayok masuk" Ryon langsung masuk.

 "Ryon jangan masuk" Ryan ngos-ngosan.

 "ayok masuk" suara Ryon yang menggema di dinding gua.

 "Ryon tunggu aku" Ryan lari masuk kegua dan takjub denga nisi gua itu yang terdapat banyak kristal.

 "indah bukan" Ryon yang diam melihat kristal yang sangat indah dan berkilau.

 "wah!" Ryon hampir ingin menyentuh kristal itu tapi di tahan Ryan.

 "jangan" Ryan tegas.

 "yah..aku mo megang dikit" Ryon sedikit meletakkan jarinya ke kristal tapi di tarik Ryan.

 "jangan" Ryan kesal.

 "ya ampun..jangan begitu" Ryon masih ingin menyentuh kristalnya dan tersengar suara aungan yang keras.

 "oh..tidak!!" suara si kembar teriak dan lari entah kemana.

 

"kan ku bilang jangan menyentuh kristal itu!!!" Ryan kesal sambil berlari.

 "maaf…kau tau aku ingin sekali menyentuhnya" Ryon berlari.

 "ya..astaga" Ryan memaafkan dan tiba-tiba saja tidak sengaja membuat dinding es sebagai pelindung mereka.

 "wah..keren sekali Ryan" Ryon dengan wajah yang takjub.

 "keren dari mana?!" Ryan panik.

 "ya..keren, kamu bisa membuat es " Ryon masih takjub.

 "apa aku bisa mengeluarkan es juga..piyuu!!!" Ryon mengerakan tangannya seperti pistol untuk mengeluarkan kekuatan es tapi hasilnya tidak ada.

 "ya ampun" Ryan mengusap keningnya.

 "bisa serius, kita enggak bisa keluar gua..karena moster itu, sekarang malah terjebak entah di mana" Ryan kesal dan berfikir cara untuk keluar.

 

"Maaf" Ryon merasa bersalah.

 "hem..gimana kalo?" Ryan memikirkan sesuatu.

 "aku akan menjadi umpan dan kau membekukan moster itu" Ryon memegang bahu Ryan.

 "e…aku enggak bisa Ryon " Ryan panik.

 "bisa..aku percaya padamu" Ryon menepuk bahu Ryan.

 "ta-tapi" Ryan masih merasa dirinya tidak mampu.

 "kau bisa, aku percaya padamu…" Ryon memegang kedua bahu Ryan dengan kedua tangannya.

 "am…" Ryan tampak masih murung.

 "hey liat aku..jika kau tidak lakukan itu, kita akan terjebak.." Ryon menatap Ryan dengan tegas.

 "aku tau tap-".

 "enggak ada tapi Ryan, kau bisa..lihat aku, Kau adalah Ryan Lawrence Knight kau bisa" Ryon memegang kedua bahu Ryan.

 "em..baiklah" Ryan berjalan ke arah moster itu,'aku…aku tidak bisa' batin Ryan merasa sangat takut.

 "hey..kau bisa.." suara dari kepala Ryan, 'huh..siapa kamu?' Ryan merasa takut sambil menatap sekeliling.

 "siapa diriku itu tidak penting sekarang..yang penting kau harus mengalahkan moster itu" seseorang itu dengan suara yang tegas tapi terkesal lembut.

 "ta-tapi ini yang pertama" Ryan masih takut sambil memegang tangannya sendiri.

 "dengarkan aku..mau sampai kapan kau menjadi penakut…, kau itu sebenarnya hebat..hanya saja kamu terlalu takut…" Seseorang itu meyakinkan Ryan tapi Ryan masih di selimuti ketakutan.

 

"Sampai kapan kau harus di lindungi?" Seseorang itu bertanya membuat Ryan terdiam dan memikirkan Ryon yang harus melindungi dirinya yang penakut.

'itu benar..sampai kapan aku takut, sampai kapan..(moster berlari kearah Ryan)..aku ("Ryan!!!" suara Ryon berteriak)…harus selalu di lindungi…' batin Ryan langsung membuat moster itu membeku di es dengan sekejap.

 "kau berhasil Ryan" Ryon senang dan langsung memeluk Ryan dengan semangat.